Disaat Yang Tepat...Menurut ALLAH
" Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh. "
...❤Selamat Datang DiKarya Perdana Mak, dengan judul❤...
" DISAAT YANG TEPAT...MENURUT ALLAH "
...Sebelum Mak menulis lebih lanjut Mak akan memberi tahu terlebih dahulu pada pembaca yang budiman,...
...Bahwa nantinya diakhir setiap episode Mak akan membagikan sedikit ilmu agama yang di kutip dari kajian/ tulisan dari beberapa ustadz (salah satunya uas)....
...Besar harapan Mak agar semuanya itu bermanfaat bagi kita semua aamiin.....
...*********************************************...
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Kisah ini bercerita tentang 4 orang perempuan yang bersahabat semenjak di bangku SD, SMP dan bahkan sampai dibangku SMA mereka masih bersekolah disekolah yang sama.
Lengkap dengan permasalahan kehidupan masing masing dan kisah asmara mereka yang rumit. Yossy, Lely, Mini dan Emma ingin sekali berhijab, namun entah kenapa masih belum terwujud,
Pada saat bagaimanakah masing masing mereka mendapatkan hidayah untuk menutup auratnya dengan berhijab? Atau mungkinkah mereka menjemput hidayah itu?
Kapankah waktu yang tepat menurut Allah untuk mereka berempat mendapatkan teman hidup dan imam dalam berumah tangga?
Dan siapakah yang tepat menurut Allah untuk mereka berempat jadikan sebagai pasangan hidup dan Imam dalam rumah tangga mereka perempat kelak? Yuuuk simak lebih lanjut.
⚘⚘⚘⚘⚘
*** Yossy
Wanita cantik ( berkulit putih, bermata bulat besar, beraliskan tebal hitam alami, berbulu mata lentik alami, bertinggi badan tinggi semampai ) yang mempunyai sifat kepedulian yang tinggi terhadap siapapun.
Sahabat baginya adalah keluarga kedua setelah keluarganya sendiri.
Dalam perjalanan kehidupannya Yossy dipertemukan Allah dengan dua orang laki laki yaitu Hamid dan Robi.
Yossy jago memanah, setelah olah raga ini ditekuninya dengan serius,tapi sabar...ini berada didalam cerita :
" Disaat Yang Tepat...Menurut Allah 2 " kelak.
⚘⚘⚘⚘⚘
*** Emma
Wanita ayu yang tidak membosankan bila sudah memandangnya ( berkulit sawo matang, bermata naik, beralis tipis, bertinggi badan sedang, tidak tinggi dan tidak pendek ) yang gampang marah, jika itu menyangkut harga dirinya. Sahabat sudah dianggap seperti saudara kandung sendiri bagi Emma.
Dalam perjalanan kehidupannya Allah mempertemukannya dengan tiga orang laki laki yaitu Arman, Ali dan Zaki.
Emma jago berkuda, karena dari kecil dia suka sekali dengan kuda. Emma sangat ingin mengikuti lomba menunggang kuda, maka iapun ikut masuk kelas berkuda.Tapi...tahan dulu karena ini akan ada di cerita :
" Disaat Yang Tepat...Menurut Allah 2 " kelak.
⚘⚘⚘⚘⚘
*** Lely
Wanita berwajah biasa biasa saja ( berkulit sangat putih, beralis tipis, berbulu mata lentik, bermata sipit, kurus bertinggi langsing ) yang tangkas dan selalu berwajah ceria. Sahabat adalah tempat berbagi suka dan duka bagi Lely.
Dalam perjalanan kehidupannya Allah mempertemukannya dengan tiga orang laki laki yaitu Satria, Riko dan Adam.
Lely jago olah raga bela diri bahkan dia sudah memiliki sabuk merah dari kelas olah raga bela diri tarung drajat yang ia geluti.
⚘⚘⚘⚘⚘
*** Mini
Wanita hitam manis ( beralis sedang, bermata belo, berbulu mata sedang, berhidung mancung, bertinggi badan nan tinggi nan montok sexy dari sononya ) yang mudah terenyuh dengan penderitaan orang lain walaupun dia sendiri sedang menderita juga. Bersahabat bagi Mini hanya karna Allah, hanya mengharap ridho Allah, maka semua akan baik baik saja.
Dalam perjalanan kehidupannya Mini dipertemukan Allah dengan tiga orang laki laki yaitu Heru, Rizky dan Zen.
Mini jago berenang, dia ingin sekali mengasah keterampilan dalam bereng, untuk mengarungi samudra tapi tidak pernah kesampaian.Namun puluhan medali sudah ia kantongi dari lomba renang yang sudah ia ikuti.
⚘⚘⚘⚘⚘
...*********************************************...
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Dua hari yang lalu, Yossy dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Atas Negri10, tempat dimana Yossy bersama ke empat sahabatnya, Mini, Lely dan Emma menimba ilmu selama tiga tahun, dan Yossy lulus mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.
Namun baru saja ia merayakan kebahagian yang sudah ia raih selama tiga tahun fokus belajar, Yossy harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa Ayahnya dipanggil oleh yang Maha Kuasa untuk selama lamanya.
" Ayaaaah...hik..hik..hik.. Ayaaaah....," Yossy tak henti hentinya menangis walaupun Lely, Emma dan Mini sudah berusaha membuat Yossy agar tenang dan berhenti menangis, namun Yossy tidak bisa menghentikan tangisannya
" Kenapa Ayah begitu cepat pergi Yaaaah....,"
" Aku masih butuh Ayaaaah...,
" Bangun Ayaaaah...! " Yossy menguncang guncangkan mayat Amir, mencoba untuk membangunkannya.
Kesehatan Amir, ayah dari Yossy menurun setelah aksi penyelamatan yang dilakukannya terhadap Sudirman orang yang tidak pernah dikenalnya sebelum ini.
Amir nekad bertarung dengan rampok yang bersenjata tajam pada saat itu, Untungnya Amir bisa menyingkirkan senjata tajam milik perampok yang melakukan aksi perampokkan seorang diri itu, namun sebelum kabur perampok tersebut sempat menendang dengan kuat sekali ke arah ulu hati Amir.
Amir sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit, namun seiring dengan waktu setelah keluar dari rumah sakit, kondisi Amir mengalami penurunan kesehatan yang mengharuskan ia keluar masuk rumah sakit sampai ajalnya tiba.
" Yang sabar ya Yossy..., ini adalah takdir Allah, masanya sudah tiba bagi Ayahmu..., maka kamu harus iklaskan semua." Emma merangkul Yossy ke pelukannya. Mini dan Lelypun ikut memeluk Yossy memberi kekuatan bagi Yossy.
" Kamu tau Yossy, Rosul telah bersabda, Wanita yang meratapi mayit, jika dia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dengan memakai kain (baju) yang terbuat dari timah cair ( Maksudnya, dituangi timah cair. Dan hukuman ini terjadi pada saat di padang Mahsyar ) dan memakai pakaian dari kudis.” (HR. Muslim no. 934)." Bisik Mini pada Yossy.
" Yossy..., aku juga pernah dengar tausiah ustadz , bahwa Abu Musa radhiyallahu ‘anhu berkata,
...أَنَا بَرِيءٌ مِمَّا بَرِئَ مِنْهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرِئَ مِنَ الصَّالِقَةِ، وَالْحَالِقَةِ، وَالشَّاقَّةِ...
“ Saya berlepas diri dari tindakan yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri darinya."
" Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri darinya. Rasulullah berlepas diri dari wanita yang meratap (menangis histeris), yang memotong-motong (mencukur atau menggundul) rambut kepala
( Dalam budaya jahiliyyah, menggundul rambut kepala itu ekspresi kesedihan. Adapun dalam budaya kita, menggundul rambut kepala itu merupakan ekspresi kebahagiaan ), serta menyobek-nyobek baju.” (HR. Bukhari no. 1296 dan Muslim no. 104)," Terang Mini berbisik pada Yossy.
" Aku juga pernah baca, dari Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ نِيحَ عَلَيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ
Siapa yang diratapi maka dia disiksa karena ratapan yang ditujukan kepadanya. (HR. Bukhari 1291 & Muslim 927)." Lely juga ikut berbisik pada Yossy agar Yossy segera berhenti meratapi Ayahnya.
Seketika Yossy tersentak mendengar perkataan ketiga sahabatnya, mengenai dilarangnya seorang muslim meratapi mayit.
" Astaghfirullaah..." Gumam Yossy
" Ampuni aku Ya Allah.." Pinta Yossy pada Allah.
" Aku bertobat dari hal meratapi mayit Ayahku Ya Allah Aamiin....." Yossy menegadahkan tangannya ke atas.
Sementara itu Fatimah hanya menangis dalam diam, air matanya mengalir tanpa meratapi mayit suaminya yang sudah terbujur kaku di tengan rumahnya, terlihat mulut Fatimah berkomat kamit, ternyata sedang melafazkan seuntai do'a untuk Amir suami tercintanya,
“ Allahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzulahu wawassi' mudkholahu waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barod."
Artinya : “Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia.
Setelah mayit Amir dimandikan kemudian dibawa ke mesjid yang terdekat dari rumah Yossy untuk disholatkan terlebih dahulu untuk kemudian di makamkan.
Selang beberapa saat, tampak dari jauh, Yossy dan Fatimah berjalan menuju rumah dengan tenang dan sudah berhenti menangis ,namun gurat kesedihan masih menyelimuti wajah mereka berdua, itu semua terlihat dengan jelas, sekembalinya mereka berdua dari pemakaman umum setempat setelah sebelumnya mereka berdua ikut memakamkan Amir.
Sepertinya Fatimah dan Yossy sudah mulai mengiklaskan kepergian Amir orang yang mereka berdua kasihi, dengan tidak lagi syok ataupun meratapi kepergian Amir.
Walaupun akan banyak kesulitan demi kesulitan yang akan mereka hadapi sepeninggal Amir kelak, karena Fatimah selama ini tidak pernah bekerja untuk ikut membantu perekonomian rumah tangganya, sementara Yossy hanya fokus belajar sebelum ini.
⚘⚘⚘⚘⚘
Dikediaman Emma...
Malam ini Emma tampak duduk termenung, sendirian di atas balkon rumahnya yang sederhana, rumah yang semua bangunannya terbuat dari bahan kayu.
" Ahamdulillaah...akhirnyaaaaa..., aku bisa menamatkan sekolahku sampai kejenjang Sekolah Menengah Atas tanpa harus membebani Bunda dalam hal biaya." Gumam Emma dengan wajah berseri, sambil merentangkan tangannya lalu matanya memandangi langit yang dipenuhi bintang berkelap kalip.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, lamunan Emma kembali kepada masa kecilnya,
flashback ( masa kecil Emma ) ...
Semenjak perceraian Ratih dan Yahya, Emma sebagai anak tidak ingin menjadi anak yang murung ataupun menjadi anak yang kehilangan arah, walaupun perceraian terjadi saat itu, ia masih kanak kanak, dimana kala itu Emma belum memasuki jenjang sekolah.
Bapaknya pergi meninggalkan Emma didepan matanya sendiri dengan membawa pergi saudara kembarnya, dan semenjak itulah ia langsung kehilangan kontak dengan Bapak serta saudara kembarnya tersebut.
" Bapak akan pergi jauh dan tidak akan kembali jadi, kamu jangan menjadi anak yang cengeng!!! " Titah Yahya.
" Bapak....Bapaaak...," Emma menarik narik celana panjang yang kenakan Yahya.
" Bapak nggak boleh pergi jauuuuh...," Emma berdiri didepan Yahya dengan merentangkan kedua lengan mungilnya, untuk menahan kepergian Yahya.
" Ikuuuut...., aku mau ikut Bapak." Rengek Emma.
" Huuuwaaaaaaw...huuwaaaw...," Tangis Emma pecah, sehingga Ratih berlari keluar kamar mencari keberadaan Emma.
" Bundaaaaa...., Bapak jahaaaat...!" Ungkap Emma masih menangis.
" Bapak bilang, ia akan pergi jauh dan takkan kembali lagi," Sungut Emma.
" Tapi kenapa Bapak tidak membawa aku pergi bersamanya Bun?" Tanya Emma
" Emma..., ayo sini sama Bunda," Ratih mendekati Emma dan langsung menggendongnya, agar Emma segera berhenti menangis.
Bukannya berhenti menangis malah semakin kencang suara tangisannya,
" Bapaaak..., Bapaaaak...., jangan tinggalkan aku," Emma meronta ronta didalam gendongan Ratih.
" Jangan cengeng!!! " Yahya mendekati Emma yang sedang berada didalam gendongan Ratih dan mengulangi kata katanya kepada Emma agar tidak cengeng.
Tidak disangka, seiring dengan waktu justru dengan kata kata itu pulalah Emma tumbuh menjadi anak yang kuat pantang menyerah, dan benar benar melaksanakan apa yang diperintahkan Bapaknya tersebut untuk tidak menjadi anak cengeng,
Pada saat perceraian Ratih dan Yahya itu terjadi, Emma masih sangat kecil untuk mengerti apa yang sedang terjadi di antara kedua orang tuanya,
Sehingga ia tidak begitu ingat akan semua kenangannya terhadap Bapaknya, bahkan tentang ia punya Kembaran saja ia sudah lupa, dalam pikirannya sampai saat ini, bahwa Yahya membawa pergi seorang anak perempuan seusia Emma kala itu, hanya sebatas itu ingatannya tentang ke pergian Bapaknya.
Empat tahun kemudian,
Disaat Emma sudah duduk dibangku Sekolah Dasar kelas dua, ia beranikan diri untuk bertanya tentang Yahya pada Ratih.
" Bunda..., kemanakah perginya Bapak? " Tanya Emma pada suatu ketika.
" Kenapa Bapak tidak mau pulang kerumah lagi ? " Emma masih bertanya.
" hik....hik...hik...," Ratih mulai menangis, tanpa berkata apa apa.
Setiap kali Emma bertanya pada Ratih, tentang kepergian Yahya, wajah Ratih selalu saja berubah menjadi sedih, lalu menangis dan menangis...
Kemudian, Emmapun berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mempertanyakan tentang keberadaan Yahya lagi kepada Ratih.
Emma kecil tumbuh menjadi gadis yang mandiri, kelewat mandiri malah. Emma punya tekat untuk sukses lebih awal.
Pada saat masih dibangku sekolah ia sudah bisa mencari uang untuk menenuhi kebutuhannya sendiri. Namun Emma melakukannya secara diam diam tanpa sepengetahuan Ratih.
flashback end
⚘⚘⚘⚘⚘
Di kediaman Mini...
Mini sedang berdebat dengan Papah dan Mamahnya, menyangkut jenjang pendidikan apa yang akan Mini pilih untuk melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas beberapa hari yang lalu,
" Papah..., Mamah..., aku ingin sekali menjadi Bidan." Ungkap Mini sambil manatap Samsul dan kemudian menatap Rukmana.
" Jadiiii..., aku berniat untuk masuk sekolah Bidan." Ujar Mini lagi.
" Emangnya kamu akan bekerja dimana setelah lulus dari sana? " Rukmana menanggapi keinginan Mini tersebut.
" Nanti setelah tiga tahun dan lulus, maka aku akan menyambung lagi untuk S1 selama lebih kurang dua setengah tahun, lalu...,
Sebelum Mini menyelesaikan kata katanya, Rukmana sudah memotongnya terlebih dahulu.
" Kebanyakan sekolahnya kamu! kapan kamu akan menghasilkan uang? jika sekolah melulu! " Potong Rukmana.
" Jika kamu tidak mau mengambil jurusan bisnis, maka Papah tidak akan membiayai kuliahmu!!! " Ancam Samsul.
" Tapi Pah...," Wajah Mini berubah jadi lesu tidak bersemangat.
" Tidak ada tapi...tapian!!! " Tegas Samsul dan langsung menghilang dari hadapan Mini.
" Tapi...kan aku tidak berminat untuk terjun ke dunia bisnis," Guman Mini tertunduk sendiri diruang keluarga, setelah sebelumnya, Rukmana juga ikut menghilang dari hadapan Mini untuk menyusul Samsul.
Dengan langkah gontai Mini melangkah menuju kamarnya yang berada dilantai atas. Untuk menaiki anak tangga saja Mini terlihat tak ada tenaga, lantaran kepikiran akan keputusan Samsul barusan,
Mini merasa harapan dan impiannya untuk menjadi seorang bidan hancur seketika sama hancurnya dengan hati Mini saat ini karena pendapatnya tidak pernah di dengar oleh Samsul, apa kemauan dan minat Mini dalam berkarier kelakpun tak pernah Samsul untuk berusaha mempertanyakannya pada Mini.
Setelah pintu kamarnya dibuka, maka Mini berlari ke arah ranjang dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang yang berada di dalam kamar tersebut.
Sambil tengkurep , Mini menangis sejadi jadinya untuk melampiaskan kekecewaannya karena merasa dipaksa untuk kuliah di jurusan bisnis yang tidak disukai Mini sama sekali.
" Neneeeek..., aku merindukanmuuuu...!" Isak Mini masih dalam keadaan tengkurep.
Jika dalam keadaan sedih begini Mini selalu teringat Almarhummah neneknya karena hanya neneknyalah yang mengerti apapun tentang Mini.
" Astaghfirullaah...," Gumam Mini sambil bangun dari tengkurep untuk duduk bersandarkan bantal ditepi ranjangnya.
" Ya Allah...ampuni aku..., aku bertobat jika perbuatan aku ini..., yang merindukan nenekku yang sudah meninggal ini...termasuk meratapi mayit.
" Aku sangat iklas, bahwasanya nenek telah Engkau panggil beberapa tahun yang lalu Ya Allah." Ucap Mini mantap sambil menatap keatas, lalu mengusap air mata yang jatuh di kedua pipinya yang mulus.
Pada saat Mini merindukan kehadiran neneknya, maka iapun teringat akan pemberian terakhir Minah tersebut, Mini menerima hadiah, menjelang hari hari terakhir dalam hidup Minah,
" Bukankah nenek sebelum meninggal dahulu pernah memberikan aku benda pipih berbentuk logam ya?" Pikir Mini sambil mengingat ingat dimana ia simpan benda tersebut.
⚘⚘⚘⚘⚘
Ditempat yang lain...
Bangku taman yang berada ditengah tengah taman yang letaknya didekat rumah Lely, terlihat diduduki oleh dua orang wanita yang sedang bercengkrama dan terlibat pembicaraan yang santai.
Ternyata kedua wanita tersebut adalah Nurul dan Lely, Nurul sengaja mengajak Lely kesini, agar pembicaraannya santai tanpa beban. Nurul merasa harus bertanya pada Lely, apa yang ingin Lely lakukan setelah menamatkan bangku Sekolah Menengah Atasnya, beberapa hari yang lalu.
Nurul sadar akan kemampuan keuangan Jamal yang pasa pasan, namun ia harus peduli dengan keinginan Lely setelah lulus. Nurul nggak mau jika Lely mengubur impiannya ataupun menelan sendiri kesulitan yang ia rasakan,
Nurul merasa harus mendengarkan sendiri, apa maunya Lely setelah lulus ini, dan akan berusaha untuk bersama sama mencarikan jalan keluarnya.
" Nak..., kan kamu baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas nih...,apa kamu tidak berminat untuk kuliah?" Tanya Nurul hati hati.
" Dan kenapa kamu tidak pernah membicarakannya pada Umi?" Tanya Nurul lagi.
Lely terdiam untuk beberapa saat, untuk kemudian bersuara, berusaha menjawab pertanyaan Nurul.
" Iya Umi...aku sendiri bingung apa mau ku sebenarnya," Ujar Lely sekenanya.
" Kok begitu? " Ujar Nurul heran.
" Hehehehe...," Lely malah ketawa.
" Aku kan hobi masak Umi..., trus rasanya enak pula," Terang Lely dengan pedenya.
" Dan gudang disamping rumah kita kan sekarang lagi kosong," Terang Lely lagi.
" Trus kenapa? " Tanya Nurul tambah bingung.
" Kita sulap aja, gudang tersebut menjadi kedai nasi! " Seru Lely.
" Lalu ? " Tanya Ratih masih bingung.
" Begini aja Umi..., aku tidak usah kuliah dulu, aku akan membuka usaha kedai nasi ampera, trus modalnyaaaa..., kita sesuaikan dengan kemampuan keuangan kita dulu..., siapa tau nanti bisa berkembang menjadi rumah makan besar." Ungkap Lely penuh pengharapan dan bersemangat.
" Jika kamu serius dan tidak separuh hati menjalaninya, maka Umi dan Abah akan selalu mendukungmu serta akan selalu mendo'akan untuk kebahagian kamu Nak," Tutur Nurul.
" Terimakasih Umi, aku akan serius menjalaninya." Ujar Lely sambil memeluk erat Nurul.
" Kasihan sekali kamu Nak, Umi tahu..., kamu sangat ingin untuk kuliah seperti teman temanmu, namun kamu menahan keinginan kamu tersebut, karena kamu tidak ingin membebani kami sebagai Orang Tuamu..Nak...Nak..., maafkanlah Umimu ini " Nurul berkata didalam hatinya sambil membalas pelukan Lely dan menyapu kening Lely dengan jari jemari Nurul.
Walaupun Lely sangat ingin kuliah, namua ia sadar diri dengan kemampuan finasial Abahnya.
" Aku akan menabung dulu dan harus bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah ku nanti dengan jalan membuka kedai nasi ampera ini." Guman Lely dengan mantap.
BERSAMBUNG...🌻🌻🌻
...----------------...
...----------------...
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
*** Shalat itu apa?
jawaban :
Shalat menurut bahasa adalah: [ الدعاء ] doa atau [ الدعاء بخير ]doa untuk kebaikan.
Sedangkan menurut istilah syariat Islam adalah:
[. [أقواؿ وأفعاؿ تؼصوصة، مفتتحة بالتكبير، تؼتتمة بالتسليم
Ucapan dan perbuatan khusus, diawali dengan Takbir dan ditutup dengan Salam .***
...****************...
...****************...
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
TERIMA KASIH,
KEPADA PARA PEMBACA .
Telah membaca karya saya ini.
Mohon dukungan dari semua pembaca
melalui like, komen, tip dan vote
Dan rate dengan mengklik ⭐⭐⭐⭐⭐ yang ada didepan dekat profil saya.
Karena itu semua adalah penghargaan yang tertinggi bagi karya saya ini, sekaligus penyemangat bagi saya untuk melanjutkan menulis karya ini.
dan saya sangat berterima kasih yang sebesar besarnya untuk itu semua.
Semoga kita semua diberi umur panjang dan selalu dalam keadaan sehat oleh Allah Subhanahu Wa Ta 'ala
aamiin..
Mohon maaf jika ada salah salah kata ataupun salah ketik dsbnya.
Jangan lupa klik tanda ❤ untuk favorite ya agar setiap kali saya up bab baru akan ada pemberritahuan langsung pada anda.
Satu lagi jangan lupa share karya ini ke teman teman tercintamu ya..
salam manis dari saya,
~~ mak uwo new ~~
sang penulis amatiran
THANKS ALL
LOVE YOU ALL❤
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Uneh Wee
assalmualaikum ...ku hdir
2023-02-18
0
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
semangat leli, kamu pasti nnti bisa kuliah
2022-10-24
0
⏤͟͟͞R Kᵝ⃟ᴸ ɛ𐓜ɛ𑜷 ⸙ᵍᵏ 𝐙⃝🦜
wah ternyata lely jago massk. moga aja usahanya sukses
2022-10-24
0