...Andai aku bisa selamanya aku akan memilih bersembunyi dari pada harus melihatmu menangis...
...-Ziyan R.A.-...
...*********************************...
Nasha masuk ke rumahnya terburu-buru seperti baru saja bertemu hantu di jalan, ia masih berdiri dibalik pintu masuk sambil memegang dadanya yang masih saja berdebar karena kata-kata konyol cowok aneh itu.
Ia menarik nafas cukup panjang, mengapa ia harus berdebar? apa Nasha terpengaruh dengan perkataan Ziyan tadi? bodohnya ia jika percaya dengan yang Ziyan katakan wajah pria itu bahkan tidak bisa di percaya, fikirnya.
Sekarang Nasha sedikit tenang setidaknya ia sudah berada di tempat paling aman dimuka bumi ini, rumahnya sendiri.
"Non? kok gak kedengeran suara ojek nya?" tiba-tiba bu Lasmi menghampiri Nasha
"Iya tadi aku turun agak jauh bu"
"Loh kenapa non?"
"Uang buat bayar ojek nya kurang, aku ga bawa uang cash lagi"
Kalau saja tadi Nasha sempat memesan ojek online kejadian nya pasti tidak akan begitu, karena ingin menghindari Ziyan Nasha buru-buru naik ke sembarang ojek pengkolan yang ada di depan gerbang sekolahnya, alhasil ongkos pulang yang biasanya cukup dengan 15-20 ribu hari ini harus sampai 35 ribu.
"Kan bisa bayar di rumah non kurang nya" kata bu Lasmi
Nasha menatap wanita paruh baya itu dengan polos "iya juga ya" tampak Nasha sedikit menyesal, hari ini memang sangat membuat fikiran Nasha berantakan, sepanjang hari orang-orang disekolah memperhatikan dan membicarakan nya, sampai di saat ekskul lukispun ia masih harus berurusan dengan Ziyan, untung saja Nasha masih bisa berkonsentrasi saat pelajaran.
Setelah menyelesaikan makan malamnya dan membantu bu Lasmi mencuci piring serta peralatan bekas memasak Nasha naik ke kamar untuk belajar kemudian tidur, sebelumnya Nasha mendapatkan kabar kalau ayah nya akan sedikit lebih lama di luar kota karena urusan pekerjaan yang belum selesai, dan itu bukanlah hal yang aneh bagi Nasha, ia sudah biasa hanya berdua dengan bu Lasmi saja.
Sebelum tidur Nasha pergi ke toilet untuk melakukan ritual malamnya yaitu menggosok gigi dan mencuci wajah dengan sabun, lima menit kemudian Nasha selesai dan keluar dari toilet, biasanya setelah selesai bersih-bersih Nasha akan mengecek PR dan menyiapkan buku sekolah untuk esok hari, satu per satu barang yang ada di dalam ransel ia keluarkan dan Nasha menemukan sekotak banana milk yang tadi siang di berikan Ziyan kepadanya.
Nasha menatap banana milk yang ada di tangan nya, tiba-tiba Nasha teringat satu memori, saat itu Nasha masih kelas 9 SMP suatu hari ia menemukan sepucuk surat dan sebatang coklat di atas meja dikelasnya dari seorang anonim, isi surat itu adalah ungkapan rasa suka seseorang kepada Nasha, setelah mendapatkan surat dan coklat itu semua teman-teman di kelas Nasha mulai meledeknya, Nasha amat sangat merasa terganggu dengan ulah teman-teman yang seperti itu.
Karena tidak mendapatkan balasan si anonim itu melakukan hal yang sama ke esokan harinya, menaruh surat dan coklat di atas meja Nasha, dan hal itu terus berlanjut sampai 5 hari dan akhirnya karena tidak pernah mendapatkan respon si anonim menunjukan diri, ternyata dia adalah Aryan siswa kutu buku di SMP Nasha saat itu, Nasha tidak pernah menyangka Aryan akan suka padanya dimata Nasha tidak ada teman yang spesial semuanya hanya teman biasa, akhirnya tanpa basa basi Nasha langsung menolak Aryan dengan tegas dan sejak saat itu Aryan tidak pernah mengganggunya lagi dengan surat-surat atau coklat, bahkan setiap kali bertemu Nasha anak laki-laki malang itu hanya akan menghindar atau memalingkan wajah.
Selama mendapatkan surat dan coklat dari Aryan Nasha hanya merasa risih dengan perlakuan teman-teman nya dulu, sama seperti yang ia rasakan sekarang saat semua orang tiba-tiba membuatnya menjadi pusat perhatian satu sekolah hanya karena Ziyan memberinya sekotak susu.
Namun anehnya kenapa Nasha merasa terganggu saat Ziyan mengatakan hal tidak penting seperti 'Ziyan suka melihatnya', tiba-tiba jantung Nasha berdegup kencang saat mendengar kata-kata sepele itu, bahkan dulu saat Aryan terang-terangan menyatakan rasa sukanya Nasha tidak merasakan apapun, yang ada hanya perasaan ingin cepat-cepat menolak Aryan agar anak laki-laki itu tidak salah paham padanya.
Seharusnya perasaan kepada Ziyan juga sama seperti perasaan nya kepada Aryan, tapi kenapa berbeda? Apa karena Ziyan lebih tampan dari Aryan? jadi Nasha hanya terpengaruh karena ketampanan nya saja? Nasha menggeleng-gelengkan kepala, merasa risih dengan fikiran nya sendiri lalu meletakan banana milk itu ke atas meja belajar, lagi pula Ziyan hanya bilang 'suka melihatnya' bukan 'suka kepadanya' kenapa Nasha masih terus memikirkan kata-kata itu. Tidak ingin mengingatnya lagi Nasha mengalihkan perhatian dengan membuka buku pelajaran nya dan mengerjakan PR.
Nasha bersemangat pergi kesekolah, ia yakin pasti semua orang disekolah sudah melupakan kejadian kemarin, dan benar saja pagi ini Nasha berjalan dengan damai sampai ke kelas, seperti biasanya jam istirahat pertama Nasha, Mia dan Caca pergi ke kantin untuk membeli camilan, sebetulnya Nasha ingin segera kembali ke kelas setelah mendapat makanan yang di inginkan nya, tapi Mia dan Caca sedikit memaksa untuk tetap tinggal dan makan di kantin saja, alasan nya supaya ga bolak-balik kalau mereka ingin membeli makanan lagi, akhirnya Nasha menyerah.
Tidak lama setelah mereka duduk di salah satu meja kantin Ziyan dan geng nya terlihat masuk ke sana, Nasha yang saat itu melihat Ziyan sudah berada di kantin mulai berfikir untuk meninggalkan tempat itu, baru saja Ziyan masuk tapi semua mata sudah tajam melihat Nasha dengan penuh curiga, sementara Ziyan tersenyum lebar melihat ada orang yang di harapkan nya berada disana, Nasha mulai tidak nyaman.
"Ada kak Ziyan tuh sha" kata Caca berbisik
Nasha hanya diam menundukan kepala, berharap tidak ada yang melihatnya
"Tuh kan orang nya kesini" Kata Caca lagi melihat Ziyan yang berjalan ke arah mereka
"Aku ke kelas duluan ya" Nasha buru-buru mengambil makanan ringan yang di belinya dari atas meja dan bergegas berdiri dari tempat duduknya, belum sampai Nasha pergi Ziyan sudah berdiri tepat dihadapan nya sampai Nasha sedikit menabrak bahu Ziyan yang menghadangnya.
Sambil tersenyum cowok itu mengambil sesuatu di dalam saku celana dan mengeluarkan banana milk lalu meletakan nya di atas meja di sebelah Nasha, Nasha sejenak melihat mata cowok itu dan segera pergi melewatinya dengan meninggalkan banana milk dan teman-teman nya di kantin.
Ziyan berusaha mengejar Nasha yang sedikit berlari meninggalkan kantin, buru-buru lengan Nasha di tariknya ketika jarak mereka tidak terlalu jauh.
"Kok ga di ambil sih?" tanya Ziyan sambil menunjukan banana milk yang ada di tangan nya
"Gak usah kak, saya udah minum" tolak Nasha sambil matanya melihat sekeliling dan memang hampir semua orang di koridor itu menatap mereka
"Gue beliin ini buat lo" Kata Ziyan lagi sambil memberikan banana milk itu ke tangan Nasha
"Ga usah" Kata Nasha sambil mengembalikan banana milk ke tangan Ziyan
"lo ambil dan gue ga akan ngejar lo lagi" mendengar itu Nasha menatap wajah Ziyan melihat apakah cowok itu berkata serius atau tidak, akhirnya Nasha mengambil banana milk itu dan buru-buru pergi meninggalkan Ziyan di koridor lantai satu, dari kejauhan Ziyan melihat Nasha berlari menjauhi nya.
Bel istirahat jam kedua berbunyi dan Nasha masih pura-pura sibuk dengan buku matematikanya.
"Ke kantin yuk" Caca menghampiri Mia dan Nasha ke mejanya
"Kalian aja deh, gue masih kenyang" jawab Nasha
Caca malah menyipitkan matanya "bener masih kenyang? ga lagi takut ketemu seseorang kaaaan?" tanya Caca sambil memasang wajah curiga
"Apa sih" Nasha masih berpura-pura sibuk dengan bukunya tidak berani menatap wajah Caca
"Ya udah mi, yok ke kantin" ajak Caca pada Mia, Mia hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala lalu ia menunjukan kotak makanan yang sudah di siapkan nya untuk Rama, Caca langsung mengerti kalau istirahat jam kedua ini akan Mia habiskan dengan berduaan bersama pacar ganteng nya.
"Gak seru lo bedua" Caca pergi meninggalkan Mia dan Nasha sambil cemberut. Setelah melihat Caca melewati pintu kelas perhatian Mia tertuju ke teman sebangkunya yang masih saja pura-pura membaca, sepertinya Mia bisa tahu kalau Nasha tidak nyaman mendapatkan perhatian dari Ziyan dan teman-teman nya yang penasaran dengan hubungan mereka.
"Sha, ikut gue yuk"
"Kemana?"
"Udah ikut aja" Mia menarik tangan Nasha
Dan akhirnya Ziyan yang dari tadi menunggu Nasha keluar dari kelas melihat gadis itu bersama Mia menuju ke lantai tiga, dari jarak yang tidak terlalu dekat Ziyan mengikuti kedua gadis itu.
Ternyata Mia mengajak Nasha ke atap balkon sekolah, tepatnya ada di lantai 5, pintu menuju balkon biasanya tidak di kunci karena tempat itu terkadang di pakai penjaga sekolah untuk menyimpan peralatan-peralatan berat atau barang-barang sekolah yang sudah tidak terpakai, balkon itu sangat luas, angin berhembus cukup kencang dan di tempat itu juga sepi, tidak ada siswa yang tahu kalau atap balkon sekolah sebenarnya tidak di kunci, kalau mereka tahu mungkin beberapa orang siswa nakal bisa saja menggunakan tempat itu untuk area merokok.
"Rama ga terlalu suka keramaian, jadi kalau ngga ke perpus biasanya jam istirahat dia pergi kesini buat belajar atau sekedar baca buku" kata Mia dan benar saja di sayap kiri balkon itu ada Rama yang sedang fokus dengan buku dan headset yang menggantung ke telinganya, Nasha memang beberapa kali pernah melihat Rama tapi tidak pernah sekalipun bertegur sapa dengan cowok itu, betul kata semua orang visual Rama benar-benar seperti idol-idol K-pop yang tampan.
"Nggak ganggu nih?" tanya Nasha takut menganggu kedua sejoli itu
"Nggak lah, lagian biasanya gue juga disini di cuekin sama dia" kata Mia sambil tertawa menunjuk Rama
Nasha hanya memasang wajah bingung mana ada orang pacaran yang seperti itu, Mia akhirnya menghapiri Rama.
"Kenalin ini temen aku" kata Mia memperkenalkan Nasha ke pacar nya
"Nasha" Nasha mengulurkan tangan nya sambil tersenyum
"Rama" kata pria itu sambil balas menjabat tangan Nasha
"Lo nyantai aja disini sha" kata Mia lagi sambil duduk di sebelah pacar nya, Nasha hanya memberi kode seperti membuat huruf O dengan tangan nya
"Aku bawain kamu makanan, kamu pasti belum makan kan?" Mia membuka kotak makanan yang dibawanya, Rama tidak menjawab hanya menatap Mia yang menyuruhnya membuka mulut, mungkin Rama sedikit malu karena ada Nasha disana.
Nasha hanya tersenyum kecil seperti mengerti apa yang harus dilakukan nya, gadis itu sedikit menjauh dari Rama dan Mia lalu berkeliling melihat-lihat balkon sekolah, tempat yang baru diketahui nya.
Sekitar 5 meter dari tempat Mia dan Rama duduk Nasha melihat ke bawah balkon dan dari atap itu Nasha bisa melihat anak-anak SMU Bina Karya yang sedang beraktivitas dari atap itu juga Nasha bisa melihat gedung-gedung lain yang ada di sekitaran sekolah, Nasha harus berterimakasih pada Mia tempat itu benar-benar bagus untuk bersembunyi dari Ziyan ataupun dari tatapan aneh yang Nasha dapatkan dua hari ini, gadis itu melipat tangan nya diatas pagar balkon yang lumayan tinggi, Nasha menutup matanya dan merasakan angin yang berhembus di wajahnya dengan lembut, Nasha sedang meniknati perasaan tenang nya, ia merindukan perasaan damai itu. Sementara tanpa di ketahui siapapun seorang pria bersembunyi di balik pintu balkon memperhatikan Nasha dari sana.
❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Haura
maaf menurut aku kebanyakan deskripsi nya...
percakapannya juga dikit banget...
trus pisahin dong antara deskripsi dan percakannya..
2021-04-30
0
Atika Mustika
thor...semangat ya
feedback ya...
2020-12-25
1