WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING 😘
..............................
Dave memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dengan terburu-buru. Besok malam ia akan membawa Aryn untuk ia kenalkan kepada orang tuanya. Perutnya sudah meronta ingin diisi, ia bergegas menuju dapur. Setelah kenyang, ia akan memikirkan bagaimana membuat Aryn setuju menjadi istrinya dan ikut makan malam. Ia yakin Silvi pasti sudah menceritakan pada Aryn kalau ia menyebutnya sebagai calon istri.
Dave tidak pergi ke kantor karena sekarang adalah hari sabtu alias weekend. Dave hanya menggunakan celana jeans selutut dan kaos biru polos.
"Pagi Silvi!" Dave mengacak gemas rambut Silvi.
"Pagi Kak! Jawab Silvi yang sedang menyantap nasi goreng miliknya.
"Hey! Mana milikku?" Seru Dave kepada Aryn yang hanya membawa sepiring nasi goreng untuk dirinya sendiri.
"Ikan pari makan kedondong, masak sendiri dong!" Jawab Aryn yang membuat Silvi terkekeh.
Dave membalas Aryn dengan tatapan elang yang siap memerkam mangsanya. Aryn mengalihkan pandangannya, nyalinya menciut juga saat melihat tatapan Dave.
"Iya iya tidak usah melotot seperti itu! Tadi aku masak 3 porsi, sebentar aku ambilkan!" Ucap Aryn.
Aryn mengambil nasi goreng untuk Dave yang sengaja ia tinggal di dapur.
"Ini!" Ucap Aryn saat meletakkan nasi goreng buatannya di hadapan Dave.
Dave hanya menatap datar nasi goreng dengan toping telur mata sapi dan timun itu. Ia memakan nasi goreng itu dengan lahap.
"Sama-sama" Cibir Aryn.
Dave menoleh ke arahnya sebentar, lalu kembali menyantap makanannya. Ya, kata maaf dan terima kasih adalah kata yang sakral bagi orang-orang di sekitar Dave. Karena Dave tidak pernah mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya.
"Mimpi apa aku bisa diselametin orang macam kulkas ini. Sabar Aryn...sabar...dialah yang menyelamatkanmu!" Batin Aryn.
Silvi memutar bola matanya malas, kakaknya ini sangat menyebalkan. Dengan wanita yang cantik dan baik seperti Aryn sikapnya dingin dan angkuh sekali. Tapi jika dengan cabe-cabean diluar sana, malah dia jadikan pacar.
"Silvi, ada yang ingin kakak katakan!" Ucap Dave memecah keheningan sarapan pagi ini.
"Iya kak!" Jawab Silvi yang masih terus melahap nasi goreng lezat buatan Aryn.
"Besok kita akan makan malam bersama papa dan mama!"
Uhuk...uhuk
Silvi tersedak saat mendengar ucapan Dave. Dave dan Aryn memberikan air minum secara bersamaan. Tanpa pikir panjang Silvi memilih air minum dari Aryn. Aryn yang merasa lebih dipilih Silvi, menjulurkan lidahnya pada Dave. Tapi kemudian ia mengalihkan pandangannya karena Dave sudah melotot, bola matanya seperti akan menggelinding dari tempatnya.
"Aku tidak mau, kak!" Ucap Silvi memberi penolakan.
"Kita akan membawa Aryn ke sana!" Jawab Dave yang membuat Silvi langsung menganggukkan kepalanya setuju.
"Kalau begitu aku setuju!" Sahut Silvi.
"Setelah sarapan aku tunggu kau di ruang kerjaku! Ada yang harus dibicarakan!" Ucap Dave kepada Aryn.
"Oke!" Jawab singkat Aryn.
Dave menyelesaikan sarapannya lebih awal dari Silvi dan Aryn. Ia meninggalkan meja makan tanpa sepatah katapun.
"Silvi ruang kerja Dave ada di mana?" Tanya Aryn saat melihat Silvi bersiap meninggalkan meja makan.
"Di lantai 2 kak," Jawab Silvi.
"Tolong kau antarkan Kak Aryn ke ruang kerja Kak Dave!" Perintah Silvi kepada salah satu pelayan.
"Baik nona," Jawab pelayan itu.
"Mari nona, saya antarkan!" Sahut pelayan itu kepada Aryn.
Aryn belum tahu tata letak ruangan mansion, karena ia hanya pernah memasuki kamarnya, dapur, dan ruang tengah saja. Padahal mansion Dave ini sangat luas, mempunyai 4 lantai.
"Ini ruang kerja Tuan Dave, nona!" Sahut pelayan yang menunjuk pintu di sebelahnya.
"Terima kasih," Jawab Aryn.
Tok...tok...tok
"Masuk!" Terdengar suara Dave dari dalam.
Aryn membuka pintu itu perlahan dan tidak lupa menutupnya dengan rapat. Terlihat Dave sedang duduk santai di sofa, ia sibuk dengan berkas yang ada di tangannya.
"Duduk!" Ucap Dave sambil melirik sofa sebelahnya.
"Apa ini?" Tanya Aryn yang menerima berkas dari Dave.
"ini adalah surat perjanjian pernikahan kita!" Jawab Dave yang membuat Aryn membelalakan matanya.
"Pernikahan? Kau? Dan aku?" Tanya Aryn.
"Hmm," Dave menganggukkan kepalanya.
"Jangan bercanda!" Aryn berusaha menyingkirkan pikiran buruk dari kepalanya.
"Apa wajahku ini terlihat sedang bercanda?" Tanya Dave.
"Tapi aku tidak mencintaimu, dan kau juga tidak mencintaiku. Pernikahan bukan mainan!" Aryn mengembalikan surat perjanjian itu kepada Dave.
"Apa kau lupa? Aku sudah menolongmu dari nenek lampir yang kau panggil ibu itu! Sekarang aku minta imbalanku!" Seru Dave yang membuat air mata Aryn mengalir deras.
"Aku tidak mau!" Aryn bangkit dari duduknya.
"Lagi pula ini pernikahan kontrak, setelah 6 bulan aku akan menceraikanmu! Tapi walaupun aku menceraikanmu, hidupmu tetap terjamin dan aman."
"Aku tetap menolaknya!" Seru Aryn.
"Baiklah kalau kau menolak. Tidak masalah bagiku, aku akan mengembalikanmu kepada ibumu itu. Dia akan menjualmu kepada bandot-bandot tua di luaran sana!" Dave berdiri tepat di hadapan Aryn.
Aryn terdiam, ucapan Dave benar. Jika ia dikembalikan Dave kepada Susi, ibu tirinya itu akan menjual Aryn. Dan jika ia menikah dengan Dave, ia akan tersiksa karena menikah dengan orang yang tidak ia cintai. Dan setelah 6 bulan sesuai dengan perjanjian Dave akan menceraikannya.
"Aku beri waktu untukmu, pikirkanlah matang-matang! Menikah denganku maka hidupmu akan aman dan terjamin, atau kembali ke ibumu yang akan menjadikanmu pemuas nafsu bandot tua!" Ucap Dave yang lansung meninggalkan Aryn di ruang kerjanya.
Aryn terduduk di lantai menatap lembaran surat perjanjian itu. Air matanya deras membasahi wajah cantiknya. Andai ayahnya masih hidup, pasti ia tidak akan menghadapi semua ini.
"Kak," Ucap Silvi yang berdiri di pintu.
Tanpa sepegetahuan Dave dan Aryn, ia diam-diam menguping pembicaraan mereka. Untung saja tadi ia cepat-cepat sembunyi saat Dave keluar dari ruangan itu. Kalau tidak uang jajannya bisa dipotong kakaknya.
"Kak memang aku masih kecil, umurku masih 15 tahun. Tapi aku lebih mengenal Kak Dave dari siapapun. Kak Dave memang terlihat kejam dan dingin, tapi Kak Dave tidak akan pernah melukai wanita. Menikahlah dengan Kak Dave, percayalah padaku kak!" Ucap Silvi.
Aryn menatap kedua mata Silvi, ia tidak menemukan kebohongan di sana.
"Tapi..."
"Kita lihat saja, Kak Dave akan tergila-gila padamu kak! Dia sendiri yang akan merobek surat perjanjian itu!" Silvi tersenyum saat menggenggam kedua tangan Aryn.
"Aku percaya padamu!" Aryn menangis di pelukan Silvi.
"Aku tidak rela jika Kak Dave dijodohkan dengan wanita ular itu!" Sahut Silvi.
"Wanita ular?" Tanya Aryn yang melepaskan pelukan Silvi.
"Aku yakin papa dan mama juga mengundang wanita ular itu untuk makan malam besok! So, besok kakak lihat sendiri!" Jawab Silvi terkekeh.
"Kamu ini!" Aryn mengacak rambut Silvi dengan gemas.
............................
Jangan lupa like dan vote ya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Noh kan, udah ku duga…
2023-07-31
1
Zaitun
lanjut
2021-06-05
0
Yunita Poetra Daus Pratama
Wanita Ularr,,,Ularnya Beracun Bah a ya ITU klo Matuk Dave😂😂🤣🤣🤣🤣
2021-05-24
3