...Menurutku kita hanya butuh sedikit keberanian untuk terus bersama, keberanian seperti yang kita lakukan saat ini...
...-Adinda N.R.-...
...**************************************...
Hari ini tepat satu minggu Nasha sekolah di SMU Bina Karya, selama seminggu ini tidak ada hal yang cukup istimewa, semuanya berjalan normal seperti yang di harapkan nya, normal dan membosankan tidak ada bedanya bagi Nasha.
Istirahat jam pertama hari ini Nasha sedang berada di ruang guru, wali kelasnya bu Ratna memanggilnya untuk membicarakan beberapa hal. Sekarang dihadapan Nasha dan bu Ratna sudah ada rapot lamanya dari SMU Nasha di Bandung, bu Ratna membalik lembar demi lembar rapot lama Nasha dan tersenyum.
"Nilai kamu cukup bagus ya Sha?" tanya bu ratna
"Iya bu lumayan" kata Nasha sambil tersenyum kecil
"Gimana udah nentuin mau ikut ekskul apa?"
Nasha terdiam sejenak, "mungkin mau ikut ekskul lukis saja bu"
"Oh iya itu bagus" kata bu Ratna sambil mengangguk-angguk, obrolan seterusnya dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan bu Ratna tentang kesan Nasha selama seminggu di sekolah barunya ini, apakah ia mengalami kesulitan atau adakah teman-teman baru nya yang iseng, Setelah sekitar 15 menit Nasha akhirnya keluar dari ruang guru dan beniat ke kantin untuk membeli sekotak minuman saja.
Sesampainya di kantin Nasha melihat Mia dan Caca disalah satu meja dan menghampirinya, keduanya tersenyum dan menyambut kedatangan Nasha, tidak lama setelah Nasha duduk gerombolan kakak kelas laki-laki yang cukup berisik masuk juga ke kantin, disana Nasha melihat salah satu orang yang tidak asing, ya, orang itu adalah Ziyan, cowok tempo hari yang dimarahi pak Dirman di ujung tangga, dari jauh Nasha bisa melihat cowok itu sedang melihat kearahnya juga, Mia dan Caca ikut menoleh dan melihat gerombolan itu masuk dan tertawa-tawa gaduh di kantin.
"Itu gerombolan nya kak Ziyan"
Kata Caca yang sadar Nasha memperhatikan mereka, Nasha menoleh ke arah Caca.
"Kak Ziyan tuh itu yang paling tinggi, ganteng" seru Caca lagi sambil menunjuk Ziyan dengan ujung matanya, Nasha hanya sebentar menoleh ke arah Ziyan lagi
"Ganteng sih... tapi Bad boy" kata Mia sedikit tertawa
Nasha hanya membentuk huruf O dengan mulut nya tanpa bersuara
"Ya... kalo Mia sih mana mungkin ngelirik cowok lain wong cowoknya aja udah level keren banget" Kata Caca, Mia tersenyum mendengar pujian itu, Nasha juga ikut tersenyum.
"Gue kasih info nih Sha, di sekolah kita itu ada beberapa cowok ganteng yang ngga tersentuh" kata Caca antusias
"Yang pertama ada yang ganteng, pinter banget, tapi dingiiiiin kayak es batu, jarang senyum, tapi mashaaAllah kelas idol korea... namanya Rama, Rama ini anak akselerasi, harusnya dia masih kelas 11 kaya kita tapi karna pinter banget jadi naik kelas duluan, tapi sayangnya ga tersentuh soalnya udah jadi milik si neng yang beruntung ini nih" kata Caca sambil menujuk ke arah Mia yang sedikit malu mendengar nya.
"Yang kedua ada kak Ziyan, kakak kelas kita tuh, ganteng banget sih udah kaya Zayn malik kan? manly banget badan nya, tapi tukang bikin onar, berkali-kali keciduk ngerokok di toilet sekolah, pernah ga masuk sekolah selama sebulan, dia juga anak geng motor gitu, cuma cewek-cewek tertentu aja yang bisa deketin dia, contohnya kak Diandra, lo pasti udah tahu kan kak Diandra, kakak kelas kita yang body nya udah kaya putri indonesia"
"Terus yang paling available sebenernya ketua Osis kita, Niko, dia udah ganteng, kaya, murah senyum, ramah, baik, tapi sampe sekarang ga pernah punya cewek, gak tahu juga siapa yang dia taksir" terang Caca lagi
"Mi, lo tau kali siapa yang Niko taksir, lo kan satu SMP sama dia, lagian Niko juga sohib nya cowok lo kan?" tanya Caca dengan wajah yang sangat penasaran
"Gue mana tahu" seru Mia sambil tersenyum lebar dan menaikan pundaknya
"Bohong lu mi, lo pasti tahu kan tipe ceweknya Niko, jangan pelit dong kasih tahu kita, lo kan deket sama dia" paksa Caca sambil mengguncangkan lengan Mia yang hanya bisa tertawa dengan kelakuan teman nya itu.
"Gue juga kan pengen punya cowok keren dan famous" lanjut Caca sambil merajuk.
Nasha hanya bisa ikut tertawa melihat tingkah Caca, walaupun sebenarnya informasi yang disampaikan Caca kurang bermanfaat tapi Nasha cukup terhibur karena gaya bicara Caca yang udah kaya presenter gosip di TV juga cara Caca merajuk ke Mia sangat lucu, dan seterusnya mereka mengobrol.
Hari itu sebagian besar tema obrolan nya adalah tentang Mia dan Rama pasangan fenomenal SMU Bina Karya, Dikatakan fenomenal karena di sekolah itu tidak ada satupun yang menyangka bahwa cowok populer dan ganteng bernama Rama Aditya akan melabuhkan cintanya pada Syamia Anjani Putri gadis kapten basket yang tidak pernah di notice siapapun.
Sementara mereka mengobrol, dari pojokan kantin, diantara gerombolan-gerombolan bad boy SMU Bina Karya Nasha tidak menyadari salah satu cowok ganteng SMU Bina Karya lain nya juga berkali-kali menoleh kearahnya dan memperhatikan senyumnya yang seakan-akan seperti magnet.
Sepulang dari sekolah jadwal Nasha hari ini adalah pergi ketempat Bimbel, sudah sejak awal kepindahan nya ke Jakarta ayahnya sudah mendaftarkan Nasha bimbel di daerah yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Bimbel ini hanya dilakukan Nasha 2 kali dalam seminggu dan hari ini adalah jadwal pertama untuk Nasha, tepat pukul 8 biasanya Nasha akan pulang kerumah setelah menyelesaikan bimbelnya, jarak dari tempat bimbel ke rumah Nasha sebetulnya tidak telalu jauh tapi karena ini adalah Jakarta dan dimana-mana selalu macet akhirnya Nasha harus membuang waktunya yang berharga sekitar satu jam hanya untuk sampai kerumah.
Hari ini bahkan sudah satu setengah berlalu dan Nasha masih terjebak kemacetan bersama ojek online yang ditumpangi nya. Akhirnya hampir pukul sepuluh dan Nasha mulai melihat belokan ke gang rumah nya, tapi belum sampai ke belokan itu tiba-tiba saja motor ojek online yang di kendarai nya berhenti.
"Kenapa mang?" tanya Nasha
"Duh neng gara-gara macet kayanya saya keabisan bensin nih" seru si mang ojek.
Nasha hanya bisa menghela nafas dan turun dari ojek online itu, tanpa ingin banyak berdebat akhirnya Nasha hanya membayar ojek online itu dan meneruskan pulang kerumahnya dengan berjalan kaki, fikirnya saat itu akan percuma juga kalau ia harus pesan ojek online lagi dan menunggu ojeknya datang sementara jarak ke rumahnya sudah dekat, di persimpangan jalan di depan nya plang kompleks tempat Nasha tinggal sudah terlihat.
Jalan menuju rumah Nasha cukup sepi dan tidak ada angkutan umum yang masuk karena sudah memasuki wilayah kompleks, Nasha berjalan cukup cepat karena sebetulnya Nasha juga sedikit takut berjalan sendirian di kota yang baru saja ia datangi ini.
Tiba-tiba telpon Nasha berbunyi dan itu dari bu Lasmi, pembantu rumah tangga yang sudah Nasha anggap seperti ibunya atau neneknya sendiri
"Hallo bu?"
"Non, masih dimana? kena macet ya?" tanya bu Lasmi dengan nada yang khawatir
"Iya bu, ga apa-apa kok ini Nasha udah hampir sampai di gerbang kompleks, udah deket" kata Nasha menjelaskan
"Oalah... Alhamdulillah, hati-hati ya Non" kata bu Lasmi, dari ujung telpon terdengar bu lasmi sudah mematikan telpon nya.
Belum sempat telpon itu turun dari telinga Nasha, dan sekarang ia hanya bisa tertegun sambil bergetar ketakutan melihat 4-5 orang yang sedang mengeroyok seorang pria, salah satu diantara mereka melihat kehadiran Nasha dan berusaha mendekat.
Seluruh tubuh Nasha bergetar, sambil masih menggenggam erat telpon di telinganya
"Ha-halo pah, pah cepet pah aku di depan kompleks disini ada pengeroyokan pah" kata Nasha sengaja mengeraskan suaranya, pria itu tetap mendekat
"Telpon polisi sekarang pah!" mendengar kata polisi dua orang lagi ikut menoleh ke arah Nasha
Hanya tinggal satu meter lagi ke arah Nasha dan mereka semua melihat lampu mobil yang sangat terang mulai mendekat dari arah kompleks, semua pelaku pengeroyokan terburu-buru pergi sambil melajukan motor mereka dengan cepat, sepertinya mereka semua mengira bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah ayahnya Nasha, padahal panggilan telpon yang Nasha lakukan itu palsu, telpon nya sudah mati sejak terakhir dihubungi oleh bu Lasmi.
Melihat mereka semua pergi Nasha masih berusaha berlari dengan tubuh yang gemetar menghapiri korban pengeroyokan, Nasha meletakan jarinya didekat hidung orang itu memastikan bahwa orang itu masih hidup, Nasha melihat orang itu masih meringis kesakitan saat coba ia sentuh artinya dia masih hidup.
Nasha berteriak "Tolonggggg" dan tiba-tiba genggaman tangan yang cukup kuat menarik lengan bajunya
"Jang-an ke rumah-ssakit" seru pria itu dengan suara paraw.
Nasha meniggalkan nya terbaring dan berusaha menghetikan mobil yang datang. Dari sudut matanya Ziyan bisa melihat gadis itu berusaha menolongnya, ia berteriak dan menghentikan mobil yang melintasi mereka, kepala Ziyan sangat-sangat sakit, seluruh tubuhnya sakit, tapi entah mengapa ia tetap tidak bisa dan tidak mau menutup matanya, Nasha seperti magnet untuknya.
Melihat Nasha ketakutan dan memberanikan diri menolongnya membuat Ziyan merasa bersalah, bahkan lebih sakit rasanya ketika melihat wajah Nasha yang cemas, saat ini Ziyan hanya bisa terkulai lemas di atas aspal jalanan sambil melihat punggung Nasha, hanya punggung nya karena gadis itu berlarian mencari pertolongan untuk Ziyan, sementara Nasha karena terlalu panik ia sampai tidak sadar kalau yang di tolongnya adalah Ziyan, kakak kelas yang ia bicarakan tadi siang di sekolah.
❣️
Bukan pertemuan pertama bagi Nasha ataupun Ziyan, tapi akan jadi awal kedekatan mereka??
ditunggu komentar2 membangun nya ya readers yang budimaaaan 😁
Mau kasih visualisasi Ziyan si Bad boy kalo lagi ngerokok
sebetulnya cowok ngerokok itu ga keren ya, tapi kalo ganteng ngapain aja keliatan bagus aja gitu 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
vita viandra
suka m pesona bad boy yg wow kyk gini...
2021-05-25
0
Eni Nurul Aini
semangat...
2021-01-29
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
selalu hadir kembali😉
2020-12-21
1