Suasana haru menyelimuti ruangan perawatan khusus tempat naufal arthuro putra dirawat. Bayi mungil nan lucu dan menggemaskan.
Saat ini nadine sedang menyusui bayinya secara langsung, meskipun masih ada selang infus yang menancap dikali mungil bayi itu.
Arthur memang sengaja meninggalkan nadine menjalin bonding antara ibu dan anak. Dia tetap mengawasi keduanya dari ruangan lain.
Nadine sebenarnya kebingungan melihat kamar perawatan yang diberikan kepada putranya, rasa khawatir menghantuinya, dia membayangkan berapa banyak biaya yang harus ditanggungnya selama perawatan bayinya.
Hampir 2 jam Nadine di ruangan bayinya, saat ini bayi lucu itu sudah kembali terlelap. Nadine memutuskan untuk turun menemui bagian administrasi. Dia hendak menanyakan perihal biaya perawatan putranya.
.
.
.
Lunas..
Nadine kembali bingung dengan penjelasan kasir yang tadi ditemuinya. Disitu dijelaskan jika perawatan Naufal arthuro anaknya telah dijamin. Sementara dia ingat betul kalo dia tidak mempunyai asuransi kesehatan atau semacamnya yang bisa meringankan biaya rumah sakit.
Bughh...
Nadine menabrak punggung seseorang di depannya karena dia sedang melamun.
"Ma..maaf"..
Nadine menyadari kesalahannya dan meminta maaf dengan tulus kepada orang yang ditabraknya. Dia terus menunduk dan tidak melihat lawan bicaranya.
"Kamu kenapa? udah selesai?" terdengar suara orang itu menyapanya. Nadien ternyata menabrak arthur yang sedang mengobrol dengan salah satu koleganya.
Nadine langsung menoleh mendengar suara itu. Suara yang beberapa hari ini terus didengarnya.
"Eh tuan dokter, maaf saya menabrak anda" nadine mengulang permintaan maafnya.
"Iya, tak apa" arthur menanggapi sambil tersenyum kepada nadine
Deg..
"Manis banget sih dokter ini"
"Argghhhh..dasar bodoh, apa yang aku pikirkan" nadine bergumam sendiri dalam hatinya.
"Hei, ada apa? kok melamun?" tanya arthur lagi.
"Eh tidak ada apa apa, saya mau pamit pulang" nadine menutup pembicaraan dengan arthur hendak pergi menghindarinya.
"Sudah malam, aku antar, tunggulah sebentar, aku pamit dulu dengan temanku itu" ucap arthur menunjuk temannya yang tadi sedang berbincang dengannya.
"Tidak perlu dokter, saya bisa pulang sendiri" tolak nadine".
"Aku antar pulang atau menginap di ruanganku diatas?" tanya arthur mengintimidasi.
Nadine menggeleng cepat. Dokter itu selalu saja berhasil mengancamnya
Tak lama merekapun sudah sampai di depan rumah kontrakan nadine.
"Terimakasih tuan dokter" ucap nadine.
"Hmmmm.." arthur menjawab kesal karena nadine masih saja memanggilnya tuan dokter.
Mobil arthur baru benar benar pergi meninggalkan tempat itu setelah melihat nadine masuk kedalam rumahnya dengan aman.
Kali ini arthur sudah berniat pulang kekamar putranya, tidur bersama dengan pangeran kecil itu. Dia akan menjaga anak dan ibunya sekaligus, dengan sepenuh hatinya.
.
.
.
" Sudah tidur belum?" nadine mengernyitkan kening membaca pesan masuk di ponselnya dari sebuah nomor baru.
Nadine berpikir mungkin itu pesan salah sambung, karena sudah lama sekali tidak ada orang yang memperhatikannya. Nadine memilih mengabaikan pesan tersebut.
"Jangan lupa jus sayur yang tadi aku simpan di kulkas diminum, besok aku akan bawakan lagi menu yang baru"
"Dokter arthur?" nadine melonjak kaget mengetahui siapa yang mengiriminya pesan.
"Sudah tidur" nadine mengetik balasan pendek yang sukses membuat arthur yang membacanya tertawa lebar.
"panggilan video, berdering"
Nadine mengernyitkan keningnya melihat nomor itu ada dilayar ponselnya.
Nadine mengabaikan tidak mau mengangkat telepon dari arthur.
"Aku lagi bersama si kecil, mau lihat gak?" pesan masuk dari arthur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Euis Indra Apriani
sdh tidur tp menjawab..wkwkwk
2024-08-18
2
Nurmalena
waah ...semakin seru nih...
2024-08-14
0
Yati Nurhayati
lanjutan nya dong
2024-08-11
0