eps.19 (16 LURECHA)

[PENGUMUMAN.MULAI SEKARANG DAN SETERUSNYA SUDUT PANDANG NOVEL INI BERDASARKAN SUDUT PANDANG AUTHOR, BUKAN SUDUT PANDANG AARIN LAGI.ARE YOU UNDERSTAND?! KALAU UDAH UNDERSTAND MARI KITA MULAI CERITANYA LAGI]

.

.

.

.

di sebuah hutan yang indah dan asri juga suram nan berbahaya, terlihat seorang anak perempuan yang sedang merusak hutan tersebut dengan berbagai elemen sihir yang ia keluarkan.

anak itu mengeluarkan sihir anginnya lalu dia berkata dengan keras...

"WIND CUTTER!"

slash....

BRUAK!!

pepohonan yang berada di sekitar anak itu seketika roboh dengan batang pohon yang terpotong halus layaknya mentega yang di potong menggunakan pisau.

"WATER BULLET!"

anak perempuan itu juga mengeluarkan sihir airnya yang berbentuk seperti bola dengan ujung yang runcing.

dia pun mengarahkannya ke tebing batu yang berada di samping nya.

syuu...

BRAK!

seketika tebing batu itu memiliki lubang yang di sebabkan oleh sihir air anak perempuan itu.

"widiw, makin kuat aja sihirku ini.wkwkwk" ucap anak perempuan itu sambil tertawa dengan bahasa yang hanya dimengerti oleh sejenisnya.wkwkwk

"hmm, apalagi yah mau kucoba?? gimana kalo sihir cahaya? aku gak pernah make sihir itu" anak perempuan itu berpikir keras, 'bagaimana cara menggunakan sihir cahaya?'.

"au ah aku gak tau.mending kita melakukan eksperimen aja kan.wkwkwk" dia pun mulai mendekati sebuah pohon layu yang tidak terkena dampak dari serangan sihir miliknya.

saat sudah berada di depan pohon itu, ia memegang pohon itu dan mulai mengalirkan mana cahaya miliknya.

setelah beberapa menit, terlihat batang pohon itu menjadi lebih segar dari yang sebelumnya kering.pada ranting-ranting pohon tersebut juga mulai tumbuh kuncup-kuncup daun baru yang lalu tumbuh menjadi daun sepenuhnya.

tanah gersang di sekitar pohon itu mulai di tumbuhi rerumputan.

"wuahhh.gak kusangka ternyata sihir cahaya ku sekuat ini.padahal aku ngasal loh, cuma ngalirin mana cahaya ke pohon itu.gak kusangka hasilnya bakal kek gini" takjub Aarin

bruuk....

"ahhh, enak sekali.sunyi dan tenang.hoammm~" Aarin pun tertidur di bawah pohon itu.

angin berhembus menerbangkan sebagian rambut miliknya.ia masih dengan tenang tidur di bawah pohon.

setelah lewat satu jam, perlahan kelopak mata gadis itu terbuka menampilkan manik mata hijau zambrud miliknya.

"hoamm~.nyenyak banget tidurkuu" Aarin menguap dan segera bangun dari posisi tidurnya.

setelah itu dia beranjak pergi ke hutan untuk jalan-jalan.saat dia sedang berjalan-jalan, tiba-tiba langit bergemuruh dan awan mendung mulai datang menandakan sebentar lagi akan turun hujan.Aarin lekas mencari tempat berteduh seandaikan hujan benar-benar turun.

saat dia mencari tempat berteduh, dia melihat sebuah gua yang memancarkan aura yang sungguh menakutkan.bahkan hewan-hewan buas yang ada di hutan ini tidak ada yang berani mendekat.

tapi kita berbicara tentang Aarin.Aarin tidak peduli, 'yang penting gak kehujanan' pikirnya.

ia pun memasuki gua tersebut dengan santai seperti tidak ada apa-apa.baru beberapa detik dia masuk ke dalam gua, hujan pun turun di sertai angin kencang dan petir menggelegar.

"fyuuh~ untung udah masuk ke dalam.kalo gak bisa kehujanan diriku ini.mmm tapi ini gua kek nya luas deh" ujar Aarin.

"ahaa!" ada angin dan ada hujan, tiba-tiba Aarin memiliki sebuah ide cemerlang di saat ke gabutan menyerang.

"mari kita telisuri gua ini!" Aarin pun mulai menelusuri gua yang gelap ini.

dengan bantuan sihir api nya sebagai obor dadakan, dia mulai menjelajahi gua.semakin jauh dia masuk ke dalam gua, semakin kuat aura tersebut tetapi tidak sampai membuat Aarin takut, malah dia tambah penasaran.

'ada apa yah di dalam sin??' fikirnya

tap...

tap...

tap...

saat makin masuk ke dalam gua itu, Aarin berakhir di sebuah tembok batu menandakan bahwa itu adalah ujung dari gua yang sedang di telusurinya.

"lah, kok gak ada apa-apa yah.aneh" Aarin pun hendak pergi kembali ke mulut gua tetapi....

"cek sekaali lagi ahh~" jiwa penasarannya masih menguasai dirinya.Aarin pun mulai menyentuh, mengetuk, memukul, menendang, mendobrak dan melempari dinding batu tersebut dengan sihir milikinya.tapi nihil.dinding batu tersebut tetapi dinding batu tersebut tidak hancur bahkan tergores pun tidak.

kesal, Aarin tidak sengaja membocorkan sihir kegelapan milikinya sehingga mana kegelapan menyerang dinding batu tersebut.

"gyaaa! hancurlah SESSAME!"

PYAR!!

terdengar bunyi kaca pecah setelah sihir kegelapan Aarin tidak sengaja bocor dan menyerang dinding batu tersebut.

setelah bunyi kaca pecah tersebut, perlahan dinding batu tersebut mulai runtuh dan memperlihat sebuah portal aneh.

"waw, ternyata mantra ku hebat juga" dan Aarin pun masih belum menyadari bahwa sihir kegelapan milikinya bocor.

tanpa ba bi bu lagi Aarin langsung masuk ke dalam portal tersebut.

saat dia membuka matanya, dia melihat tempat yang kelihatan tidak seperti gua sama sekali.di tempat itu dia melihat se ekor naga putih yang besar sekali sedang terluka.

(naga nya euy☝☝☝)

Aarin pun mendekat ke arah naga tersebut dengan raut wajah yang memperlihatlan rasa khawatir kepada naga tersebut.saat dia mendekat, naga tersebut membuka matanya.

"MANUSIA!!! PERGILAH!!" bentak naga tersebut

tapi Aarin bukannya pergi dia malah semakin mendekat ke arah naga tersebut.saat sudah ada di dekat naga tersebut Aarin mengeluarkan sihir cahaya miliknya untuk mengobati naga tersebut.tapi naga tersebut meneriaki Aarin agar menjauh darinya.

"APA YANG KAU LAKUKAN?! PERGILAH! MENJAUH DARI KU MANUSIA!!"

"APA MAKSUDMU DENGAN PERGI?! COBA KAU LIHAT TUBUH MU ITU! KAU TERLUKA! BAGAIMANA AKU HISA MENINGGALKANMU YANG TERLUKA SENDIRIAN DISINI?!" Aarin membentak balik naga tersebut.

"tinggalkan saja aku!" usir naga tersebut

"tidak! biar kan aku mengobatimu" Aarin pun mengalirkan mana cahaya nya ke tubuh naga tersebut.perlahan rasa hangat mengalir ke tubuh naga itu.

"percuma saja.aku sudah tidak bisa kau sembuhkan.inti naga milik ku sudah tidak ada.sebentar lagi aku akan mati"

"tidak tidak tidak! aku-aku akan menyembuhkanmu.kau tenang saja.berbaring saja di situ, aku akan menyembuhkan mu"

"hahh, percuma saja.lagi pula kenapa kau ingin membantuku? kita bahkan tidak saling kenal.pada saat ini kau mungkin bisa saja membunuhku.kenapa tidak kau lakukan?"

"menbunuhmu? bagaimana bisa aku membunuhmu?? disaat kau sedang terluka seperti ini.."

".......

kau terlalu baik manusia.kau tidak seperti manusia-manusia lain di luar sana.siapa nama mu?"

"Aarin.nama ku Aarin.kau bisa memanggilku Rin tuan naga"

"Rin ya.nama ku Lurecha.ngomong-ngomong aku ini betina.jangan memanggilku tuan"

"eh.ehehehe, maaf.aku tidak tau"

"hufff.kau ini benar-benar manusia yang an- EKHH!"

"Lu-Lurecha?! ka-kau baik-baik saja?! kenapa sihirku tidak bisa menyembuhkanmu?? hiks....hiks.Lurecha"

Aarin mulai menangis di samping Lurecha.perlahan, Lurecha menggerakkan ekor melingkar di dekat Aarin.

"he-heii.kenapa kau menangis?? kau cengeng sekali"

"ta-tapi, Lurecha.."

"tidak apa-apa.setiap makhluk hidup pasti akan mati, bahkan untuk ras naga seperti kami yang memiliki umur yang sangat panjang.lagi pula, kenapa kau menangis? kita saja baru berkenalan"

"Lu-Lurechaaaaa hiks....hiks...hiks.."

"Rin, EKHH! waktu ku.....sudah tidak banyak lagi.aku ingin meminta tolong EKHHH padamu..."

"apa? katakan saja aku akan melakukannya"

"to-tolong, jaga anakku.aku...ingin kau menjaganya.bisakah kau melakukannya utukku?"

"ti-tidak tidak tidak.seorang anak harus tumbuh dengan kasih sayang ibunya.bertahanlah Lurecha.kau....kau harua melihat anakmu tumbuh...hiks hiks"

"tolong....ya....Rin..."

Duk!...

kepala Lurecha terjatuh dan dia menutup matanya...

untuk selamanya

"Lu-Lurecha? bangunlah! hei Lurecha! bangunlah! hiks, bukankah kau ingin melihat anakmu.Lurechaaa..."

Aarin terus mengguncang kepala Lurecha.walau dia terus melakukan itu, Lurecha tidak akan bangun.Aarin, terus memanggil nama Lurecha.

walau pertemuan mereka singkat, tapi Aarin merasakan perasaan akrab dengannya.dia merasa bahwa Lurecha adalah seekor naga yang baik.perasaan itu, membuat Aarin tidak bisa menahan tangisnya.

walau gadis itu bar-bar, tapi hatinya sungguh lembut.

saat tangis nya sudah sedikit melega, Aarin melihat di dekat kaki Lurecha ada sebuah telur.

"ini....pasti telurnya Lurecha.hiks, kenapa kok mirip batu? hiks.Lurecha, kok telur mu mirip batuuu?? tapi tenang saja.aku akan merawat telurmu ini dengan baik.jadi kau hisa tenang di alam sana" ujar Aarin lalu mengambil telur tersebut dan memasukkannya ke dalam tas selempang yang di pakainya.

"hiks...baiklah berhenti menangis.mari kita pulang" ujar Aarin

dia lalu pergi menuju portal yempat dia datang tadi dan memasukinya.saat membuka mata dia melihat gua tempatnya meneduh sebelumnya.saat dia melihat portal itu kembali, portak itu perlahan berubah manjadi butiran cahaya yang akhirnya hilang menyisakan tembok batu saja.

"sampai jumpa Lurecha.aku akan menjaga anakmu dengan baik"

setelah mengatakan hal tersebut Aarin langaung beranjak menyusuri gua itu lagi.saat dia sudah sampai di mulut gua, hujan sudah berhenti, menyisakan pepohonan dan tanah yang basah akibat hujan.dengan perasaan sedih dan juga lega, Aarin beranjak pergi dari hutan itu kembali ke rumahnya.

"mari kita pulangg!!"

*°°○○...Bersambung...○○°°*

author timeee

eeee

"Apaan woy visualnya telur naga! kek batu!"

emmm

maaf maaf

sebenarnya aku mau ngasih visual yang lain tapi...

gak mau

tehee~

aku pengennya tu telur yang terkesan kek telur dinasourus tapi masih kek ada sifat-sifat fantasinya.jadilah telur yang kek batu dengan sedikit ukiran di atasnya.

"hilih, palingan gara-gara males nyari kan??"

SALAH!

saya bukan malas nyari gambarnya tapi susah nyari yang cocok.

pas aku lagi nyari nyari visual yg cucok eeee malah baterai hp ku abis.

jaringan jelek juga

adekku nangis terus

ada orang beli juga di warung nya mamakku

jadi ya gitu lah

maap kanlah author kalian ini🙇🙇🙏

kalau gitu mari kita akhiri episode kali ini

sampai jumpa di episode selanjutnya

babayy~👋👋

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***