...Jika suatu saat nanti aku harus pergi dari hidupmu maka saat itulah hidupku juga akan berhenti...
...-Ziyan R.A.-...
...*************************************...
Nasha sudah mendapatkan dua buku yang akan di pakainya untuk referensi makalah.
Sebelumnya Nasha membaca dulu isi buku Biologi itu memastikan apakah materi yang akan ditulisnya benar-benar singkron dengan isi buku.
"Hallo sha" tiba-tiba saja Diandra duduk dihadapan nya, ah iya, Nasha ingat Diandra selalu datang ke perpus untuk belajar setiap istirahat, itu yang dia katakan kemarin, Nasha juga sebenarnya tau ia pasti akan bertemu lagi dengan Diandra di perpus, tapi hari ini Nasha sudah bertekad kuat dalam dirinya untuk tidak memikirkan tentang Diandra dan Ziyan.
Sikap kekanakan seperti kemarin sangat di benci Nasha, kenapa juga Nasha harus marah karena Diandra menyukai Ziyan, tidak ada yang salah dengan hal itu, semua orang berhak menyukai pria setampan Ziyan.
Kemarin Nasha bersalah karena merasa tidak nyaman akan kehadiran Diandra, Nasha tidak akan bersikap seperti itu lagi, 'tidak akan!' serunya dalam hati.
"Hai kak" balas Nasha sambil tersenyum, wajah Nasha yang kemarin hanya ditekuk dan kik-kuk pasti kelihatan sangat memalukan di depan Diandra, fikirnya.
"Lo ga ke kantin?" tanya Diandra
"Ngga kak, ada tugas yang harus di kerjain" jawab Nasha, Diandra hanya membentuk huruf O dengan mulutnya
"Kemarin lo jadi dianterin pulang sama Ziyan?"
Nasha mengangguk menjawab pertanyaan itu, Diandra pura-pura tersenyum dihadapan Nasha
"Ziyan emang baik, walaupun keliatan nya badung gitu tapi dia baik banget sama semua orang" terang Diandra sambil tersenyum, dimatanya seakan-akan ada Ziyan, Nasha tidak memberikan respon.
Tiba-tiba seseorang mendekati mereka, cowok berkaca mata yang kelihatan sangat kik-kuk, pakaian seragamnya sangat rapi, kemejanya dimasukan kedalan celana, kelihatan seperti anak baik-baik, cowok itu tiba-tiba meletakan kotak berbentuk hati yang berisi coklat di hadapan Diandra, dan ia terburu-buru pergi setelah memberikan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Diandra bangkit dari duduk nya mencoba memanggil cowok itu
"Hei" panggil Diandra tapi cowok itu tidak berbalik sama sekali, Diandra menghela nafas berat, Nasha hanya memperhatikan apa yang terjadi.
"Hufffhh" Diandra terlihat sangat lelah, ia duduk kembali di hadapan Nasha
Nasha hanya menatap Diandra
"Selalu kaya gini, Ziyan mungkin udah cape banget ngeliat kejadian kaya gini" terang Diandra tiba-tiba
"Buat lo aja nih" Diandra menyodorkan coklat itu kehadapan Nasha
"Gak-gak usah kak" Nasha tidak mau menerimanya
"Gue udah kesel banget, gara-gara orang-orang kaya gini nih sekarang Ziyan jadi ngejauhin gue, kalo dulu setiap kali ada yang gangguin gue Ziyan pasti selalu jadi yang terdepan belain, bahkan dia bisa sampe mukulin cowok-cowok yang berani genitin gue" Diandra tersenyum seperti sangat merindukan Ziyan, Nasha sedikit kaget mendengar Ziyan memukuli orang untuk melindungi Diandra
"Mukul? Ziyan?" tanya Nasha, Diandra mengangguk
"Awal pertama gue ketemu dia karena dia nolongin gue dari cowok brengs*** yang hampir mukul gue" memang untuk yang satu ini Diandra tidak sepenuhnya berbohong, Nasha tertegun mendengar nya, ada bagian hatinya yang terasa sakit mendengar hal itu, apa Diandra seberharga itu bagi Ziyan?
"Sejak hari itu dia selalu jadi malaikat pelindung gue, gue gak mau kehilangan dia, tapi diantara kita selalu ada orang-orang penganggu kaya gini" Diandra memberikan tekanan pada kata-kata 'pengganggu' seperti sengaja menyindir Nasha
"Dia pasti udah capek banget makanya sekarang dia marah" lanjut Diandra sedih, Nasha hanya mendengar semua yang dikatakan Diandra tanpa interupsi, Diandra tiba-tiba menggenggam tangan Nasha
"Sha, lo sekarang udah jadi temen Ziyan kan? please bantuin gue" pinta Diandra dengan wajah yang sangat serius
"Gue gak mau kehilangan dia" pinta Diandra sekali lagi, hati Nasha terasa semakin sakit, niat Diandra untuk membuat Nasha kesal sepertinya berhasil, Nasha tidak mengatakan apapun, Nasha terlihat bingung dan sedih.
"Lo mau kan sha bantuin gue buat deket lagi sama Ziyan? gue ga tau harus minta tolong sama siapa, sekarang ini kayanya cuma lo yang lagi deket sama Ziyan"
Nasha menarik tangan nya yang di genggam Diandra, Nasha bingung apa yang harus ia lakukan, selama ini Diandra tidak tahu bahwa Ziyan sudah mengungkapkan perasaan nya pada Nasha dan sebenarnya Nasha juga sudah jatuh cinta pada Ziyan walaupun Nasha tidak mengatakan nya dan Sekarang Diandra memintanya untuk membantu dia bisa bersama Ziyan lagi, itu tidak mungkin.
"Sha, please, lo temen gue juga kan? mungkin sekarang lo bingung karena ga enak sama Ziyan, tapi gue harap lo bisa bantuin gue" Diandra tersenyum puas dalam hatinya, dan ia menunjukan senyum palsu di depan Nasha.
Nasha masih tidak menjawab, Diandra pura-pura mengehela nafas kecewa
"Gak apa-apa kok sha kalo lo ga bisa jawab" kata Diandra
"Kalo gitu gue duluan ya gue gak mau ganggu lo lagi, soalnya lo keliatan ga enak gitu" Diandra mengatakan itu untuk membuat Nasha merasa bersalah
"Ng-gak, ga gitu kok kak" Nasha bingung harus berkata apa
"Coklat ini buat lo aja" Diandra memberikan coklat itu ke tangan Nasha, dan ia pergi meninggalkan Nasha yang terlihat hampir menangis.
Apa semua yang dikatakan Diandra itu benar? selama ini Nasha tidak pernah melihat ada Diandra di dalam fikiran Ziyan, saat cowok itu menceritakan tentang Diandra gadis itu tidak pernah terlihat istimewa bagi Ziyan, apa Diandra sengaja membuatnya kesal? Nasha mulai merasa curiga.
Nasha menggeleng-gelengkan kepala untuk menghapus semua kata-kata Diandra barusan, ia sudah bertekad tidak akan terpengaruh seperti kemarin, kalaupun Diandra memang seberharga itu bagi Ziyan Nasha tidak akan mempermasalahkan nya, Ziyan bukan untuk di perebutkan, dan perasaan nya kepada Ziyan juga tidak harus terbalas, itu adalah perasaan nya sendiri, Ziyan tidak bertanggung jawab atas kebahagiaan nya. Nasha tidak akan pernah memaksakan siapapun.
Bel masuk kelas berbunyi, Nasha membawa semua buku yang akan di pinjamnya termasuk coklat berkotak hati yang di berikan Diandra tadi, Nasha fikir akan sangat mubadzir membuang coklat mahal seperti ini.
Jam istirahat kedua Nasha menepati janjinya untuk makan bersama Ziyan.
Ziyan membawakan nampan yang berisi nasi goreng, sekotak banana milk dan sekaleng soda.
Nasha dan Ziyan duduk disalah satu bangku yang ada di kantin, semua mata memperhatikan mereka dan beberapa orang terang-terangan berbisik.
Caca dan Mia yang duduk tidak terlalu jauh hanya senyam-senyum melihat Nasha dan Ziyan, sebelum ke kantin tadi Nasha sudah bilang akan makan bersama Ziyan siang ini dan mereka berdua langsung histeris mendengar nya, Nasha hanya bisa menunduk malu dan memaksa Caca dan Mia untuk duduk bersamanya dan Ziyan, tapi ke dua teman nya itu bilang tidak mau menganggu.
Ziyan melihat sekeliling dengan dingin, menatap semua mata yang mengarah pada Nasha dengan penuh curiga dan pertanyaan, Ziyan membalas tatapan itu seperti mengajak mereka semua berkelahi, alhasil orang-orang yang tidak sengaja bertatapan dengan Ziyan langsung menunduk, pengaruh cowok ini sangat luar biasa, bahkan hanya dari tatapan saja membuat orang lain takut dan kik-kuk, Ziyan melakukan itu untuk melindungi Nasha.
Sementara Nasha berusaha tidak peduli, ia mulai melahap makanan nya karena ia sudah mulai lapar, dia baru sarapan buah tadi pagi dan tidak makan apa-apa saat jam istirahat pertama
"Udah ga risih?" tanya Ziyan, Nasha sedang mengunyah makanan nya
"Udah gak mau peduli" jawab Nasha singkat tapi berhasil membuat Ziyan tersenyum
"Pelan-pelan dong makan nya" Ziyan mengelap minyak yang ada di sela-sela bibir Nasha
"Laper"
"Bandel sih, tadi kan udah di ajakin makan"
Nasha hanya tersenyum dengan mulutnya yang penuh, sangat lucu dimata Ziyan
"Kenapa gak sekalian pesen makan juga sih? katanya mau makan bareng" kata Nasha karena Ziyan hanya membeli sekaleng soda
"Tadi kan udah makan pas istirahat jam pertama" jawab Ziyan
"Ya pesen lagi aja sekarang, kan udah dua jam yang lalu" Nasha merasa tidak enak karena makan sendirian
Ziyan malah mendongakan wajah nya mendekati Nasha yang duduk di hadapan nya, Nasha sekarang bisa melihat wajah cowok itu dari jarak yang sangat dekat
"Suapin!" pinta Ziyan tanpa malu-malu
Nasha langsung mengerutkan dahi "Ogah" jawab Nasha cepat
"Heh, gak sopan ya ngomong sama kakak kelas" Ziyan langsung memencet hidung Nasha sambil tertawa, Nasha langsung menjauhkan wajahnya untuk melepaskan hidungnya dari cubitan Ziyan
"Sakit ikh" kata Nasha sambil mengusap hidungnya yang memerah
Tiba-tiba Arvi dan Ken datang merecoki mereka lagi
"Anjim, udah go public aja lo bedua" seru Ken seketika sambil duduk di sisi kanan Ziyan, sementara Arvi duduk di sisi kiri Ziyan, mereka berdua mengapit Ziyan di tengah, Ziyan mengusap wajahnya karena kesal
"Pergi lo bedua!" seru Ziyan
"Sha kita boleh kan duduk disini?" tanya Arvi cengengesan
Nasha mengangguk-angguk sambil masih mengunyah
"Boleh kok" kata Nasha, Ziyan menatap Nasha seperti menyuruh Nasha jangan mengizinkan kedua teman nya untuk duduk bersama mereka tapi Nasha tidak peduli.
Ziyan dan Nasha sekarang sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelas Nasha
"Sha, pulang sekolah lo free kan?" tanya Ziyan, ia tahu jadwal les dan jadwal ekskul Nasha bukan hari ini
"Hemmm, kenapa?"
"Ikut sama gue dulu mau gak?"
"Kemana? gak mau ah kalo aneh-aneh"
Ziyan langsung tertawa mendengarnya
"Berarti kalo ga aneh-aneh mau dong?"
"Ya tergantung, emang mau kemana?"
"Ke tempat favorite gue"
Nasha mengerutkan dahinya
"Janji kok, gak bakal aneh-aneh, mau yaa" Ziyan mulai merajuk lagi
Nasha tidak langsung menjawab, ia berfikir sejenak, menatap Ziyan, lalu mengangguk pelan.
Senyum Ziyan langsung merekah.
❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Haura
suka karakter Nasya gak mudah kehasut sama otak kaleng...
2021-05-01
2
R.F
sema
2020-12-04
2
Nofi Kahza
akhirnya..dh q like semua kaka🤗🤗
2020-11-30
2