Eps. 5– Salah bicara

Malam yang bertambah larut, ia akan mendekati cerahnya pagi. Masalah yang semakin rumit ia akan mendekati solusi.

Hujan yang mulai reda membuat celah kesempatan para murid untuk bergegas pulang sebelum mereka terlambat kalau-kalau nanti hujan kembali membesar.

Pukul setengah lima sore sebagian lampu rumah dan jalan mulai berkedip menyala di sepanjang perjalanan. Walau hari masih sore suasana saat ini terkesan sudah malam, mungkin itu dikarenakan langit yang mendung.

Aku dan Bu Lisa kini tengah dalam perjalanan menuju rumah. Motor besarku dengan cepat melintasi genangan air dijalan menimbulkan cipratan kearah dua sisi.

“Dek, kita ke sana dulu, ya?” Ujarku saat mengendarai motor menunjuk sebuah warung makan yang berada di sisi jalan.

Seperti kesepakatan kami sebelumnya, bahwa ketika kami sudah lepas dari cengkraman sekolah, sebutan aku pada Bu Lisa akan berubah.

“Nantikan aku masak Mas." jawabnya samar-samar dari balik helm.

"Tidak usah masak dulu, kamukan lagi capek karena di sekolah banyak tugas."

Bu Lisa terdiam sejenak sebelum menganggukan kepalanya.

Setelah mendapatkan persetujuan darinya, aku bergegas memarkirkan motor di seberang warung makan tersebut.

Saat kami masuk, tidak ada orang sama sekali di sana dan yang terlihat hanya seorang wanita paruh baya sedang mengelap meja. Tentu dengan penampilan seperti itu aku langsung menyadari bahwa ia adalah pemilik warungnya.

“Bu, makan untuk dua porsi ya!" Aku memesan.

Pemilik warung itu mengangguk, segera masuk kedalam gerainya untuk memasak.

Sambil menunggu, aku mencari tempat duduk yang nyaman untuk makan aku dan Bu Lisa, hingga akhirnya kami memilih duduk di samping jendela dekat dengan jalan raya.

Tidak sampai sepuluh menit, makanan pun datang, dikarenakan suasana saat itu agak dingin kami hanya memesan makanan yang hangat-hangat dengan minuman wedang jahe.

“Gimana enakan?” Tanyaku pada Bu Lisa setelah kami selesai makan.

“Kalau yang masaknya ibu-ibu paruh baya seperti itu masakannya biasanya enak, lebih berpengalaman."

Aku tersenyum menyaksikan istriku mengelap bibirnya dengan tisu, dia terlihat amat menikmatinya. Aku pindah posisi yang semula berhadapan lalu kini di sampingnya.

“Jangan deket-deket, malu tuh dilihat ibu warung,” Bu Lisa berkata canggung saat tanganku merangkul pinggangnya tiba-tiba.

Aku tidak menjawab, lebih memilih menyeruput wedang jahe yang masih terasa panas, "Kamu mau?"

Bu Lisa menggeleng "Aku tidak suka minuman yang ada jahenya, Raka."

“Mas dong panggilnya... Kitakan sudah bukan disekolah lagi.” Tuturku menuntut, padahal dia sebelumnya sudah memanggilku 'Mas' tadi.

“Iya M.. a.. s.. R.. a.. k.. a.." Dia memutar matanya dengan malas.

Aku tertawa kecil, siapa yang tahu bahwa guru yang di sangka killer ini memiliki humor. Semua murid disekolah hanya melihat sisi sikap dingin dan tegasnya tanpa tahu bahwa dia mempunyai sifat imut seperti ini.

Melihat langit yang kian menggelap, kami pun menyudahi dan hendak berpamitan pulang.

“Bu, jumlahnya berapa ya?”

Wanita paruh baya itu menengok, sebelum menghitung dengan menunjuk-nunjuk makanan yang telah aku habiskan “Totalnya tiga puluh ribu, mas."

Aku mengangguk, mengambil dompet di saku celana, namun sayangnya setelah beberapa detik mencarinya dompet tersebut tidak ada, hilang. Aku segera mendekat kearah Bu Lisa dan berbisik pelan padanya.

“Dek, kamu bawa uang gak?" Bisikku didekat telinganya.

"Adek bawa, memang kenapa?" balasnya yang malah ikut berbisik.

"Pinjem dulu ya, dompet mas hilang."

“Bentar” Dia merogoh tas dan mengeluarkan dompetnya. Ia sudah mulai mengerti keadaanku. Dan tanpa banyak bertanya ia memberikan uangnya pada pemilik ibu warung tersebut.

“Ini uangnya, Bu."

“Oh iya terima kasih.” Jawab wanita paruh baya itu tersenyum hangat.

“Terimakasih ya, Dek, nanti aku bayar kalau pulang ke rumah,” aku tersenyum canggung ketika sudah berada diluar. Rasanya malu sekali, yang awalnya pengen naktir Bu Lisa, Eh, justru malah ketraktir.

“Tidak apa, kitakan sudah berkeluarga. Aku sudah sepatutnya membantu seperti ini."

Seakan waktu terhenti, aku tak bisa percaya tentang apa yang di ucapkannya saat ini. Desir kebahagiaan terasa hangat di dalam hati menjulur ke seluruh tubuh dengan lembut.

Yang aku tidak sangka dari kata-katanya adalah kelembutan hangat itu, kelembutan yang membuat detak jantungku berdetak cepat.

\*\*\*

Tidak ada yang lebih menenangkan selain merasakan pijitan air dari shower ketika mandi, kalau diingat lagi bahkan ini lebih nyaman dari pijitan itu sendiri.

Seandainya saja mandi malam itu tidak beresiko terkena penyakit mungkin aku akan lama di sana. Namun tentu aku tidak melakukan hal tersebut, bagaimanapun aku harus bergegas keluar, kulitku sudah mulai berkerut dari tadi.

Didepan sana, tepat di atas kasur sudah terletak pakaian gantiku dengan lengkap. Aku tersenyum, pasti ini ulah istriku padahal sebelumnya aku tidak menyuruhnya menyiapkan pakaian.

“Benar-benar istri yang baik." Gumamku pelan.

Tidak sulit mencari Bu Lisa karena saat ini dia sedang duduk di sopa tengah rumah, mata hitam indahnya yang besar memandang lurus menatap buku.

Aku langsung melangkah menghampirinya, saat ini dia tengah memakai baju rumahan yang terbilang sederhana dan simpel. Ketika ia tidak memakai baju dinasnya, ia terlihat seperti orang gadis remaja seumuran SMA, terlihat lebih muda dan cantik.

Tanpa perlu persetujuan darinya, aku langsung tidur di pahanya yang membuat sang empu sedikit kaget dan menoleh. Bu Lisa tidak berkomentar apapun yang berarti dia mengizinkan aku tiduran di pahanya.

“Dek, tolong dong ambilkan remot TV, di sana!” Aku menunjukan jari yang mengarah ke meja, karena saat itu aku tiduran, tanganku tidak bisa menggapainya.

Ia tidak menjawab melainkan langsung mengambil remot itu dan memberikannya padaku.

Beberapa menit berlalu, aku sedikit menggerutu kesal. Aku membuang nafas pelan melihat tontonan deretan berita yang menurutku tidak berguna dan tidak seru. Tidak bisakah mereka menontonkan kartun di malam seperti ini? benar-benar membosankan... atau setidaknya mereka menayangkan hiburan, itu lebih baik dari pada berita TV yang hanya menyangkan cerita itu-itu saja.

Aku yang sedang berada dalam pahanya menengok ke atas melihat dia yang masih asik membaca. Matanya lincah menyusuri setiap barisan huruf, Bu Lisa benar-benar tidak terganggu dengan keberadaanku disini.

Di karenakan tidak ada tontonan telivisi yang seru, aku membalikan posisi tubuh kearah sebaliknya, mengarah perut Bu Lisa. Aku menggerakkan tangan mencoba mengelus perut Bu Lisa.

Bu Lisa menutup bukunya karena merasakan usapan tanganku, tindakanku jelas membuatnya terganggu.

"Aku ingin di masa depan nanti, ada seseorang yang akan tumbuh disini," Aku bergumam sambil mengelus perutnya.

Saat itu aku tidak tahu bahwa wanita akan sesensitif itu dengan perasaanya, tepat ucapan itu aku keluarkan, Bu Lisa langsung menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan namun ada kesan rasa bersalah.

“Maap Raka, sampai saat inipun aku belum melaksanakan sebagian hakmu padaku,” itulah kata-kata yang ia lontarkan padaku dengan nada pelan.

Aku seketika menyadari ada perkataanku yang salah, sepertinya aku telah salah bicara. “Bukan seperti itu Dek maksudnya... tadi itu hanya ungkapan saja, tidak lebih.”

Dia tersenyum penuh paksaan sebelum akhirnya pamitan ke kamar. Aku disisi lain hanya mematung melihatnya hilang dari pandangan, bingung harus berbuat seperti apa.

“Ahh... Benar-benar sial! Kenapa tadi aku berbicara seperti itu...”

\[**Sudah direvisi**\]

\*\*\***Like dan votenya, serta silahkan komentar kekurangannya**.. !!

**Terimakasih**\*\*\*..

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

Raka brharap punya baby dimsa dpan itu hal wajar kali...kalisa Jan trlalu sensitif lah ampek lngsung ngehindar gitu... toh Raka g nuntuh hak batinnya skarang kn...

2021-08-31

0

y/n

y/n

panggilan nya yang aja deh thor jangan adek ih

2021-04-06

6

Zifa Zifa

Zifa Zifa

akuuu zuuuukkkaaaa thooorrr😆😆😆😆 bikin greget aja thooorrr 👍👍👍👍laaannnnjuuuttt

2021-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1– Dia Istriku
2 Eps. 2- Panggilan Khusus
3 Eps. 3– Teman
4 Eps. 4– Saksi hujan
5 Eps. 5– Salah bicara
6 Eps. 6– Agak Lebih Dekat
7 Eps. 7– Toko Buku
8 Eps. 8 – Klub Membaca I
9 Eps. 9 –Klub Membaca II
10 Eps. 10– Minta Izin
11 Eps. 11–"Maaf Mas.."
12 Eps. 12 –Sakit
13 Eps. 13– Tidak Tersampaikan
14 Eps. 14 –Kami Ber'enam
15 Eps. 15– Hari Yang Buruk
16 Eps. 16 – Airin Yang Pemalu
17 Eps. 17 – Aku Dan Dia Dipagi Hari
18 Eps. 18– Kecepatan
19 Eps. 19– Di Jam Olahraga
20 Eps. 20– Arin Yang Ceria
21 Eps. 21– Pacaran I
22 Eps. 22– Pacaran II
23 Eps. 23– Pacaran III
24 Eps. 24– Sekeping Masa Lalu
25 Eps. 25– 4 Bulan yang lalu..
26 Eps. 26– 4 Bulan yang lalu.. II
27 Eps. 27– 4 Bulan Yang Lalu.. III
28 Eps. 28– Ngambek
29 Eps. 29 – Gara-Gara Game Online
30 Eps. 30– Serba-Serbi Game Online
31 Eps. 31 – Pertemuan Pertama Sesungguhnya
32 Eps. 32 — Dewi Kecilku
33 Eps. 33 — Pengungkapan
34 Eps. 34— Di Bawah Tetesan Hujan
35 Eps. 35 — Jam Belajar
36 Eps. 36 — Pak Farhan
37 Eps. 37 — Perasaan Pak Farhan
38 Eps. 38 — Hadiah
39 Eps. 39 — Hei! Hei! Hei!
40 Eps. 40 — 12 Keluarga Terpandang
41 Eps. 41 — Berkenalan Ulang
42 Eps. 42 — Sepotong Kebaikan
43 Eps. 43 — Sepotong Kebaikan II
44 Eps. 44 — Istri Baik
45 Eps. 45 — Peluang
46 Eps. 46 — Nina
47 Eps. 47 — Nina II
48 Eps. 48 — Persiapan Ujian
49 Eps. 49 — Mau
50 Eps. 50 — Cerita Horror
51 Eps. 51 — Mati Lampu
52 Eps. 52 — Paska Ujian
53 Eps. 53 — Bunga Lotus Kembar
54 Eps. 54 — Kesibukan
55 Eps. 55 — Pentas Sekolah
56 Eps. 56 — Hari Minggu
57 Eps. 57 — Hari Minggu II
58 Eps. 58 — Lamaran Kalisa
59 Eps. 59 — PKS
60 Eps. 60 — Yang Tak Diduga
61 Eps. 61 — Percakapan Kecil
62 Eps. 62 — Libur Semester
63 Eps. 63 — Libur Semester II
64 Eps. 64 — Libur Semester III
65 Eps. 65 — Identitas Kalisa
66 Eps. 66 — Identitas Kalisa II
67 Eps. 67 — Identitas Kalisa III
68 Eps. 68 — Perasaan Rahasia
69 Eps. 69 — Perasaan Rahasia II
70 Eps. 70 — Mamah
71 Eps. 71 — Pulang
72 Eps. 72 — Gara-Gara Remot TV
73 Eps. 73 — Kehidupan Baru
74 Eps. 74 — Panggilan
75 Eps. 75 — Pelakor
76 Eps. 76 — Salah Tingkah
77 Eps. 77 — Hujan Deras
78 Eps. 78 — Rasa Cemburu
79 Eps. 79 — Ralisa (Raka & Kalisa)
80 Eps. 80 — Rumah Lotus Kembar
81 Eps. 81 — Uang dan Kebahagiaan
82 Eps. 82 — Sentuhan
83 Eps. 83 — Telah Terungkap
84 Eps. 84 — Keisengan
85 [Bonus Eps. Ramadhan – Persiapan Puasa]
86 [Bonus eps. Ramadhan – Menyatakan cinta]
87 Eps. 85 – Sembilan Bulan
88 Eps. 86 — Della dan Reza
89 Eps. 87 — Dua Hati yang Sama
90 Eps. 88 — Bersamanya (Kue Bolu)
91 Eps. 89 — Bersamanya (Detik Melahirkan)
92 Eps. 90 — Bersamanya (Takdir)
93 Eps. 91 — Bersamanya (Amelia)
94 Eps. 92 — Syukuran
95 Eps. 93 — Murid Baru
96 Eps. 94 — Murid Baru II
97 Eps. 95 — Rena
98 Eps. 96 — Rena II
99 Eps. 97 — Rena III
100 Eps. 98 — Hubungan
101 Eps. 99 — Hukuman
102 Eps. 100 — Jalan-jalan
103 Eps. 101 — Cemburu
104 Eps. 102 — Lilyana Rena
105 Eps. 103 — Kemesraan
106 Eps. 104 — Kembali Mengajar
107 Eps. 105 — Berdua di Mobil
108 Eps. 106 — Demam
109 Eps. 107 — Emosi Signifikan
110 Eps. 108 — Surat Cinta
111 Eps. 109 — Perasaan Tertutup
112 Eps. 110 — Waktu Keluarga
113 Eps. 111 — Waktu Bersama
114 Eps. 112 — Wisata Sekolah
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Eps. 1– Dia Istriku
2
Eps. 2- Panggilan Khusus
3
Eps. 3– Teman
4
Eps. 4– Saksi hujan
5
Eps. 5– Salah bicara
6
Eps. 6– Agak Lebih Dekat
7
Eps. 7– Toko Buku
8
Eps. 8 – Klub Membaca I
9
Eps. 9 –Klub Membaca II
10
Eps. 10– Minta Izin
11
Eps. 11–"Maaf Mas.."
12
Eps. 12 –Sakit
13
Eps. 13– Tidak Tersampaikan
14
Eps. 14 –Kami Ber'enam
15
Eps. 15– Hari Yang Buruk
16
Eps. 16 – Airin Yang Pemalu
17
Eps. 17 – Aku Dan Dia Dipagi Hari
18
Eps. 18– Kecepatan
19
Eps. 19– Di Jam Olahraga
20
Eps. 20– Arin Yang Ceria
21
Eps. 21– Pacaran I
22
Eps. 22– Pacaran II
23
Eps. 23– Pacaran III
24
Eps. 24– Sekeping Masa Lalu
25
Eps. 25– 4 Bulan yang lalu..
26
Eps. 26– 4 Bulan yang lalu.. II
27
Eps. 27– 4 Bulan Yang Lalu.. III
28
Eps. 28– Ngambek
29
Eps. 29 – Gara-Gara Game Online
30
Eps. 30– Serba-Serbi Game Online
31
Eps. 31 – Pertemuan Pertama Sesungguhnya
32
Eps. 32 — Dewi Kecilku
33
Eps. 33 — Pengungkapan
34
Eps. 34— Di Bawah Tetesan Hujan
35
Eps. 35 — Jam Belajar
36
Eps. 36 — Pak Farhan
37
Eps. 37 — Perasaan Pak Farhan
38
Eps. 38 — Hadiah
39
Eps. 39 — Hei! Hei! Hei!
40
Eps. 40 — 12 Keluarga Terpandang
41
Eps. 41 — Berkenalan Ulang
42
Eps. 42 — Sepotong Kebaikan
43
Eps. 43 — Sepotong Kebaikan II
44
Eps. 44 — Istri Baik
45
Eps. 45 — Peluang
46
Eps. 46 — Nina
47
Eps. 47 — Nina II
48
Eps. 48 — Persiapan Ujian
49
Eps. 49 — Mau
50
Eps. 50 — Cerita Horror
51
Eps. 51 — Mati Lampu
52
Eps. 52 — Paska Ujian
53
Eps. 53 — Bunga Lotus Kembar
54
Eps. 54 — Kesibukan
55
Eps. 55 — Pentas Sekolah
56
Eps. 56 — Hari Minggu
57
Eps. 57 — Hari Minggu II
58
Eps. 58 — Lamaran Kalisa
59
Eps. 59 — PKS
60
Eps. 60 — Yang Tak Diduga
61
Eps. 61 — Percakapan Kecil
62
Eps. 62 — Libur Semester
63
Eps. 63 — Libur Semester II
64
Eps. 64 — Libur Semester III
65
Eps. 65 — Identitas Kalisa
66
Eps. 66 — Identitas Kalisa II
67
Eps. 67 — Identitas Kalisa III
68
Eps. 68 — Perasaan Rahasia
69
Eps. 69 — Perasaan Rahasia II
70
Eps. 70 — Mamah
71
Eps. 71 — Pulang
72
Eps. 72 — Gara-Gara Remot TV
73
Eps. 73 — Kehidupan Baru
74
Eps. 74 — Panggilan
75
Eps. 75 — Pelakor
76
Eps. 76 — Salah Tingkah
77
Eps. 77 — Hujan Deras
78
Eps. 78 — Rasa Cemburu
79
Eps. 79 — Ralisa (Raka & Kalisa)
80
Eps. 80 — Rumah Lotus Kembar
81
Eps. 81 — Uang dan Kebahagiaan
82
Eps. 82 — Sentuhan
83
Eps. 83 — Telah Terungkap
84
Eps. 84 — Keisengan
85
[Bonus Eps. Ramadhan – Persiapan Puasa]
86
[Bonus eps. Ramadhan – Menyatakan cinta]
87
Eps. 85 – Sembilan Bulan
88
Eps. 86 — Della dan Reza
89
Eps. 87 — Dua Hati yang Sama
90
Eps. 88 — Bersamanya (Kue Bolu)
91
Eps. 89 — Bersamanya (Detik Melahirkan)
92
Eps. 90 — Bersamanya (Takdir)
93
Eps. 91 — Bersamanya (Amelia)
94
Eps. 92 — Syukuran
95
Eps. 93 — Murid Baru
96
Eps. 94 — Murid Baru II
97
Eps. 95 — Rena
98
Eps. 96 — Rena II
99
Eps. 97 — Rena III
100
Eps. 98 — Hubungan
101
Eps. 99 — Hukuman
102
Eps. 100 — Jalan-jalan
103
Eps. 101 — Cemburu
104
Eps. 102 — Lilyana Rena
105
Eps. 103 — Kemesraan
106
Eps. 104 — Kembali Mengajar
107
Eps. 105 — Berdua di Mobil
108
Eps. 106 — Demam
109
Eps. 107 — Emosi Signifikan
110
Eps. 108 — Surat Cinta
111
Eps. 109 — Perasaan Tertutup
112
Eps. 110 — Waktu Keluarga
113
Eps. 111 — Waktu Bersama
114
Eps. 112 — Wisata Sekolah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!