BAB 4 : Pertalian Takdir.

Hari berikutnya, Zayan memandangi anak perempuan di sebelahnya. Ia masih belum memakan bekal yang dibawanya, rasanya sangat malas, dan tidak ingin.

"Kenapa Zay gak mau makan?" tanya Mesha.

Zayan terdiam, dan melipatkan tangan mungilnya ke dada.

Mesha menaruh sosisnya di kotak bekal Zayan.

"Coba makan sosis gorengnya Echa, Zay. Enak lhoooo!"

Zayan berdecak tidak suka, dan mengerling ke arah lain.

"Zay gak mau juga? Apa Zay mau ini? Ini jus kesukaan Echa, Mangga!" Mesha menyodorkan termos bergambar Hello Kitty miliknya.

Zayan menggeleng.

"Aku mau pindah sekolah, jauh," kata Zayan datar tanpa ekspresi.

"Pindah? Zay mau pergi? Kenapa? Zay gak suka sama Echa? Apa Echa salah sama Zay? Apa Echa nakal?" Mata bulat Mesha mulai tergenangi air mata, bibirnya mulai bergetar.

Membayangkan kehilangan teman bermain, membuat hati Mesha bersedih.

Zay menggelengkan kepala.

"Jangan nangis, aku gak suka anak yang gampang nangis!"

Echa buru-buru mengusap kedua matanya. Mencoba tersenyum, meskipun yang terlihat malah seperti meringis.

"Gak, Echa gak nangis, Echa gak gampang nangis. Jadi, Zay jangan pergi ya?"

Zay memakan sosis goreng besar pemberian Mesha, dengan sekali suapan, hingga membuat Mesha tertawa melihat pipi Zay menggembung saat mengunyah.

"Ya! Gitu! Kamu harus selalu tertawa, kamu gak boleh gampang nangis, ngerti?" kata Zayan ketika mulutnya selesai mengunyah.

"Bapakku ditugaskan di kota lain, dan mengajakku pindah ke sana. Jadi, aku harus ikut orang tuaku."

"Apa Echa boleh ikut?"

"Gak! Gak boleh! Kamu kan punya bapak sama ibu sendiri."

"Oh iya ya ...." ucap Mesha sambil menopang dagunya dengan satu tangannya.

Zayan masih risih saat melihat sosok yang berdiri tak jauh dari mereka, sedangkan ia harus pura-pura tidak bisa melihatnya.

Zayan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sepasang gelang seperti manik-manik yang terbuat dari bambu kuning.

Makhluk yang daritadi mengawasi mereka, melirik, tidak mau mendekat.

"Pakai ini, jangan dilepas ya!" Zayan mengulurkan gelang itu.

Dengan senang hati dan wajah yang riang, Mesha menerima pemberian dari Zayan.

"Makasih ya, Zay!"

Saat Mesha pulang, ia bercerita pada ibunya. Ia kehilangan satu-satunya teman yang mau mendekati dan bermain dengannya.

Keesokan harinya, Mesha menunggu kedatangan Zayan. Tapi sampai sekolah berakhir, ia tidak melihat Zayan.

Setiap hari Mesha selalu menunggu kedatangan Zayan. Bercelingak-celinguk mencari sosok temannya itu. Tapi Zayan tidak pernah muncul lagi. Mesha selalu bermain sendirian, kadang ia mengobrol dengan gelang pemberian Zayan, seolah-olah ia sedang berbicara dengan Zayan.

Temannya yang lain masih enggan bermain dengan Mesha.

******

Zayan melihat kakek yang sangat disayanginya itu mampir ke rumah. Arsyanendra nama kakek itu. Zayan selalu menganggap kakeknya adalah orang yang sangat hebat, karena sering menceritakan kisah-kisah petualangan mistis dan spiritual kepada Zayan. Zayan memanggil kakeknya dengan panggilan "mbahkung".

Meskipun ibunya Zayan sering protes kepada kakeknya Zayan, tetap saja Arsyanendra menceritakan kisah-kisah itu. Karena ia yakin, cucunya juga diberkahi dengan hal yang sama, bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Seperti hari ini, Zayan menceritakan tentang seorang gadis yang dibuntuti makhluk aneh. Arsyanendra menasehati cucunya itu, untuk mendekati gadis kecil yang ia panggil dengan nama Echa.

"Ya Zay, kalo ndak ada temen yang mau sama Echa, kamu yang harus jadi temennya, dan kamu harus inget, pura-pura ndak liat makhluk itu, paham?"

"Ya, Mbahkung!"

Hari ini, beberapa hari sebelum kepindahan Zayan, Arsyanendra mengunjunginya lagi. Kali ini Zayan terlihat murung.

"Kenapa, Le? Cah bagus?"

"Zay kan mau pergi, Mbahkung. Terus gimana sama Echa?"

"Hmmm ... ni, kasih ini sama anak itu. Ini juga sudah diisi dengan doa, terbuat dari bambu kuning, dan yang satu buatmu. Hanya bisa menjauhkan makhluk yang ndak baik."

"Terimakasih, Mbahkung!" Zayan mengecup punggung tangan Arsyanendra dan berlari dengan riang.

*******

Beberapa hari ini, Mesha sudah jarang sekali mengigau atau bertindak aneh. Mayang tidak tahu apa yang terjadi. Tapi suatu ketika, ia mendapati putrinya itu memakai gelang manik.

"Ini dari siapa, Echa?"

"Dari Zay, Bu."

"Echa suka?"

"Suka, Bu."

"Sudah bilang terima kasih sama Zay?"

Mesha mengangguk.

"Anak pintar!"

Mayang duduk di sebelah suaminya yang masih sibuk membaca berkas-berkas di ruang tengah. Bagas merupakan pegawai Negeri sipil bagian administrasi di kantor pemerintah daerah.

"Pak ...." Mayang memanggil suaminya.

"Hmmm ...." tanpa mendongakkan kepala, bagas menyauti panggilan istrinya.

"Kuperhatikan, beberapa hari ini, Mesha tidur nyenyak, Pak."

"Bagus to, Bu."

"Iya, tapi aku merasa karena ada sesuatu yang melindunginya. Tapi apa?"

"Ya ibu kan yang paling tau Mesha itu gimana."

"Tadi aku baru menyadari, Mesha memakai gelang yang ndak pernah aku belikan, Pak."

"Terus?"

"Katanya dari teman sekelasnya."

"Ya kalo emang aman buat Mesha, ndak apa-apa lah, Bu."

"Ya, Pak. Semoga ndak apa-apa."

Tiba-tiba foto Mesha yang tergantung di dinding, jatuh, kaca bingkainya berserakan ke mana-mana.

"Astaghfirullah! Kenapa itu foto bisa jatuh ya, Pak? Padahal ndak ada angin kenceng."

Mayang merasakan bulu kuduknya merinding.

Bagas mendongakkan kepalanya.

"Udah kendor kali, Bu, itu baut gantungannya. Dibersihin dulu, Bu, serpihan kacanya. Takutnya nanti kena kaki Mesha."

"Ya, Pak."

Dari kejauhan, sesosok makhluk berdiri dan menggeram marah. Ia tidak bisa mendekati gadis yang disukainya. Ia hanya bisa memandangi dari kejauhan.

******

Zayan duduk tercenung di loteng. Beberapa hari setelah berpamitan dengan Mesha, ia merasa tidak nyaman dan tidak suka, apalagi saat ia bilang akan pindah. Sebenarnya ia lebih memilih tinggal bersama kakeknya, Arsyanendra. Tapi ibu dan bapaknya tidak setuju.

"Eh, lihat tuh, ada anak lagi ngalamun, kita senggol aja, gimana? Biar kesambet gitu," kata sesosok jin berwujud anak kecil.

"Bentar, aku ngrasa, dia bisa liat kita lho!" jawab sosok yang lainnya.

Zayan memang bisa mendengar dan melihat kedua sosok yang bergelantungan di sebuah dahan pohon itu. Tapi seperti kata mbahkungnya, dia harus berpura-pura tidak melihat.

"Gimana kalo kita tes?"

"Boleh."

Kemudian dua sosok itu berjalan melayang menghampiri Zayan. Tetapi Zayan berjalan masuk ke dalam kamarnya, dan menutup jendela yang menghadap ke loteng dengan kasar.

"Le ... ada apa? Kok nutup jendelanya kasar banget?" Anggraeni, ibunya Zayan berteriak dari bawah tangga.

"Gak apa-apa, Bu. Jendelanya macet tadi."

"Oh ... sudah malam, tidur, Le!"

"Dia gak bisa liat kita kayaknya. Ah, mengecewakan!"

"Ya sudah, ayo pergi, cari mainan lain!"

Zayan tersenyum menang mendengar percakapan dua makhluk tadi.

"Echa, meskipun aku gak suka cewek cengeng kayak kamu, tapi gak liat kamu kok rasanya aku gak senang!" gumam anak laki-laki itu saat berbaring di ranjangnya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Nina Maryanie

Nina Maryanie

bisa ya seusia TK ada perasaan

2022-02-28

0

Kustri

Kustri

e e e...msh kecil" km zay😀

2021-11-13

1

Bayubayu

Bayubayu

Anak jaman nowww... 😓

2021-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Kelahiran Yang Diharapkan
2 BAB 2 : Pertanda
3 BAB 3 : Ikatan
4 BAB 4 : Pertalian Takdir.
5 BAB 5 : Perjodohan.
6 BAB 6 : Nontoni.
7 BAB 7 : Pergolakan Batin.
8 BAB 8 : Pembuktian.
9 BAB 9 : Menata Hati.
10 BAB 10 : Awal Mula.
11 BAB 11 : Dilema.
12 BAB 12 : Hari ( seharusnya ) Bahagia.
13 BAB 13 : Goyah?
14 BAB 14 : Malam Pertama.
15 BAB 15 : Kepergiannya.
16 BAB 16 : Sesuatu Menjadi Bermakna Saat Menghilang.
17 BAB 17 : Bangkit Lagi.
18 BAB 18 : Laki-Laki Itu ....
19 BAB 19 : Dua Dunia.
20 Bab 20 : Membuka Lembaran Baru.
21 Bab 21 : Sebuah Rasa Yang Lain.
22 Bab 22 : Kegundahan Hati.
23 Bab 23 : Salah Paham.
24 Bab 24 : Kecurigaan.
25 Bab 25 : Mencari Petunjuk.
26 Bab 26 : Pencarian.
27 Bab 27 : Pertemuan.
28 Bab 28 : Cemburu Menyiksa.
29 Bab 29 : Dendam Mulai Menguasai.
30 Bab 30 : Keyakinan Tentang Sesuatu.
31 Bab 31 : Awal Nestapa.
32 Bab 32 : Melanjutkan Hidup.
33 Bab 33 : Jangan Dipikirkan!
34 Ayem Kambek! (Apaan sih, gaje! )
35 Bab 34 : Meyakinkan Diri.
36 Bab 35 : Gundah Gulana.
37 Bab 36 : Sisi Lain yang Mulai Tersingkap.
38 Bab 37 : Ilusi Takdir.
39 Bab 38 : Gadis yang Lain.
40 Bab 39 : Menghitung Waktu
41 Bab 40 : Perseteruan Batin
42 Bab 41 : Merasa Bersalah
43 Bab 42 : Ketulusan Hati Seorang Pria
44 Bab 43 : Kenangan itu ....
45 Bab 44 : Perasaan Yang Tak Menentu
46 Bab 45 : De Javu
47 Bab 46 : Kenyataan Pahit
48 Bab 47 : Mutiara Kehidupan
49 Bab 48 : Rahasia yang Mulai Terbuka
50 Bab 49 : Untaian Benang Merah Takdir
51 Bab 50 : Meminta Pertolongan
52 Bab 51 : Keinginan yang Kuat
53 Bab 52 : Teror Cinta
54 Bab 53 : Tidak Semua Laki-laki Itu Buruk
55 Bab 54 : Wujud Kebahagiaan Itu ....
56 Bab 55 : Tautan Perasaan
57 Bab 56 : Keputusan Terberat
58 Bab 57 : Perubahan
59 Bab 58 : Kerinduan
60 Bab 59 : Ujian Hati
61 Bab 60 : Pertemuan Lainnya
62 Bab 61 : Mimpi-mimpi Buruk Itu
63 Bab 62 : Mulai Terbuka
64 Bab 63 : Kegamangan
65 Bab 64 : Perasaan yang Tersi(k)sa
66 Bab 65 : Berjalan ke Masa Lalu
67 Bab 66 : Membongkar Rahasia Kelam
68 Bab 67 : Perasaan yang Bersemi
69 Bab 68 : Jalan atau Berhenti?
70 Bab 69 : Pendamping dan Undangan
71 Bab 70 : Pemenang Hati
72 Bab 71 : Canggung
73 Bab 72 : Itikad Baik
74 Perjuangan Dimulai
75 Bab 74 : Beradu Keteguhan
76 Bab 75 : Jalan Pulang
77 Bab 76 : Keputusan Penting
78 Bab 77 : Mencari Jalan
79 Bab 78 : Permulaan dari Akhir.
80 Bab 79 : Penentuan atas Penantian
81 Bab 80 : Permulaan Kebahagiaan.
82 *Boncabe, Eh, Bonchap!*
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 1 Kelahiran Yang Diharapkan
2
BAB 2 : Pertanda
3
BAB 3 : Ikatan
4
BAB 4 : Pertalian Takdir.
5
BAB 5 : Perjodohan.
6
BAB 6 : Nontoni.
7
BAB 7 : Pergolakan Batin.
8
BAB 8 : Pembuktian.
9
BAB 9 : Menata Hati.
10
BAB 10 : Awal Mula.
11
BAB 11 : Dilema.
12
BAB 12 : Hari ( seharusnya ) Bahagia.
13
BAB 13 : Goyah?
14
BAB 14 : Malam Pertama.
15
BAB 15 : Kepergiannya.
16
BAB 16 : Sesuatu Menjadi Bermakna Saat Menghilang.
17
BAB 17 : Bangkit Lagi.
18
BAB 18 : Laki-Laki Itu ....
19
BAB 19 : Dua Dunia.
20
Bab 20 : Membuka Lembaran Baru.
21
Bab 21 : Sebuah Rasa Yang Lain.
22
Bab 22 : Kegundahan Hati.
23
Bab 23 : Salah Paham.
24
Bab 24 : Kecurigaan.
25
Bab 25 : Mencari Petunjuk.
26
Bab 26 : Pencarian.
27
Bab 27 : Pertemuan.
28
Bab 28 : Cemburu Menyiksa.
29
Bab 29 : Dendam Mulai Menguasai.
30
Bab 30 : Keyakinan Tentang Sesuatu.
31
Bab 31 : Awal Nestapa.
32
Bab 32 : Melanjutkan Hidup.
33
Bab 33 : Jangan Dipikirkan!
34
Ayem Kambek! (Apaan sih, gaje! )
35
Bab 34 : Meyakinkan Diri.
36
Bab 35 : Gundah Gulana.
37
Bab 36 : Sisi Lain yang Mulai Tersingkap.
38
Bab 37 : Ilusi Takdir.
39
Bab 38 : Gadis yang Lain.
40
Bab 39 : Menghitung Waktu
41
Bab 40 : Perseteruan Batin
42
Bab 41 : Merasa Bersalah
43
Bab 42 : Ketulusan Hati Seorang Pria
44
Bab 43 : Kenangan itu ....
45
Bab 44 : Perasaan Yang Tak Menentu
46
Bab 45 : De Javu
47
Bab 46 : Kenyataan Pahit
48
Bab 47 : Mutiara Kehidupan
49
Bab 48 : Rahasia yang Mulai Terbuka
50
Bab 49 : Untaian Benang Merah Takdir
51
Bab 50 : Meminta Pertolongan
52
Bab 51 : Keinginan yang Kuat
53
Bab 52 : Teror Cinta
54
Bab 53 : Tidak Semua Laki-laki Itu Buruk
55
Bab 54 : Wujud Kebahagiaan Itu ....
56
Bab 55 : Tautan Perasaan
57
Bab 56 : Keputusan Terberat
58
Bab 57 : Perubahan
59
Bab 58 : Kerinduan
60
Bab 59 : Ujian Hati
61
Bab 60 : Pertemuan Lainnya
62
Bab 61 : Mimpi-mimpi Buruk Itu
63
Bab 62 : Mulai Terbuka
64
Bab 63 : Kegamangan
65
Bab 64 : Perasaan yang Tersi(k)sa
66
Bab 65 : Berjalan ke Masa Lalu
67
Bab 66 : Membongkar Rahasia Kelam
68
Bab 67 : Perasaan yang Bersemi
69
Bab 68 : Jalan atau Berhenti?
70
Bab 69 : Pendamping dan Undangan
71
Bab 70 : Pemenang Hati
72
Bab 71 : Canggung
73
Bab 72 : Itikad Baik
74
Perjuangan Dimulai
75
Bab 74 : Beradu Keteguhan
76
Bab 75 : Jalan Pulang
77
Bab 76 : Keputusan Penting
78
Bab 77 : Mencari Jalan
79
Bab 78 : Permulaan dari Akhir.
80
Bab 79 : Penentuan atas Penantian
81
Bab 80 : Permulaan Kebahagiaan.
82
*Boncabe, Eh, Bonchap!*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!