...Kebahagiaan mu begitu sederhana, membuatku ingin memberikan seluruh dunia dan segala isinya...
...-Ziyan R.A.-...
...***********************************...
Nasha masih tertegun menatap kedatangan Ziyan tak percaya "Hai" kata cowok itu dengan santainya sambil tersenyum lebar, Nasha keluar dan menutup pintu rumahnya, ia menarik lengan Ziyan ke teras rumah yang agak jauh.
"Kakak ngapain kesini?" tanya Nasha sedikit khawatir jika bu Lasmi melihat Ziyan dirumah
"Gue khawatir sama lo, makanya gue kesini" kata cowok itu membuat Nasha kesal
"Ga usah khawatir! mending kakak sekarang pulang aja" usir Nasha, ia tidak ingin jika bu Lasmi sampai bertemu Ziyan dan akhirnya Ziyan menceritakan kejadian yang menimpa mereka kemarin malam, susah payah Nasha berbohong dan kebohongan nya harus terungkap gara-gara Ziyan, Nasha tidak mau hal itu terjadi, fikirnya.
"Galak banget sih, ga di tawarin minum dulu kek" wajah Ziyan merajuk
Tapi Nasha malah menarik lengan Ziyan yang menggunakan jam tangan
"Ini kan masih jam sekolah?" kata Nasha sambil melihat jam di tangan Ziyan
"Kakak kabur dari sekolah?" Nasha terlihat kesal.
Ziyan hanya tersenyum nakal melihat Nasha yang dirasanya sudah mulai perhatian.
Glek, pintu rumah terdengar di buka dari dalam.
"Ada siapa non?" bu Lasmi keluar dan melihat Nasha yang sedang memegang lengan Ziyan, Nasha kaget dan buru-buru melemparkan tangan kekar itu.
Bu Lasmi menatap keduanya curiga, Nasha tidak berkata apapun
"Siang bu" Ziyan memecah suasana dengan memberikan salam pada bu Lasmi sambil tersenyum lebar.
Akhirnya mereka bertiga duduk di sofa ruang tamu dengan Ziyan yang berhadapan langsung di depan bu Lasmi seperti akan di sidang, suasana terasa sedikit tegang, bu Lasmi menatap Ziyan tajam.
"Kemarin non Nasha dibawa kemana aja?" bu Lasmi bertanya sedikit ketus, Nasha yang duduk di sebelah bu Lasmi menatap Ziyan dan menggelengkan kepalanya kecil, seperti memberi kode untuk tidak berkata jujur. Ziyan diam tidak langsung menjawab pertanyaan bu Lasmi seperti sedang berfikir.
"Kemarin ban motor saya pecah bu pas nganterin Nasha"
Huffhhh Nasha bisa bernafas lega karena Ziyan mengatakan hal yang sama dengan nya
"Terus non Nasha di ajak jalan kaki dari tempat les nya sampe kesini?"
Ziyan tidak menjawab hanya cengar-cengir yang di anggap bu Lasmi sebagai jawaban 'iya'
"Jangan macem-macem ya sama non Nasha, kalo aden macem-macen sama non Nasha aden berurusan sama ibu!" suara bu Lasmi terdengar mengancam
"Ampun buuuu, ngga lagi-lagi janji" Ziyan memasang wajah pura-pura takut dengan ancaman bu Lasmi. Dan 30 menit berlalu sementara bu Lasmi terus mengomel kepada Ziyan karena sudah membuat kaki Nasha bengkak dan sakit, Ziyan hanya mengangguk-angguk sambil sesekali mencuri pandang ke arah Nasha yang terlihat bingung sambil memijat-mijat kening nya, mereka berdua sangat lucu, fikir Ziyan.
Bu Lasmi merasa masih kesal ia tidak puas hanya mengomeli Ziyan, putri kesayangan nya sampai sakit karena anak bandel itu, ia harus membuat perhitungan dengan anak ini, fikir bu Lasmi.
"Ya udah saya mau maafin aden, tapi sekarang anterin saya ke pasar sekalian situ mau pulang kan" kata bu Lasmi masih ketus
"Sama Nasha aja bu ke pasarnya" Nasha berusaha membujuk
"Non Nasha kan lagi sakit, dirumah aja istirahat" tolak bu Lasmi
"Gak apa-apa sha, ayo bu saya anterin ke pasar dengan senang hati" kata Ziyan sambil tersenyum lebar, firasat Nasha mengatakan akan ada sesuatu yang tidak beres.
Karena hari itu Ziyan tidak membawa kendaraan jadi Ziyan menawarkan bu Lasmi untuk memesan taksi, motornya masih di bengkel sementara mobilnya ia tinggalkan di sekolah karena Ziyan kabur lewat halaman belakang sekolah, tapi bu Lasmi menolak untuk naik taksi dan akhirnya mereka berdua berdesak-desakan di dalam busway.
Bu Lasmi fikir Ziyan pasti anak manja yang tidak terbiasa naik angkutan umum dari wajahnya saja terlihat Ziyan ini pasti anak orang kaya yang di rumahnya terdapat berbagai fasilitas, pasti anak itu akan merasa tidak nyaman di dalam busway yang panas dan sempit. Sebenarnya Ziyan memang tidak terbiasa naik bus, biasanya ia naik motor atau mobil sport yang di belikan ayahnya tapi bukan berarti Ziyan tidak pernah naik bus, wajah cowok itu masih santai dengan keadaan bus yang berdesak-desakan, sesekali ia menghadang penumpang lain agar bu Lasmi mendapatkan posisi yang nyaman di bus. Melihat Ziyan masih tenang bu Lasmi masih tidak puas, ia harus membuat anak itu kecapean seperti Nasha kemarin malam.
Akhirnya mereka turun di halte busway yang masih berjarak sekitar 1 kilometer dari pasar, kata bu Lasmi biar Ziyan bisa olahraga jalan kaki ke pasar, Ziyan hanya bisa menurut. Di pasar bu Lasmi berkeliling membeli kebutuhan-kebutuhan untuk dirumah Nasha, segala hal ia beli bahkan sampai yang tidak terlalu penting pun di belinya, pasar yang di datangi mereka bukan pasar modern yang biasa di datangi bu Lasmi dan Nasha, pasar ini adalah pasar tradisional yang becek dan bau, Ziyan membawa semua belanjaan bu Lasmi yang sangat-sangat banyak, hampir 5 keresek besar, celana seragamnya dilipat ke atas agar tidak kotor tapi sepatu mahal dan kakinya jadi penuh lumpur, Ziyan tidak mengeluh sama sekali membuat bu Lasmi merasa gagal mengerjai anak ini.
"Den, jujur aja deh kemaren aden sama non Nasha kemana aja?" bu Lasmi mulai mengorek informasi
"Beneran gara-gara ban motor saya pecah bu" Ziyan menjawab sambil sedikit kesusahan membawa keresek-keresek belanjaan
"Nah itu ban motornya kenapa bisa kempes tuh? jujur aja den! nanti saya izinin aden deketin non Nasha" senyum geli tersungging di wajah bu Lasmi
"Ibu taw?" Ziyan sumberingah mendengar kata-kata bu Lasmi
"Taw lah, keliatan jelas aden naksir non Nasha"
Ziyan tertawa mendengarnya walaupun ia sedikit malu
"Ban motornya kempes gara-gara di kempesin orang bu" Ziyan mulai jujur, bu Lasmi menghentikan jalan nya dan menatap Ziyan penuh selidik
"Banyak orang yang ga suka sama saya bu, jadi mereka ngerjain saya terus"
Bu Lasmi mulai mengingat-ingat kejadian saat Ziyan di bawa kerumah Nasha karena dikeroyok orang
"Orang yang ngeroyok sama orang kempesin ban sama?" tanya bu Lasmi, Ziyan mengangguk ragu
"Astagfirullah, bahaya itu" bu Lasmi reflect memukul lengan Ziyan sedikit keras
"Bandel ya kecil-kecil banyak musuh" sekarang tangan nya menjewer kuping Ziyan
"Ampun bu, ampun, ampun" Ziyan kesakitan sambil tertawa, bu Lasmi melepaskan jeweran nya
"Ya gimana lagi bu, resiko jadi orang ganteng" Ziyan terkekeh, anak ini masih sempet-sempet nya bercanda, fikir bu Lasmi.
"Auto nyesel saya bilang bakal kasih restu aden deketin non Nasha" bu Lasmi menghela nafas
"Bahaya non Nasha kalo deket-deket aden" bu Lasmi mengatakan apa yang ingin dikatakan nya
"Janji bu saya bakal jagain Nasha" Ziyan berkata serius, ia tidak ingin kehilangan kepercayaan bu Lasmi, wanita paruh baya itu menatapnya lekat dan wajah Ziyan terlihat sangat bisa di percaya, bu Lasmi kesal pasti karna Ziyan sangat tampan anak ini jadi mudah mendapat simpati, fikirnya.
Ia mulai berjalan lagi yang di ikuti Ziyan dengan belanjaan nya yang sangat banyak
"Kalo Nasha orang nya gimana bu?" Ziyan dengan senyum nakalnya bertanya pada bu Lasmi, ini adalah kesempatan emas baginya
"Non Nasha anak baik-baik den, pinter, mandiri, pokoknya selama ibu ngurusin non Nasha dia ga pernah ngerepotin saya"
"Kalo orang tuanya Nasha kemana bu?"
"Ibu nya udah meninggal pas kelasn 6 Sd, kalo ayahnya lagi keluar kota, ayahnya non Nasha emang jarang dirumah, jadi biasanya sama saya aja"
"Ibu udah lama ngejagain Nasha?"
"Dari bayi den, dari pas non Nasha lahir saya sama mamah nya yang jagain, mandiin, gantiin popok, ga kerasa sekarang non Nasha udah gadis, mana di taksir sama anak nakal kayak gini nih" bu Lasmi sedikit mencubit pinggang Ziyan, cowok itu tertawa.
"Non Nasha anaknya ga pernah ngeluh, hatinya lembut banget, bahkan waktu Sd dia pernah bawa sampah kaleng pulang kerumah katanya kasian ngeliat kaleng itu di tendang-tendang dan di injek orang" bu Lasmi terseyum mengingat Nasha, Ziyan juga sedikit tersenyum ia juga tau bagaimana lembutnya hati Nasha saat merawatnya setelah di keroyok anak buah Alex.
"Sejak mamah nya meninggal non Nasha jadi kehilangan sosok ibu bahkan walaupun ayahnya masih ada dia jarang banget ketemu, ayahnya non Nasha selalu sibuk sampai-sampai lupa kalau non Nasha sendirian, kadang saya suka sedih setiap kali bapak pergi ke luar kota berminggu-minggu, bahkan pernah berbulan-bulan, tapi non Nasha ga pernah ngeluh dan selalu sayang sama ayahnya" senyum bu Lasmi berganti dengan raut sedih.
"Anak itu ga pernah pengen apa-apa, dan ga pernah punya siapa-siapa, bahkan ngga akan ada yang tau seberapa kesepian nya dia"
Ziyan tertegun mendengar sosok Nasha yang di jelaskan bu Lasmi, dan semakin besar saja rasa kagum nya pada gadis tangguh itu, gadis itu sangat berbeda dengan dirinya, bagaimana caranya Nasha menerima keadaan apapun? sementara ia selalu marah dengan keadaan nya dan berusaha mencari pelarian.
"Kalo Nasha sukanya cowok yang gimana bu?" Ziyan berusaha memecah suasana agar bu Lasmi tidak kelihatan sedih lagi, bu Lasmi melihat Ziyan dari ujung kaki sampai kepala
"Susah kalau itu jawaban nya" kata bu Lasmi sambil terkekeh
"Kalo saya masuk kriteria Nasha ngga ya?" tanya Ziyan lagi, menurut bu Lasmi sebenarnya Ziyan pasti masuk kriteria gadis manapun, anak ini sangat tampan, badan nya tinggi dan menyenangkan.
"Yang pasti non Nasha suka cowok baik-baik sih" kata bu Lasmi sengaja menjawab demikian agar Ziyan merasa tidak masuk kriteria, dan benar saja wajah Ziyan terlihat kecewa, bu Lasmi tertawa melihat Ziyan.
Nasha berusaha untuk fokus dengan buku pelajaran yang di pegang nya, tapi berkali-kali gadis itu malah melihat jam dan mengintip ke jendela dari ruang tamu, sudah 3 jam sementara Ziyan dan bu Lasmi masih belum kembali dari pasar, Nasha sangat khawatir jika mereka bertemu lagi berandalan-berandalan yang mengejarnya dan Ziyan kemarin malam, bu Lasmi pasti tidak akan bisa berlari seperti Nasha di umurnya yang sekarang, fikirnya.
Akhirnya suara taksi terparkir di depan gerbang rumahnya, buru-buru Nasha keluar, dilihatnya wajah bu Lasmi yang cerah sambil tersenyum-senyum bersama Ziyan yang sedang mengeluarkan keresek-keresek belanjaan yang sangat banyak dan mereka membawanya ke hadapan Nasha setelah membayar taksi itu.
Nasha bengong melihat betapa banyak belanjaan bu Lasmi seperti persiapan bahan pokok untuk tiga bulan.
"Bu ini gak salah? pasarnya ga akan buka-buka lagi ya sampe ibu belanja banyak banget gini?" tanya Nasha masih dengan wajah bingung, Ziyan dan bu Lasmi hanya tertawa.
"Gak apa-apa non, biar kita ga bolak-balik ke pasar terus" jawab bu Lasmi
Nasha hanya menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal
"Kalo gitu saya pamit dulu ya bu, lagian saya juga udah liat Nasha baik-baik aja jadi saya udah tenang" kata Ziyan.
"Eeeh, masa langsung pulang, ibu harus ngucapin terimakasih dulu, ibu masakin makanan yang enak ya, ayok makan dulu sama-sama disini"
Bu Lasmi mencoba memahan Ziyan, sementara Nasha hanya bertambah bingung kenapa sikap bu Lasmi yang tadi ketus jadi berubah 360 derajat seperti ini, bu Lasmi menatap Ziyan sambil matanya mengeryit-ngeryit seperti memberi tanda kepada Ziyan untuk lebih lama tinggal agar bisa ngobrol dengan Nasha, Ziyan yang mengerti kode yang diberikan bu Lasmi ia langsung tersenyum sumberingah
"Dengan senang hati bu" katanya menerima ajakan makan dari bu Lasmi.
❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Umi Yan
Semangat menulis untuk karyanya yang luar biasa kak, sukses selalu😊💪🙏
2020-11-10
3