...Bahkan semudah itu cahayamu merobohkan dinding yang sudah kubuat kokoh dihatiku...
...-Ziyan R.A.-...
...******************************...
Taksi itu akhirnya sampai di luar gerbang rumah Nasha, dari jendela taksi terlihat bu Lasmi yang sedang berdiri di teras rumah dengan wajah yang cemas dan handphone di tangannya, entah sudah berapa ratus kali handphone itu di pakai untuk menelpon Nasha, bu Lasmi langsung berlari cepat setelah melihat yang keluar dari taksi itu adalah Nasha.
"Noooon" bu Lasmi berlari menghampiri mereka dan seketika memeluk Nasha sambil menangis.
"Bu maafin Nasha ya, ibu pasti hawatir banget" Nasha juga langsung di serang perasaan bersalah saat melihat bu Lasmi
"Alhamdulillah non baik-baik aja" bu Lasmi masih emosional.
"Aku ga apa-apa kok bu" Nasha melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata bu Lasmi dengan jarinya, gadis itu berusaha tersenyum untuk membuat bu Lasmi tenang, setelah beberapa menit bersedih-sedih ria dengan Nasha akhirnya bu Lasmi menyadari kalau Nasha tidak sendiri, matanya berbalik menatap Ziyan.
"Loh ini kan?" tanya bu Lasmi sambil menatap Nasha
"Nanti aku ceritain di dalem ya" Nasha berusaha membawa bu Lasmi masuk dan akhirnya mereka meninggalkan Ziyan disana.
Cowok itu merasa sangat bersalah pada Nasha ataupun bu Lasmi, sekarang ia hanya bisa memandang punggung kedua wanita berbeda generasi itu masuk kedalam rumah sambil bergandengan, tak lama Ziyan masuk lagi kedalam taksi setelah memastikan Nasha sudah benar-benar aman dirumahnya.
Nasha duduk di sofa ruang tamunya di temani bu Lasmi, perasaan bersyukur saat ini sangat banyak ada dalam dada Nasha, saat di kejar anak buah Alex tadi Nasha fikir ia tidak akan bisa melihat bu Lasmi lagi, kaki Nasha sempurna bengkak dan jari-jarinya ada yang memerah karena lecet, sepertinya hal itu disebabkan karena Nasha terlalu lama memakai sepatu dan berlari seperti orang gila.
"Yaampun ini kenapa bisa kaya gini?" bu Lasmi sedikit berteriak karena kaget melihat kaki Nasha
"Ini kayanya karena aku kelamaan pake sepatu bu"
"Sebentar ibu bawain air anget ya biar di rendem kaki nya" kemudian bu Lasmi berlari ke arah dapur, tidak Lama ia kembali sambil membawa baskom yang lumayan besar berisi air hangat, baskom itu di simpan di samping kaki Nasha.
Sekarang Nasha sudah merendam kakinya yang bengkak
"Non dari mana aja sih non?"
"Maafin aku ya bu, hp aku habis batrei, terus..." Nasha harus sedikit mengarang cerita agar bu Lasmi tidak hawatir, fikirnya.
"Terus tadi kakak kelas aku itu nawarin buat nganter pulang, tapi ban motornya dijalan pecah dan macet banget, kita juga lama banget ga nemu-nemu taksi jadi aku jalan kaki lumayan jauh bu" terang Nasha tidak berani menatap bu Lasmi.
"Tapi kok bisa sampe semalem ini sih non? non ga pinjem hp nya si aden tadi buat ngabarin ibu?"
Sebagai orang yang sudah hidup dengan Nasha 17 tahun bu Lasmi pasti tau betul kalau saat ini putri kesayangan nya sedang berbohong, Nasha menundukan kepalanya, situasi beberapa jam yang lalu tidak memungkinkan ia untuk menelpon bu Lasmi
"Iya maafin aku ya bu, tadi katanya dia ga bawa hp" Nasha bingung harus bilang apa lagi, bu Lasmi masih menatap Nasha, tapi sekarang tatapan curiga itu berubah menjadi iba, bu Lasmi sangat tahu bagaimana Nasha gadis itu tidak akan berbohong jika bukan untuk sesuatu hal yang penting, bu Lasmi hanya mengusap rambut Nasha dengan lembut
"Ya udah ibu bawain makan kesini ya"
"Aku mandi dulu aja bu, nanti baru makan"
Bu Lasmi menggeleng "pokoknya sekarang makan dulu" kata bu Lasmi sambil pergi ke dapur, ia tidak mau di bantah.
Akhirnya Nasha selesai membersihkan diri, kakinya yang super pegal baru terasa sekarang, saat lari-lari dengan Ziyan tadi tidak terasa apapun bahkan Nasha hanya bisa merasakan jantung nya yang berdetak seperti genderang perang. Bu Lasmi mengetuk kamar Nasha, lalu gadis itu membukakan pintu
"Loh ibu kok belum tidur juga?" tanya Nasha, bu Lasmi hanya menarik tangan Nasha untuk duduk di tempat tidur
"Non sekarang tidur ya, kakinya biar ibu urut"
Bu Lasmi sudah membawa minyak kayu putih di tangan nya, Nasha menatap bu Lasmi dengan sedih, selama ini bu Lasmi adalah sosok pengganti ibunya yang telah tiada bahkan perhatian dari 'orang tua' juga hanya Nasha dapatkan dari sosok bu Lasmi, Nasha tau bukan berarti ayahnya tidak menyayanginya hanya saja selama ini hanya bu Lasmi yang selalu ada bersama Nasha, akan wajar rasanya jika Nasha sangat sayang dan hormat pada wanita yang selalu mengurus dan memperhatikan nya itu.
"Ga usah bu, udah ga begitu pegel koook, ibu tidur aja ya" kata Nasha lembut, tapi bu Lasmi malah mengangkat kedua kaki Nasha dan di letakan dikedua pahanya
"Ibu.... jangan" Nasha masih berusaha menolak dengan menghentikan tangan bu Lasmi
"Non pokonya sekarang tiduran aja! ibu malah ga akan bisa tidur kalo tau non sakit"
"Tapi aku udah gak apa-apa" Nasha sedikit merajuk, bu Lasmi tidak mau mendengarkan, ia malah mulai membaluri kaki Nasha dengan minyak kayu putih, akhirnya Nasha menyerah dan membaringkan tubuhnya di kasur.
"Ibu tadi ngasih tau papah?" Nasha bertanya sedikit ragu
"Bingung saya non harus bilang apa sama bapak, jadi saya tadi pergi ke kantor polisi aja" kata bu Lasmi jujur
"Hah? ibu ke kantor polisi?" Nasha keget mendengarnya
"Iya non, tadi ibu minta tolong satpam kompleks nganterin ke kantor polisi, tapi kata polisinya laporan ibu belum bisa di proses karena non hilang nya belum 24 jam" terang bu Lasmi
Hufffffh Nasha lega mendengarnya
"Makasih ya bu karena ga nelpon papah, jangan kasih tau papah ya bu"
"Non, emang tadi sebetulnya dari mana aja sih?"
"Aku kan udah cerita bu"
"Non pacaran sama si aden ganteng itu? Ziyan kan ya namanya?"
"Nggaaaa bu, aku ga pacaran sama siapa-siapa"
"Tapi kok dianterin pulang?"
"Aku kan udah bilang kalo hp aku mati jadi ga bisa pesen ojol"
"Tapi kayanya dia suka deh sama non"
"Aku ngantuk ah, ga mau bahas dia lagi" Nasha memejamkan matanya, sementara bu Lasmi tersenyum sambil masih memijat kaki Nasha, setelah hampir satu jam bu Lasmi melihat Nasha sudah tertidur sangat lelap, ia menutupi seluruh tubuh Nasha dengan selimut dan membelai wajah Nasha, kemudian bu Lasmi keluar dari kamar Nasha dan menutup pintu.
Nasha bangun dengan malas, dari balik gorden jendela Nasha melihat matahari yang sudah terik menelusup ke kamarnya dari celah gorden itu, buru-buru Nasha melihat jam dan ternyata sudah jam 9 pagi, gadis itu langsung lari dari kamarnya karena ia sudah terlambat masuk sekolah.
"Ibu.... ibu...." Nasha mencari bu Lasmi di sekitar rumah
"Iya non?" bu Lasmi kemudian menghampiri Nasha
"Bu aku kok ngga di bangunin sih? aku jadi telat banget kesekolah kan" Nasha terlihat sangat khawatir
"Gak tega saya bangunin nya, non tidurnya nyenyak banget soalnya"
"Tapi aku jadinya kan ga kesekolah"
"Ga apa-apa non, hari ini aja, lagian non Nasha juga masih sakit kan?"
"Aku baik-baik aja buuu"
Bu Lasmi meletakan punggung tangan nya di kepala Nasha
"Ini badanya masih demam" kata bu Lasmi, Nasha kemudian mengecek tubuhnya sendiri dengan meletakan tangan di jidat dan memang sedikit demam
"Sekarang mending non telpon aja guru sekolahnya, bilang hari ini sakit" saran bu Lasmi, akhirnya Nasha tidak berdebat lagi dan mengangguk
"Mau ibu bawain makanan nya ke kamar?"
"Gak usah bu aku mau mandi dulu terus makan"
"Lagi demam loh non, kok mandi?"
"Demam nya cuma sedikit kok, nanti aku kebawah makan"
Bu Lasmi mengangguk dan Nasha kembali ke kamarnya lagi segera menghubungi bu Ratna dan Mia untuk mengabarkan ia tidak masuk sekolah.
Ziyan berkeliling di semua koridor sekolah, setelah ia mengintip kelas Nasha dan ke kantin tapi gadis itu tidak ada disana, Ziyan naik ke lantai 5 melihat atap balkon tapi Nasha tidak ada juga di sana, gadis itu tidak ada dimanapun, akhirnya dari pada ia terus merasa sesak karena penasaran Ziyan memberanikan diri menemui Mia dan Caca yang hari itu hanya duduk berdua di kantin.
"Nasha kemana?" tanya Ziyan tanpa basa-basi
Mia dan Caca hanya melongo, ini adalah pertama kalinya Ziyan bicara pada mereka selama mereka sekolah di SMU Bina Karya
"Ekheeem, Nasha ga masuk?" Ziyan sedikit gugup karena harus mengulang pertanyaan nya
"I-iya kak ga masuk" jawab Caca gelagapan
"Oke, thank you" Seru Ziyan singkat sambil buru-buru meninggalkan mereka berdua.
"Nasha beruntung banget siiiiih" teriak Caca yang sangat terkesima melihat ketampanan Ziyan
"Jangan lebay ah" Kata Mia tertawa melihat Caca yang seperti akan pingsan
"Ya lo enak, cowok lo juga ganteng"
"Lo pake pelet ya?" gerutu Caca, ngawur
"Apaan sih lo"
"Ya abisnya lo bisa dapetin Rama yang ganteng banget, sekarang Nasha yang duduk sama lo juga di deketin Kak Ziyan yang ganteng, ganteng, ganteng banget, pelet lo nular kali ama tu anak"
Mia tertawa terbahak mendengar perkataan Caca
"Eh, tapi lo beneran ga tau Nasha ama kak Ziyan punya hubungan apa?" tanya Caca memasang wajah curiga
"Gak tau gue, kepo banget sih lo" kata Mia santai
"Kalo kak Ziyan sama Nasha terus kak Diandra gimana?"
Sejenak Mia dan Caca diam sambil saling pandang
"Bukan urusan gue ah"
"Pelakor dong Nasha, hahaha" Caca berkata asal, Mia sudah malas merespon.
Sementara saat ini Nasha sedang duduk di sofa ruang tamunya sambil membaca buku pelajaran, ia sudah mendapatkan pesan dari Mia tentang materi pelajaran mereka hari ini dan PR-PR yang diberikan guru. Beberapa kali bu Lasmi melarang Nasha belajar dan menyuruhnya beristirahat saja tapi Nasha selalu beralasan bosan jika seharian hanya diam dikamar.
'ting-nong-ting-nong' suara bel rumah Nasha dipencet.
Nasha berdiri dari duduknya dan menyuruh bu Lasmi kembali ke dapur biar ia saja yang membukakan pintu, alangkah kaget Nasha ketika dilihatnya Ziyan yang datang ke rumahnya, mau apa cowok ini kerumahnya? fikir Nasha, gadis itu masih tertegun menatap Ziyan tidak percaya.
"Hai" kata cowok itu sambil tersenyum lebar.
❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Dian
haii kak... aku mampir nihh dikarya kakak udh ku kasi 11 like, 5 rate , sama vote... jgn lupa mampir juga di karya ku "Suamiku Posesif (Adam dan Alina)"
2020-12-08
0
chika
aku sudah mampir lagi ka
2020-11-22
1