Bab 3

Sesampainya dirumah hari sudah malam. Setelah makan malam Pak Hilman menceritakan tentang keadaan Bu Naomi ke Aruna dan istrinya. Pak Hilman juga mengutarakan ke inginan bu Naomi kepada Aruna dan istrinya.

Tentu saja istri pak Hilman tidak rela kalau Aruna menikah dengan pria tidak waras.

"Ayah mohon Bu.Penuhi keinginan Bu Naomi untuk yang terakhir kalinya agar Bu Naomi bisa pergi dengan tenang dan itung - itung untuk membalas kebaikannya",ucap Pak hilman memohon ke istrinya.

"Tapi yah... ",Aruna memotong pembicaraan bundanya.

"Bunda...Aruna nggak papa kok kalau harus menikah dengan mas Adrian. Aruna juga enggak tega kalau mas Adrian harus hidup sendiri tanpa ada yang mengurusnya",ujar Aruna sambil memegang tangan ibunya.

"Aruna..Adrian itu tidak sempurna",ucap Ibunya sambil menitikkan air mata.

"Aruna tahu bunda, Aruna hanya ingin membalas kebaikan Bu Naomi.Aruna ikhlas bunda karena Aruna yakin suatu saat nanti Mas Adrian pasti sembuh",ucap Aruna sambil memeluk Ibunya.

"Kamu serius Aruna?",tanya pak Hilman.

"Iya Yah.Aruna serius",jawab Aruna sambil melepas pelukannya.

"Hati kamu memang sangat baik. Semoga jalan yang kamu ambil bisa jadi jalan yang terbaik ya sayang",ucap Bu Aina sambil memegang tangan Aruna dan menahan air matanya.

"Iya Bunda",ucap Aruna.

"Kalau begitu besok pagi kamu ijin ya sama kampus kamu.Pernikahannya kan besok",ucap pak Hilman sambil pergi dari ruang tengah menuju kamarnya.

"Iya Yah",Aruna mengiyakan.

Aruna lalu pergi ke kamarnya untuk tidur,sedangkan Ibu Aina masih di ruang tengah dalam keadaan menangis.Ibu Aina tidak bisa menahan air matanya rasanya sangat perih di hatinya bahwa dia harus merelakan putrinya menikah dengan pria tidak waras.

***

Keesokan harinya pagi-pagi Pak Hilman kerumah Adrian untuk membantu Mbok Rahmi mengurus Adrian.Sedangkan Aruna dengan Ibu Aina pergi ke butik membeli kebaya untuk pernikahan Aruna.Aruna memilih kebaya yang sangat sederhana karena dalam pikirannya ia hanya menikah di rumah sakit.

Setelah membeli kebaya Aruna pulang kerumah.Sampai dirumah Aruna tersenyum pasrah melihat kebaya yang ia beli tadi.

"Siang ini aku akan menikah dengan Mas Adrian. Mungkin ini sudah menjadi takdirku menikah dengan mas Adrian. Aku berharap pernikahan ini bisa membuat aku bahagia",batin Aruna sambil memandangi kebayanya.

Tiba-tiba ibu Aina memanggil Aruna dan menyuruh Aruna untuk segera bersiap-siap karena akan segera berangkat ke rumah sakit. Aruna lalu bergegas mandi,setelah itu Aruna dan Ibunya berangkat ke rumah sakit.

Sampai dirumah sakit Aruna dan Ibunya langsung ke ruangan Bu Naomi.Aruna dan Bu Aina kaget melihat kondisi Bu Naomi yang tak berdaya.Pak Hilman sudah ada di sana bersama Adrian beberapa menit yang lalu.Adrian juga sudah mengenakan baju pengantin.Aruna lalu mencium punggung tangan Bu Naomi dan pak Hilman.

Tukang rias kemudian datang lalu merias Aruna. Aruna hanya bisa pasrah saat di rias. Sebenarnya ia ingin menangis tapi ia tahan supaya Bu Naomi tidak melihatnya sedih.

"Sudah Dik di riasnya",ucap tukang rias sambil membereskan alat riasnya.

"Makasih Mbak",ucap Aruna.

Kemudian Aruna berusaha menenangkan dirinya dan berusaha untuk ikhlas menerima pernikahannya.Setelah itu Aruna duduk di sebelah orang tuanya. Beberapa menit kemudian Pak Penghulu datang begitu juga dengan Pak Hamzah Paman Adrian juga baru datang untuk menyaksikan pernikahan Aruna dan Adrian.

Pernikahan pun dilangsungkan tapi sebelum menikah Pak Penghulu menanyakan maharnya. Pak Hamzah lalu mengatakan bahwa ia telah menyiapkan maharnya sesuai permintaan Bu Naomi yaitu uang sejumlah 100jt dan seperangkat alat sholat.Setelah itu akad nikah dilakukan tapi sayangnya Adrian selalu salah mengucapkan kata ijab Qobulnya. Pak Hilman lalu berinisiatif menuliskan kata ijab Qobulnya di kertas lalu menyuruh Adrian membacanya. Adrian pun bisa mengucapkannya dengan benar. Sekarang Aruna dan Adrian zah sebagai pasangan suami istri.

Ibu Aina lalu menuntun Aruna duduk di sebelah Adrian dan menyuruh Aruna mencium punggung tangan Adrian.Adrian dan Aruna juga bertukar cincin nikah. Ibu Naomi yang melihat Adrian sudah memiliki istri hati sangat lega tapi tiba-tiba ia kejang - kejang. Semua orang di ruangan itu panik.

"Tolong Dokter....! Dokter...! ",teriak Pak Hamzah panik sambil keluar ruangan mencari dokter.

"Bunda....!Bunda....! bertahan Bunda",ucap Aruna sambil memegang tangan bu Naomi.

"Bunda min-ta to-long ja-ga A-drian!",pinta bu Naomi terbata-bata dan kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Dokter kemudian datang memeriksa Bu Naomi.Setelah selesai di periksa Dokter menghela nafas dan menggelengkan kepalanya.

"Maaf,Bu Naomi sudah tidak bisa diselamatkan. Mungkin ini sudah jadi kehendak Allah",ujar dokter.

Semua orang di ruangan itu lalu bersedih karena Bu Naomi sudah tiada. Aruna lalu memeluk jasad bu Naomi dan mengatakan bahwa ia berjanji akan selalu menjaga Adrian.Jenazah Bu Naomi lalu di tutup selimut dan di bawa ke kamar jenazah.Saat jenazah Bu Naomi di bawa keluar tiba-tiba Adrian berteriak Bunda dengan panik dan ketakutan seakan - akan ia merasakan kehilangan. Aruna lalu memeluk Adrian dan menenangkannya. Pak Hamzah dan Pak Hilman mengurus jenazah Bu Naomi.

"Mas Adrian jangan sedih ya disini masih ada Aruna yang akan selalu menjaga Mas",ucap Aruna dengan berlinang air mata.Pak Hilman yang merasa kasihan terhadap Adrian lalu menyuruh Ibu Aina membawa mereka pulang.

"Bu, lebih baik ibu bawa Aruna dan Adrian pulang!",pinta Pak Hilman.

"Memangnya mereka tidak ikut ke pemakaman Yah? ",tanya Bu Aina.

"Tidak usah bu, Ayah takut Adrian mengamuk disana dan biar Aruna bisa menenangkan dirinya",ucap Pak Hilman.

"Ya udah yah",balas Bu Aina lalu beranjak ke sebelah Aruna.

"Aruna...Kita pulang yuk!",ajak Bu Aina sambil memeluk Aruna.

"Iya Bunda",jawab Aruna sambil berdiri.

"Adrian juga ikut pulang ya Aruna",ucap Bu Aina sambil membuka kunci kursi roda Adrian.

Aruna,Adrian dan Bu Aina kemudian pulang kerumah Aruna sedangkan Pak Hilman membantu Pak Hamzah mengurus pemakaman Bu Naomi.

Sesampainya dirumah hari sudah malam dan hati Aruna masih sedih.Adrian juga mulai gusar mencari Bu Naomi.Aruna jadi kewalahan menenangkan Adrian bahkan Adrian hampir menyakitinya.Tapi karena kesabaran Aruna beberapa menit kemudian Adrian mulai tenang dan tertidur di kamar Aruna.

Setelah Adrian tidur Aruna keluar kamarnya untuk membersihkan dirinya.Setelah itu Aruna juga melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya karena hampir jatuh tempo.Ibu Aina yang masih khawatir dengan kondisi Adrian dan Aruna menghampiri Aruna.

"Aruna,Bagaimana kondisi Adrian?",tanya Bu Aina sambil memberikan secangkir teh hangat kepada Aruna.

"Mas Adrian sudah tidur Bunda",jawab Aruna sambil menaruh secangkir teh hangat di mejanya.

"Kamu jangan tidur terlalu malam Aruna besok kan kamu kuliah pagi!",pinta Bu Aina sambil mengusap kepala Aruna.

"Iya Bunda",ucap Aruna.

Bu Naomi lalu keluar kamar Aruna dan Aruna melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya.

Terpopuler

Comments

Nur Hayati

Nur Hayati

di sini di ceritakan Adrian kurang waras.., pertanyaan saya bisa emang orang yg ngga waras menikah secara menikah itu harus sehat... maksudnya ngga gila

2022-05-24

1

Anggi Esteria

Anggi Esteria

semoga ada keajaiban utk adrian

2021-11-11

0

Vika Callista

Vika Callista

ko pamannya adrian gk di kasih kabar thor

2021-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!