Menginap

Tawa lepas seorang Diandra Agnesia telah berhasil menyihir seorang Gibran Aditya Wijaya yang sejak tadi tidak mampu mengalihkan pandangannya barang satu detik pun dari sosok seorang wanita dengan dress biru muda. Wajah lugunya dengan senyuman yang begitu polos membuat Gibran terpesona, dia ingin sekali mencium bibir mungil yang tak hentinya tersenyum ke banyak pria yang menyapanya.

Jelas saja Gibran yang mantan seorang playboy ini tau bahwa ada banyak pria yang juga menatap kagum ke arah Diandra sama sepertinya dan hal itu sedikit mengganggunya. Mendadak dia ingin memiliki Diandra untuk dirinya sendiri dan tidak ingin membiarkan seorang pun mendekati atau hanya sekedar menatap wanitanya.

Sekarang mereka sedang berada di salah satu acara yang mana Sahara seharusnya hadir, tapi meminta Diandra untuk menggantikannya. Acara ulang tahun wedding organizer milik Wenda dan tentu saja Diandra yang selalu mengikuti Sahara untuk bertemu client mengenal beberapa orang disana.

Semakin larut ada semakin banyak pria yang mencoba untuk mengajak Diandra bicara dan hal itu semakin membuatnya tidak suka. Menghabiskan minumannya dengan sekali tenggak Gibran menghampiri Diandra dan tanpa permisi melingkarkan tangannya dipinggang ramping itu sambil menjawab pertanyaan yang tanpa sengaja dia dengar.

"Kamu sendirian?"

"No she's with me." Kata Gibran sambil menatapnya dengan tidak suka

Diandra tersenyum canggung dan menundukkan kepalanya pelan lalu menatap Gibran dengan lugu. Tatapan yang selalu membuat Gibran ingin cepat-cepat mengajaknya berumah tangga.

Pria itu mengangguk singkat dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kak"

Gibran tak menjawab hanya menoleh dan menatapnya dengan alis bertaut.

"Tangannya lepasin." Kata Diandra sambil meraih tangan Gibran di pinggangnya

Bukan melepaskan Gibran justru semakin menariknya mendekat dan membuat mata Diandra membulat karena terkejut.

"Kak!"

Melihat ekspresi wajah itu Gibran justru tertawa dan sedikit mengusap pinggangnya.

"Biarkan saja Diandra ada banyak pria yang ganjen sama kamu." Kata Gibran

Diandra menatap pria itu dengan tidak mengerti, kenapa Gibran tiba-tiba peduli.

"Jangan ngeliatin gitu muka kamu lucu jadi mau aku cium." Kata Gibran tanpa malu

Baru akan bicara suara seorang wanita membuat Diandra mengurungkan niatnya, dia tau itu siapa. Namanya Anetta seorang model yang sempat dekat dengan Gibran beberapa waktu lalu.

Tentu saja Diandra tau mereka sering telponan ketika di studio dan beberapa kali juga jalan bersama.

Memikirkan itu mendadak Diandra merasa sebal.

Saat gadis itu mendekat Gibran melepaskan tangannya lalu memeluk Anetta dan mencium kedua pipinya bergantian. Di tempatnya Diandra hanya menatap dalam diam entah kenapa dia merasa tidak suka dan sedikit sakit hati.

"Hai Ta"

Wanita bernama Anetta itu tersenyum lebar dan melirik Diandra sebentar lalu kembali menatap Gibran. Jujur Diandra juga memuji kecantikan wanita itu karena Anetta memang benar-benar cantik bahkan meskipun dengan polesan make up tipis seperti sekarang.

"Kesini sama siapa Ta?" Tanya Gibran

"Alone"

Gibran tertawa mendengar jawaban itu.

"Masa? Gak sama pacarnya?" Tanta Gibran lagi

"Mau meledek? Aku kan gak punya pacar." Kata Anetta membuat Gibran tertawa kecil

"Diandra!"

Suara Wenda membuat ketiganya menoleh dan Diandra yang tersenyum lalu menghampiri Wenda tanpa mengatakan apapun pada Gibran. Tentu saja Diandra tidak mau menjadi obat nyamuk disana karena Gibran selalu melupakannya kalau sedang bersama wanita itu.

"Dia siapa?" Tanya Anetta pada Gibran

"Kamu lupa? Dia asisten Sahara." Kata Gibran

"Ahh iya tapi, kenapa dia bisa disini sama kamu?" Tanya Anetta penasaran

Gibran tersenyum, dia yang meminta Sahara untuk melakukan ini semua agar dia bisa menghabiskan waktu bersama dengan Diandra lebih lama.

"Ara tidak bisa datang, jadi kami yang datang." Kata Gibran menjelaskan

Mengangguk faham Anetta menatap pria disampingnya itu dengan senyuman. Menurutnya Gibran itu pria yang nyaris sempurna dengan wajah tampan serta sikapnya yang ramah juga humoris, tapi sayangnya dia cukup playboy.

"Habis ini kamu ada rencana?" Tanya Anetta

"Mengantar Diandra pulang karena kami berangkat bersama tadi." Kata Gibran membuat Anetta mengangguk faham

"Kamu masih bekerja sama Sahara?" Tanya Anetta lagi

"Tentu saja, kamu sendiri punya kegiatan apa?" Tanya Gibran

"Aku? Apalagi selain pemotretan." Kata Anetta

"Mungkin kalau ada waktu luang kita bisa makan siang besok?" Kata Gibra sambil mengangkat sebelah alisnya

"Why not?" Kata Anetta dengan senyum manisnya

Ikut tersenyum Gibran mengajak Anetta untuk duduk dan menikmati minuman yang telah disediakan sambil sedikit mengobrol. Pria itu tidak sadar bahwa Diandra memperhatikannya dengan wajah masam juga hati yang terasa sakit.

Belakangan Gibran seolah mendekatinya, tapi sikapnya yang dekat dengan wanita lain membuat Diandra jatuh dengan sendirinya.

Dia enggan berharap lebih.

Kembali pada Gibran yang terlihat tengah bercanda dengan Anetta mereka berdua terlihat bahagia.

"Oh aku ingat kamu pernah marah-marah dengan hasil pemotretan dan meminta untuk take ulang, hal itu menyebalkan asal kamu tau." Kata Gibran sambil mendengus kesal

Anetta tertawa mendengarnya dia memang pernah melakukan hal itu karena dia termasuk wanita yang perfeksionis.

"Hey salahkan dirimu yang tidak benar." Kata Anetta

"Kamu orang pertama yang protes dengan hasil pemotretan asal kamu tau." Kata Gibran

"Okay baiklah Tuan Gibran aku minta maaf." Kata Anetta sambil menepuk-nepuk bahunya

Gibran hanya tersenyum dan menenggak minumannya lagi, tapi ketika matanya menangkap sosok Diandra dia jadi ingin menghampirinya. Gadis itu sendirian sambil mengalihkan pandangan ke sekitarnya, tidak bisa kalau sudah sendirian pasti akan ada pria yang mendekat.

Tidak akan Gibran izinkan.

"Ta aku mau ke sana dulu ya? Besok aku hubungi lagi." Kata Gibran

Anetta tersenyum dan mengangguk singkat.

Menepuk pelan bahu gadis itu Gibran melangkahkan kakinya menghampiri Diandra yang tengah sendirian. Tadi gadis itu bersama Wenda, tapi mungkin Wenda sedang menyambut tamu yang lainnya.

"Diandra"

Diandra menoleh dan tersenyum ketika dipanggil, senyuman yang selalu berhasil membuat Gibran tergila-gila.

"Emm Kak aku mau pulang." Kata Diandra pelan

Tersenyum manis Gibran meraih tangan Diandra dan membuat gadis itu sedikit tersentak, tapi ikut tersenyum ketika Gibran berbicara.

"Kita izin Wenda dulu baru pulang"

Saat menghampiri Wenda dia terlihat tidak senang karena Gibran dan Diandra ingin pulang, tapi tidak bisa menahan juga akhirnya Wenda membiarkan mereka berdua pulang. Dalam hati Wenda memuji betapa cocoknya Gibran dan Diandra ketika bersama bahkan dia sampai berharap kalau kedua orang itu bisa jadi sepasang kekasih.

Dalam diam mereka berdua keluar dari gedung menuju parkiran dan ketika melihat mobil milik Gibran yang terparkir Diandra berlari kecil membuat Gibran tertawa melihatnya. Rambut gadis itu yang tergerai bergerak kesana kemari dan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi membuat Diandra terlihat menggemaskan.

Tubuh Diandra tersentak ketika tubuh Gibran begitu dekat dengannya karena pria itu membuka pintu mobil yang sebenarnya bisa dia lakukan sendiri. Menundukkan kepalanya Diandra masuk tanpa banyak bicara dan Gibran langsung menutup pintu lalu berlari memutar dan memasuki kursi kemudi.

"Kamu sudah mengantuk ya?" Tanya Gibran

Diandra hanya menjawabnya dengan anggukan singkat saja.

Selama perjalanan mereka berdua hanya diam dengan alunan musik yang menemani perjalanan malam mereka. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit mobil Gibran memasuki halaman rumah sederhana milik Diandra.

"Terima kasih banyak Kak"

Saat ingin membuka pintu Gibran langsung menahan tangan Diandra dan membuat gadis itu menoleh lalu menatapnya dengan tatapan yang begitu lugu juga polos. Sesaat Gibran terpaku pada kecantikan Diandra, tapi setelahnya matanya menatap bibir mungil Diandra yang merah.

Fikiran Gibran mulai berkelana apalagi ketika Diandra menggigit bibir bawahnya karena gugup.

"Ada apa Ka..."

Entah dimana fikiran Gibran berada karena dia langsung mendekat dan mencium bibir Diandra.

Awalnya dia hanya ingin menempelkan bibirnya disana, tapi merasakan manis dan lembutnya bibir Diandra membuat Gibran melepaskan sabuk pengamannya dan melingkarkan tangannya di pinggang Diandra. Mata Diandra terbuka dan dia dapat melihat mata Gibran yang terpejam dengan bibir yang terus bergerak lembut dibibirnya.

Nafas Diandra tertahan apalagi ketika Gibran semakin liar dan mendekat hingga membuat tubuh Diandra terpojok di pintu mobil. Merasa akan kehabisan nafas Diandra memukul-mukul lengan Gibran hingga pria itu menjauhkan wajahnya dan membiarkan dahi serta hidung mereka bersentuhan.

Mereka terengah dan Gibran tersenyum sambil mengusap pipi Diandra dengan lembut.

"Kak aku harus...emmm"

Sekali lagi Gibran menciumnya dan menarik dirinya agar semakin dekat sambil sesekali mengusap punggungnya.

"Kak...."

Setelah merasa cukup puas Gibran menjauhkan wajahnya dan menatap Diandra dengan senyuman.

"Maaf"

"Aku harus...."

Mata Diandra membulat ketika Gibran menyampirkan rambutnya kesamping lalu pria itu memiringkan wajahnya dan mendaratkan bibirnya di leher belakang Diandra. Tangan mungil Diandra menggenggam tangan kekar milik Gibran ketika pria itu memberikan kecupan disana.

Diandra ingin pingsan, dia lemas sekali.

"You're sweet"

Sambil mengatakan itu Gibran tersenyum dan mengusap bibir bawahnya dengan lembut. Mengecup bibirnya berulang-ulang barulah Gibran menjauhkan dirinya.

"Aku masuk dulu, terima kasih Kak"

Dengan terburu-buru Diandra turun dan berlari kecil ke rumahnya, tapi dia kembali dibuat jantungan kala suara pintu mobil terdengar serta langkah kaki yang mendekat. Baru selesai memutar kunci pintu suara Gibran mengejutkannyan dan perkataan pria itu membuatnya ingin pingsan.

"Aku mau nginap"

Diandra belum menjawab, tapi Gibran langsung membuka pintu dan masuk ke dalam membuat Diandra langsung berlari kecil menghampirinya.

"Tapi, Kak...."

"Bukankah ini sudah cukup larut? Kamu tau kan rumahku cukup jauh." Kata Gibran

Diandra menggigit bibir bawahnya karena merasa gugup, dia ingin menolak, tapi pria itu benar rumahnya cukup jauh.

Apa dia tidak kasihan?

Secara refleks Diandra memundurkan langkahnya ketika Gibran mendekat lalu menarik dagunya agar dia mendongak dan mengusap bawah bibirnya dengan lembut.

"Jangan digigit Diandra"

Mendorong sedikit tubuh Gibran dia berlari ke arah pintu untuk menguncinya.

"Aku hanya ada satu kamar karena yang satu lagi sudah dijadikan gudang." Kata Diandra

"Tidak masalah kita bisa tidur satu kamar." Kata Gibran membuat Diandra melotor mendengarnya

"Aku... tidur di sofa saja." Kata Diandra

"Kenapa? Kita bisa tidur satu kamar aku tidak akan aneh-aneh." Kata Gibran

Sayangnya Diandra tidak percaya karena satu mobil saja dia habis dicium apalagi satu kamar.

"Tidak papa aku akan tidur di sofa." Kata Diandra

Sekali lagi Diandra dibuat terkejut karena ketika dia berbalik dan baru jalan beberapa langkah tubuhnya di peluk dari belakang.

"Kak!!"

"Hmm kenapa?" Tanya Gibran

"Lepasin." Kata Diandra sambil berusaha melepaskan diri

Menurut Gibran mengikuti Diandra ke arah pintu yang ternyata merupakan kamarnya.

"Kakak tunggu sini aja." Kata Diandra

Diandra berjalan menuju lemari dan mengambil piyama tidurnya lalu mengganti di kamar mandi.

Hanya butuh waktu beberapa menit untuk Diandra keluar dengan piyama juga rambut yang dikuncit tinggi dan membuat Gibran semakin menggila. Saat Diandra berjalan mendekat dan mengambil satu bantal Gibran menariknya hingga jatuh ke atas ranjang.

"Kakk"

"Sini aja Diandra." Kata Gibran

"Aku akan tidur di sofa saja." Kata Diandra lagi

Tapi, Gibran malah semakin menariknya mendekat dan memeluknya.

Pria itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Diandra dan membuat Diandra merasa begitu cemas.

"Kak ini tidak benar." Kata Diandra sambil berusaha mendorong tubuh Gibran yang memeluknya

"Kenapa tidak benar?" Tanya Gibran

"Kita tidak boleh kayak gini Kak." Kata Diandra

"Kalau gitu ayo menikah." Kata Gibran

Helaan nafas Diandra terdengar bersamaan dengan Gibran yang menjauhkan tubuhnya.

"Jangan bercanda Kak." Kata Diandra

"Jadi aku bercanda?" Tanya Gibran tidak suka

Diandra mengangguk singkat lalu mengambil bantal, tapi baru akan beranjak Gibran kembali menarik tangannya.

"Aku mau tidur..."

"Tidur disini saja." Kata Gibran

"Tidak Kak aku...."

"Tidur disini dan aku tidak akan berbuat apapun atau tidur disana dan aku tidak akan membuat kamu tidur sampai pagi." Kata Gibran sambil menatapnya dengan penuh ancaman

"Kak Gibran...."

"Katanya bercinta di sofa itu luar biasa, mungkin kita bisa coba kalau kamu tidur disana." Kata Gibran tanpa dosa

Mata Diandra membulat dengan sempurna lalu dia meletakkan bantalnya dan berbaring memunggungi Gibran. Senyum Gibran mengembang dia ikut berbaring dan meminta gadis itu menghadapnya.

"Hadap sini Diandra." Kata Gibran

Tak ada jawaban yang Diandra berikan.

"Atau aku akan...."

Berhasil Diandra berbalik dengan wajah kesalnya dan membuat Gibran tertawa lalu memeluknya.

"Kak..."

Belum sempat bicara Gibran sudah mengecup bibirnya sekilas.

"Satu kali protes satu kali ciuman." Kata Gibran

Diandra diam dan mulai memejamkan matanya, tapi ketika Gibran memeluknya semakin erat dengan ragu Diandra juga melakukan hal yang sama.

Dia memeluk Gibran dan menyandarkan kepalanya di dada bidang pria itu.

"I love you Diandra"

Tapi, sampai sekarang Diandra belum bisa percaya.

Dan mungkin tidak akan pernah percaya karena baginya cinta itu tidak nyata.

Cinta hanya sebuah angan semu yang menyakitkan.

Tidak cinta dan tidak juga menikah, dia tidak akan melakukannya.

¤¤¤

Hehe nanti update lagi yaaaa😉

Terpopuler

Comments

putia salim

putia salim

hmmmm🤔

2022-08-27

0

Ningsih Limbong

Ningsih Limbong

kog murahan banget sih Diandra..diapa2 in mau aja

2021-12-18

0

M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵

M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵

kok bacanya lucu ya 🤣 sigibran main nyosor aja

2021-10-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Menginap
3 Tidak Percaya
4 Menjauhlah
5 Good Night
6 Dimana Tempatku?
7 Lamaran dan Paksaan
8 Dikira Sudah Menikah!
9 Sagara dan Amarah
10 Malam
11 Terlalu Sulit
12 Patah
13 Positif
14 Tangisan
15 Menemukanmu
16 Pukulan
17 Dokter Kandungan
18 Pertengkaran
19 Perhatian
20 Our Wedding Day
21 Daddy
22 My Baby
23 Pasar Malam
24 Mimpi Buruk
25 Ajakan Gila
26 Berita
27 Jangan Pergi
28 Ingin Bertemu
29 Pelukan
30 Ngidam
31 Kolam Renang
32 Kisah Masa Lalu
33 Perkara Sepele
34 Bertemu Sagara
35 Manja
36 Pantai
37 Diandra dan Alana
38 Jatuh
39 Ayo!
40 Makan Malam
41 Sepasang Sepatu
42 Studio Foto
43 Flashback
44 Tidak Sabar
45 Saling Menyelamatkan
46 Our Baby
47 Baby Gavin
48 Happy Family
49 Tamu
50 Hot Daddy
51 Gangguan
52 Sakit
53 Merah
54 Cemburu
55 Jebakan
56 Pulang
57 Anetta!
58 Telat
59 Kehamilan Kedua
60 Rumah Mama
61 Siapa?
62 Pertunangan Anika
63 Foto itu Lagi
64 Disalahkan
65 Taman
66 Ruang Spesial
67 Tak Terduga
68 Suamiku
69 Perasaan Aneh
70 Baby Girl
71 Danira
72 Sakit
73 Bohong
74 Clarissa
75 Kecewa
76 Masih Marah
77 Chat
78 Bertemu
79 Melindungi
80 Kesempatan Terakhir
81 Akhir Masalah
82 Membaik
83 Bersama
84 Villa
85 Gavin Sakit
86 Rumah Sakit
87 Cepat Sembuh Sayang
88 Pulang
89 Sembuh
90 Sofa
91 Sayang Kalian
92 Ghina
93 Alden
94 Maaf
95 Mama dan Papa
96 Ghina dan Gavin
97 Seiring Berjalannya Waktu
98 Family
99 Another Baby
100 Ending
101 Extra Part (1)
102 Extra Part (2)
103 Ghina!
104 Extra Part (3)
105 Extra part (4)
106 The Last
107 Special Part
108 Special Part 2
109 Special Part 3
110 Special Part (4)
111 Special Part!
112 Last!
113 Sequel Sebentar Lagi Datang
114 Gavin (1)
115 Gavin (2)
116 Gavin (3)
117 Gavin (4)
118 Gavin (5)
119 Gavin (6)
120 Gavin (7)
121 Gavin (8)
122 Gavin (9)
123 Gavin (10)
124 Gavin (11)
125 Gavin (12)
126 Gavin (13)
127 Gavin (14)
128 Gavin (15)
129 Gavin (16)
130 Gavin (17)
131 Gavin (18)
132 Gavin (19)
133 Gavin (20)
134 Gavin (21)
135 Gavin (22)
136 Gavin (23)
137 Gavin (24)
138 Gavin (25)
139 Gavin (26)
140 Gavin (27)
141 Gavin (28)
142 Gavin (29)
143 Gavin (30)
144 Gavin (31)
145 Gavin (32)
146 Gavin (33)
147 Gavin (34)
148 Gavin (35)
149 Gavin (36)
150 Gavin (37)
151 Gavin (38)
152 Gavin (39)
153 Gavin (40)
154 Gavin (41)
155 Gavin (42)
156 Gavin (43)
157 Gavin (44)
158 Gavin (45)
159 Gavin (46)
160 Gavin (47)
161 Gavin (48)
162 Gavin (49)
163 Gavin (50)
164 Gavin (51)
165 Gavin (52)
166 Gavin (53)
167 Gavin (54)
168 Gavin (55)
169 Gavin (56)
170 ...
171 Gavin (57)
172 Gavin (58)
173 Gavin (59)
174 Gavin (60)
175 Gavin (61)
176 Gavin (62)
Episodes

Updated 176 Episodes

1
Prolog
2
Menginap
3
Tidak Percaya
4
Menjauhlah
5
Good Night
6
Dimana Tempatku?
7
Lamaran dan Paksaan
8
Dikira Sudah Menikah!
9
Sagara dan Amarah
10
Malam
11
Terlalu Sulit
12
Patah
13
Positif
14
Tangisan
15
Menemukanmu
16
Pukulan
17
Dokter Kandungan
18
Pertengkaran
19
Perhatian
20
Our Wedding Day
21
Daddy
22
My Baby
23
Pasar Malam
24
Mimpi Buruk
25
Ajakan Gila
26
Berita
27
Jangan Pergi
28
Ingin Bertemu
29
Pelukan
30
Ngidam
31
Kolam Renang
32
Kisah Masa Lalu
33
Perkara Sepele
34
Bertemu Sagara
35
Manja
36
Pantai
37
Diandra dan Alana
38
Jatuh
39
Ayo!
40
Makan Malam
41
Sepasang Sepatu
42
Studio Foto
43
Flashback
44
Tidak Sabar
45
Saling Menyelamatkan
46
Our Baby
47
Baby Gavin
48
Happy Family
49
Tamu
50
Hot Daddy
51
Gangguan
52
Sakit
53
Merah
54
Cemburu
55
Jebakan
56
Pulang
57
Anetta!
58
Telat
59
Kehamilan Kedua
60
Rumah Mama
61
Siapa?
62
Pertunangan Anika
63
Foto itu Lagi
64
Disalahkan
65
Taman
66
Ruang Spesial
67
Tak Terduga
68
Suamiku
69
Perasaan Aneh
70
Baby Girl
71
Danira
72
Sakit
73
Bohong
74
Clarissa
75
Kecewa
76
Masih Marah
77
Chat
78
Bertemu
79
Melindungi
80
Kesempatan Terakhir
81
Akhir Masalah
82
Membaik
83
Bersama
84
Villa
85
Gavin Sakit
86
Rumah Sakit
87
Cepat Sembuh Sayang
88
Pulang
89
Sembuh
90
Sofa
91
Sayang Kalian
92
Ghina
93
Alden
94
Maaf
95
Mama dan Papa
96
Ghina dan Gavin
97
Seiring Berjalannya Waktu
98
Family
99
Another Baby
100
Ending
101
Extra Part (1)
102
Extra Part (2)
103
Ghina!
104
Extra Part (3)
105
Extra part (4)
106
The Last
107
Special Part
108
Special Part 2
109
Special Part 3
110
Special Part (4)
111
Special Part!
112
Last!
113
Sequel Sebentar Lagi Datang
114
Gavin (1)
115
Gavin (2)
116
Gavin (3)
117
Gavin (4)
118
Gavin (5)
119
Gavin (6)
120
Gavin (7)
121
Gavin (8)
122
Gavin (9)
123
Gavin (10)
124
Gavin (11)
125
Gavin (12)
126
Gavin (13)
127
Gavin (14)
128
Gavin (15)
129
Gavin (16)
130
Gavin (17)
131
Gavin (18)
132
Gavin (19)
133
Gavin (20)
134
Gavin (21)
135
Gavin (22)
136
Gavin (23)
137
Gavin (24)
138
Gavin (25)
139
Gavin (26)
140
Gavin (27)
141
Gavin (28)
142
Gavin (29)
143
Gavin (30)
144
Gavin (31)
145
Gavin (32)
146
Gavin (33)
147
Gavin (34)
148
Gavin (35)
149
Gavin (36)
150
Gavin (37)
151
Gavin (38)
152
Gavin (39)
153
Gavin (40)
154
Gavin (41)
155
Gavin (42)
156
Gavin (43)
157
Gavin (44)
158
Gavin (45)
159
Gavin (46)
160
Gavin (47)
161
Gavin (48)
162
Gavin (49)
163
Gavin (50)
164
Gavin (51)
165
Gavin (52)
166
Gavin (53)
167
Gavin (54)
168
Gavin (55)
169
Gavin (56)
170
...
171
Gavin (57)
172
Gavin (58)
173
Gavin (59)
174
Gavin (60)
175
Gavin (61)
176
Gavin (62)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!