Plak
Mata Gibran terpejam ketika dia mendapat tamparan dari Dara dan membuat sudut bibirnya semakin terluka, tapi dia tidak marah karena Gibran tau dia memang pantas mendapatkannya. Sekarang Gibran tidak tau dimana Mama nya menyembunyikan Diandra, tapi yang jelas sekarang dia masih berada di ruang kerja Farhan dengan tatapan tajam bercampur kecewa yang dilayangkan untuknya.
Tidak ada kata protes atau selaan Gibran mendengarkan semua amarah orang tuanya dan meminta maaf setelah mereka selesai bicara. Sejak kecil dia selalu diajarkan untuk menghargai seorang wanita dan jangan sampai melukainya apalagi merusak, tapi dia melakukannya pada Diandra.
"Kamu tidak ingat kalau kamu punya adik perempuan?! Bagaimana kalau seseorang melakukan hal yang sama pada Gina?!" Kata Farhan marah
Dia benar-benar tak habis fikir dengan ulah Gibran!
Sejak dulu dia sering sekali dipanggil ke sekolah entah Gibran yang berkelahi atau merokok di area sekolah dan Farhan masih bisa maklum, tapi menghamili seorang wanita.
Bagaimana Gibran bisa melakukannya?!
"Mama benar-benar kecewa sama kamu Gibran! Kamu pernah bilang bahwa kamu tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu, lalu ini apa?!" Kata Dara
Gibran tetap diam dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Dia bahkan tidak punya orang tua, bagaimana bisa kamu begitu brengsek Gibran?!" Kata Dara sambil memukul lengan anaknya
Ketika kedua orang tuanya diam barulah Gibran bicara.
"Gibran tau kalau Gibran salah bahkan karena perbuatan Gibran juga seminggu belakangan Diandra menghilang dan kabur ke rumah temannya, tapi Gibran berani bersumpah kalau Gibran memang mencintainya," Kata Gibran sambil menatap kedua orang tuanya bergantian
Mereka berdua yang sekarang diam dan mendengarkan anaknya bicara.
"Gibran minta maaf karena sudah membuat Mama dan Papa kecewa, tapi Gibran serius bahwa Gibran mencintai Diandra bahkan aku sudah melamarnya jauh sebelum kejadian itu." Kata Gibran
Keadaan hening seketika Farhan menghela nafasnya pelan dan menyandarkan tubuhnya di sofa lalu memijat dahinya dengan cukup kuat.
"Lakukan pernikahan dalam satu minggu dan selama itu juga kalian berdua tinggal di rumah ini jangan pernah berharap untuk pergi." Kata Farhan
Gibran hanya mengangguk patuh.
"Kalian sudah pernah periksa ke dokter kandungan?" Tanya Farhan
"Belum Pa seminggu belakangan ini aku sibuk mencari Diandra." Kata Gibran
"Sayang hari ini ajak Diandra ke Dokter Tiara." Kata Farhan pada istrinya
Dara mengangguk patuh dan tersenyum tanpa sadar.
"Kamu Gibran mulai persiapan pernikahan." Kata Farhan
Setelah mengatakan hal itu Farhan keluar dari ruang kerjanya dan meninggalkan Dara dan Gibran masih berada disana.
"Ma dimana Dia...."
"Mama suruh istirahat di kamar tamu, temui dia dulu dan minta untuk bersiap Mama akan antar ke Dokter." Kata Dara
"Biar aku saja Ma." Kata Gibran sambil menatap Dara dengan penuh permohonan
"Bertiga, dilarang protes atau kamu tidak usah ikut." Kata Dara
"Terima kasih Ma." Kata Gibran sambil tersenyum
"Temui calon istri kamu dia terlihat cemas tadi." Kata Dara
Mengangguk singkat Gibran bergegas keluar dan pergi ke kamar tamu bersamaan dengan pintu yang dia buka Diandra langsung berdiri. Tersenyum singkat Gibran menghampiri Diandra dan mengajaknya untuk duduk di tepian ranjang.
Diandra terus mengamati wajah Gibran dan mulai merasa bersalah ketika melihat luka di sudut bibirnya. Wajah Diandra terlihat sedih lalu tangannya menyentuh luka Gibran pelan dan membuat pria itu meringis kesakitan.
"Awhh"
"Maaf, sakit ya Kak?" Tanya Diandra sedih
Gibran menggelengkan kepalanya pelan, tapi Diandra yang memang sangat sensitif meminta maaf lalu menangis dan terisak.
"Maaf"
Tanpa Gibran minta gadis itu memeluknya dengan bahu bergetar karena tangisan.
"Kenapa nangis hmm?" Tanya Gibran
"Kakak dipukul karena aku ya?" Kata Diandra
Gibran tersenyum dan melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata itu dengan lembut.
"Bukan, sudah jangan menangis." Kata Gibran
"Biar aku obati lukanya." Kata Diandra
"Tidak papa Diandra." Kata Gibran membuat wajah Diandra berubah sedih
Tidak tega melihatnya akhirnya Gibran meminta Diandra untuk menunggu dan dia mengambil kotak P3K lalu menyerahkannya pada Diandra. Dengan telaten Diandra mengobati luka di sudut bibir calon suaminya sambil sesekali meniupnya agar tidak perih.
Gibran memperhatikannya dengan senyuman, perhatian sekali.
Setelah selesai Gibran menahan Diandra yang ingin pergi dan meletkkan kotak P3K itu di atas ranjang.
"Bersiaplah kita akan ke dokter untuk melihat anak kita di dalam sana." Kata Gibran sambil mengusap perut rata Diandra dan membuat wanita itu tersentak kaget
Gibran tertawa melihat wajah terkejut itu lalu dia mengusap pelan pipi Diandra dan memeluknya lagi.
"Aku takut." Kata Diandra
"Takut kenapa hmm?" Tanya Gibran
"Takut Tante Dara marah." Kata Diandra
"Tidak Diandra." Kata Gibran
Tanpa menunggu tanggapan Diandra dia langsung mengajak wanita itu keluar dari kamar dan memasuki kamarnya. Berjalan ke arah lemari Gibran memgambil jaket miliknya dan memakaikan untuk Diandra.
"Kata Papa kamu tinggal disini sampai kita menikah dan nanti kita ke rumah kamu untuk mengambil pakaian." Kata Gibran sambil mengusap kepala Diandra dengan lembut
Menatap Gibran dengan polos Diandra hanya mengangguk lalu membiarkan pria itu membawanya keluar. Sampai di ruang tamu Dara terlihat siap dia tersenyum melihat calon menantunya juga bahagia melihat perhatian yang anaknya berikan pada Diandra.
Tapi, Diandra terlihat takut hingga merapatkan tubuhnya pada Gibran dan hal itu membuat Dara tersenyum.
"Sini sayang"
Diandra menatap Gibran dan pria itu mengangguk dengan wajah menenangkan.
Akhirnya dengan ragu Diandra mendekat dan dia langsung mendapat pelukan hangat dari Dara yang membuat matanya terpejam. Setelah melepaskan pelukannya Dara merangkul Diandra lalu mereka bertiga sama-sama keluar dari rumah.
Tidak ada pembicaraan hingga mereka masuk ke dalam mobil dan Diandra serta Dara duduk dibelakang.
"Kita akan pergi menemui Dokter Tiara dulu ketika Mama hamil juga selalu periksa dan check up sama dia." Kata Dara
Diandra hanya tersenyum, dia bingung harus memberikan tanggapan apa.
"Setelah ini kamu tinggal di rumah Mama sampai pernikahan ya?" Kata Dara
"Iya Tante." Kata Diandra membuat dahi Dara berkerut tidak suka
"Kok Tante sih sayang Mama aja kan kamu calon menantu Mama." Kata Dara ramah
"Emm iya Ma"
Dara tersenyum senang dan mengusap pipinya dengan lembut. Dari kaca Gibran melihat mereka dengan senyuman.
Dia tidak sabar untuk menikah dengan Diandra.
¤¤¤
Jantung Diandra berdetak dengan sangat cepat ketika sebuah benda menempel di perutnya dan senyumnya mengembang ketika melihat layar di sampingnya. Bukan hanya dia, tapi Gibran serta Dara juga tersenyum senang bahkan Gibran terus menggenggam erat tangannya.
Dara melihat itu semua dan dia merasa lega karena yakin kalau Gibran memang benar-benar mencintai calon menantunya. Bagaimana anaknya itu mengusap tangan yang dia genggam dan mencium kening Diandra dengan lembut telah membuktikan semuanya.
"Janinnya sangat sehat, tapi karena ini kehamilan pertama baginya jangan sampai dia kelelahan dan aku akan memberikan beberapa vitamin juga untuknya." Kata Tiara
"Apa ada larangan untuknya? Seperti makanan mungkin?" Tanya Dara
"Tidak ada, tapi hindari makanan pedas kalau dia punya penyakit lambung dan jangan lupa untuk check up setiap bulan." Kata Tiara lagi
"Bagaimana kalau dia sering muntah? Kemarin dia muntah terus hingga tidak mau makan." Kata Gibran membuat Tiara tersenyum mendengarnya
"Mual serta muntah itu hal biasa untuk ibu hamil, tapi tetap harus makan meski hanya sedikit dan vitamin serta susu hamil itu penting juga." Kata Tiara
Gibran mengangguk faham lalu membantu Diandra untuk turun dari ranjang.
"Tapi, terkadang susu hamil juga bisa membuat semakin mual dan kalau hal itu terjadi jangan diberikan lagi cukup vitamin saja." Kata Tiara
Setelah selesai memberikan vitamin serta beberapa saran dan larangan mereka bertiga keluar dari rumah sakit dengan Diandra yang berada di tengah-tengah. Terlihat sekali kalau Dara sangat senang, dia memang sangat ingin memiliki cucu dan dia akan mendapatkannya.
"Ambil pakaiannya besok saja Gibran dia bisa pakai pakaian Ghina nanti." Kata Dara ketika mereka sudah berada di mobil
"Iya Ma"
"Diandra kalau kamu ingin sesuatu katakan saja hmm? Jangan malu juga untuk mengatakannya pada Gibran dan Gibran tanya terus Diandra mau apa." Kata Dara
"Iya Ma"
Mereka menjawabnya secara bersamaan membuat senyum Dara mengembang dan dia membawa kepala Diandra untuk bersandar di pundaknya.
"Nanti malam kamu mau makan apa?" Tanya Dara
"Emm terserah Ma." Kata Diandra
"Tidak papa sayang katakan saja." Kata Dara
"Tapi, aku memang tidak ada keinginan apapun soalnya setiap habis makan aku selalu mual." Kata Diandra
"Yaudah kalau gitu Mama akan buatkan sup ayam untuk kamu." Kata Dara
"Terima kasih Ma"
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua puluh menit akhirnya mereka sampai dan Gibran langsung mengantar Diandra untuk istirahat di kamar tamu. Tentu saja mana mungkin mereka tidur satu kamar seperti biasanya, bisa habis dia dihajar.
Sampai di kamar Diandra berbaring dan Gibran langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi Diandra mengatakan kalau dia ingin tidur dengan pahanya sebagai bantalan. Tersenyum senang Gibran naik ke ranjang dan membiarkan Diandra meletakkan kepalanya di paha lalu tangannya terulur untuk mengusap rambut wanita itu dengan sayang.
"Aku takut sama Papa Kak Gibran." Kata Diandra
"Kenapa takut?" Tanya Gibran sambil tertawa kecil
"Sepertinya dia galak." Kata Diandra
"Tidak Diandra dia baik." Kata Gibran dengan senyuman
"Luka Kakak masih sakit?" Tanya Diandra
Gibran menggelengkan kepalanya pelan lalu mencium kening Diandra cukup lama.
"I love you"
Gibran sering sekali mengatakannya.
¤¤¤
Nih update lagi nihh😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
putia salim
duch....bahagianya😁
ikutan seneng
2022-08-28
0
M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵
uwu jadi teringat masa masa pengantin baru dan hamil pertama🙈serasa dunia milik berdua dan yang lain numpang🤭
2021-10-22
0
Rahmawaty❣️
diandra ga prnh bales ucapan gibran..
biar aku aja deh yg jawab " i love you to gibran "😂😂😂
2021-03-13
0