02

"Abi.. umma cinta abi karena allah"

Pagi ini, setelah sholat shubuh berjamaah dengan Inah. Shania bersiap membuka mushaf qur'an miliknya. Ia akan memurojaah hafalannya sesuai dengan batas terakhir ia membacanya.

ahhhh.... tiba-tiba teringat kak Zu.

Pria itu tak pernah bosan membantu sangat istri kecilnya ketika membaca qur'an. Dengan begitu telaten, Zu selalu membenarkan bacaan yang sekiranya salah.

Setelah selesai membaca qur'an, Shania melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 6 tepat.

"ahhh waktunya untuk sholat dhuha"

selesai melakukan runtunan ritual ibadah, Shania pergi kedapur. Walaupun ia memiliki seorang pembantu, tapi Shania tak mau serta-merta menyerahkan semua urusan rumah padanya. Zu tak memberi izin Shania untuk bekerja. Ia hanya menyuruh Shania diam dirumah dan melancarkan bacaan qur'annya. Maka dari itu Shania tidak memiliki kegiatan lain disiang hari selain mengaji dan memasak.

"Inah, aku habis ini akan membuat pudding dan nugget pisang" Shania memberi tahu Inayah. ia sudah menganggap Inayah seperti saudaranya sendiri. Karena usia mereka juga tak terpaut jauh.

"wahhh pasti enak tuh non " tanggapannya.

Shania sibuk berkecimpung dengan alat dan bahan masaknya. Ia sesekali mencicipi sedikit cemilan itu agar mengetahui kadar rasanya.

"oh ya Inah. sudah jam 9. kamu selesaikan dulu yaa. aku mau menelepon kak Zu" ucap Shania senang. Ia tak mampu menyembunyikan kebahagiaannya.

"hallo assalamualaikum kak Zu"

"Waalaikum salam umma. bagaimana kabarmu?" di ujung sana pria yang sangat di hormati dan dikagumi Shania tengah berperang dengan hawa nafsunya, dengan rasa rindu yang teramat pada istrinya.

sebutih air menggenang dipelupuk mata. Shania sedikit menjauhkan hpnya agar tak menimbulkan kecurigaan Zu.

Ia menarik nafas dan membuangnya teratur.

"aku baik kak. Abi bagaimana disana? sudah makan kan?

"sudah umma. abi disini sangat senang karena bisa membantu saudara seiman. mereka sangat menderita umma. beda dengab kehidupan kita yang serba ada. "

yap!

setiap pagi, tepatnya pukul 9 wib. Shania selalu menelepon suaminya. Ini adalah hari ke 10 Zu di negeri orang itu. alhamdulillah, ia baik-baik dibalik teleponnya setiap pagi.

Shania selalu menaruh prasangka baik pada sang ilahi. Ia yakin Allah tak akan menguji hambanya di luar kemampuan. Meskipun terkadang terasa berat, tapi Shania tetep tersenyum.

"bi, apakah umma boleh meminta video call padamu? Shania ingin melihat keadaan disana"

"belum saatnya sayang. nanti jika sudah waktunya tiba, aku akan tunjukkan padamu"

Selalu dan selalu kata itu yang diucap Zu pada istrinya. Ia masih belum siap melihat wajah ayu lugu sang istri kecil. Ia akan merasa malu jika air matanya terlepas begitu saja.

"baiklah bi. Aku faham"

"oh ya umma. jangan lupa selalu baca surah ar-rohman setiap hari. agar kamu selalu mengingat ku dan segera mengetahui kebenaranya sayang"

"iya bi. aku selalu membacanya. dan kau pun jangan lupa kirimkan doa untuk ku"

Selepas menelepon sang suami. Shania melihat pekerjaan si Inah. Semua sudah selesai. Bahkan Inah sudah membersihkan bekas masakan tadi.

"Inah. tolong berikan ini pada tetangga sebelah rumah. sisanya akan ku bawa kerumah mama nanti sore."

"baik non."

Jam di dinding menunjukan pukul setengah 12. Sebentar lagi akan masuk waktu sholat dhuhur. Shania segera menuju kamarnya untuk mengambil air wudhu' dan bersiap sholat.

"Allahu akbar allahu akbar"

lantunan lafad adzan terdengar jelas ditelinga Shania sebab rumah mereka sangat dekat dengan masjid.

Shania segera menuju musholla kecil dirumahnya. Ia sedang menunggu Inah yang baru pulang dari membagikan kue-kue kecil tadi.

"sudah siap non" kata Inah memberi tahu tuannya jika ia sudah siap untuk menjadi makmum Shania.

"assalamualaikum warohmatullah"

Selepas sholat, Shania menarik mushaf qur'an yang ada diujung meja. Rutinitasnya selepas sholat duhur adalah membaca qur'an tepatnya membaca surah ar-rohman.

ahhhh.... tiba-tiba air mata itu lolos keluar setelah ia menyelesaikan bacaanya. Shania menyekanya.

"kak Zu" lirihnya.

Rindu yang teramat dalam pada sang suami. Bukan hanya rindu tapi juga rasa khawatir terselip dihatinya.

"sedang apa kau disana kak" ia bertanya seolah-olah sang suami akan menjawab pertanyaan itu. Tapi....

yahhhh....

Selama menjadi istri Zu, Shania tak pernah ditinggal berpergian sang suami dalam kurun waktu yang tak menentu. Walaupun jadwalnya sangat padat saat menjadi dosen disalah satu universitas negeri di kota itu, ia pasti akan pulang dan mengelus ujung kepala sang istri ketika hendak tidur meskipun itu larut malam.

"aku harus kuat! aku gak boleh terlalu sedih atas kepergian suamiku. dia sedang berjihad, akan terasa sedih bila ia tau aku disini slalu memikirkannya. Ampuni aku ya allah jika kurang ikhlas terhadap keputusan engkau😢"

Shania melepas mukenahnya. Ia baru ingat kalau harus mengantar kue buatannya pada mama kandungnya juga mama mertua.

Shania melangkah pergi ke dapur. ia menata kue-kue lucu nan manis itu dalam kotak makanan. Dua kotak makan untuk mama Hamidah, selaku mamanya sendiri dan dua kotak makan untuk umi Fatimah yaitu ibunya Zu.

"Inah, aku pergi dulu. aku nitip rumah. insya allah kalau aku tidur rumah umi atau mama nanti aku beri kabar" ucap Shania pada pembantunya.

Segera ia menyambar kunci mobil diatas nakas yang telah ia siapkan kemudian pergi ke garasi.

Di dalam garasi yang cukup besar itu terdapat dua mobil. Ayla warna putih adalah miliknya hadiah dari sang papa karena Shania berhasil mengkhatamkan hafalan qur'annya dan mobil Pajero sport milik sang suami yang biasanya digunakan untuk ke kampus.

Shania mengemudikan mobil kecil miliknya. Ia langsung mengarahkan kerumah mertua tercinta sekaligus guru mengaji selama ia menempuh pendidikan.

Setibanya didepan gerbang, pak Joko satpam rumah itu membukakan gerbang besar. Pak Joko sudah sangat hafal dengan perawakan mobil mini itu jadi tanpa perlu bertanya ia sudah diperbolehkan masuk.

"assalamualaikum umi.."

Shania menyusuri setiap ruang disana. Mulai dari ruang tamu sampai dapur. Tapi umi tercintanya belum terlihat.

"mbak sekar, dimana umi?" tanyanya pada pembantu itu.

Shania sangat ramah pada semua orang. Bahkan pembantu pun ia sudah anggap seperti teman sendiri.

"ada ditaman belakang non. mau saya panggilankan?"

"tak perlu. aku akan kesana sendiri. " jawab Shania sambil sibuk mengeluarkan kue itu dari kotaknya.

"minta tolong ambilkan piring mbak Sekar" perintahnya.

Shania menata semua kue itu. rencananya ia akan memberikan pada uminya yang sedang ditaman belakang. Biasanya umi jika berada disana sedang membaca al-qur'an. Tempat itu adalah tempat ternyaman dirumah ini.

"assalamualaikum umi" tuturnya lembut. Shania membawa satu piring kue dan teh hangat.

"waalaikumsalam sayang" terpancang kebahagiaan disana. Wajah sendu dan damai walaupun terdapat keriputan disana.

Umi Fatimah adalah seorang perempuan yang paling dicintai Shania setelah mamanya. Sebelum menjadi menantu pertama pun umi Fatimah selalu memberi perhatian lebih pada wanita itu. Mungkin sudah ada firasat jika kelak Shania akan menjadi anggota keluarganya. Apalagi Fatimah adalah gadis yang sopan dan perhatian, jadi umi Fatimah sangat tertarik padanya.

"umi, ini Shania membawakan kue. tadi iseng-iseng membuat" katanya merendah. Shania memang gadis rendah hati yang tak terlalu suka dipuji-puji.

"wahhh! apa ini nak?? puding dan nugget?" tanyanya bingung.

Umi Fatimah bingung karena biasanya nugget dijadikan lauk tapi mengapa Shania mengatakan ini kue.

Shania tersenyum, ia bisa membaca kebingungan ibu mertuanya.

ditaruhnya makanan itu dimeja yang ada didepan umi. setelah itu ia memijat ringan telapak tangan uminya.

"ini pisang nugget umi. apakah itu asing buat umi?"

"ohhh kalau pisang nugget umi juga tau sayang"

ahhh... akhirnya.

Diambilnya satu potong nugget pisang itu. Ia mencicipi dengan sedikit memejamkan mata agar dapat meresapi nikmatnya makanan itu.

Shania mengigit gigi bawahnya, khawatir jika rasanya mengecewakan sang umi.

"enak sayang"

alhamdulillah...

Terpopuler

Comments

Lia Mekar Sari

Lia Mekar Sari

jauh dr suami tercinta memang berat

2020-12-14

0

Caramelatte

Caramelatte

jangan kasi kendor thorr
semangat terosss

2020-12-03

0

aria

aria

😍😍😍

2020-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!