"Sayang kamu harus kuat ya nak, kamu kan udah janji mau temani bunda. Cuma kamu yang bunda punya dunia ini, bunda gak mau kehilangan kamu" nadine berbicara dengan bayinya yang sedang tertidur lelap didalam box perawatannya.
Jari telunjuk nadine saat ini sedang digenggam kuat oleh jari bayinya, menyalurkan energi antara ibu dan anak yang saling menguatkan.
Arthur memang memberikan waktu untuk nadine berdua saja dengan bayinya, tetapi dia terus memantau dari ruangan kontrol yang ada di sebelah ruangan bayi itu.
Arthur menyimak segala aktivitas yang dilakukan nadine bersama bayinya.
Hatinya merasakan sakit saat mendengar kalimat terakhir nadine, tidak ada orang lain yang dia punya selain anaknya.
Semua penderitaan nadine dialah penyebabnya. Andai dia tidak melampiaskan efek obat itu kepada nadine mungkin saat ini gadis itu sudah menjadi dokter muda yang bersinar.
Diam diam arthur mengagumi prestasi yang diraih nadine selama ini. Detektif yang kemarin memberikan laporan kepadanya ikut melampirkan daftar daftar nilai dan prestasi nadine yang luar biasa. Semuanya hancur begitu saja sejak malam itu.
Ddrrtttt... drtttt...
"Selamat siang dokter, pasien perlu penanganan segera di ICU" arthur membaca pesan itu dan bergegas berdiri dari tempatnya dan menuju ruangan ICU. Sebelumnya dia telah memerintahkan perawat jaga di ruangan bayi untuk membiarkan nadine sepuasnya berada di dekat bayinya. Arthur beralasan demi kesembuhan dan kontak batin antara ibu dan bayinya.
Arthur selesai setelah hampir 2 jam menangani pasien pasiennya. Dia berencana akan mengunjungi markasnya nanti malam. Saat dia masuk ke ruangan perawatan bayi hendak menemui nadine dia melihat pemandangan yang mengharukan.
Nadine sedang tertidur di samping box bayinya, kepalanya hanya disandarkan sedikit saja ke tiang ranjang. Sementara sebelah tangannya masih terus menggenggam tangan mungil bayinya.
Arthur menyampirkan jaket yang dipakainya untuk menutupi tubuh nadine. Sementara itu dia bersandar di sofa khusus untuk perawat yang berjaga di ruangan tersebut, arthur tak berniat sedikitpun pergi meninggalkan dua orang yang telah mengisi hatinya itu.
Jam 4 subuh nadine terbangun, dia melihat ada jaket yang menutupi tubuhnya. Nadine mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, bibirnya tersenyum saat melihat bayi kecilnya tertidur pulas. Kondisi bayinya sekarang sudah tampak lebih baik.
Tak jauh dari posisinya nadine melihat arthur terlelap dengan kepala bersandar di kursi.
"Kenapa dia ada disini?, apa lagi menjaga kami?" batin nadine.
"Ahh, apa yang aku pikirkan, bodoh bodoh" nadine merutuki dirinya sendiri.
Nadine melangkah mendekati arthur hendak mengembalikan jaketnya, tapi ternyata pria itu sangat sensitif dengan gerakan. Baru saja Nadine hendak pergi setelah meletakkan jaket diatas meja tangan arthur menangkap pergelangan tangannya.
Nadine kaget dan refleks menarik tangannya.
"Ma..maaf saya membangunkan Anda tuan dokter" ucap nadine menunduk.
Arthur mengernyitkan dahinya mendengar ucapan nadine, dia pikir hubungan diantara mereka sudah lebih dekat tapi ternyata nadine masih membatasi dirinya dengan panggilan tuan dokter kepadanya.
"Berisitirahat lah di ruangan ku diatas, semalaman kamu tidur dengan posisi yang tak nyaman. Dan jangan lupa minum obat" perintah arthur.
"Saya sudah lebih baik sekarang, hari ini mau berangkat kerja" nadine tersenyum bersemangat.
"Perusahaan mana yang mempekerjakan seorang wanita yang baru saja melahirkan, keterlaluan, akan aku tuntut" geram arthur dalam hatinya. Tangannya mengepal menahan marah.
"Bukankah kau masih cuti, setahuku setiap wanita mendapatkan masa cuti 3 bulan setelah melahirkan.
Nadine tersenyum. "Itu hanya berlaku buat orang orang hebat yang kerja kantoran dokter, buruh kasar seperti saya, kalo tak kerja tak makan".
Walaupun Nadine mengucapkan kalimat tersebut dengan senyum, arthur bisa menangkap kegetiran didalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Dece Tiwery
sio biar sakit hrs ttp kerja buat menyambung hidup sayang sekali
2024-08-19
1
Nurmalena
yg semangat nadin...nanti indah pada waktunya
2024-08-14
0
Masya Allah tabarakaAllah 🙏🤲
sedih dengar curhat Nadin, miris banget hidupnya 😥
2024-06-06
0