"Terimakasih dokter sudah mengizinkan saya berisitirahat selama 2 hari di ruangan kamar dokter, hari ini saya akan pulang ke kontrakan" nadine mengucapkan pamit kepada arthur.
Arthuro menatap nadine dengan tajam, perasaannya tidak bisa ditebak, dia masih ingin bersama wanita ini, tapi dia tidak mungkin melarang nadine untuk kembali ke kehidupan lamanya.
"Kami belum benar benar pulih, nanti bagaimana saat kamu tidak ada bayimu membutuhkanmu?" arthur berusaha mempengaruhi nadine.
"Kontrakan saya berada dekat dari sini dokter, saya sudah menitipkan nomor handphone saya kepada suster yang menjaga, saya harus menata kembali hidup saya, sudah cukup waktu satu minggu untuk saya beristirahat, sekarang saatnya saya bekerja kembali, bukankah perawatan di rumah sakit ini tidaklah murah" lirih nadine dengan wajah sendu.
"Huftttt... terserahlah" arthur berusaha menahan kesal atas jawaban nadine, dia memilih pergi daripada terpancing emosi.
"Dasar bodoh, berpura pura kuat, selalu saja mau menanggung sendiri bebannya" gumam arthur.
Suasana hatinya sangat kacau sejak obrolannya dengan nadine tadi. Dia kesal karena merasa nadine terus menolak dan menjaga jarak dengannya.
.
.
.
Arthur memutuskan mengunjungi markasnya, dia butuh menyalurkan amarahnya saat ini. Mungkin dengan sedikit mematahkan jari musuh yang disekap nya bisa mengembalikan moodnya.
20.00..
Arthur kembali ke rumah sakit. Saat hendak membuka pintu arthur melihat nadine yang sedang menunggunya.
"Selamat malam dokter, saya kesini mau berpamitan sekaligus mau mengambil tas saya yang tertinggal didalam. Kunci kontrakan saya ada disitu" ucap nadine.
Arthur hanya diam, dia membuka pintu dan melangkah masuk tidak mempedulikan nadine.
Nadine yang diperlakukan begitu hanya diam mematung didepan pintu.
"Ambillah apa yang mau diambil" perintah arthur yang melihat nadine masih berdiri ketakutan.
"Terimakasih atas bantuan dokter, saya permisi" nadine bergegas pergi saat tas yang dicarinya sudah ada ditangannya.
Nadine berdiri cukup lama didepan lift yang tak kunjung terbuka.
Ting....
Pintu lift terbuka, saat nadine hendak menutup kembali pintu lift itu seseorang memaksa masuk.
Arthur sekarang sedang berada didalam lift berdua dengan nadine, tidak ada pembicaraan diantara mereka.
Aura dingin terpancar dari wajah arthur saat ini, membuat nadine sedikit takut dan tidak berani berbicara, dia hanya memainkan ujung bajunya sambil menunggu lift berhenti. Perjalanan lift itu terasa sangat lama buat nadine.
Arthur bersikap cuek selama didalam lift, sebelah tangannya dimasukkan kedalam kantong celana panjangnya, dia menggunakan pakaian santai kali ini. Membuat penampilannya lebih manis. Tak ada yang menyangka lelaki semanis itu adalah ketua mafia paling menakutkan di daerah tersebut.
Saat pintu lift terbuka arthur menggenggam tangan nadine dan memaksa wanita itu mensejajari langkah arthur.
Nadine bingung dengan kelakuan dokter aneh itu, auranya yang dingin masih terasa sangat menakutkan untuk nadine, dia terus menggenggam kuat tangan wanita itu hingga sampai di mobilnya yang terparkir di depan lobby rumah sakit.
Sopir yang tadinya mengendarai mobil itu diminta turun oleh si tuan yang dingin. Dia ingin mengendarai sendiri mobil sport mewahnya itu.
Nadine yang sekarang berada didalam mobil masih kebingungan dengan sikap posesif dokter aneh itu.
Arthur terus mencondongkan tubuhnya kearah nadine yang sedang duduk di sebelah nya, nadine benar benar ketakutan dengan apa yang akan dilakukan arthur. Dia memejamkan mata tak berani menghadapinya.
Klekkkk...
Sabuk pengaman nadine dipasang dengan rapi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ari_nurin
lah emang kamu yg bergelimang harta. Nadine klu ga kerja trs mau makan apa bayinya nanti.. hadeew kmu jg belum ngomong siapa kamu sebenarnya kok malah marah
2024-09-15
0
Nur Mahir
bagus ceritax
2024-08-21
3
Bulkis
seru..
2024-08-19
0