BAB 5 : Perjodohan.

Beberapa tahun kemudian, Mesha sudah tumbuh menjadi gadis yang rupawan. Meski banyak laki-laki yang jatuh hati padanya. Ia tidak pernah menggubris. Masa-masa sekolahnya dihabiskan dengan teman perempuannya, Zafia.

Siang ini, kantin di SMA Wijayakusuma, begitu lengang, kelas lain masih menjalani kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan hari ini, kelas duabelas diundang datang untuk membubuhkan cap dua jari ijazah mereka.

"Habis ini, kamu mau kerja atau kuliah, Sha?"

"Aku sih pengennya kuliah, kalo orang tuaku setuju, aku mau kuliah di luar kota, Fi. Kalau kamu?" jawab Mesha sembari menopang dagunya dengan sebelah tangan.

Zafia membetulkan letak kacamatanya, dan mengunyah makanan ringan yang dibelinya tadi.

"Mmmm ... aku juga nerusin kuliah, orang tuaku udah setuju, Sha. Tapi mereka gak mau aku kuliah di luar kota." tutur Zafia disela-sela bunyi kunyahan.

Mesha memainkan gelang pemberian Zay dulu, menemukan Zay adalah salah satu alasan kenapa ia ingin berkuliah di luar kota.

Zafia memandangi tingkah Mesha dengan senyuman.

"Kamu pengen nemuin cowok masa kecilmu ya, Sha?"

Mesha mengangguk.

"Aku gak tau, seperti apa wajah dia sekarang, yang aku ingat, dia juga memakai gelang yang sama denganku ini." ucap Mesha sambil menunjukkan gelang yang dipakainya.

"Hmmm ... bener kan dugaanku," ucap Zafia bangga.

"Dia itu, satu-satunya orang yang mau menerimaku, saat orang lain gak menginginkanku, Fi. Kayak kamu ... cuma kamu yang mau temenan sama aku." Mata Mesha menerawang jauh.

Zafia melihat sosok itu lagi, sosok yang diselubungi asap hitam. Tak jauh dari mereka duduk. Zafia melongo.

"Kenapa, Fi?"

"Gak ada apa-apa, kok." jawab Zafia sembari mengucek matanya dan membetulkan letak kacamatanya.

*****

"Tapi, Pak. Mesha kan masih baru lulus SMA, kenapa bapak menyetujui itu?" Mayang menunduk memegang kepalanya dengan bertumpu pada lututnya.

"Ya gimana lagi, itu atasan bapak, Bu. Dia pengen Mesha jadi mantunya!"

"Tapi bapak kan tau, Mesha pengen kuliah!"

"Gampang itu, Bu. Kalo nikahnya sama anaknya pak Wiryawan, kan Mesha bisa lah sambil kuliah."

"Tapi, Pak ... lebih baik kita tanya dulu lah sama Mesha!"

Mesha baru saja keluar dari kamarnya.

"Tanya apa, Bu?" saut Mesha.

"Eh, itu ... kamu belum tidur, Nduk?"

"Tadi hampir tidur, Bu. Tapi Mesha haus, jadi mau ambil minum dulu."

"Oh gitu ...."

Kemudian Mesha berjalan menuju ke dapur.

Beberapa saat kemudian, Mesha sudah kembali dari dapur.

"Sini, Nduk. Sini, bapak mau ngomong, bentar."

Mesha duduk di sebelah bapaknya dengan patuh.

"Kenapa, Pak?"

"Ada orang yang mau melamar kamu, Nduk."

Mesha terperanjat, matanya terbelalak.

"Ta ... tapi, Pak. Mesha gak mau nikah dulu, Mesha mau kuliah!"

"Kan bisa nanti, sehabis nikah, sambil kuliah."

"Tapi, Pak .... Mesha gak mau!" Mata Mesha mulai berkaca-kaca.

"Yang nurut sama bapak, ya , Nduk! Ini juga demi kebaikanmu."

"Pak, kenapa sih, Bapak maksa gitu?"

"Bapak juga ndak enak kalo harus menolak lamaran itu, Nduk."

"Tapi kan, Pak ...."

Sekarang Mesha benar-benar menangis. Rencananya gagal, kalau seandainya ia menikah dengan laki-laki pilihan bapaknya itu.

"Mesha ... yang tenang ya, Nduk." Mayang mencoba menenangkan putrinya itu.

"Tapi, Bu. Mesha masih belum siap. Mesha masih pengen mencoba banyak hal, masih pengen ...." ucap Mesha masih sesenggukan.

"Kenapa kamu kok egois gitu sih Mesha? Kalo kamu ndak mikirin diri sendiri, pikiran bapakmu ini!" suara Bagas makin meninggi.

Mesha masih terisak, hatinya sakit. Ia memainkan gelang manik-maniknya dengan putus asa. Ia berharap perjodohan ini batal, atau pernikahannya yang batal. Pokoknya. apapun itu, yang penting ia bisa melanjutkan belajarnya sampai jenjang perkuliahan dengan tenang di luar kota.

Mesha masuk ke dalam kamar, meneruskan tangisnya dengan tertelungkup di kasur, dan lama-lama ia tertidur.

*****

Keesokan harinya, Mesha berangkat ke sekolah lagi, dengan mata membengkak. Meskipun hari ini tidak ada jadwal atau undangan. Mesha hanya malas berada di rumah.

"Kamu kenapa, tiba-tiba ngajak ke sekolah. Sha?"

Mesha memalingkan wajahnya ketika seseorang menyentuh bahunya saat duduk di taman.

"Gusti! Itu mata kenapa, Sha?" Zafia melonjak kaget.

Mesha meringis kecut.

"Aku lagi males di rumah! Pengen kabur rasanya, Fi!"

Zafia menyentuh dahi Mesha dengan punggung tangannya, kemudian menyentuh dahinya sendiri. Mesha melirik sebal, melihat tingkah sahabatnya itu.

"Aku masih waras, Fi!"

"Ooohh ... kirain! Lagian, kenapa sih ngomong ngaco kayak gitu?"

"Aku gak ngaco!"

"Kenapa sih, kenapa?" tanya Zafia. sambil duduk di sebelah sahabatnya itu.

"Kalo kamu tiba-tiba dijodohin, setelah lulus SMA, apa kamu mau?"

"Kalo aku ya gak mau lah! Aku pengen kuliah, terus jadi wanita karir, sukses, bahagiain orang tua, terus ... tunggu! Jangan bilang, kamu dijodohin!"

Mesha mengangguk pasrah.

"Beneran?"

"Iya Fi. Itu, atasan bapakku, punya anak yang sudah mapan, bapak mau aku jadi keluarga mereka."

"Aku udah bilang, gak mau. Tapi aku juga merasa, kok aku terlalu egois kalo menolaknya. Gimana dong Fi?"

Mesha mulai mengacak-acak poninya, frustasi.

"Ya gimana, Sha ... aku gak bisa komentar apa-apa, kan yang paling ngerti kamu ya dirimu sendiri. Ya coba dipikir lagi."

"Hiiiisshhh !" Mesha menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya.

"Pesen coklat panas aja, Sha. Siapa tau bisa ngembaliin moodmu."

Mesha masih meletakkan wajanya di kedua telapak tangannya, sembari mengangguk, mengiyakan usul Zafia.

Beberapa menit kemudian, Zafia sudah membawa dua cup coklat panas yang dipesannya di kantin, dan mengulurkannya pada Mesha.

"Ya udah lah, aku coba dulu, ngeliat calon jodohku itu siapa, buat nyenengin ortu," ucap Mesha setelah meneguk coklat panasnya yang sudah mulai dingin.

Mesha memainkan gelang manik-maniknya lagi.

"Apa yang harus aku lakukan, Zay?" gumamnya, lirih.

Mesha sampai di rumah saat jam makan siang, ia mendapati ibunya sedang menata makanan di meja makan.

Setelah menguluk salam, ia menyalami ibunya dan mengecup punggung tangan ibunya.

"Baru pulang, Nduk? Makan yuk, udah mateng semua."

Mesha mengangguk.

"Aku ganti baju dulu, Bu."

Mesha menyantap makan siang bersama ibunya.

"Tadi di sekolah, ngapain aja, Nduk?"

"Ketemu sama temen aja, Bu."

"Oh ...."

Mesha terdiam lagi, menikmati makan siangnya.

"Mesha, ibu sebenarnya mendukung semua keputusan kamu. Tapi ibu juga ndak mau kalo Bapak jadi malu. Jadi ibu mohon pengertianmu."

Mesha mendongak dan menangkap ekspresi memohon dari ibunya. Mesha menghela nafas.

"Iya, Bu. Mesha coba, demi bapak dan ibu."

Setelah selesai makan siang, Mesha masuk ke kamarnya dan duduk terpekur di ranjang. Sekejap, dia seperti melihat sesosok Laki-laki berbaju hitam yang sering dilihatnya. Sosok itu seperti memandanginya. Mesha menggelengkan kepala sembari memejamkan mata.

Saat matanya dibuka lagi, sosok itu entah kemana. Siapa sebenarnya sosok tadi? Mesha bertanya-tanya dalam hati.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

Gelang'a msh muat🤔

Lanjutkaaan

2021-11-13

1

Skolastika Nur Intan Kusuma

Skolastika Nur Intan Kusuma

lanjut jadi penasaran

2021-10-12

1

Supatah Eko Yuwono

Supatah Eko Yuwono

lanjut brow.....

2021-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Kelahiran Yang Diharapkan
2 BAB 2 : Pertanda
3 BAB 3 : Ikatan
4 BAB 4 : Pertalian Takdir.
5 BAB 5 : Perjodohan.
6 BAB 6 : Nontoni.
7 BAB 7 : Pergolakan Batin.
8 BAB 8 : Pembuktian.
9 BAB 9 : Menata Hati.
10 BAB 10 : Awal Mula.
11 BAB 11 : Dilema.
12 BAB 12 : Hari ( seharusnya ) Bahagia.
13 BAB 13 : Goyah?
14 BAB 14 : Malam Pertama.
15 BAB 15 : Kepergiannya.
16 BAB 16 : Sesuatu Menjadi Bermakna Saat Menghilang.
17 BAB 17 : Bangkit Lagi.
18 BAB 18 : Laki-Laki Itu ....
19 BAB 19 : Dua Dunia.
20 Bab 20 : Membuka Lembaran Baru.
21 Bab 21 : Sebuah Rasa Yang Lain.
22 Bab 22 : Kegundahan Hati.
23 Bab 23 : Salah Paham.
24 Bab 24 : Kecurigaan.
25 Bab 25 : Mencari Petunjuk.
26 Bab 26 : Pencarian.
27 Bab 27 : Pertemuan.
28 Bab 28 : Cemburu Menyiksa.
29 Bab 29 : Dendam Mulai Menguasai.
30 Bab 30 : Keyakinan Tentang Sesuatu.
31 Bab 31 : Awal Nestapa.
32 Bab 32 : Melanjutkan Hidup.
33 Bab 33 : Jangan Dipikirkan!
34 Ayem Kambek! (Apaan sih, gaje! )
35 Bab 34 : Meyakinkan Diri.
36 Bab 35 : Gundah Gulana.
37 Bab 36 : Sisi Lain yang Mulai Tersingkap.
38 Bab 37 : Ilusi Takdir.
39 Bab 38 : Gadis yang Lain.
40 Bab 39 : Menghitung Waktu
41 Bab 40 : Perseteruan Batin
42 Bab 41 : Merasa Bersalah
43 Bab 42 : Ketulusan Hati Seorang Pria
44 Bab 43 : Kenangan itu ....
45 Bab 44 : Perasaan Yang Tak Menentu
46 Bab 45 : De Javu
47 Bab 46 : Kenyataan Pahit
48 Bab 47 : Mutiara Kehidupan
49 Bab 48 : Rahasia yang Mulai Terbuka
50 Bab 49 : Untaian Benang Merah Takdir
51 Bab 50 : Meminta Pertolongan
52 Bab 51 : Keinginan yang Kuat
53 Bab 52 : Teror Cinta
54 Bab 53 : Tidak Semua Laki-laki Itu Buruk
55 Bab 54 : Wujud Kebahagiaan Itu ....
56 Bab 55 : Tautan Perasaan
57 Bab 56 : Keputusan Terberat
58 Bab 57 : Perubahan
59 Bab 58 : Kerinduan
60 Bab 59 : Ujian Hati
61 Bab 60 : Pertemuan Lainnya
62 Bab 61 : Mimpi-mimpi Buruk Itu
63 Bab 62 : Mulai Terbuka
64 Bab 63 : Kegamangan
65 Bab 64 : Perasaan yang Tersi(k)sa
66 Bab 65 : Berjalan ke Masa Lalu
67 Bab 66 : Membongkar Rahasia Kelam
68 Bab 67 : Perasaan yang Bersemi
69 Bab 68 : Jalan atau Berhenti?
70 Bab 69 : Pendamping dan Undangan
71 Bab 70 : Pemenang Hati
72 Bab 71 : Canggung
73 Bab 72 : Itikad Baik
74 Perjuangan Dimulai
75 Bab 74 : Beradu Keteguhan
76 Bab 75 : Jalan Pulang
77 Bab 76 : Keputusan Penting
78 Bab 77 : Mencari Jalan
79 Bab 78 : Permulaan dari Akhir.
80 Bab 79 : Penentuan atas Penantian
81 Bab 80 : Permulaan Kebahagiaan.
82 *Boncabe, Eh, Bonchap!*
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 1 Kelahiran Yang Diharapkan
2
BAB 2 : Pertanda
3
BAB 3 : Ikatan
4
BAB 4 : Pertalian Takdir.
5
BAB 5 : Perjodohan.
6
BAB 6 : Nontoni.
7
BAB 7 : Pergolakan Batin.
8
BAB 8 : Pembuktian.
9
BAB 9 : Menata Hati.
10
BAB 10 : Awal Mula.
11
BAB 11 : Dilema.
12
BAB 12 : Hari ( seharusnya ) Bahagia.
13
BAB 13 : Goyah?
14
BAB 14 : Malam Pertama.
15
BAB 15 : Kepergiannya.
16
BAB 16 : Sesuatu Menjadi Bermakna Saat Menghilang.
17
BAB 17 : Bangkit Lagi.
18
BAB 18 : Laki-Laki Itu ....
19
BAB 19 : Dua Dunia.
20
Bab 20 : Membuka Lembaran Baru.
21
Bab 21 : Sebuah Rasa Yang Lain.
22
Bab 22 : Kegundahan Hati.
23
Bab 23 : Salah Paham.
24
Bab 24 : Kecurigaan.
25
Bab 25 : Mencari Petunjuk.
26
Bab 26 : Pencarian.
27
Bab 27 : Pertemuan.
28
Bab 28 : Cemburu Menyiksa.
29
Bab 29 : Dendam Mulai Menguasai.
30
Bab 30 : Keyakinan Tentang Sesuatu.
31
Bab 31 : Awal Nestapa.
32
Bab 32 : Melanjutkan Hidup.
33
Bab 33 : Jangan Dipikirkan!
34
Ayem Kambek! (Apaan sih, gaje! )
35
Bab 34 : Meyakinkan Diri.
36
Bab 35 : Gundah Gulana.
37
Bab 36 : Sisi Lain yang Mulai Tersingkap.
38
Bab 37 : Ilusi Takdir.
39
Bab 38 : Gadis yang Lain.
40
Bab 39 : Menghitung Waktu
41
Bab 40 : Perseteruan Batin
42
Bab 41 : Merasa Bersalah
43
Bab 42 : Ketulusan Hati Seorang Pria
44
Bab 43 : Kenangan itu ....
45
Bab 44 : Perasaan Yang Tak Menentu
46
Bab 45 : De Javu
47
Bab 46 : Kenyataan Pahit
48
Bab 47 : Mutiara Kehidupan
49
Bab 48 : Rahasia yang Mulai Terbuka
50
Bab 49 : Untaian Benang Merah Takdir
51
Bab 50 : Meminta Pertolongan
52
Bab 51 : Keinginan yang Kuat
53
Bab 52 : Teror Cinta
54
Bab 53 : Tidak Semua Laki-laki Itu Buruk
55
Bab 54 : Wujud Kebahagiaan Itu ....
56
Bab 55 : Tautan Perasaan
57
Bab 56 : Keputusan Terberat
58
Bab 57 : Perubahan
59
Bab 58 : Kerinduan
60
Bab 59 : Ujian Hati
61
Bab 60 : Pertemuan Lainnya
62
Bab 61 : Mimpi-mimpi Buruk Itu
63
Bab 62 : Mulai Terbuka
64
Bab 63 : Kegamangan
65
Bab 64 : Perasaan yang Tersi(k)sa
66
Bab 65 : Berjalan ke Masa Lalu
67
Bab 66 : Membongkar Rahasia Kelam
68
Bab 67 : Perasaan yang Bersemi
69
Bab 68 : Jalan atau Berhenti?
70
Bab 69 : Pendamping dan Undangan
71
Bab 70 : Pemenang Hati
72
Bab 71 : Canggung
73
Bab 72 : Itikad Baik
74
Perjuangan Dimulai
75
Bab 74 : Beradu Keteguhan
76
Bab 75 : Jalan Pulang
77
Bab 76 : Keputusan Penting
78
Bab 77 : Mencari Jalan
79
Bab 78 : Permulaan dari Akhir.
80
Bab 79 : Penentuan atas Penantian
81
Bab 80 : Permulaan Kebahagiaan.
82
*Boncabe, Eh, Bonchap!*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!