WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING 😘
................................
Tiba saatnya hari pernikahan Dave dan Aryn. Sekarang masih pagi buta, tapi semua pelayan sudah sibuk membuat dan mempersiapkan jamuan makanan untuk nanti dihidangkan di meja prasmanan. Para pengawal dan anak buah Dave berjaga di setiap sudut mansion. Anggota Red Blood satu persatu berdatangan dengan membawa hadiah untuk bos mereka. Mereka datang lebih awal untuk membantu persiapan.
Dave termenung di kamarnya, ucapan Reza tempo hari terus terngiang di kepalanya. Ia bahkan hanya tidur dua jam semalam.
"Persetan dengan semuanya!" Teriak Dave yang meneguk gelas terakhir dari minuman sodanya.
Ken terbangun dari tidurnya saat mendengar teriakan Dave. Semalaman ia stand by di kursi depan ruang kerja Dave.
"Apa yang terjadi pada Pak Bos, ya?" Gumam Ken yang memilih turun ke bawah, ia akan mempersiapkan acara bosnya.
Keadaan Dave sangat kacau saat ini, ia duduk di atas lantai ruang kerjanya. Kemejanya lusuh kotor terkena keringat, rambutnya acak-acakan. Di depannya banyak lembaran foto Elsa yang berserakan.
"A**i**g kalian semua! Gua nggak peduli kalian! Yang terpenting dia jadi milik gua!" Dave menciumi foto Elsa yang ia pegang.
Tapi tiba-tiba ia merobek-robek foto Elsa lalu membuangnya ke sembarang arah.
"Aku cinta banget sama kamu, Sa! Kenapa kamu pergi dariku?" Dave meraung-raung tidak jelas.
Dave merapatkan kakinya, ia menyembunyikan wajahnya. Tubuhnya bergetar, Dave menangis.
Ceklek,
"Kakak!" Seru Silvi.
Sejak semalam Silvi bingung mencari keberadaan kakaknya. Saat ia terbangun tadi, ia baru teringat kakaknya pasti berada di ruang kerjanya.
"Kak Dave kenapa?" Seru Silvi yang berusaha mengangkat wajah Dave.
Silvi langsung memeluk kakaknya saat melihat wajah Dave yang penuh air mata. Ia mengerti apa yang kakaknya rasakan saat ini. Ia tahu betul kakaknya sangat mencintai wanita bernama Elsa itu. Walaupun dulu ia masih sangat kecil, tapia ia masih ingat betul kisah cinta kakaknya. Dave rela menentang keluarganya demi Elsa. Ia memberikan seluruh cintanya kepada wanita yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
"Aku mohon lupakan wanita itu, kak! Hari ini kakak akan menikahi kak Aryn, kan?" Tanya Silvi yang mengelus punggung lebar Dave.
"Aku pasti akan menikahinya, kakak berjanji padamu!" Jawab Dave dengan nada sendunya.
"Aku pasti menikahinya, Silvi. Dia sangat mirip dengan Elsaku. Bola matanya seperti milik Elsaku. Sikapnya, tingkahnya, aku benar-benar tidak akan melepaskan Elsa untuk kedua kalinya!" Batin Dave.
"Dave?" Kepala Reza menengok ke dalam ruang kerja Dave yang pintunya terbuka.
"Wah! Ada apa ini? Kenapa kalian berdua berpelukan seperti ini? Apakah aku boleh bergabung?" Celoteh Reza yang masuk ke dalam ruangan Rayn.
Reza, Zack, dan Samuel tiba di mansion Dave lima menit lalu. Reza sengaja menemui Dave di ruang kerjanya. Ia ingin tahu keputusan Dave.
"Berpelukan!" Seru Reza yang merentangkan tangannya bersiap ikut berpelukan bersama Dave dan Silvi.
"Lumayan! Kata pak ustadz rezeki nggak boleh ditolak!" Batin Silvi.
Bug,
"Beraninya lo mau peluk adek gua! Bosen hidup lo?" Seru Dave yang meninju perut Reza.
"Calm down, Dave!" Seru Reza yang meringis kesakitan memegangi perutnya.
"Stop, kak!" Silvi menahan Dave agar tidak memukul Reza lagi.
" Kak Dave rese ih! Nggak jadi dapet rezeki ini namanya !" Batin Silvi.
"Anak kecil nggak boleh ikut campur!" Seru Dave yang menunjuk pintu.
Dave tahu tujuan Reza menemuinya di ruangan ini. Reza pasti akan meminta jawaban apa keputusan yang Dave ambil.
"Tapi kan...."
"Keluar, Silvi!" Seru Dave yang masih terdengar lembut, ia tidak ingin melukai hati adiknya dengan teriakan ataupun bentakan.
"Yaudah, aku juga mau icip-icip makanan dulu!" Jawab Silvi dengan santai.
"Dasar!" Sahut Reza yang menggelengkan kepalanya.
Blam,
Silvi sengaja menutup pintu ruangan Dave dengan keras. Ia lalu berlari sebelum kakaknya memarahinya. Silvi merasa sedikit lega setelah mendengar ucapan kakaknya yang akan serius menikahi Aryn.
Dave tidak menghiraukan Silvi yang membanting pintunya dengan keras. Perhatiannya terpusat pada Reza saat ini.
"Lo pasti tahu maksud gua dateng pagi-pagi kayak gini!" Sahut Reza.
"Lo mau bantu-bantu?" Jawab Dave basa-basi, ia sebenarnya sudah tahu maksud Reza.
"Nggak usah basa-basi Dave! Apa keputusan lo?" Tanya Reza.
"Gua akan tetep menikahi Aryn! Lo udah dapet jawaban yang lo tunggu, kan? Sekarang keluar dari sini sebelum gua lupa kalau lo sahabat gua!" Seru Dave dengan emosinya yang berkobar.
"Lo beneran gila Dave!" Seru Reza yang tidak kalah emosi.
"Ya! Gua gila! Dan gua nggak peduli lo mau ngomong apa!" Jawab Dave.
"Aryn nggak tahu apa-apa, Dave! Gua yakin dia berharap banget sama lo!"
"Kenapa lo peduli banget perasaan Aryn? Lo suka dia hah?" Tanya Dave.
"Jawab!" Teriak Dave yang emosi karena Reza tidak kunjung menjawab pertanyaannya.
"Kalau iya emangnya kenapa?" Reza tersenyum manis.
Reza spontan menjawab iya, ia sendiri terkejut dengan apa yang ia katakan. Tapi Reza memang menyukai Aryn sejak pertama kali melihatnya.
"Br*ngs*k lo!" Dave mencengkeram kerah kemeja Reza.
"Bukannya lo nggak cinta sama dia? Lo mau nikah sama dia cuma gara-gara dia mirip sama Elsa, kan?" Tanya Reza.
"Tapi tetep dia calon istri gua!" Seru Dave.
"Gua nggak peduli, Dave! Yang gua tahu lo cinta mati sama Elsa. Gua yakin Aryn juga belum cinta sama lo! Jadi jangan salahin gua kalau gua tikung Aryn dari lo!" Ucap Reza yang melepaskan tangan Dave dari kerah kemejanya.
Dave menendang tembok tepat di sebelah Reza. Reza tersenyum sinis melihat Dave. Entah setan apa yang merasukinya hingga berani berbicara seperti itu pada sahabatnya.
Berlainan dengan ucapannya, hatinya tidak akan tega mengkhianati sahabatnya. Ia hanya menggertak Dave agar tidak mempermainkan hidup Aryn. Ia sudah memutuskan untuk mengubur dalam perasaannya.
"Gua nggak akan biarin itu terjadi! Aryn harus jadi milik gua!" Seru Dave.
"Kita lihat saja nanti!" Sahut Reza yang berjalan meninggalkan ruang kerja Dave.
"Sorry Dave! Gua nggak akan tega lihat Aryn menderita nanti setelah pernikahan. Semoga lo mau buka hati lo buat Aryn!" Batin Reza.
Tok...tok...tok
Ken mengetuk pelan pintu ruang kerja Dave. Walaupun pintunya terbuka, tapi ia tidak berani langsung masuk ke dalam.
"Masuk!" Sahut Dave.
"Nona Angel ingin bertemu dengan anda, bos!" Seru Ken yang langsung membuat mata Dave melotot.
Belum juga emosinya mereda, masalah baru datang lagi. Dave melirik jam digital di meja kerjanya, masih pukul 6 pagi.
"Usir saja dia!" Jawab Dave dengan datar.
"Saya sudah mengusirnya, bos. Tapi dia malah berteriak-teriak memanggil nama Anda, ia membuat kekacauan di halaman depan!" Jelas Ken.
"Dasar J*l*ng!" Umpat Dave.
Dave bergegas turun ke bawah dengan Ken yang mengekor di belakangnya. Saat mereka berdua sudah sampai di ruang tamu, mereka dapat mendengar suara orang yang sedang bertengkar. Dave dan Ken terkejut melihat pertengkaran yang terjadi di hadapannya.
"Berhenti!" Teriak Dave yang membuat kedua perempuan itu berhenti dengan aksi cakar-cakaran.
.....................
Jangan lupa like dan vote ya ❤️
Terima kasih untuk dukungan kalian, jangan lupa mampir juga ke novelku yang berjudul "Stuck With Mr Arrogant"
Follow IGku: Sekararum142
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Stmdua🍻
Psikopat juga manusia punya hati punya perasaan iya kan iya kan hahaa cengeng gak apa apa lah
2021-09-16
0
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
Pasti Silvi nih yg cakar"an sama Angel🤣🤣🤣
2021-07-14
0
Zaitun
🤔🤔🤔
2021-06-06
0