"Ria, kalau ada yang cariin aku bilangin aku harus kerumah sakit" ucap Diana langsung pergi berlalu.
"iya! "respon Ria dari kejauhan.
Diana telah sampai di rumah sakit xxx. Ia mencari-cari keberadaan neneknya itu. Diana melihat neneknya sedang duduk didepan pintu ruangan ICU. Diana langsung menghampiri neneknya yang sedang menangis.
"Nek, apa yang terjadi? " tanya Diana.
"Ayahmu kecelakaan Nak" ucap Jumanti berderai air mata. Diana langsung memeluk erat neneknya itu. Saat ayahnya yang masih ditangani oleh tim medis, Diana dan neneknya tak pernah putus mendoakan untuk kesembuhan Baron ayah Diana.
Beberapa jam kemudian seorang dokter keluar dari ruangan ICU tersebut. Diana langsung menghampiri dokter tersebut. "Bagaimana dok dengan keadaan ayah ku? " tanya Diana .
"Ayahmu banyak sekali kehilangan darah " ucap Dokter tersebut dengan raut wajah yang pasrah.
"Dok ayahku pasti bisa diselamatkan kan dok?? " tanya Diana menatap dokter tersebut dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Maafkan kami Nona, tetapi ayahmu tidak bisa kami selamatkan. Kami sudah berusaha sebaik mungkin dan mungkin ini adalah takdirnya" ucap dokter tersebut tertunduk.
"Takdir? hei ini bukan takdir tapi ini kesalahan kalian yang tidak bisa menangani ayahku dengan baik!! " teriak Diana.
"Diana, sudahlah nak " ucap Jumanti mencoba menenangkan cucunya.
"Lihat saja aku akan menuntut rumah sakit ini!! " ucap Diana dengan nada meninggi.
"Sudahlah nak ayo kita temui ayahmu untuk terakhir kalinya" bujuk Jumanti agar Diana tidak membuat keributan.
Diana dan neneknya pun pergi menuju tempat ayahnya di rawat itu. Terlihat para suster melepaskan peralatan medis yang melekat pada tubuh ayahnya.
"Ayahku ini masih hidup, mengapa kalian melepaskan peralatan medis itu? " bentak Diana yang masih berderai air mata.
Namun para suster tidak menghiraukan perkataan Diana dan melanjutkan pekerjaan mereka. "Yang sabar ya Nak" ucap Jumanti mengusap pundak Diana.
"Kenapa ayah pergi begitu cepat.. ternyata pagi tadi kita terakhir bertemu.. " ucap Diana menggoyang-goyangkan tubuh ayahnya berharap ada keajaiban. Namun itu semua hanyalah angan-angan Diana.
•••
Pemakaman pun di laksanakan. Banyak sekali orang yang melayat, mulai dari teman-teman Diana, para warga kampung, dan teman ayahnya bekerja.
"Kamu yang sabar ya " ucap Ria nengusap pundak Diana dan kemudian memeluk nya.
Diana berusaha memberikan senyum terbaiknya walaupun air mata nya yang masih mengalir di pipinya. "Sekarang aku cuman punya Nenek, jadi Nenek jangan tinggalin aku ya.. " lirih Diana dan memeluk neneknya itu.
•••
Sudah dua hari Diana tidak bekerja karena ia ingin menenangkan dirinya yang masih mengangkat ayahnya. Hari ini Diana memutuskan untuk bekerja. Tidak seperti biasanya Diana hari ini datang tepat waktu.
"Diana! " seru Ria.
"Iiihhh apaan sih" gerutu Diana.
"Semua karyawan dipanggil keruangan pak Fahri"
"Buat apa? " tanya Diana.
"Mana ku tahu, kau tanya saja sama si kepala botak itu" jawab Ria dengan ledekan.
Diana meletakan pulpennya yang digunakannya untuk menulis laporan dan kemudian pergi menuju ruangan Fahri. Di ruangan Pak Fahri sudah banyak karyawan yang telah berkumpul.
"Selamat siang semuanya" sapa Fahri.
"Siang pak" jawab para Karyawan.
"Maksud saya mengumpulkan kalian kesini itu untuk membahas sesuatu" ucap Fahri dengan wajah murungnya.
"Jadi begini, perusahaan kita ini telah bangkrut dan saya terpaksa untuk memecat kalian semua" ucap Fahri dengan berat hati untuk mengatakannya.
Like, komen, dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ani
Like
2021-02-05
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
permisi...
asisten dadakan datang ya kak😘
seperti biasa, ninggalin jejak dan like..
Mampir lagi yuk😊
2020-12-14
6
Lia Putri
seru thorr
2020-12-10
3