WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING 😘
..............................
Dave kembali bersiap membidik mobil di depannya, tapi terlambat Andrew sudah lebih dulu melepaskan pelurunya. Untung Dave masih sempat masuk lagi ke dalam mobil, sehingga ia tidak terkena tembakan itu.
Andrew tersenyum puas melihat sorot lampu yang terang dari beberapa mobil di depannya. Pasti polisi mengepung untuk menangkap Dave.
"Keluar kau!" Teriak Reza yang sudah berdiri menghadang mobil Andrew.
"Shit! Anak buah kepar*t itu rupanya!" Umpat Andrew yang salah menebak.
Tiga buah mobil menghadang jalan mobil Andrew. Mereka bukanlah polisi seperti yang diduga Andrew, melainkan anggota Red Blood dan anak buah Dave. Anak buah Andrew yang hanya lima orang keluar dari mobil putih itu. Sang empu menyuruh kelima orang itu maju menghadapi anak buah Dave yang berjumlah 20 puluh orang.
Pertarungan terjadi namun tidak sengit, karena jelas anak buah Dave menang. Andrew ketar-ketir melihat anak buahnya yang jatuh bergelimpangan dihadapannya. Ia bergegas mengambil tas hitam dan mengeluarkan pistol dari saku jasnya.
Dor,
Dave yang melihat gerak-gerik Andrew langsung menembak kaki kanan orang itu.
"Beraninya kau bermain-main dengan Red Blood!" Seru Dave.
"Ampuni aku," Andrew berusaha menyeret kakinya mendekat ke arah Dave.
"Setelah ini kau akan memohon-mohon agar aku membunuhmu!" Ucap Dave yang membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri.
"Bawa dia!" Perintah Dave.
Anak buah Dave menutup mata Andrew dengan kain sebelum membawanya ke markas.
Dave melepas masker dan kacamatanya saat berada di dalam mobil. Dave tersenyum smirk, ia akan bersenang-senang malam ini. Mobil mereka berjalan menembus gelapnya hutan menuju markas. Jalanan ini sengaja tidak diberi lampu penerangan, agar siapapun yang mencoba masuk ke dalam hutan akan benar-benar tersesat.
"Bawa dia ke tempat biasa!" Perintah Samuel kepada anak buahnya.
"Gua cabut duluan! Kalian lanjutin!" Ucap Samuel.
"Gua juga cabut duluan bro! Pacar gua nginep malem ini!" Ucap Zack.
"Cemen!" Ejek Reza kepada Samuel dan Zack.
"Mau gimana lagi, Liat darah aja pusing gua!" Jawab Samuel dengan sedikit malu-malu.
"Apalagi gua, lo inget kan gimana gua kabur pas mau disuntik!" Jawab Zack.
"Tampang pada sangar kayak macan, jiwanya jiwa kucing!" Reza berjalan meninggalkan Samuel dan Zack.
Tidak semua yang kita lihat itu sama seperti realita yang terjadi. Di luar orang-orang takut dan tunduk kepada mereka. Ya, karena mereka adalah anggota kelompok mafia yang tersohor. Tapi realitanya mereka tidak sebringas dan sekejam seperti yang orang-orang pikirkan, mereka juga punya sisi cemennya seperti kelompok mafia yang satu ini.
Andrew diseret masuk ke dalam ruangan rahasia markas Red Blood. Dave dan Reza juga sudah di dalam ruangan itu. Di ruangan ini terdapat banyak koleksi senjata milik anggota Red Blood yang digantung di dinding, sehingga ketika memasuki ruangan ini siapapun akan bergidik ngeri.
Kedua tangan Andrew diikat keatas, dan kakinya diikat ke bawah. Posisi Andrew berdiri di antara dua buah tiang yang memiliki palangan di atasnya.
"Buka penutup matanya!" Perintah Reza dengan suara bassnya.
"Selamat datang di markasku!" Ucap Dave yang membuka kedua tangannya lebar menyambut kedatangan Andrew.
"Apakah kau itu...?" Andrew melihat Dave tanpa berkedip.
"Ya! Aku Dave, pemimpin Red Blood yang paling tampan!" Ucap Dave yang tersenyum sinis.
"Kau adalah salah satu orang yang beruntung, karena kau bisa melihat wajahku secara langsung!" Lanjut Dave.
"Cih, aku sial karena melihat wajahmu!" Ucap Andre yang meludah di depan Dave.
"Reza!" Seru Dave.
"Yoi!" Jawab Reza.
"Ambilkan tongkat kesayanganku!" Ucap Dave dengan menyunggingkan senyum sinisnya membuat nyali Andrew menciut seketika.
"Apa lo mau main kasti lagi?" Ucap Reza dengan mengedipkan mata kanannya
"Tapi gua nggak bawa bolanya!" Jawab Dave dengan nada datar khasnya.
"Nanti lo dapet bola barunya!" Jawab Reza yang sudah berada di hadapan Andrew, ia mengusap kedua mata Andrew dengan tangannya.
Seketika tubuh Andrew berkeringat dingin, wajahnya pucat. Terlihat jelas ada ketakutan di wajahnya yang mulai berkeriput.
"Kenapa kau sudah berkeringat? Aku baru saja ingin mengajakmu bermain." Ucap Dave yang berjalan mendekat ke arah Andrew.
"Tolong lepaskan aku! Tolong..." Andrew merengek seperti anak kecil.
"Kita bermain dulu, aku akan memberikan tiga buah pertanyaan. Jika kau bisa menjawabnya dengan benar, maka kau akan aku bebaskan!" Dave meletakkan tongkat kesayangannya di tembok sebelah kirinya.
"Dasar kepar*t! Lepaskan saja aku!" Teriak Andrew dengan sedikit gemetaran.
"Reza!" Perintah Dave.
Reza mengambil sebuah pisau tajam dari meja dekat Dave. Di meja itu terdapat koleksi pisau milik Dave dan Zack.
"Arrggghhh! Dasar gila!" Teriak Andrew kesakitan setelah Reza merobek kulit lengan kanannya.
Darah segar mengalir membasahi tubuh orang itu. Dave tersenyum senang melihat pemandangan yang sudah lama tidak ia lihat ini. Reza mengelap darah yang membasahi tangannya dengan tisu, ia tersenyum puas.
"Ikuti permainanku!" Ucap Dave di dekat telinga Andrew.
"Oke oke," Jawab Andrew pasrah.
"Pertanyaan pertama, berapa lama manusia bisa bertahan tanpa makan?"
"Br*ngs*k lo! Pertanyaan macam apa itu?" Andrew berusaha meronta, darah dari lengannya semakin mengalir deras.
"Ambilin tongkat kesayangan gua!" Dave mengedipkan sebelah matanya pada Reza.
Tanpa basa-basi dan belas kasihan, Dave mengayunkan tongkat itu dan memukul keras dagu Andrew.
"Arrggghhh!" Rahang bawah orang itu remuk, darah segar kembali mengalir membasahi tubuh orang itu.
"Sekarang kau akan sulit membantahku," Dave terkekeh.
"Jawab pertanyaannya! Apa kau tidak mau bebas?" Sahut Reza yang berdiri tidak jauh dari Dave.
"Tiga hari!" Jawab orang itu yang terdengar kurang jelas karena luka di dagunya.
"Salah! Manusia bisa bertahan tanpa makan selama tiga minggu!" Seru Dave.
"Reza!" Dave memberi kode pada Reza untuk memberi hukuman.
Reza mengambil sebuah paku yang besar dan juga sebuah palu dari bawah meja. Ia melangkah mendekati Andrew yang sudah tidak berdaya karena kehilangan cukup banyak darah.
"Arrrggghhh! Bunuh aku! Bunuh saja aku sekarang juga!" Teriak Andrew meraung-raung.
Reza menancapkan paku di tangan orang itu, dan memukul paku itu hingga menembus tangan dan tertanam di tiang.
"Bunuh aku! Dasar psikopat gila!" Teriak Andrew.
"Kau yang gila berani-beraninya mencoba membodohi Red Blood !" Teriak Dave yang melayangkan tongkat kesayangannya ke kaki kanan Andrew.
"Br*ngs*k kau!" Teriak Andrew menahan sakit di kaki kanannya yang tulangnya patah karena tongkat Dave.
"Nih Dave! Nggak asik dia, mau dibebasin malah nggak mau!" Ucap Reza saat memberikan sebuah pistol CZ 75 kepada Dave.
"Kutanyakan sekali lagi! Maukah kau bermain denganku? Aku akan membebaskanmu jika kau menang!" Dave memainkan pistol yang ada ditangannya.
"Bunuh saja aku!" Teriak Andrew yang sudah putus asa tidak kuat menahan rasa sakit di tubuhnya.
"Jangan kau sesali keputusanmu!" Ucap Dave sebelum menarik pelatuk pistolnya.
Dor,
Tembakan Dave tepat mengenai kepala Andrew. Pria itu sudah tidak bernapas lagi.
"Bereskan mayatnya!" Perintah Reza kepada penjaganya.
"Gua cabut dulu!" Ucap Dave kepada Reza.
Ken sedang asik main video game saat Dave sampai di ruang tengah. Ken memilih untuk menunggu Dave di ruang tengah, ia tidak tega melihat eksekusi yang dilakukan kedua sahabatnya. Dave ikut duduk di sebelah Ken, ia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar.
...................
Jangan lupa like dan vote ya, and stay tune😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Lilisdayanti
dave kurang KEJAM,,lusifer lagi KEJAM,, KARNA lusifer kalau marah pasti yg aksekusi mencongkel mata dan potong lidah,,dan di cincang,,😔😔😔
2023-02-01
0
Parti Barokah
ini baru cerita mafia yg sesungguhnyaaa...lanjut tor...👍👍👍👏👏👏
2022-01-05
0
@🐝⃞⃟𝕾𝕳🏚€♂️♡⃝ 𝕬𝖋🦄Love💞
ya Allah aku ikut merinding ,sampe berucap astagfirullah dan amit2 jabang bayi karna aku lagi hamil jadi banyak bilang amit2 jabang bayi jangan sampe ikut sifat jeleknya Dave 🤭💪🙏✌️
2021-10-03
0