...Aku tidak pernah tahu tentang cinta, sampai saat kamu datang dan mengenalkan nya...
...-Adinda N.R.-...
...************************************...
Ziyan sudah sampai di rumah Ken dengan wajah yang sangat cerah dan bahagia (tentunya dengan perut kenyang juga).
Braaakkkkk seperti biasanya Ziyan membuka pintu kamar Ken dengan kekerasan padahal pintu itu tidak macet atau rusak sama sekali, Arvi yang sedang bermain PS hanya menatap kedatangan nya tidak peduli sambil lanjut bermain PS.
"Kenape lo? girang banget kayanya?" tanya Arvi sambil matanya terus menatap layar TV tidak mau kesempatan nya bermain game terganggu
"Emang keliatan seneng banget ya?" Ziyan malah balik bertanya sambil cengar-cengir
"Kaya orang gila sih lebih tepatnya" jawab Arvi yang kemudian di balas Ziyan dengan melemparkan bantal kecil yang ada di sofa kamar Ken ke arah kepala Arvi dan gagal karena Arvi langsung menghindar dari serangan Ziyan tersebut, refleks Arvi memang luar biasa.
Sekarang Ken yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat ada Ziyan di kamarnya
"Dari mane aja lo? kabur dari sekolah gak bilang-bilang" tanya Ken
"Kayak emak gue aja lu pake gue harus bilang segala, abis ngapel gue" jawab Ziyan asal dan membuat kedua teman nya langsung menoleh, bahkan Arvi langsung mem-pause permainan game nya, Ken maupun Arvi tahu betul sahabatnya itu tidak pernah tertarik pada lawan jenis, walaupun Ziyan banyak di dekati wanita-wanita di sekitarnya cowok itu hanya tidak pernah memperdulikan satupun dari mereka, sebenarnya Arvi dan Ken juga tahu kalau Ziyan pernah memberikan sekotak banana milk pada seorang cewek di kantin yang tidak mereka kenal dan hal itu membuat geger satu sekolah, tapi Ziyan tidak pernah cerita siapa cewek itu.
"Lo lagi deketin cewek?" tanya Arvi
"Biar gue tebak, cewek yang lo deketin itu cewek yang pernah lo kasih banana milk di kantin?" tambah Ken, Ziyan hanya mengangguk sambil senyam-senyum
"Anjas, jijik gue liat muka lo" kata Ken yang melihat Ziyan tidak berhenti tersenyum
"Lo beneran deketin cewek itu? dari semua cewek yang pernah deketin lo kenapa bisa cewek itu? menang Diandra kemana-mana" Arvi yang tahu jenis-jenis cewek yang mendekati Ziyan masih tidak percaya Ziyan malah jatuh cinta pada gadis biasa seperti Nasha.
"Gue gak nyari yang cantik mukanya aja, gue nyari yang tulus" jawab Ziyan sok bijak, membuat Arvi merasa mual sampai menjulurkan lidah nya
"Siapa namanya? lo kenal di sekolah?" tanya Ken
"Gue pernah cerita kan, pas gue di keroyok anak buahnya Alex ada cewek yang nolongin gue" terang Ziyan.
"Jadi cewek itu, lo naksir dia karena dia nyelametin lo?" tanya Ken lagi
"Mungkin" jawab Ziyan singkat "yang pasti gue suka aja ngeliat dia, dia ga kayak cewek-cewek norak yang ngejar gue" lanjut nya
"Diandra juga naksir lo karena lo selametin dia dari Alex" Arvi tiba-tiba nyeletuk dan sekarang ia sudah kembali fokus dengan stik PS nya
"Mungkin itu namanya jodoh, gue sama dia sama-sama gak bisa liat orang kesiksa" Ziyan membuat teorinya sendiri.
Ken hanya menatap geli "tapi lo ga pernah suka kan sama Diandra yang lo selametin? mungkin cewek itu juga sama kaya lo, ga pernah suka sama orang yang dia selametin" Arvi mencoba membuat Ziyan kesal
"Enak aja lo, pernah lo liat muka gue ini di tolak cewek?" Ziyan sangat percaya diri, Arvi memberikan senyum sinis mendengar kata-kata Ziyan
"Emang namanya siapa?" tanya Ken, Ziyan tidak langsung menjawab ia diam lalu tersenyum
"Namanya Adinda" mata Ziyan berbinar-binar saat mengatakan nya, menyebutkan namanya saja membuat Ziyan senang, Ken dan Arvi saling menatap geli melihat Ziyan yang seakan kehilangan akal sehat.
"Terus Diandra gimana?" tanya Ken lagi
"Lah, Diandra kan pacar Alex ga ada urusan nya ama gue" kata Ziyan santai
"Udah bisa lo ya jadi playboy sekarang selain jadi berandalan" Arvi mencibir
"Gue gak pernah dan ga akan pernah jadi playboy bro, walaupun gue di berkahi wajah ganteng selama ini mana ada gue maenin cewek, gak pernah gue gubris satupun cewek yang deketin gue termasuk si Diandra, cewek-cewek itu aja yang ngejar-ngejar gue, terus salah gue dimana?" walaupun perkataan Ziyan terdengar sangat narsis tapi sebenarnya memang selama ini Ziyan tidak pernah bermain-main dengan perempuan karena ia sangat menyayangi ibunya jadi sudah jadi prinsip Ziyan ia tidak mau mempermainkan perempuan, hanya karena wajahnya saja yang tampan yang membuat orang-orang memberinya label play boy.
"Salah lo, lo b*go" Ken ikut mencibir
"Gue kan udah sering bilang ama lo jangan ikut campur urusan Diandra, tuh cewek ngarep sama lo gara-gara secara ga langsung lo udah PHP in dia" lanjut Ken.
Ziyan tidak menjawab lagi ia berfikir apakah yang di katakan Ken itu benar, bagaimana bisa Diandra mengharapkan nya sementara ia masih bersaman Alex, kalaupun memang iya Diandra jatuh cinta pada Ziyan ia benar-benar tidak peduli, Ziyan sama sekali tidak pernah menaruh perasaan apapun kepada Diandra, hanya ada perasaan iba karena Diandra selalu menjadi korban kekerasan Alex. Dan saat ini yang menarik perhatian nya hanyalah Nasha tidak ada gadis lain.
Keesokan paginya cuaca lumayan dingin karena sudah masuk musim hujan, pagi ini jam 6.53 dan sekitar 15 menit lagi bel sekolah akan berbunyi, Nasha sudah mulai masuk sekolah karena ia sudah merasa sangat sehat lagipula Nasha tidak mau harus mengejar banyak pelajaran jika izin tidak masuk sekolah lagi.
Nasha berjalan di koridor lantai satu dengan tenangnya sampai sebelum ia melihat Ziyan dan teman-teman nya mengobrol di dekat lapangan basket, jarak mereka tidak terlalu jauh Nasha yang tadinya semangat jadi sedikit kik-kuk melihat Ziyan, bagaimana tidak gadis itu kemarin menerima tawaran Ziyan untuk berteman dan sekarang ia bingung apa yang harus dilakukan nya, Nasha tidak biasa berteman bahkan gadis itu tidak punya banya teman, semua orang tahu itu.
Kemudian Ziyan menyadari ada Nasha tidak begitu jauh dari tempatnya berdiri ia segera meninggalkan teman-teman nya dan menghampiri Nasha dengan semangat
'Duuh... ngapain ke sini sih itu orang' gerutu Nasha dalam hati, gadis itu pura-pura tidak melihat Ziyan yang menghampiri nya
"Hei" Sapa Ziyan, kemudian ia menyodorkan kotak banana milk ke hadapan Nasha
"Buat sarapan" katanya sambil tersenyum
"Aku udah sarapan" Nasha tidak langsung mengambil pemberian Ziyan.
"Udah ambil aja!" Ziyan menyodorkan banana milk itu ke tangan Nasha
"Lagian kakak ngapain sih tiap hari ngasih aku susu, aku udah lewat masa pertumbuhan" kata Nasha membuat Ziyan tertawa terbahak
"Hahaha, manis banget sih" Ziyan malah mengusap puncak kepala Nasha, hal itu sontak di perhatikan semua orang yang ada di dekat mereka, Nasha buru-buru melepaskan tangan Ziyan dari kepalanya sambil sedikit cemberut
"Emangnya lo ga taw susu ini tuh cuma alesan" kata Ziyan, Nasha bingung apa maksudnya
"Alasan biar gue bisa deketin lo" lanjut Ziyan, Nasha makin mengerutkan dahinya dan ia mulai berjalan lagi menuju kelas sementara Ziyan malah mengekori Nasha.
"Jangan deket-deket ikh, orang-orang liatin kita"
"Lo masih risih aja?"
"Hemmm" Nasha menjawab singkat sambil terus berjalan
"Ya udah sih ga usah di peduliin"
Nasha tidak menjawab sama sekali
"Lo masih aja nih manggil gue kakak?"
Nasha kemudian berhenti berjalan dan menatapa Ziyan, cowok itu masih tersenyum sangat manis
"Ya udah sekarang lo balik ke kelas lo, gue mau masuk kelas juga" Nasha berkata santai, sementara Ziyan tertegun mendengar perkataan Nasha, aneh sekali rasanya mendengar Nasha bicara pakai bahasa gaul seperti itu.
"Kenapa?" tanya Nasha melihat Ziyan yang malah bengong
"Ya-ga-ga usah sesantai itu juga" Ziyan merasa tidak terima di panggil 'lo' oleh Nasha
"Terus maunya gimana sih?" Nasha serba salah, Ziyan menatap Nasha yang kelihatan agak kesal karena permintaan nya yang berubah-ubah, wajah kesalnya saja terasa sangat manis dimata Ziyan
"Ya... manggil nama aja ga usah pake kakak-kakak an, tapi ga pake lo-gue an juga" Ziyan berkata sambil memasang senyum nakal nya
"Gue juga ga bakal ngomong lo-gue lagi deh, kita aku-kamu an aja" kemudian Ziyan nyengir meminta persetujuan
"Gak" jawab Nasha singkat sambil meninggalkan Ziyan
"Mau ya, mau ya" Ziyan merajuk sambil terus mengekori Nasha sampai ke kelasnya.
Hari ini adalah jadwal Nasha ekskul melukis, ia dan lima orang teman nya yang lain sudah ada di ruang seni sementara Ziyan dan kak Arman masih belum terlihat batang hidung nya, akhirnya mereka datang setelah 10 menit lewat jam yang di tentukan
"Maaf telat" Kata kak Arman, Ziyan terlihat mengekori gurunya dari belakang, Ziyan yang melihat Nasha langsung memberikan senyum termanisnya pada gadis itu sementara Nasha langsung memalingkan wajahnya pura-pura tidak lihat, hari ini Ziyan duduk di sebelah kak Arman.
Tadi sebelum ia masuk ke kelas kak Arman sudah menegaskan padanya bahwa yang perlu Ziyan bantu atau ajari bukan cuma Nasha tapi semua anggota club melukis, awalnya Ziyan keberatan karena ia mau jadi asisten club hanya karena ada Nasha, tapi kak Arman mengancam akan mengeluarkan nya jika Ziyan tidak bersikap profesional, dan disinilah ia sekarang duduk di sebelah kak Arman sambil menatap Nasha yang ada di hadapan nya.
Saat ini kak Arman sedang menjelaskan tentang gambar realistic dengan teknik dasar tentang arsir ia juga bilang kalau Ziyan adalah seorang Pro untuk gambar-gambar realistic, kak Arman juga memberikan contoh-contoh gambar realistic di slide power point nya kemudian mengeluarkan sketch book dan menujukan gambar-gambar yang ada di dalam sketch book itu, Ziyan yang melihatnya langsung kaget itu adalah sketch book miliknya, dari mana kak Arman mendapatkan sketch book itu, seingatnya sebelum masuk ke kelas seni buku itu masih ada di dalam tas nya, Ziyan melotot ke arah gurunya itu sementara kak Arman hanya membalas dengan senyuman jahil.
"Kalian pasti tau kan ini karya siapa?" seru kak Arman kepada semua anggota club sambil tersenyum, sementara Ziyan menutup wajah nya dengan sebelah tangannya, semua anggota club melihat gambar itu sangat kagum begitupun dengan Nasha, ia menatap gambar-gambar yang ditunjukan coach nya itu dengan kagum, bakat yang dimiliki Ziyan bukan main-main fikirnya, sketch book itu sudah lusuh mungkin karena sering di gunakan, ada beberapa bagian kertas yang sudah robek juga, kak Arman tidak menunjukan semua gambar hanya sekitar 6 gambar.
Dan gambar yang terakhir adalah lukisan seorang gadis yang sedang menutup matanya dan menyandarkan tubuhnya ke sebuah tiang, rambut gadis itu terurai dan tertiup angin, di bawah lukisan itu tertulis nama 'Adinda'. Nasha langsung menatap Ziyan ia tahu siapa gadis itu, gadis itu adalah gambar dirinya saat berada di atap balkon sekolah, akhirnya Nasha menyadari kalau saat itu Ziyan diam-diam mengikuti nya ke balkon, jantung Nasha mulai berdebar lagi dengan aneh ia tidak pernah merasa di kagumi sampai seperti ini.
Perasaan apa ini? Nasha merasa sangat senang dan tersanjung, Ziyan melukisnya dengan begitu indah. Gambar itu seperti mengatakan betapa tulus perasaan Ziyan terhadapnya, bagaimana bisa hanya sebuah gambar tapi bisa membuat perasaan Nasha jadi tidak karuan? Ziyan yang melihat pipi Nasha bersemu merah tersenyum kecil menatapnya.
Satu jam setengah berlalu dan sekarang waktunya mereka pulang, hari ini Ziyan menepati janjinya untuk bersikap profesional, ia membantu semua anggota club untuk belajar membuat dan mengarsir gambar agar terlihat lebih realistic, gadis-gadis lain di club itu merasa sangat senang karena untuk pertama kalinya bisa berkomunikasi dengan cowok ganteng itu, setelahnya mereka berbisik-bisik ternyata Ziyan tidak semenyramkan gosip yang beredar.
Nasha hampir selesai membereskan peralatan nya ke dalam tas kemudian Ziyan mulai mendekat, ia meletakan sobekan gambar Nasha tadi di atas kursi citos yang di duduki Nasha, Nasha mengambilnya, dilihat dari jarak dekat gambar itu terlihat lebih indah, senyum kecil tersirat di wajah Nasha membuat perasaan Ziyan berjingkrak-jingkrak kesenangan
"Lo suka?" tanya Ziyan, Nasha masih menatapnya
"Siapa cewek ini?" Nasha pura-pura tidak tahu
"Ya lo lah!" jawab Ziyan sedikit kesal
"Gak mirip, gambarnya terlalu cantik" kata Nasha menjahili
"Ya emang lo cantik" kata Ziyan sangat tegas
"Gombal" jawab Nasha sambil memberikan gambar itu pada pemilik nya lagi, sekarang mereka berdua sudah jalan di koridor sekolah
"Gue anterin ya?"
"Ngga ah, kapok"
"Sumpah sekarang ga bakalan ada drama-drama lagi deh"
"Gak"
"Mau ya... please"
Apa-apa an ini, bahkan sekarang wajah merajuk Ziyan terlihat sangat lucu di mata Nasha, ia pasti sudah gila, fikirnya
"Gak mau"
Dan sampai di depan gerbang sekolah Ziyan masih merajuk ingin mengantarkan Nasha pulang sementara Nasha keukeuh tidak mau, mereka tidak menyadari beberapa mata memperhatikan mereka dengan tatapan penasaran dan salah satu mata menatap mereka dengan sangat cemburu dan mata itu milik Diandra yang tangan nya terkepal kuat karena melihat Nasha.
❣️
Maafkan author yang pemalas ini readers, 3 hari tanpa update dan cuma males-malesan 🤭🙏🏻
Hari ini ada sketsa gambar Nasha yang di buat Ziyan, saat berada di balkon Nasha seperti oasis yang sangat indah di gurun pasir, membuat Ziyan tidak bisa melupakan nya eeeaaaaa 😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
vita viandra
cantik.....
2021-05-25
1
R.F
like
2020-12-03
0
chika
like kk syang
2020-11-24
2