Adinda menuju ke dapur ia ingin membuatkan sarapan pagi bagai manapun juga Adinda ingin berusaha menjalani salah satu kewajibannya sebagai seorang istri, setelah sampai di dapur ia melihat ada beberapa orang yang nampak sedang sibuk melakukan pekerjaan nya masing masing lalu Adinda menghampiri para pelayan itu.
"Ada yang bisa kami bantu nyonya." Ucap ramah salah satu pelayan memberanikan diri menyapa nyonya barunya itu.
"Mmmm saya mau membuat sarapan" Jawab Adinda.
"Nyonya tidak usah.. Itu sudah tugas kami nyonya, nyonya lebih baik menunggu saja nanti tuan marah" Ucap pelayan wanita itu yang nampak sudah berumur.
Mereka merasa takut jika tuannya akan marah kalo melihat istrinya itu membantu melakukan pekerjaannya.
"Ahh tidak, tidak apa-apa suami saya tidak akan marah, Lagian sudah kewajiban saya sebagai istri melakukan salah satu tugas saya.. Saya merasa tidak enak kalo tidak melakukan apa-apa." Jawab ramah Adinda yang membuat para pelaya yang berada di dapur merasa sangat senang ternyata nyonya barunya itu sangat baik dan ramah.
"Tapi nyonya-- -- !!"
"Sudah, tidak ada tapi-tapian.." Potong Adinda yang membuat para pelayan itu merasa tidak enak.
"Baiklah, tapi ijinkan kami membantu nyonya"
"Oke, Sekarang dimana bahan-bahan masakannya!"
Para pelayanpun mengambilkan apa yang Adinda butuhkan lalu Adinda memulai membuatkan sarapan paginya di bantu oleh para pelayan yang berada di dapur.
.
.
.
.
.
.
"Shttt Astagaaa saya kesiangan" Ucap panik Aditya ia lalu menuju kamar madinya dengan terburu-buru.
"Kenapa bisa dia tidak membangunkan ku." Geram Aditya dengan emosi karna hari ini sebelum melakukan peran nya sebagai chef, Aditya ada meeting penting dengan orang-orang kepercayaannya.
Setelah beberapa menit ia keluar dari kamar mandi dan dengan cepat Aditya langsung memakaikan pakaiannya. Selesai dengan aktivitasnya Aditya langsung menuju ke bawah ia melihat Adinda sedang menyiapkan sarapan ke meja makan Aditya lalu menghampirinya.
"Mas ayo sarapan dulu" Ucap lembut Adinda.
"JAM BERAPA INI..!!" Lanjut Aditya menatap tajam istrinya itu.
"Baru jam setengah sembilan!" Jawab polos Adinda sambil melihat jam di tangan nya.
"LANTAS KENAPA KAMU TIDAK MEMBANGUNKANKU..!! DASARRR.. TIDAK BERGUNA. KENAPA DISINI TIDAK ADA YANG BERGUNA..!!!"
Deggg.. Adinda diam ia seakan tersambar petir mendengar ucapan dan bentakan suaminya itu, tak terasa air matanya menetes dengan sendirinya. Adinda sangat tidak suka di bentak.
"Sial, Tenang Aditya jangan emosi." Ucapnya dalam hati, Aditya menarik nafas nya kasar melihat butiran bening menetes di pipi istrinya itu.
Tanpa sepatah kata lagi Aditya langsung pergi meninggalkan Adinda yang mematung menangis akibatnya. Aditya lebih baik menghindar daripada ia meluapkan kekesalannya lagi.
Adinda lalu duduk di meja makan ia tidak bisa menahan air matanya lagi ia pun menangis.
"Kenapa..! Kenapa dia tidak menghargaiku" Adinda merasa sakit hati dengan ucapan suaminya yang menyebut ia tidak berguna.
"Sadar Adinda.. kamu jangan berharap lebih sama pria arogan itu, Kamu harus sabar demi Ayah sama Ibu.. kamu harus kuat."
Baru semalam Adinda merasakan kehangatan dan kelembutan Aditya terhadapnya tapi sekarang malah sebaliknya.
Adinda ingin berusah menjadi istri yang baik ia membuatkan sarapan berharap Aditya akan senang tapi nyatanya ia malah melakukan kesalahan yang membuat suaminya marah.
Para pelayan yang melihat kejadian itu mereka tidak tega melihat Adinda menangis mereka lalu menghapirinya.
"Nyonya.." Ucap lirih salah satu pelayan menghampiri Adinda.
"Ehh iya ada apa..!" jawab Adinda setelah menghapus air matanya cepat.
"Nyonya tidak apa-apa kan?"
"Haha kalian ini, Memangnya saya kenapa saya tidak apa-apa. Kalian sudah pada sarapan belum?.'' Tanya Adinda berusaha mencairkan suasan dan pelayan itu oun menggelengkan kepalanya.
''Kalo belum, daripada mubajir kita sarapan bersama yah" Ucap Adinda menatap pelanyan itu sambil tersenyum berusah tidak terjadi apa-apa.
"Suu-- -- --"
"Belum, kami belum sarapan nyonya" Potong salah satu pelayan ia tidak mau melihat nyonya barunya itu tambah sedih lebih baik mereka mengikuti kemauan nyonya nya.
"Tapi.. kami merasa tidak pantas nyonya." lanjut pelayan itu menunduk.
"Dari pada saya makan sendiri..! kalian tega..! lebih baik kita sarapan bersama ajak yang lain nya"
Para pelayanpun mengikuti perintah Adinda mereka makan bersama satu meja. Adinda tidak membeda-bedakan ia malah senang walau hatinya sedang sedih dengan sikap Aditya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Elfin Carolina Arikalang
aq brharap thor Adinda jadi drinya sendri
2022-09-30
0
Srilestari Rahayu
Sabar dinda bikin aditya jadi super bucin 😀😀😀😀
2021-12-02
0
Saniia Azahra Luvitsky
mantul nih Dinda..
Adit sabar donk ko marah" terus
2021-10-30
0