Tangisan

"Jangan nangis Diandra"

Bukan berhenti Diandra malah semakin terisak di dalam pelukan Natasya salah satu sahabat baiknya yang sejak tadi berusaha menenangkan Diandra dari tangisan hebatnya. Tadi dia dikejutkan dengan kehadiran Diandra di rumahnya apalagi temannya itu menangis dan langsung memeluknya.

Pelukannya sangat erat dan isakannya begitu pilu untuk di dengar entah sudah berapa lama dia menangis, tapi yang jelas sejak kedatangannya Diandra masih belum berhenti. Nafasnya juga tidak beraturan dan lagi wajahnya terlihat begitu pucat membuat Natasya merasa cemas.

"Sya aku harus gimana?" Tanya Diandra dengan isakannya

Natasya melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Diandra lalu memberikan minum untuknya agar dia bisa sedikit tenang.

"Cerita padaku." Kata Natasya dengan lembut

"Aku... aku... hamil"

Perkataan singkat sudah cukup untuk membuat Natasya terkejut bukan main, dia bingung kenapa hal itu bisa sampai terjadi?

"Apa? Kenapa bisa?" Tanya Natasya

"Aku... aku harus gimana Sya? Kamu... tau kalau...aku.. tidak mau menikah kan?" Kata Diandra dengan air mata yang kembali jatuh

"Heyy jangan menangis tenanglah Diandra." Kata Natasya

"Aku... harus apa Natasya?" Tanya Diandra frustasi

Natasya menghela nafasnya pelan lalu dia melihat cincin yang melingkar di jari manis temannya.

Berarti Diandra memiliki tunangan kan?

"Ceritakan dengan perlahan agar aku bisa membantu kamu." Kata Natasya

Dengan nafas terputus-putus Diandra menceritakan beberapa hal pada temannya dan dia juga mengatakan tentang siapa ayah dari anaknya.

Sungguh Diandra kebingungan sekarang.

Natasya terdiam untuk sejenak, dia pernah mendengar berita pria yang tadi disebutkan Diandra itu menjalin kasih dengan seorang model.

Mereka bersahabat sejak SMA dan tentu saja Natasya tau semua kesulitan Diandra bahkan dia pernah mengatakan agar Diandra bekerja saja di cafe Mamanya, tapi dia menolak.

"Dia tau?" Tanya Natasya

Diandra menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa tidak kamu beri tau?" Tanya Natasya

"Aku... aku bingung Sya." Kata Diandra

"Kenapa bingung? Dia Ayah dari anak yang kamu kandung dan dia berhak untuk tau, mungkin sekarang dia cemas mencari kamu Diandra." Kata Natasya

"Aku akan.. memberitau dia nanti, tapi... untuk beberapa hari ini tolong izinkan aku tinggal disini." Kata Diandra dengan penuh harap

Natasya ingin mengatakan sesuatu, tapi perkataan Diandra setelahnya membuat dia tidak bisa menolak.

"Kumohon aku hanya butuh waktu untuk menenangkan diri." Kata Diandra

"Yaudah kamu tidur sama aku ya? Kamu tau kan hanya ada dua kamar disini." Kata Natasya

Diandra mengangguk faham, dia bahkan tidak keberatan jika harus tidur di lantai.

"Orang tuaku sedang keluar kota untuk sepuluh hari ke depan karena ada urusan keluarga disana." Kata Natasya

Tersenyum tipis Natasya merangkul Diandra dan meminta teman baiknya itu untuk istirahat.

"Kamu sudah makan siang?" Tanya Natasya

Diandra menggelengkan kepalanya pelan.

"Kalau gitu kita makan dulu aku sudah memasak." Kata Natasya

Mereka berbalik arah dan pergi ke dapur lalu Natasya membuak tudung saji dimana masakan sederhananya tersedia disana. Ada ikan laut serta sayur kangkung di atas meja dan Natasya mengambilkannya untuk Diandra.

"Makanlah, kamu sedang mengandung jangan sampai merasa lapar kasihan anak kamu di dalam sana." Kata Natasya

Diandra tersenyum lalu mengusap perut ratanya sebentar.

"Terima kasih Sya"

"Jangan sungkan kamu sudah aku anggap seperti keluargaku." Kata Natasya

Memang pilihan yang tepat bagi Diandra untuk menemui Natasya. Salah satu hal yang menjadi alasan Diandra menemui Natasya adalah tidak ada yang tau mengenai temannya semasa SMA itu dan lagi rumahnya cukup jauh dari rumah atau butik Sahara.

Rumah Natasya yang berada disekitaran pantai membuat Diandra memilih untuk pergi kesana dan hanya wanita itu yang bisa dia percaya untuk sekarang. Dalam diam Diandra menyantap makanannya dan menghabiskan hingga tak tersisa membuat Natasya tersenyum melihatnya.

Saat Diandra ingin mencuci piringnya Natasya langsung melarang dan malah mengajaknya ke kamar. Memasuki kamar Diandra duduk ditepian ranjang dengan Natasya disampingnya.

"Katakan saja kalau butuh sesuatu." Kata Natasya

"Terima kasih, aku tidak tau lagi harus kemana selain kesini." Kata Diandra dengan mata yang kembali berkaca

"Aku senang karena aku tidak kesepian selama orang tuaku keluar kota." Kata Natasya dengan senyuman

Menghela nafasnya pelan Diandra membaringkan tubuhnya di ranjang milik Natasya.

"Aku ada urusan sebentar, kamu tidur saja." Kata Natasya

Diandra mengangguk singkat sambil memperhatikan Natasya yang sekarang menghilang dari balik pintu. Menghela nafasnya panjang Diandra memejamkan matanya dengan dada yang kembali terasa sesak.

Apa Gibran mencarinya?

Kalian boleh katakan Diandra pengecut, tapi sungguh dia tidak berniat menyembunyikan semuanya dari Gibran.

Diandra hanya butuh waktu untuk menenangkan dirinya dan nanti dia akan menghubungi Gibran ketika telah siap.

Hatinya membutuhkan waktu.

¤¤¤

Gibran mengacak rambutnya frustasi karena tak kunjung menemukan Diandra dia sudah menanyakan semua orang yang mengenal Diandra, tapi tidak ada satupun yang tau. Sekarang Gibran ada di apartemennya yang kini sudah tidak berbentuk lagi, dia marah karena Diandra menghilang.

Mengetahui Diandra tidak datang ke butik tanpa alasan dan para pegawai yang juga tidak tau membuat Gibran cemas dan benar dugaannya wanita itu pergi. Rasanya Gibran ingin berteriak dengan kencang kepalanya ingin pecah memikirkan kemana Diandra pergi.

Apa wanita menghindarinya?

Apa terjadi sesuatu?

Apa dia membuat kesalahan?

Ada begitu banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari Diandra, tapi wanita itu entah dimana.

'Aku tidak tau belakangan ini tubuhku lemas sekali Kak'

Perkataan itu tiba-tiba terngiang dan membuat Gibran terfikir akan satu kemungkinan.

Apa Diandra hamil?

Merasa tidak akan bisa kalau sendirian Gibran keluar dari apartemen dan pergi ke restoran milik Arjuna, dia akan meminta bantuan padanya. Tak butuh waktu lama untuk sampai karena Gibran membawa mobil seperti orang kesetanan, tidak peduli umpatan yang dilayangkan untuknya yang penting Gibran harus segera menemui Arjuna.

"Dimana Arjuna?" Tanya Gibran pada salah satu pelayan disana

"Ada di ruangannya Tuan." Kata pelayan itu dengan sopan

Tanpa mengatakan apapun Gibran naik ke lantai atas dan masuk ke dalam rungan milik Arjuna.

"Arjuna aku butuh bantuanmu." Kata Gibran tanpa basa-basi

Arjuna terkejut dengan kehadiran tiba-tiba Gibran dan langsung menyuruhnya untuk duduk.

"Ada apa?" Tanya Arjuna

"Bantu aku mencari Diandra." Kata Gibran dengan cepat

"Diandra?"

"Iya dia menghilang dan tidak bisa dihubungi tolong cari dia aku...."

Gibran terdiam sejenak lalu mengusap kasar wajahnya.

"Ah sial! Aku mungkin sudah membuat dia mengandung sekarang." Kata Gibran

Raut wajah terkejut Arjuna terlihat dengan jelas, dia tidak percaya dengan apa yang baru saja Gibran katakan.

"Dia mungkin sedang mengandung anakku sekarang, kumohon bantu aku menemukan Diandra." Kata Gibran dengan raut wajah leleh serta bingung

"Baiklah tenang aku akan minta bantuan Papa." Kata Arjuna sambil mengambil ponselnya

"Jangan sampai Om Daffa tau aku akan menjelaskan semuanya pada orang tuaku dan Om daffa juga ketika aku sudah menemukan Diandra." Kata Gibran

"Tidak akan, aku hanya akan meminta bantuan untuk mencari asisten istriku yang menghilang tanpa kabar." Kata Arjuna membuat Gibran tersenyum mendengarnya

Dia bukan tidak mau jujur, tapi fikirannya sedang kacau dia akan mengatakan semuanya ketika Diandra sudah berada disampingnya.

Entah berapa lama Arjuna bicara ditelpon hingga dia kembali duduk disamping Gibran.

"Sudah, kita harus menunggu mungkin akan sedikit sulit karena tidak ada informasi lebih tentang Diandra." Kaa Arjuna

"Terima kasih dan jangan beri tau Sahara." Kata Gibran

"Tidak"

Setelah itu Gibran kembali melangkahkan kakinya menjauh, dia akan pergi ke rumah Diandra lagi dan mendobrak pintunya kalau perlu. Memasuki mobilnya Gibran mengendara dengan kecepatan tinggi dan berhenti di rumah yang sangat sering dia kunjungi.

Berusaha keras membuka pintu itu Gibran menendangnya dan berhasil membuat pintu terbuka, dia mungkin akan dikira pencuri kalau ada yang melihat. Tanpa banyak bicara Gibran masuk kedalam dan membuka semua ruangan, tentu saja tidak ada siapapun disana.

Tapi, Gibran pergi ke kamar Diandra dan mendudukkan dirinya diranjang sambil mengusap kasar wajahnya.

Dia bisa gila kalau tidak menemukan Diandra.

Cukup lama Gibran diam disana dan ketika matanya menangkap benda yang tidak asing untuknya Gibran langsung mengambilnya.

Tangannya terkepal kuat matanya memerah dan dadanya terasa sesak, benar dugaannya.

Diandra hamil dan benda yang dia temukan adalah testpack.

"Kamu dimana Diandra?"

Gibran mengatakannya dengan suara pelan dan tanpa dia minta setetes air mata jatuh begitu saja.

Dia menangis.

¤¤¤

Next tidakk nihhh??

Terpopuler

Comments

putia salim

putia salim

kasian jg gibran ...

2022-08-28

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

diandra memang punya trauma. tapi tidak bisakah dia sedikit membuka hatinya memberi kesempatan orang lain menyembuhkan lukanya? dan jelas2 gibran mau di posisi itu. bahkan sampai bertindak nekad.

duh..

2021-12-06

0

M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵

M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵

what,,lelaki menangis😱sudah dipastikan gibran lelaki bertanggung jawab sampai akhir

2021-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menginap
3 Tidak Percaya
4 Menjauhlah
5 Good Night
6 Dimana Tempatku?
7 Lamaran dan Paksaan
8 Dikira Sudah Menikah!
9 Sagara dan Amarah
10 Malam
11 Terlalu Sulit
12 Patah
13 Positif
14 Tangisan
15 Menemukanmu
16 Pukulan
17 Dokter Kandungan
18 Pertengkaran
19 Perhatian
20 Our Wedding Day
21 Daddy
22 My Baby
23 Pasar Malam
24 Mimpi Buruk
25 Ajakan Gila
26 Berita
27 Jangan Pergi
28 Ingin Bertemu
29 Pelukan
30 Ngidam
31 Kolam Renang
32 Kisah Masa Lalu
33 Perkara Sepele
34 Bertemu Sagara
35 Manja
36 Pantai
37 Diandra dan Alana
38 Jatuh
39 Ayo!
40 Makan Malam
41 Sepasang Sepatu
42 Studio Foto
43 Flashback
44 Tidak Sabar
45 Saling Menyelamatkan
46 Our Baby
47 Baby Gavin
48 Happy Family
49 Tamu
50 Hot Daddy
51 Gangguan
52 Sakit
53 Merah
54 Cemburu
55 Jebakan
56 Pulang
57 Anetta!
58 Telat
59 Kehamilan Kedua
60 Rumah Mama
61 Siapa?
62 Pertunangan Anika
63 Foto itu Lagi
64 Disalahkan
65 Taman
66 Ruang Spesial
67 Tak Terduga
68 Suamiku
69 Perasaan Aneh
70 Baby Girl
71 Danira
72 Sakit
73 Bohong
74 Clarissa
75 Kecewa
76 Masih Marah
77 Chat
78 Bertemu
79 Melindungi
80 Kesempatan Terakhir
81 Akhir Masalah
82 Membaik
83 Bersama
84 Villa
85 Gavin Sakit
86 Rumah Sakit
87 Cepat Sembuh Sayang
88 Pulang
89 Sembuh
90 Sofa
91 Sayang Kalian
92 Ghina
93 Alden
94 Maaf
95 Mama dan Papa
96 Ghina dan Gavin
97 Seiring Berjalannya Waktu
98 Family
99 Another Baby
100 Ending
101 Extra Part (1)
102 Extra Part (2)
103 Ghina!
104 Extra Part (3)
105 Extra part (4)
106 The Last
107 Special Part
108 Special Part 2
109 Special Part 3
110 Special Part (4)
111 Special Part!
112 Last!
113 Sequel Sebentar Lagi Datang
114 Gavin (1)
115 Gavin (2)
116 Gavin (3)
117 Gavin (4)
118 Gavin (5)
119 Gavin (6)
120 Gavin (7)
121 Gavin (8)
122 Gavin (9)
123 Gavin (10)
124 Gavin (11)
125 Gavin (12)
126 Gavin (13)
127 Gavin (14)
128 Gavin (15)
129 Gavin (16)
130 Gavin (17)
131 Gavin (18)
132 Gavin (19)
133 Gavin (20)
134 Gavin (21)
135 Gavin (22)
136 Gavin (23)
137 Gavin (24)
138 Gavin (25)
139 Gavin (26)
140 Gavin (27)
141 Gavin (28)
142 Gavin (29)
143 Gavin (30)
144 Gavin (31)
145 Gavin (32)
146 Gavin (33)
147 Gavin (34)
148 Gavin (35)
149 Gavin (36)
150 Gavin (37)
151 Gavin (38)
152 Gavin (39)
153 Gavin (40)
154 Gavin (41)
155 Gavin (42)
156 Gavin (43)
157 Gavin (44)
158 Gavin (45)
159 Gavin (46)
160 Gavin (47)
161 Gavin (48)
162 Gavin (49)
163 Gavin (50)
164 Gavin (51)
165 Gavin (52)
166 Gavin (53)
167 Gavin (54)
168 Gavin (55)
169 Gavin (56)
170 ...
171 Gavin (57)
172 Gavin (58)
173 Gavin (59)
174 Gavin (60)
175 Gavin (61)
176 Gavin (62)
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Menginap
3
Tidak Percaya
4
Menjauhlah
5
Good Night
6
Dimana Tempatku?
7
Lamaran dan Paksaan
8
Dikira Sudah Menikah!
9
Sagara dan Amarah
10
Malam
11
Terlalu Sulit
12
Patah
13
Positif
14
Tangisan
15
Menemukanmu
16
Pukulan
17
Dokter Kandungan
18
Pertengkaran
19
Perhatian
20
Our Wedding Day
21
Daddy
22
My Baby
23
Pasar Malam
24
Mimpi Buruk
25
Ajakan Gila
26
Berita
27
Jangan Pergi
28
Ingin Bertemu
29
Pelukan
30
Ngidam
31
Kolam Renang
32
Kisah Masa Lalu
33
Perkara Sepele
34
Bertemu Sagara
35
Manja
36
Pantai
37
Diandra dan Alana
38
Jatuh
39
Ayo!
40
Makan Malam
41
Sepasang Sepatu
42
Studio Foto
43
Flashback
44
Tidak Sabar
45
Saling Menyelamatkan
46
Our Baby
47
Baby Gavin
48
Happy Family
49
Tamu
50
Hot Daddy
51
Gangguan
52
Sakit
53
Merah
54
Cemburu
55
Jebakan
56
Pulang
57
Anetta!
58
Telat
59
Kehamilan Kedua
60
Rumah Mama
61
Siapa?
62
Pertunangan Anika
63
Foto itu Lagi
64
Disalahkan
65
Taman
66
Ruang Spesial
67
Tak Terduga
68
Suamiku
69
Perasaan Aneh
70
Baby Girl
71
Danira
72
Sakit
73
Bohong
74
Clarissa
75
Kecewa
76
Masih Marah
77
Chat
78
Bertemu
79
Melindungi
80
Kesempatan Terakhir
81
Akhir Masalah
82
Membaik
83
Bersama
84
Villa
85
Gavin Sakit
86
Rumah Sakit
87
Cepat Sembuh Sayang
88
Pulang
89
Sembuh
90
Sofa
91
Sayang Kalian
92
Ghina
93
Alden
94
Maaf
95
Mama dan Papa
96
Ghina dan Gavin
97
Seiring Berjalannya Waktu
98
Family
99
Another Baby
100
Ending
101
Extra Part (1)
102
Extra Part (2)
103
Ghina!
104
Extra Part (3)
105
Extra part (4)
106
The Last
107
Special Part
108
Special Part 2
109
Special Part 3
110
Special Part (4)
111
Special Part!
112
Last!
113
Sequel Sebentar Lagi Datang
114
Gavin (1)
115
Gavin (2)
116
Gavin (3)
117
Gavin (4)
118
Gavin (5)
119
Gavin (6)
120
Gavin (7)
121
Gavin (8)
122
Gavin (9)
123
Gavin (10)
124
Gavin (11)
125
Gavin (12)
126
Gavin (13)
127
Gavin (14)
128
Gavin (15)
129
Gavin (16)
130
Gavin (17)
131
Gavin (18)
132
Gavin (19)
133
Gavin (20)
134
Gavin (21)
135
Gavin (22)
136
Gavin (23)
137
Gavin (24)
138
Gavin (25)
139
Gavin (26)
140
Gavin (27)
141
Gavin (28)
142
Gavin (29)
143
Gavin (30)
144
Gavin (31)
145
Gavin (32)
146
Gavin (33)
147
Gavin (34)
148
Gavin (35)
149
Gavin (36)
150
Gavin (37)
151
Gavin (38)
152
Gavin (39)
153
Gavin (40)
154
Gavin (41)
155
Gavin (42)
156
Gavin (43)
157
Gavin (44)
158
Gavin (45)
159
Gavin (46)
160
Gavin (47)
161
Gavin (48)
162
Gavin (49)
163
Gavin (50)
164
Gavin (51)
165
Gavin (52)
166
Gavin (53)
167
Gavin (54)
168
Gavin (55)
169
Gavin (56)
170
...
171
Gavin (57)
172
Gavin (58)
173
Gavin (59)
174
Gavin (60)
175
Gavin (61)
176
Gavin (62)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!