WARNING:
LIKE DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA YA, DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT AUTHOR.
HAPPY READING😍
...............
Dave memejamkan matanya, hari ini adalah hari yang cukup melelahkan untuknya. Buktinya dalam sekejap hembusan napasnya terlihat teratur, ia sudah masuk ke dalam mimpinya.
Aryn merebahkan tubuh mungilnya di sofa, ia memperhatikan sekelilingnya. Ia mengurut pelan lututnya yang terasa sangat pegal karena kabur tadi. Sekelebat ingatan melintas di kepalanya, air matanya menetes.
Ceklek,
Pintu kamar dibuka dari luar, Ken berjalan masuk dengan menenteng paper bag di tangan kirinya. Aryn buru-buru mengelap pipinya yang basah.
"Terima kasih," Ucap Aryn saat menerima paper bag dari Ken.
"Itu lukanya nggak diobatin dulu?" Tanya Ken yang menatap ngeri luka-luka di tubuh Aryn. Darah di sudut bibir Aryn mengering dan terlihat lebam. Di kedua tangannya juga terlihat beberapa luka yang masih basah dan lebam-lebam.
Aryn tidak menjawab pertanyaan Ken, ia berjalan ke kamar mandi meninggalkan Ken begitu saja.
"Kenapa bos bawa dia kemari?" Gumam Ken yang penasaran.
Biasanya wanita yang Dave bawa pulang wanita cantik dan seksi. Banyak wanita di luaran sana yang dengan suka rela menyerahkan dirinya untuk Dave. Wajah Dave yang tampan perpaduan antara gen Asia dan Amerika ditambah fisiknya yang tinggi dan berotot membuat semua wanita klepek-klepek.
Wanita hanya seperti pakaian bagi Dave, ia akan meninggalkannya jika sudah bosan atau mendapatkan yang lebih menarik. Dave melakukan itu semua setelah ia dikhianati oleh kekasihnya yang bernama Elsandra 5 tahun lalu. Sejak saat itu juga ia mulai masuk ke dalam dunia gelap, menjadi seorang psikopat berdarah dingin.
"Itu urusan bos," Ken memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Ia masih belum punya pacar, Ia tidak ingin mengambil risiko. Ken tidak akan mencampuri urusan bosnya.
Sementara Aryn, ia mengguyur tubuhnya dengan air hangat.
"Sshh..." Luka di tangannya terasa perih. Karena rasa perih di tubuhnya ia menyudahi mandinya. Aryn berdiri di depan kaca cukup lama. Menatap tubuhnya yang penuh Luka dan semakin kurus. Ibu tirinya memberikan luka dan lebam hanya untuk kesalahan yang sepele.
Ia memakai pakaian yang Ken bawakan. Sebuah celana jeans longgar panjang dan kaos putih. Aryn mengeringkan rambut hitamnya yang tebal dengan hair dryer yang ia temukan di laci depan cermin. Ia kembali terdiam menatap dirinya yang sudah tampak cantik dan segar dari cermin.
Flashback On
Aryn mengelap keringatnya yang menetes, ia hampir selesai mengepel lantai satu rumahnya. Sebenarnya ada pelayan yang bisa mengerjakannya, tapi Aryn mendapat hukuman dari ibu tirinya karena ia pulang terlambat kemarin. Padahal ia terlambat karena ada tugas mata kuliah yang harus ia selesaikan kemarin.
Tangan Aryn sudah terasa lemas, wajahnya pucat, ia belum makan dari semalam.
"Nona istirahat saja, biar bibi yang lanjutin." Ucap Bi Sari, salah satu pelayan di rumah Aryn.
"Aryn baik-baik aja kok, bi." Jawab Aryn dengan senyum manisnya.
Bi Sari dapat melihat penderitaan di balik senyuman Aryn. Semua pelayan dan penjaga tahu betul bagaimana Susi dan anaknya memperlakukan Aryn semenjak tuan mereka meninggal. Tapi mereka hanyalah pelayan, mereka tidak bisa membantu banyak, mereka tidak ingin dipecat oleh Susi.
Sejauh ini Bi Sari lah yang selalu membantu Aryn, Bi Sari juga yang merawat Aryn sejak masih bayi. Bi Sari selalu mengantar makanan ke kamar Aryn tanpa sepengetahuan Susi. Kadang ia juga diam-diam mengantar makanan saat Aryn di kurung di gudang. Sayangnya semalam Bi Sari gagal mengantar makanan ke kamar Aryn, ia dipergoki Ara saat mengambil makanan di dapur.
Langkah Aryn sempoyongan, pandangannya kabur.
"Nona Aryn!" Bi Sari menangkap Aryn saat Aryn hampir terjatuh.
Bi Sari membantu Aryn untuk duduk di sofa, lalu is melanjutkan pekerjaan Aryn.
"Terima kasih, bi." Ucap Aryn lirih.
"Sama-sama, non" Jawab Bi Sari.
"Capek ya?" Sahut Susi dengan senyum sinis.
"Kepala Aryn pusing bu," Aryn memegang kepalanya.
"Pergi ke dapur sekarang!" Perintah Susi kepada Bi Sari. Bi Sari menatap sebentar Aryn, Aryn mengangguk. Ia berjalan menjauh ke dapur.
"Kamu capek, sayang? Mana yang pegal, ibu bantu pijitin," Ucap Susi.
Aryn terdiam menatap dalam wajah ibu tirinya. Dalam hati Aryn bertanya-tanya, Apakah ibu tirinya sudah berubah?
"Tangan Aryn, bu." Jawab Aryn.
"Sini ibu pijit!" Ada kebohongan di balik ucapan Susi.
Susi mendekat ke sofa, ia duduk di sebelah Aryn. Aryn mengangkat kedua tangannya ke pangkuan Susi.
Ctar,
Ctar,
"Sakit... sakit ...Ayah tolong Aryn..." Teriak Aryn.
Susi memukul tangan Aryn dengan gagang kemoceng yang ia ambil dari meja dekatnya.
"Kau pikir ayahmu akan datang menolongmu? Bodoh... dia udah mati!"
Tidak ada yang berani mendekat dan menolong Aryn. Para pelayan hanya mampu mendengar jeritan Aryn dari kejauhan. Begitu juga dengan Bi Sari.
Flashback Off
"Ayah... Aryn takut... dia pasti akan menangkapku," Aryn terduduk di lantai, wajahnya ia sembunyikan.
Tok...tok...tok
Dave mengetuk pintu kamar mandi dengan cukup keras.
"Cepet keluar!" Teriak Dave dari luar. Tapi tidak ada jawaban dari dalam.
"Mandi apa tidur, woy..." Dave tidak dapat menahan amarahnya.
"Satu,"
"Dua," Masih belum ada jawaban dari dalam.
"Ti..."
Ceklek,
Aryn keluar dengan mata sembabnya. Dave terpana sesaat, Aryn terlihat berbeda. Ia terlihat cantik dan menawan dengan kaos putih polosnnya, berbeda dengan penampilannya yang acak-acakan tadi.
"Apa yang kau lakukan di dalam?" Tanya Dave dengan nada datarnya.
"Ini kamar mandi, sudah jelas aku mandi di dalam. Kalau ini dapur, pasti aku sudah membawa masakan sekarang," Celetuk Aryn.
"Pantas saja sudah tidak terlihat seperti gelandangan," Balas Dave sambil melihat Aryn dari atar sampai bawah.
Aryn mengepalkan tangannya di depan wajah Dave. Wajah Dave malah tidak terlihat merasa bersalah sama sekali. Dave menunjukkan tampang songongnya.
"Apa?" Ucap Dave saat melihat mata Aryn melotot. Mata hitam Aryn yang besar terlihat seperti mau copot saat ia melotot.
"Minggir!" Teriak Dave saat Aryn menghalangi langkahnya.
"Oh... kau mau aku kencing di sini. Kau ini kecil-kecil tapi nakal juga," Dave mengedipkan sebelah matanya. Aryn melongo mendengar ucapan Dave.
"Ssttt..." Dave meletakkan jari telunjuknya di bibir mungil Aryn.
"Sabarlah sebentar, jika kau ingin melihatnya nanti aku akan menunjukkannya." Bisik Dave di dekat telinga Aryn. Aryn merinding saat hembusan napas Dave mengenai telinganya.
"Idih... Otak mesum!" Teriak Ana mendorong Dave ke belakang.
Dave terkekeh melihat reaksi Aryn. Ia masuk ke dalam kamar mandi dengan tawanya.
"Lumayan menarik," Gumam Dave yang senyum-senyum sendiri di dalam kamar mandi. Ia memutuskan untuk langsung mandi setelah selesai menuntaskan hajatnya.
.................
Hai readers..
Penasaran dengan kelanjutan kisah mereka?
So stay tune,
Nantikan episode-episode selanjutnya ya,
Thank you 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Rhmad Flash
visoalnya toor
2024-03-06
0
Hongshi 🍦🎀
si Dave 🗿
2024-01-10
0
hayoo
pasti Dave lulusan stand up komedi 🙂
2022-06-29
1