Sera kembali ke aula pesta pernikahan itu, matanya sedikit bengkak dan merah. Dewi, sang ibu pun merasa ada yang aneh pada putrinya karena sebelumnya Sera tak pernah seperti itu sehingga Dewi dapat merasakan jika putri nya itu sedang ada masalah.
"Sera, kamu kenapa Nak?" tanya Dewi datang menghampiri Sera yang sedang merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
"Aku gak kenapa-kenapa, kok Mah," bohong Sera.
Dewi diam, wanita itu hanya tersenyum. Ia tahu jika Sera sedang berbohong mengatakan tidak kenapa-napa. Dewi adalah seorang ibu yang telah mengandung gadis itu selama 9 bulan dan mempertaruhkan nyawanya pada saat melahirkan. Jadi hati nurani seorang ibu dapat merasakan jika anaknya saat ini sedang berbohong. Namun, Dewi tak ingin menanyainya, mungkin saat ini putri nya itu butuh waktu.
"Yasudah kalau begitu, Mamah keluar dulu ya?" Dewi mengecup lembut pucuk kepala Sera kemudian keluar dari kamar itu dengan hembusan nafas panjangnya.
"Maafkan Sera, Mah. Sera tidak bisa menceritakan ini kepada mamah!" gumam Sera lirih, memejamkan matanya yang terasa lelah.
________
Di laen tempat, Angga nampak uring-uringan dalam tidurnya, lelaki itu begitu gelisah. Hati dan pikirannya sedang tidak ada bersamanya saat ini. Angga mencoba untuk memejamkan matanya akan tetapi bayang wajah Sera selalu muncul di hadapannya sehingga ia pun sangat prustasi karena tak dapat menghapus bayangan wajah cantik itu. Mungkinkah ia sudah jauh cinta pada pandangan pertama pada malam itu? Atau mungkin hanya perasaan bersalahnya saja terhadap Sera? Entahlah, Angga pun masih belum memastikannya saat ini.
"Aaarrrggggh, lama-lama otakku jadi gila kalau seperti ini terus," ucapnya kesal mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu berjalan keluar membuka jendela kamar hotelnya.
"Sera, apa yang kau pikirkan tentangku?" gumamnya menatap langit malam dari luar jendela sambil menghirup udara malam yang begitu segar dan mengisap sebatang rokok menghilangkan pikirannya sejenak yang nampak kacau.
"Mungkin aku memang sudah tua, tidak seharusnya aku memintamu untuk menikah denganku. Kau cantik dan masih muda, wajar saja jika kau menolak ku walaupun kita sudah melakukan itu!"
__________
Di pulau Bali udara cukup dingin. Hawa pagi masih sangat segar di sana, berbeda jauh dengan kota Jakarta. Sera pun merasa betah untuk tinggal lebih lama lagi, Akan tetapi untuk menghindari orang itu ia pun memutuskan untuk segera pergi meninggalkan pulau Bali ini agar dapat kembali pulang ke kota asalnya.
"Tante, Sera pulang dulu ya," pamit Sera kepada keluarganya yang ada di pulau Bali.
"Sayang banget kamu pulangnya cepat? Padahal acara di tempat suaminya Nina masih belum di mulai," ucap tante Sera berharap keponakannya itu tinggal lebih lama lagi.
"Maaf Tante, tugas kuliah Sera masih belum di selesaikan dan tak bisa di tinggal lebih lama lagi. Kapan-kapan Sera pasti maen kesini lagi kok!"
"Yaudah kalau memang begitu, kamu hati-hati di jalan ya sayang."
"Iya Tante, pasti," saut Sera. Kemudian gadis itu memeluk tantenya tak lupa dengan cipika kiri cipika kanan.
"Bell, aku pulang ya, sekali lagi selamat atas pernikahan kalian," ucap Sera pada saudara sepupunya itu.
"Aku sebel sama kamu, padahal jarang-jarang maen kesini. Sekali nya maen tapi bentar banget!" Cemberut Bella mengerucutkan bibirnya.
"Jangan seperti itu, kamu terlihat jelek. Nanti suami kamu gak mau lagi loh sama kamu," canda Sera seraya tertawa kecil.
"Hemmp." Wanita itu tak peduli, ia masih kesel karena Sera buru-buru ingin kembali, padahal ia masih kangen dengan saudara sepupunya itu.
"Oh gitu, yaudah. Aku gak akan maen lagi kesini!" ucap Sera pura-pura marah.
"Yaudah, aku juga gak mau dateng ke pernikahan kamu nanti ... hmmmp," jawab Bella tak kalah marahnya, wanita itu semakin merajuk saja pada Sera.
"Hadew nie bocah, sudah menikah pun masih aja kayak anak kecil," gumam Sera menghela nafasnya.
"Sayang, jangan seperti itu. Kasian Sera nanti ketinggalan pesawat! Nanti kita yang maen ke sana setelah acara resepsi selesai," bujuk suami Bella.
"Beneran?" Bella kurang yakin.
"Iya sayang, pasti."
Bella pun senang, kemudian langsung memeluk Sera dan mengizinkannya pergi.
Dan kini Sera sudah berada di bandara, sekarang ia sedang bersiap-siap menaiki pesawat dan langsung memilih kursi sesuai nomor yang ada pada tiketnya.
Pada saat ia menemukan tempat kursinya, ternyata ada seorang lelaki yang sedang menduduki kursinya sambil menghadap keluar jendela mmembuat Sera mengerutkan keningnya. Ia memeriksa kembali nomor kursi itu pada tiket yang ia pegang.
"Bener ini kok ... tapi dia siapa?" batin Sera.
"Emmm, maaf itu kursi saya," kata Sera sopan kepada lelaki yang menempati kursinya.
"Oh, maaf. Tadi saya hanya ingin melihat keluar jendela nsebentar," ujarnya kemudian menoleh kepada Sera.
Oh tidak, Sera begitu terkejut. Mulutnya pun menganga sehingga buru-buru menutupinya dengan kedua tangannya. Bagaimana tidak? Ia buru-buru pergi meninggalkan acara pernikahan saudara sepupu di rumah hanya untuk menghindari lelaki itu supaya tak lagi bertemu dengan dirinya. Akan tetapi, ternyata takdir berkata laen! Dan saat ini, detik ini, takdir telah mempertemukan mereka kembali...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Lily
masih kepikir ya gimana dong ngomongnya sama pacarnya sera ribet lanjut terus
2023-09-30
0
Maulida Umaya S
jodoh ngk kemana sera
2022-03-19
0
Opung Boru Caroline
itu namanya takdir.selslu ketemu
lanjutkn perjuanganmu angga
2021-11-28
0