Pendekar Pedang Iblis 2
Langit menggelap dengan semburat jingga di ufuk barat. Angin bertiup pelan dan burung-burung kembali ke sarang. Jauh di timur, di kaki Gunung Lembah Kabut Putih dan dikelilingi oleh bukit serta pepohonan yang rimbun berdiri sebuah rumah dipenuhi berbagai macam alat untuk latihan pedang serta bela diri.
Tamu-tamu penting berlalu dari rumah tersebut sejak pagi hingga petang, dari semua tamu itu salah seorang pria bertubuh tegap dengan tatapan yang ramah baru saja datang setelah sekian lama tak berkunjung.
Lan An, sosok pendekar Kekaisaran Shang kedua yang paling ditakuti itu datang bukan untuk urusan yang terbilang penting. Lebih tepatnya dia hanya ingin menemui Xin Xia, gadis manis yang kecantikannya tak diragukan lagi.
Sudah terlalu banyak lelaki yang jatuh hati padanya. Namun dari sekitar seratus orang itu hanya Lan An yang terlalu niat untuk memilikinya.
Lan An mengalihkan pandangannya sebentar usai menemui Xin Xia di depan rumah, dia mencari sang pemilik rumah yang entah ke mana perginya itu. Memang orang yang sedang dicarinya susah sekali untuk ditemui.
Terlalu banyak urusan yang harus diurusnya membuat teman lamanya itu jarang sekali pulang, hingga suatu waktu Lan An pernah mendengar Ren Yuan mengeluh tentang hal tersebut.
Xin Xia menceritakan pada Lan An betapa rindu kakak iparnya itu siang malam jadi wajar saja dia tahu banyak persoalan mereka.
Sementara itu Lan An mendengar suara dari halaman belakang rumah, seperti suara kayu yang saling bertumbuk. Dia segera mendekati arah suara dan dapat menebak siapa yang tengah berlatih pedang hingga sore gelap seperti ini.
"Ah, anak itu... Dia sama keras kepalanya seperti Ayahnya," gumam Lan An.
Tiba di halaman belakang rumah hal yang pertama dijumpainya adalah satu keluarga tengah berkumpul di sana penuh kehangatan. Cahaya api unggun di tengah-tengah menerangi halaman pada sore itu. Bola matanya menatap lama sang sahabat lama sembari tersenyum.
"Akhirnya kau mendengarkan apa kataku! Xin Fai, kapan kau kembali ke sini? Kurasa sudah lima bulan kau tidak kembali-kembali?" seru Lan An sembari mendudukkan dirinya di atas bangku yang terbuat dari pahatan batu.
Ren Yuan menoleh sekilas dengan senyum kecil, dia masih terus menyandarkan kepalanya di bahu Xin Fai. Enggan melepaskannya. Takut suaminya itu pergi berbulan-bulan dan meninggalkannya lagi.
"Aku sudah menyelesaikan tugasku, lagipula aku juga rindu dengan keluarga kecilku."
"Baguslah kalau kau masih mengingat mereka, paling tidak Ren Yuan tidak akan mengganas seperti kemarin padaku."
"Maksudmu?"
"Apa kau bilang?" Ren Yuan menyahut, merasa dirinya sedang disinggung diikuti dengan rona pipinya yang mulai memerah.
Meskipun sudah berlalu sebelas tahun sejak pernikahannya dengan Xin Fai yang diadakan sangat dadakan, namun paras cantiknya tetap terlihat indah. Tak heran lelaki manapun akan mencuri-curi pandangan saat melihatnya lewat.
Lan An terbatuk-batuk kecil, dia mengalihkan tatapan mata di halaman rumah yang sangat luas. Tempat Xin Fai dan dua anak kembarnya biasa berlatih pedang. Dua anak laki-laki dengan wajah hampir mirip dan berumur sepuluh tahun itu sedang sibuk bertarung di sana.
Xin Fai ikut menonton pertarungan dua anak kecilnya itu, meskipun dari tadi dia juga merasa tidak tega dengan salah satu dari mereka. Xin Chen, anaknya yang paling kecil jatuh tertelungkup di tanah akibat serangan dadakan yang digencarkan Xin Zhan. Anak tertuanya itu melibaskan pedang kayu usai itu. Memalingkan mukanya dengan muak.
"Pertarungan ke-307 kau masih tetap kalah dariku, kau benar-benar lemah," komentar Xin Zhan dengan sesuka hati. Ren Yuan lantas membantu Xin Chen bangun dari tanah bersama tangannya yang mengusap wajah anaknya itu. Penuh dengan luka lebam dan goresan luka.
"Hm... Kukira kau cukup pandai menilai situasi." Xin Chen berupaya bangkit dengan menopang tubuhnya menggunakan pedang kayu, dibantu Ren Yuan dia akhirnya bisa berdiri tegap seperti semula.
Meskipun tubuhnya masih terbilang sangat muda namun Xin Chen memiliki tubuh yang terbilang tangguh. Hanya saja, ada satu kekurangan besar dalam dirinya. Kemampuan bela dirinya tergolong rendah.
"Aku tidak kalah darimu, asalkan kau tahu. Aku hanya menemukan 307 cara untuk kalah darimu!"
"Hahaha! Sangat keren! Anakmu si Chen itu sangat keren gayanya!" seru Lan An bersemangat. Xin Chen mengusap pangkal hidungnya dengan bangga, memang Lan An selalu berada di pihaknya.
Namun belum menghabiskan waktunya untuk sekedar bergaya, Xin Zhan sudah mengambil langkah. Dalam sekejap saja pedang kayu mereka kembali bertemu, membuat Xin Chen kehilangan keseimbangan.
Tangannya terasa bergetar saat serangan tersebut menyerang. Dan tanpa dia sadari, tubuhnya kembali terpental ke tanah. Kakaknya itu tidak segan-segan menyerang.
"Jangan menganggap kelemahanmu itu sebagai suatu kebanggaan, kau memang takkan berkembang. Wajar saja orang-orang meremehkanmu, bahkan saat murid sekte Lembah Kabut Putih menyerang kau hanya bisa menyengir seperti orang bodoh!"
"Zhan'er, sudah cukup. Masuklah ke dalam rumah." Xin Fai menengahi, sebelum dirinya sempat memisahkan mereka Xin Zhan sudah lebih dulu berucap pedas lagi. Entah darimana sifat kejam sekaligus dingin itu menurun.
Xin Zhan, meskipun umurnya masih 10 tahun akan tetapi kekuatannya tak bisa diremehkan. Dia telah memasuki tahap pendekar menengah di umur semuda itu. Membuatnya dianggap sangat jenius.
Ditambah lagi sikapnya yang disiplin, teliti dan sangat hebat dalam menalar situasi. Dia telah berhasil menewaskan banyak siluman yang mengganggu ketentraman desa. Belum lagi membatalkan rencana para pembunuh bayaran dalam penyerangan kediaman klan Ren. Sekiranya, jika dihitung-hitung kekuatan Xin Zhan mampu mengimbangi pendekar yang telah berumur sekitar 20 tahun.
Berbeda halnya dengan Xin Chen, mendengar namanya saja Ren Yuan sudah menarik napas dalam-dalam. Dibandingkan dengan Xin Zhan, Xin Chen memiliki karakter ramah dan mudah membaur di manapun.
Sikapnya tidak pernah menyerah walaupun dirinya dihina serendah mungkin. Karena hal itulah, Xin Zhan marah padanya. Akan tetapi dalam pertarungan dia selalu tak bisa diandalkan, bahkan untuk menangkap kelinci hutan saja dia sudah kesusahan. Hal inilah yang memicu orang-orang menilainya dengan sebelah mata.
"Kau sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk bertarung. Hanya membuat Ayah malu di depan teman-temannya. Ingat ini baik-baik, Chen. Nama Pilar Kekaisaran pertama akan menjadi milikku. Jangan pernah berpikir kau bisa mendapatkannya dengan kekuatanmu itu."
Xin Chen terdiam diiringi dengan tangannya yang meremas tanah. Wajah anak itu tertunduk dalam seperti ingin memberontak. Tapi pada akhirnya dia dapat melihat kebenaran dalam ucapan Xin Zhan. Bahwa dirinyalah yang terlalu payah. Benar-benar payah hingga tak bisa diandalkan.
Xin Chen tidak terlalu dikenal meskipun dia adalah anak sang pendekar legenda, sang Pedang Iblis. Sejak insiden beberapa tahun yang lalu, yang membuat neneknya terluka parah sehingga harus lumpuh karena kecerobohannya membuat pandangan orang-orang berubah. Bahwa dia hanyalah beban keluarga.
Xin Chen, di hari penyerangan klan Ren beberapa tahun lalu justru membuat neneknya berkorban agar dirinya tak terkena racun mematikan
Neneknya telah berkorban banyak untuk dirinya. Sebab itu, beberapa anggota klan Ren mencibirnya.
Di waktu bersamaan beberapa orang murid Lembah Kabut Putih melewati kediaman mereka dan tak sengaja melihat Xin Chen telah jatuh ke tanah. Sudah pasti mereka dapat menebak apa yang telah terjadi.
"Dia sama sekali tidak berguna. Kau lihat, saat latihan pedang dia selalu dimarahi. Penguasaan teknik pedang dan tenaga dalamnya juga sangat buruk. Aku heran apa dia benar-benar anaknya si Pedang Iblis itu?"
Lagi-lagi cibiran dan cemoohan dilayangkan kepadanya, membuat Xin Chen merasa semakin tertekan.
***
Note author: (curhat mksdnya wkwk)
Halo teman2 😃 akhirnya Pendekar Pedang Iblis S2 terpublis, dengan ini author berharap dukungan kalian semua dgn bantu jaga rate-nya agar tidak turun, dgn mengklik bintang 5 (jujur klo turun rate rasanya semangat ku anjlok seketika😥)
Sertakan like, comment, vote, tips (jika ada) dan favorit spy gk ketinggalan updatenya yaa. gak lama kok ngelakuinnya, yg lama itu ngetik ceritanya 😭
Di buku kedua ini author harap klian gk berekspektasi tinggi, krn ya gitu takutnya jelek nnti malah kena hujat, ampoon mas/mbak saya minta maaf deh wkkwkw.
Beda dgn dulu, klo dulu masih luang pas mau ngetik, sdgkan skrg harus kuliah jd harus pandai2 bagi otak, waktu&tenaga. maka dri itu author harap pembaca sekalian mau mengerti situasi author kalau terkendala sewaktu-waktu 🙆
Ngomong-ngomong, Hero kecil kita udh bisa nebak siapa? yg paling lemah lah, alias Xin Chen. krn author lebih suka cerita dari yg bukan siapa2 jd legenda. From Zero to Hero, klo dia lemah salahkan saja bapaknya yak😂
Selamat Membaca~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 372 Episodes
Comments
Yan Sofian
baaaaaaannnntttaaaaaaaaiiiiiii
2023-09-14
0
Ndra Scr
audio box nya gk ada dong :(
2023-07-17
0
bila
bener ko napas
2022-12-10
0