WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING😍
..........................
Aryn memghembuskan napasnya dengan kasar, ia memindahkan semua pembalut di sudut walk-in closet.
"Apa dia tidak sayang jika buang-buang uang hanya untuk membeli semua ini? Mentang-mentang kaya! Dasar!" Aryn mengomel tidak jelas.
Sementara Dave dan Ken sedang dalam perjalanan menuju markas besar Red Blood. Sepuluh menit lalu Reza menelponnya, anggota inti Red Blood sudah berkumpul di markas.
Lampu sorot mobil Dave menerangi jalanan yang dikelilingi pohon-pohon tinggi. Tidak ada satu pun penerangan, dan hanya anggota Red Blood yang tahu letak markas mereka yang berada di tengah hutan. Jalanan menuju markas pun sengaja dibuat bercabang-cabang dan berputar. Red Blood adalah salah satu kelompok mafia yang di segani di Negeri Paman Sam ini.
Setelah hampir tiga puluh menit, Ken memasuki gerbang besi hitam yang tinggi. Pintu otomatis itu langsung menutup saat mobil Dave masuk ke dalam. Di dalam sudah berjejer 3 mobil sport mewah milik anggota Red Blood. Dave dan Ken bergegas memasuki bangunan yang didominasi warna abu-abu itu.
Markas ini memiliki fasilitas yang lengkap. Ada halaman luas di belakang bangunan ini yang dijadikan arena menembak, memanah, dan sebuah kolam renang besar. Bagunan ini terlihat seperti rumah pada umumnya, didalamnya ada kamar tidur, dapur, ruang tamu dan ruang tengah yang biasa digunakan untuk kumpul. Tak jarang ada beberapa anggota yang sering menginap di markas.
Markas ini juga memiliki ruangan bawah tanah yang cukup luas, tempat ini disebut sebagai tempat rahasia mereka. Seringkali mereka menggunakan ruangan ini untuk menyekap maupun mengeksekusi musuh.
"Bro!" Sapa Reza
Dave menghampiri Reza, Samuel, dan Zack yang sedang menikmati minuman mereka.
"What's up!" Sapa Zack.
"Baik," Dave menjawab dengan logatnya yang khas. Zack hanya mengangguk, ia paham untuk kata-kata yang biasa digunakan Dave.
Sementara samuel menyiapkan tangannya untuk mengajak Dave tos. Lalu Dave langsung duduk begitu saja mengacuhkan Reza yang juga sudah bersiap untuk tos dengannya.
"Hmm...nyamuk rese!" Reza menepuk tangannya seolah sedang membunuh seekor nyamuk.
Keempat pria tampan itu menertawai Reza serempak, termasuk Ken. Ken juga salah satu anggota Red Blood.
"Ini berkas yang lo minta! Gua sama Zack lembur semalem gara-gara ini!" Samuel memberikan sebuah map biru.
"Oh...putri dari Haris Permana, pemilik perusahaan properti yang memiliki anak perusahaan di beberapa Negara Asia itu. Gua denger perusahaan itu sekarang di pimpim oleh seorang wanita?" Dave membaca dengan teliti berkas itu.
"Wanita itu ibu tiri Aryn, istri kedua Harris namanya Susi. Lo lihat ini fotonya, dan ini anak kandungnya yang bernama Ara," Sam menunjukkan beberapa lembar foto.
"Gua bener-bener nggak nyangka Aryn itu putri dari keluarga Permana. Bagaimana bisa dia mendapat luka-luka ditubuhnya?" Tanya Dave yang penasaran.
"Siapa lagi bro kalau bukan ibu tirinya," Celetuk Reza.
Dave melihat beberapa foto yang ada di dalam amplop cokelat. Di sana mereka berempat berfoto layaknya keluarga harmonis. Kenyataannya sangat pedih yang Aryn rasakan, sampai-sampai wanita itu menangis dalam tidurnya.
"Dimana ayahnya ?" Tanya Dave.
"Aryn dan ayahnya mengalami kecelakaan mobil tunggal satu tahun lalu. Haris meninggal dunia, sementara Aryn selamat. Polisi menemukan rem mobil yang terputus. Tapi kasus kematian Haris ditutup begitu saja di pengadilan. Setelah kematian Haris, mereka bertiga pindah ke negara ini. Haris mempunyai sebuah rumah di kota Y." Jawab Sam.
"Jelas banget ada yang merencanakan kematian Haris Permana," Celetuk Reza.
Mencari informasi seperti ini sangat mudah bagi Dave. Samuel dan Zack sangat ahli dalam urusan komputer, bahkan meretasnya.
Dave merapihkan kembali berkas-berkas itu, ia sudah tahu sebagian latar belakang Keluarga Permana.
"Bagaimana persiapan untuk transaksi besok?" Tanya Dave yang sudah berhenti tertawa.
"Aman. Besok gua, lo, sama si Reza. Seperti biasa kita pisah mobil, anggota lain dan penjaga juga udah gua siapin sesuai strategi." Jawab Samuel.
"Plan B nya juga?" Reza menyela pembicaraan Dave dan Samuel.
"Udah, tapi plan B ini sesuai rencana gua bukan lo!"
"Emangnga kenapa bro?" Sahut Ken.
"Plan B nya dia kabur mulu!" Cibir samuel membuat Reza langsung tersenyum kuda.
"Udah kirim pesan ke mamah belum?" Tanya Sam membuat semua orang terpingkal.
Reza memang telihat macho cool, tapi dibalik kegagahannya ada mamah tercinta yang selalu menguapinya saat makan. Teman-temannya sudah tidak kaget lagi jika tiba-tiba mamah Reza menelpon atau mengirimi pesan untuk menyuruh anaknya tidak pulang terlalu malam. Memang anggota mafia yang satu ini lain dari yang lain. Sangar di luar tapi manja di dalam.
"Breng*ek lo, Sam!" Reza menoyor kepala Sam yang masih tertawa cekikikan.
Reza menatap tajam ke arah Sam, wajahnya memerah karena menahan amarah. Melihat Reza yang emosi karena candaannya, Sam berhenti tertawa. Reza menarik krah kemeja yang Sam gunakan.
"Lo apaan sih?" Sam melepaskan tangan Reza dengan kasar.
"Lo yang apaan! Lo ngehina gua terus-terusan!" Reza melotot ke arah Sam
Suasana yang tadinya hangat karena canda tawa mereka, kini berubah menjadi dingin dan mencengkam. Dave, Ken, dan Zack saling menatap satu sama lain.
Sebelum Reza mengambil pisau kesayangnnya dari saku celananya, Ken melerai keduannya. Dave menggelengkan kepalanya melihat sikap Reza yang kekanakan. Bagaimana bisa dulu ia mengizinkan Reza bergabung dengan Red Blood.
"Sekarang lo tunjukin barang yang akan kita jual besok!" Ucap Dave membuat Sam langsung berdiri dari duduknya.
"Di ruang rahasia!" Jawabnya setengah berbisik.
Ken, Reza, dan Zack mengikuti mereka berdua yang menuju ruang rahasia markas mereka.
......................
Di mansion Dave,
Aryn turun dari lantai 3 menggunakan tangga. Ia tidak berminat menggunakan lift, dengan menuruni anak tangga ia bisa membakar lemak di tubuhnya.
"Selamat sore, Nona!" Sapa pelayan yang melihat Aeyn menuruni anak tangga.
"Sore," Jawab Aryn yang tersenyum lebar kepada pelayan itu.
Aryn melihat seorang gadis yang mungkin berusia sekitar 15 tahun sedang membaca buku di ruang keluarga.
"Oh ini Silvi adiknya Dave!" Batin Aryn.
Silvi mendongakan kepalanya menatap Aryn yang mendekatinya. Di luar dugaan Aryn, Silvi tersenyum ramah kepada Aryn.
"Kamu sedang membaca buku aap, Silvi?" Tanya Aryn yang sudah duduk di samping Silvi.
"Novel kak," Jawab Silvi yang menunjukkan novel-novel koleksinya kepada Aryn.
"Novel-novel ini tentang cinta semua?" Aryn melihat satu per satu novel milik Silvi.
"Iya," Silvi tersenyum memperlihatkan giginya yang putih dan rapi.
"Kakak juga suka novel seperti ini. Umur Silvi berapa?" Tanya Aryn.
"Umur Silvi 15 tahun, kak. Asik nih Kak Aryn juga suka novel, Kak Dave mah boro-boro suka, baca aja nggak pernah!" Ucap Silvi.
"Kamu sudah tau nama kakak? Batal deh acara perkenalannya," Aryn memasang wajah cemberutnya.
"Hehehe...Kak Dave yang memberitahuku. Kak Dave bilang besok Kak Aryn akan menemaniku memetik buah naga, dia juga bilang kalau Kak Aryn calon kakak ipar Silvi. Kalau tau Kak Aryn cantik dan asik seperti ini, pasti aku setuju dari kemarin." Ucap Silvi dengan cerewet saat sedang merapihkan novel-novelnya.
"Whattt? Calon istri?" Aryn membelalakan matanya yang memang sipit itu.
.............................
Jangan lupa like dan vote ya readers tercinta😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku pada mu babang Reza 💋💋💋💋😜😜
2023-07-31
2
Qaisaa Nazarudin
Dave menyelidiki siapa Aryn, Semoga Dave bisa menolong Aryn setelah ini..👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻
2023-07-31
0
Lilisdayanti
hadehhhh mafia cium ketek mama dan di nina boboin sama mama 🤣🤣🤣🤣🤣🤭hancur DUNIA per mafiaan 🤦🤦🤦
2023-02-01
0