Angga, Nama lelaki itu adalah Angga. Ia begitu tersentak pada saat melihat seorang gadis tiba-tiba berada di dalam kamarnya. Bahkan gadis itu begitu santai dan tenang tanpa waspada sama sekali. Apakah ini juga salah satu trik rekan kerja nya itu yang sudah meyiapkan gadis untuk menemaninya malam ini? Pikir Angga.
Sial!
Berkali-kali Angga mengumpat dalam hatinya, karena saat ini jiwa lelaki nya benar-benar tak tertahankan. Ia pandangi wajah gadis di hadapannya ini yang nampak cantik serta begitu polos bahkan kelihatan sangat masih muda.
"Hey gadis, kamu sendiri yang datang padaku. Aku harap kau tidak menyesalinya nanti!" katanya yang sudah mulai hilang kesadaran.
Angga mendekatkan dirinya hingga berada di atas tubuh Sera, lelaki itu menelan ludahnya saat melihat bibir mungil di hadapannya ini yang begitu nampak seksi sehingga ingin sekali rasanya memakan bibir itu.
Dan benar saja, dalam hitungan detik, Angga sudah melahapnya habis penuh nafsu yang memburu dan sedikit kasar sehingga Sera dapat merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.
"Emmmm." Sera mendesah, pada saat tangan nakal Angga mulai menelusuri tubuh gadis itu.
Mendengar suara yang begitu merdu, membaut Angga menggila hingga ....
Dalam sekejab baju yang di kenakan oleh Sera di robek olehnya.
Mata Sera terbelalak kaget mendapati seorang lelaki berada di dalam kamarnya bahkan saat ini sedang memperk*sa dirinya.
"Le ... pas, aaah ... sakit!"
Sera berontak, tetapi tenaga Angga jauh lebih kuat di banding dengannya, ia tak dapat menyingkirkan lelaki bertubuh kekar itu dari atas tubuhnya yang bahkan saat ini sedang melahap habis buah dadanya.
Angga seakan tuli, pikiran nya sudah di kuasai oleh setan, ia tak memperdulikan teriak dari Sera yang meminta lepas dari jiwa setannya.
Sera merasakan sakit yang luar biasa ketika selaput darah nya di robek paksa hingga benda asing itu masuk dengan sempurna di dalam kepemilikannya dan merasakan perasaan aneh pada dirinya yang belum pernah ia rasakan selama 20 tahun ini.
Darah segar itu mengalir di sela-sela kedua pahanya, Sera merasakan sakit dan perih di bawah sana. Terlebih lagi Angga mengguncang tubuhnya begitu kuat layaknya sedang menunggangi kuda. Dan Sera hanya merasakan kesakitan yang luar biasa. Beda hal dengan Angga yang begitu menikmati nya.
"Sakit ...!"
Sera hanya menangis sambil menggigit tangannya supaya tak mengeluarkan suara yang ia pun jijik menderanya. Tubuhnya terus saja bergerak seakan sedang menaiki kuda yang sedang berpacu kencang hingga tenaganya pun terkulai habis namun Angga belum juga berhenti menikmati tubuhnya.
Angga mengerang panjang, pada saat puncak kenikmatan itu telah tercapai dan tubuhnya pun tumbang lemah di samping Sera.
_____________
Pagi pun telah tiba, remang-remang sinar matahari telah menerangi bumi hingga pancaran sinarnya pun masuk kedalam kamar hotel itu dari sela-sela kaca jendela. Sera meringkuk kan badannya menangis sepanjang malam, setelah tumbangnya Angga Sera tak kembali tidur walaupun sangat ngantuk dan lelah tapi hatinya begitu sakit seolah tercabik-cabik atas apa yang sudah menimpa dirinya.
Sera merasa jijik pada tubuhnya yang sudah tidak suci lagi, terlebih lagi oleh orang yang tak dikenal yang sudah merenggut keperawanan nya. Lalu bagaimana dengan masa depannya? bagaimana dengan kekasihnya yang tak lama lagi akan melamar nya dan melangsungkan kejenjang pernikahan. Apakah Leo masih mau menerima dirinya yang sudah kotor? Lalu bagaiman cara menjelaskan nya? Sera tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi nantinya kepada dirinya ini.
"Ya Allah ... kenapa, kenapa ini terjadi kepada ku!" Sera terisak," Mah, Pah. Maaf ...!"
Ingin sekali Sera keluar dari kamar itu dan tak mau melihat lelaki yang sudah merenggut kesuciannya. Tapi apalah daya, tubuhnya begitu lemah serta kakinya lemas tak dapat berdiri begitu juga dengan tubuhnya yang merasakan sakit semua sampai ke tulang-tulang. Dan sekarang, ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sial ini.
Samar-samar mendengar orang menangis, Angga membuka matanya.Yang terjadi semalam pun teringat jelas di dalam benaknya sehingga ia hanya menatap iba pada gadis itu terlebih lagi mengetahui jika itu adalah pengalaman pertama bagi gadis di sampingnya ini.
"Kenapa kamu ada di dalam kamarku?" Pertanyaan itu langsung keluar begitu saja dari mulut Angga tanpa basa basi lagi.
Sera menoleh pada Angga dengan tatapan tajam padanya.
"Kenapa? Seharusnya aku yang bertanya itu padamu. Kenapa kamu ada di kamarku, dan ... dan." Sera tak sanggup melanjutkan ucapnya, ia terus terisak.
Angga mengerut heran, apa katanya tadi? Kamarku. Bagaiman mungkin gadis itu mengatakan jika ini adalah kamarnya. Jelas-jelas kunci pintu kamar itu ada padanya setelah memesan kamar hotel di siang hari. Apa sebenarnya yang terjadi? Angga tak mengerti.
"Bagaimana mungkin ini kamar kamu, aku memesan kamar ini kemaren siang atas namaku di nomor 199. Kalau kamu tidak percaya bisa langsung tanyakan saja pada pelayan hotel disini," kata Angga.
"Apa kamu bilang,199!" Sera tersentak, ia ingat jika pelayan hotel itu mengatakan kalau nomor kamarnya adalah 166. Tapi kenapa ia bisa masuk kedalam kamar 199 bahkan bisa membuka pintu kamar itu dengan mudah dengan kunci yang ia pegang.
"Apa, jangan-jangan?"
Sera ingat pada saat tabrakan dengan seorang gadis yang seksi itu. Pasti kunci kamarnya telah tertukar, dan bodohnya ia tak memperhatikan lagi bahkan langsung masuk kedalam kamar itu begitu saja. Seharusnya ia menyadari saat ada yang salah dengan kamar yang ia tempati, karena kamar ini begitu mewah, tentu saja karena VIP dan ternyata ini memang bukan kamarnya.
"Maksud kamu apa?" tanya Angga.
"Sebelum aku menuju ke kamar ini, aku tidak sengaja menabrak seorang gadis seksi. Sepertinya kunci kamar kami tertukar," jelas Sera.
"Dan aku juga salah karena tak memperhatikan lagi nomor kamar hotel, karena hampir mirip jika di balik," lanjutnya lirih. Nasi sudah menjadi bubur, mau menyesal pun sudah percuma karena keperawanannya pun tak mungkin kembali utuh lagi.
Angga hanya diam saja sambil memandangi raut sedih di wajah Sera.
"Ini terjadi juga karena kesalahan akibat kecerobohan ku. Jadi aku tidak marah padamu. Tapi aku harap ini adalah pertemuan pertama dan terakhir. Jika kedepannya tak sengaja bertemu, berpura-pura lah untuk tidak saling mengenal dan melupakan kejadian ini!" sambung Sera dengan nada dingin dan datar, kemudian menyeka air matanya.
Sera hendak bangkit, karena kakinya begitu lemah membuat dirinya terjatuh dan mengeluarkan suara merintih kecil akibat rasa perih di area sensitifnya.
Angga pun langsung bergerak dengan reflek, kemudian langsung membopong tubuh Sera ke dalam gendongannya kemudian membawanya menuju kamar mandi.
Sera berontak." Turunkan aku!"
"Diam lah, aku tau kamu tidak bisa berjalan saat ini. Biarkan aku membantumu kali ini," ucapnya tegas dan terus melangkah menuju kamar mandi.
Sera bungkam, nyatanya memang dirinya tak dapat berjalan. Dan sekarang dapat ia lakukan hanyalah membiarkan lelaki yang tak ia kenal ini menggendong tubuhnya sampai ke dalam kamar mandi.
"Tunggulah sebentar, aku akan meyiapkan air hangat untukmu berendam supaya lebih enakan," ujar Angga menurunkan Sera dilan mendudukkan di closet yang tertutup. Kemudian lelaki itu mengisi air hangat di dalam bak mandi.
Sera memalingkan pandangannya ke arah laen, terlihat jelas rona merah di wajahnya. Bagaimana tidak? Saat ini Angga ada di hadapannya tanpa menggunakan sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya yang polos, dan itu membuat Sera malu sendiri.
"Mandilah!" perintah Angga.
Sera tetep memalingkan wajahnya, engan untuk menjawab apa lagi menatap.
Angga menghela nafasnya kasar, bukanya tadi gadis itu berkata tidak marah padanya? Lalu kenapa bersikap dingin. Apa mungkin memang sudah menjadi sikapnya yang dingin? Entahlah, ia tidak mengerti, lebih baik keluar dari kamar mandi dan membiarkan gadis itu di sana berdiam tanpa suara.
Pintu kamar mandi pun di banting oleh Angga hingga menimbulkan bunyi suara cukup keras. Entah mengapa ia merasa kesal atas sikap dingin Sera padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Lily
gimana ya kalau sudah begini pusing mikirnya sebaiknya lanjut thor
2023-09-30
0
Atoen Bumz Bums
macam kisah zalfa n arkhan
tp mgkn ada bedanya kedepannya..
2022-01-17
0
aisya_
nasi sudah menjadi bubur, dan bubur pun enak ko gak kalah sama nasi, tinggal tambah, ayam, kereupuk, sambel..manttaaf ko sera
2022-01-16
0