Gadis menggempalkan tangan saat Papa lebih memilih mengusirnya dari pada mempertahankannya.
Ok Dis, menyerah dulu, tidak mungkin aku pergi tanpa uang, aku gak mau jadi gelandangan, aku akan bertahan demi mobil ATM, dan fasilitas ini. aku gak mau hidup susah..."gumam Gadis, brigidik ngeri membayangkan jika dia keluar tanpa uang dan mobil.
Gadis pun kembali ke kamar, dia menarik kembali kopernya menaiki tangga, untuk kembali ke kamar, karena aksi protes yg dilakukannya gagal.
Drrrrttt...Drrrrttt
"Haloo.
Dis lo gak ke club, kita lagi kumpul nih.."Ujar teman Gadis disebrang sana.
"Gak deh kayaknya, gw lagi gak enak badan nih, lain kali ya..
Oh gitu, Ok deh, semoga cepat sembuh ya, biar kita bisa happy fun bareng lagi, byee
Panggilan pun terputus.
"Sial ini gara-gara laki-laki cacat itu, jika dia tidak bersikeras untuk menikah dengan ku ini tidak akan terjadi, gara-gara dia, aku harus terjebak di kamar seperti ini, aku benar-benar bosan.."Gerutu Gadis yg merasa bosan berdiam diri dirumah saja.
*
*
*
Malam ini keluarga Morgan akan datang untuk makan malam bersama di rumah Gadis, mereka juga akan membicarakan tentang pernikahan Gadis dan Raga.
"Selamat malam Ramond, Serline, "Sambut Papa Gadis menyambut kedatangan keluarga Morgan
"Selamat malam juga Darwin, apa kabar kamu,? "jawab Papa Ramond.
"Aku baik, bahkan sangat baik, Oya ini Nak Raga, ya? kamu tambah tampan saja, Nak. "puji Papa Gadis.
"Terima kasih Om, "Jawab Raga pendek.
"Ayo...ayo duduk dulu, "Papa Gadis mempersilahkan tamu sekaligus teman SMAnya untuk duduk, "Gadis.."panggil Papa Darwin.
Gadis pun menghampiri keluarga Morgan dengan terpaksa, sebisa mungkin Gadis memaksa senyum karena tidak ingin membuat Papanya marah.
"Ramond, Serline, kenalin ini putri ku Gadis, "Papa memperkenalkan Gadis pada keluarga Ramond.
"Ya ampun ini putri mu, Win? dia mirip sekali dengan mendiang Maria, terakhir kali aku melihatnya waktu umurnya delapan tahun ya, sekarang putrimu tumbuh dewasa dan cantik, "puji Papa Ramond dan mama Serlien
"Sayang kenalin ini teman Papa dan Mama dulu sewaktu SMA, dan itu adalah calon suami mu, Raga.."Ujar Papa Gadis.memperkenalkan satu persatu tamunya
Gadis langsung melihat kearah Raga yg tengah duduk di kursi roda, Gadis terpesona melihat paras rupawan Raga yg terlihat tampan, namun seketika rasa kagumnya hilang takala matanya melihat kursi yg didudukinya,
Cih aku tidak butuh ketampanannya, yg aku butuh pria normal, bukan pria cacat seperti ini, "umpat Gadis, pada kondisi Raga.
"Sayang, sapa dong tamunya, "Sambung papa Gadis, membuyarkan lamunan Gadis
"Ah, i-iya...Selamat malam, Tante, Om..apa kabar, saya Gadis, "Gadis hendak menjabat tangan Mama Serline, namun Mama Serline menariknya dan memeluk Gadis dengan uraian air mata.
"Sayang, kenapa wajahmu, sangat mirip dengan Maria, aku sangat merindukannya, Kamu tahu Mamamu adalah teman terbaikku, dia adalah wanita yg baik dan lembut.."Ujar Mama Serline, sambil menangis di pelukan Gadis..
"Tante senang jika Raga akan menikah denganmu, "Mama Serline melepas pelukannya, "kamu tahu cita-cita Tante dan Mama kamu dulu ingin menjodohkan anak-anak kami nanti setelah dewasa, dan Tante ingin memenuhi janji kami dulu, dengan menikahkan kamu dan Raga.."Sambung mama Serline.
Gadis tak menjawab satu kata pun, Gadis malah terlihat sedih saat Mama Serline membicarakan perihal mendiang Mamanya, karena saat ini, dia butuh Mamanya disampingnya.
Seandainya Mamanya masih hidup mungkin perjodohan ini tidak akan terjadi, pasti Mamanya akan mendengarkan keluh kesahnya, tidak seperti Papanya, yg bersi keras ingin menjodohkan dirinya dan Raga.
"Kemari sayang , "Mama Raga menuntun Gadis untuk duduk bersama, "tante sangat senang bisa menjadikanmu menantu tante, tidak bukan menantu tapi putri tante, tante sangat bahagia, karena bisa mewujudkankan keinginan Mama kamu.
"Sayang apa kamu mau jadi menantu tante,?menjadi putri tante, dan menjadi sahabat tante, menggantikan mendiang Mama mu. "Sambung Mama Raga penuh permohonan
"I-itu....itu. Gadis mau tante, "Jawabnya keluar begitu saja kata-kata yg paling di bencinya.
"Oh kamu begitu manis, Tante senang mendengarnya.."Mama Raga kembali memeluk Gadis,
"Serline, ayo kita makan dulu, setelah itu kita lanjut lagi ngobrolnya, "Ujar Papa Darwin
"Ya..ampun kalian ini, selalu saja mengganggu moment-moment bahagia aku deh, "Jawab Mama Serline menggerutu.
*
*
Semuanya berkumpul di ruang makan, tanpa ada perbincangan diantara kedua keluarga tersebut, mereka semua hanya fokus menikmati makan malam yg di siapkan oleh Bik Ana.
Setelah selesai dengan makan malamnya, mama Serline berkata, "masakan Bik Ana memang tidak pernah berubah selalu enak, "puji Mama Serline.
"Raga, Gadis, kalian boleh mengobrol berdua, mungkin ada yg ingin kalian bicarakan, kalian mengobrolah agar kalian dapat mengenal satu sama lain, "Sambung Mama Serline,
"Iya Nak Raga, mungkin kamu ingin mengenal Gadis lebih jauh lagi, kalian bisa ngobrol berdua, atau kalian punya rencana untuk pesta kalian nanti, "timpal Papa Gadis.
"Terima kasih Om, atas kesempatannya, "Jawab Raga sopan.
"Jangan sungkan Nak,
"Gadis ajak calon suamimu, ke depan untuk mengobrol, "Perintah papa Darwin, dengan pandangan memerintah.
"Baik Pah, "jawab Gadis sebiasa mungkin tersenyum.
*
*
Gadis memilih Gajebo dekat kolam renang untuk mengobrol dengan Raga, Gadis memandang Raga dengan tajam, rasanya Gadis ingin menarik dan melempar Raga kedalam kolam agar dia tenggelam dan tidak mengusik hari-hari bebasnya lagi.
"Kanapa kamu ingin menikah denganku? "tanya Gadis dingin.
"Karena kamu pilihan Mamaku,
"Cih...ini bukan jaman Siti nurbaya yg harus dijodoh-jodokan, lagi pula apa kau yakin ingin menikah dengan keadaanmu seperti ini? "Gadis teresnyum mengejek merendahkan Raga.
Raga tersenyum mendengar perkataan Gadis, "Aku hanya mengikuti keinginan kedua orang tua ku, aku tidak tahu jika calon istriku secantik kamu, menikah keinginanku, mendapatkan istri secantikmu itu adalah bonus untuk ku.."jawab Raga tenang.
Gadis tersenyum masam saat mendengar jawaban Raga, "Tapi aku tidak ingin menikah dengan pria cacat sepertimu, karena itu sangat memalukan.
"Lantas kenapa kamu menerima perjodohan ini, bukankah tadi kau bilang iya dan mau menerima perjodohan ini, "jawabanya tenang.
"Itu karena aku tidak tega melihat kebahagian Ibumu, seandainya aku sekejam itu, aku akan menolaknya tadi, dan aku pastikan kedua orang tua mu, akan merasa kecewa.
"Maka kita harus turuti keinginan kedua orang tua kita, dengan begitu mereaka akan bahagia, "Jawab Raga.
"Mudah untukmu berkata seperti itu, tapi berat untukku, aku tidak mencintaimu, aku malah ragu dengan keadaanmu sekarang, bagaimana caramu membahagiakanku nanti, sedangkan untuk berjalan saja kau tidak mampu, "Gadis kembali memberi cibiran kepada Raga..
"Asal kamu mau bertahan disisi ku, aku berjanji akan membuat mu bahagia, "Jawab Raga yakin.
*
*
*
Ingat ya. jejaknya di tinggal, selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Diana Susanti
cus
2023-03-26
0
Lestari Lestari
mampir
2022-02-25
0
Rhenii RA
Gazebo thor, bukan Gajebo, Lejat, Bergiji😂
2022-01-20
0