Bu Nyai mengajak Anisa ke dapur ndalem. “Kamu buatkan minum untuk para tamu ya nak?”. Pinta Ibuk. “Baik bu”. Jawab Anisa. Iapun langsung membuatkan teh hangat untuk para tamu. “Kamu buatkan es m*rjan saja nak”. Ucap Ibuk.
“Oh, nggih mi”. Jawab Anisa. Anisa mengambil sirup dan es batu dikulkas dan langsung meraciknya. Sedangkan Ibuk tengah mengupas bahan masakan. Sepertinya hendak memasak. Setelah Anisa menyelesaikan tugasnya.
“Minumnya diantar keruang tamu buk?”. Tanya Anisa.
“Iya, kamu antar ya”. Jawab Ibuk.
“Inggih buk”. Jawab Anisa.
Iapun pergi menuju ruang tamu. Ia sedikit gugup sebab Farhan dan Pak Afif memperhatikannya terus.
“Monggo di unjuk...”. Ucap Anisa.
“Artinya apa yah?”. Tanya Bunda Farhan berbisik pada suaminya.
“Silahkan diminum. Itu artinya”. Jawab sang suami. Bunda pun menganggukkan kepalanya sopan. Setelah mengantarkan minuman, Anisa kembali ke dapur untuk membantu Bu Nyai.
“Kenapa kok memasak sendiri buk? Biasanyakan ada mbak santri yang bantuin di ndalem...”. tanya Anisa sambil membantu.
“Mbak-mbakkan sekarang waktunya nyiapin hafalan buat ngaji mereka. Kasihan kalau diganggu, lagian ibuk pengennya dibantuin anak ibuk yang satu ini”. Jawab bu Nyai.
“hehehe, inggih buk”. Jawab Anisa. Mereka berdua menyelesaikan acara masak mereka. Setelah selesai, Anisa menyiapkan makanan diatas meja makan.
“Kita makan habis dzuhuran aja nis”. Saran Ibuk. “Inggih buk”. Jawab Anisa.
“Kita keliling pesantren aja ya?”. Usul Bu Nyai.
“Dengan senang hati buk, udah 4 tahun gak kesini. Banyak yang berubah”. Jawab Anisa.
Tak jarang dari santri-santri menanyakan siapa gerangan wanita cantik yang ada disamping Ibuk mereka ini. Bu Nyaipun dengan senang hati memperkenalkan Anisa didepan para santri.
“Anis!”. Panggil seseorang.
“Ya allaah... Wardah...”. balas Anisa sambil berpelukan.
Wardah merupakan teman sekelas Anis ketika masih dipesantren ini. Ia mengabdi pada pesantren.
“Aku tunggu-tunggu kamu, eh malah diculik ibuk”. Canda Wardah.
“hahaha, ya udah kalian temu kangen dulu, Ibuk mau kerumah”. Ucap Bu Nyai.
“Rencange mbak Wardah ayu tenaaan”. Celetuk seorang santri. (temennya mbak wardah cantik banget).
“Heh! Mbak yo ayu yoo”. Jawab Wardah. (mbak juga cantik ya)
“Iyo ayu, tapi galak”. Jawab santri yang lain.
“Kurangin sih garangnya... tengok pada takut...”. Sela Anis.
Tak butuh waktu lama untuk Anisa dekat dengan para santri. Setelah puas bercengkrama dengan para santri, mereka berdua melanjutkan acara keliling-kliling pesantren.
“Oh iya, aku mau tadi aturi Ibuk buat nganterin cemilan ke asramanya Cak Ibil. Katanya ada tamu”. Ucap Wardah
“Hallah! Palingan juga kak Ical”. Celetuk Anis.
“Hah! Jangan-jangan ada pak Faridz”. Tiba-tiba Anisa mengingat sesuatu.
“Apa Nis? Kamu kalau ngomong yang jelas dong”. Jawab Wardah yang memang tidak mendengar Anisa.
“Eh! Tidak-tidak. Tidak apa-apa, ayo kita antarkan cemilannya”. Jawab Anis mengelak.
Merekapun berjalan keasrama Cak Ibil. Untungnya asrama ustadz satu itu tidak memasuki asrama laki-laki. Hanya berada di samping pintu masuk asrama laki-laki. Tujuannya tidak lain yaitu untuk memantau santri agar tidak sembarangan memasuki wilayah santri puti dan sebaliknya.
“Assalamu’alaikum”. Ucap Anisa dan Wardah.
“Wa’alaikumussalam”. Jawab mereka yang ada didalam.
“Waahh! Sudah datang jamuan untuk tamu agungnya”. Ucap Cak Ibil keluar dari astamanya.
“Apa kabar Nis? Tambah gelis ajah. hahaha”. Ucap Cak Ibil.
“Cak Ibil ini, gak usah godain Anis. Gak mempan”. Jawab Wardah.
“Hallah. Jelous ya kamu dah... gak ada yang muji kamu. Makanya jangan galak-galak”. Jawab Cak Ibil.
“Lha kalau gak gitu gk ada yang nurut Cak”. Jawab Wardah tidak terima.
“Udah-udah. Kok malah berantem. Mana cemilannya Dah? Udah pengen ngemil ini hahaha”. Selang Ical keluar dari asrama.
Wardahpun memberikan beberapa cemilan kepadanya.
Sedangkan Farhan yang didalam asrama menguping dari balik tembok. Ia gugup juka berhadapan dengan Anisa. Hingga ti-tiba,
“Farhan! Sini keluar. Kita ngobrol diluar. Ada adikku disini”. Goda Faisal. Ia melihat gerak gerik Farhan yang gugup ketika di ndalem Kyai menyimpulkan bahwa temannya itu menyimpan hati kepada sang adik.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Lisa Lestari
bagus ceritanya thor.....semangat..
2021-08-29
0
guest1052940504
nyimakkkk
2021-07-18
0
Muhammad Redzwan Fikri Bone
bikin tbaj seru dong
2021-06-25
0