...🍀🍀🍀...
Jam sudah menunjukan pukul dua siang. Bu Aini yang pulang terlebih dahulu dari pada Pak Aidi, kini sudah sampai di rumah. Biasanya Pak Aidi dan Bu Aini selalu pulang bersama, tapi karena hari ini ada rapat penting di kantor dinas Pak Aidi, jadi suami Bu Aini itu tidak bisa pulang bersamanya. Bu Aini pun pulang menggunakan taksi online dan kini sudah sampai di depan rumahnya. Saat Bu Aini akan masuk, tiba-tiba terdengar suara mobil milik putra sulungnya yang juga baru pulang dari rumah sakit.
"Assalamualaikum, Ibuku sayang. Ibu baru pulang juga? Ayah di mana Bu?" sapa Ammar sambil menghampiri dan menyalami Bu Aini yang juga baru sampai didepan rumah.
"Wa'alaikumsalam, Nak. Ayahmu masih ada rapat di kantornya, jadi Ibu pulang duluan. Kenapa pulang cepat Sayang?" tanya sang ibu pada Ammar sambil membalas salam putranya itu.
"Ammar hari ini hanya ada jadwal operasi, Bu. Hari ini Ammar tidak ada jadwal dinas makanya pulang cepat. Besok Ammar juga tidak dinas, Bu." jawab Ammar sambil membukakan pagar agar ibu dan mobilnya bisa masuk.
"Berarti besok kita bisa weekend sama-sama?" ujar Bu Aini pada Ammar dan membuat Ammar bingung dengan maksud ibunya itu.
"Weekend? Maksud Ibu? Ibu ada rencana jalan-jalan?" tanya Ammar yang penasaran.
"Iya, Sayang. Selagi weekend, kita refreshing bersama keluarga. Lagi pula sudah lama juga kita tidak jalan-jalan bersama." tutur sang ibu pada Ammar seraya senyum-senyum, sedangkan Ammar masih bingung dengan perkataan ibunya yang jarang sekali mengajak jalan.
"Tidak biasanya, Bu. Ya sudah, kalau begitu Ammar masukin mobil dulu. Nanti kita bahas sama-sama di dalam ya, Bu." ujar sang putra sambil berjalan ke arah mobilnya yang masih hidup di depan pagar.
Setelah Ammar memasukan mobilnya dalam halaman rumah dan menutup pagar, Ammar menyusul Bu Aini masuk ke dalam.
"Sepi sekali rumah. Adik-adik kamu tidak ada di rumah sepertinya, Nak." ujar Bu Aini seraya melihat sekeliling rumah.
"Mungkin mereka keluar, Bu. Sebentar lagi juga pulang. Ammar ke kamar dulu ya, Bu. Mau istirahat sebentar lalu mandi. Ibu juga istirahat. Masalah weekend besok, nanti saat makan malam kita bahas. Oke, Bu?" ucap Ammar pada Bu Aini dan dibalas anggukan oleh ibunya.
Melihat rumah sepi karena tidak ada orang selain Bi Iyah membuat Ammar dan Bu Aini memutuskan untuk pergi ke kamar masing-masing agar bisa istirahat dan juga membersihkan diri setelah pulang bekerja.
***
Perjalanan yang cukup jauh yang dilalui oleh Dhana dan Dhina dari tempat mereka berkumpul tadi akhirnya berakhir. Mereka akhirnya sampai di depan rumah.
Dhina pun langsung turun dari motor Dhana dan membukakan pagar agar motor dan masnya itu bisa masuk ke dalam. Saat hendak membuka pagar, tanpa sengaja Dhina melihat mobil Ammar yang sudah terparkir di depan rumah mereka. Menandakan bahwa mas sulungnya sudah pulang lebih awal hari ini.
"Mas Ammar sudah pulang sepertinya, Mas." ucap Dhina seraya membukakan pagar dan menoleh ke arah Dhana.
"Mungkin jadwal dinasnya Mas Ammar hanya sampai jam segini, Dek." jawab Dhana seraya membawa motornya masuk.
"Ya sudah, ayo kita masuk, Mas. Adek sudah panas sekali dan mau mandi." ujar Dhina seraya mengibaskan tangannya karena merasa sangat panas setelah naik motor bersama Dhana.
"Ayo." jawab Dhana sambil merangkul bahu Dhina yang lebih rendah darinya.
Dhana dan Dhina pun masuk ke dalam. Dan mereka tidak menemukan keberadaan Ammar di dalam. Lalu mereka memutuskan untuk masuk ke kamar mereka masing-masing.
Saat berjalan menuju kamar, Dhina kembali teringat dengan tingkah Dhana tadi pagi di cafe. Sebenarnya Dhina ingin menanyakan hal itu pada Dhana tapi Dhina mengurungkan niatnya karena melihat wajah Dhana yang terlihat cukup lelah. Saat Dhana dan Dhina ingin masuk kamar, tiba-tiba dari arah kamar Ammar terdengar suara pegangan pintu yang terbuka. Ternyata Ammar baru selesai mandi dan ingin turun ke bawah. Namun saat Ammar keluar, ia melihat Dhana dan Dhina.
"Adek, Dhana... kalian dari mana?" ujar Ammar yang berjalan ke arah adik kembarnya itu.
"Mas... Mas sudah pulang? Tidak biasanya." ujar Dhina sambil melihat ke arah Ammar.
"Iya, Mas hanya ada jadwal operasi saja hari ini. Jadi tidak lama-lama di rumah sakit. Kalian sendiri dari mana?" jawab Ammar yang bertanya lagi pada kedua adik kembarnya itu.
"Tadi Dhana sama Adek habis dari cafe, Mas. Lalu tadi Dhana juga pergi berkumpul sama teman-teman di restoran biasa. Jadi perjalanan kami cukup jauh tadi." jelas Dhana sambil melirik sesekali ke arah Dhina.
"Oh, tidak biasanya Adek ingin ikut. Ikut berkumpul juga sama Dhana, Dek?" tanya Ammar pada Dhina sambil bertegak pinggang.
"Adek bosan di rumah terus, Mas. Jadi ingin ikut saja sama Mas Dhana. Asyik juga ternyata, iya kan Mas?" jawab Dhina dengan wajah gemasnya seraya menggoda Dhana.
"Bosan, ya. Kebetulan berarti. Lebih baik kalian mandi dulu, sudah mau sore. Sudah sholat zuhur belum?" ujar Ammar sambil terkekeh dan membuat Dhana dan Dhina menjadi bingung.
"Sudah, Mas. Kita berhenti di mesjid tadi untuk sholat. Kebetulan kenapa Mas?" tanya Dhana yang penasaran dengan tingkah mas sulungnya itu.
"Nanti kita bahas sama-sama, kalian mandi dulu dan istirahat. Tunggu Ayah sama Sadha pulang dulu. Habis makan malam kita bahas, Ibu ada rencana untuk weekend besok." jelas Ammar dan membuat kedua adiknya merasa penasaran.
Ammar pun beranjak dan hendak turun ke bawah. Sementara Dhana dan Dhina juga ingin masuk ke dalam kamar mereka. Namun saat Dhana sudah masuk, tiba-tiba Dhina teringat akan sesuatu yang sempat dijanjikan oleh Ammar.
"Oh iya, es krim Adek jadi Mas belikan?" ujar Dhina yang baru ingin memegang pegangan pintu.
"Astagfirullahalazim, ya ampun. Mas lupa, Dek." jawab Ammar yang membalikkan tubuhnya dan tidak jadi menuruni tangga seraya menepuk jidad.
"Sudah Adek duga. Mas ammar jahat! Tawarin Adek es krim tapi tidak dibelikan. Adek kesal sama Mas!" ujar Dhina yang ingin masuk kamar namun tangannya ditarik oleh Ammar.
"Jangan kesal dong, Sayang. Lebih baik Adek mandi dulu, setelah mandi Adek susul Mas ke bawah, kita pergi beli es krim yang Adek mau ke minimarket di depan. Bagaimana? Mau?" ujar Ammar yang berusaha membujuk sang adik.
"Ya sudah, awas ya Mas kalau bohong lagi. Adek tidak akan bicara lagi sama Mas!" jawab Dhina dengan wajah kesal sambil menunjuk Ammar.
"Iya, iya, adik Mas yang cantik, yang lucu. Mas janji." ujar Ammar dengan mengangkat kedua jari tangannya.
Setelah itu Dhina akhirnya masuk kamar dengan perasaan bad mood karena Ammar tidak membelikan es krimnya. Melihat tingkah sang adik, membuat Ammar mengelengkan kepala dan selalu tidak bisa marah ataupun kesal pada Dhina. Ammar terlalu menyayangi adiknya yang satu itu.
Ammar menyayangi semua adik-adiknya, tapi karena Dhina adik perempuan satu-satunya membuat Ammar punya perlakuan khusus terhadap Dhina. Tidak hanya Ammar, Sadha dan Dhana pun demikian terhadap adik perempuan mereka itu.
Ammar pun turun ke bawah dan memilih duduk di ruang keluarga untuk menonton TV. Saat hendak menyalakan TV, Bi Iyah datang menghampiri Ammar.
"Den Ammar ingin Bibi buatkan minum, Den?" tanya Bi Iyah dengan lembut.
"Bi Iyah... Panas-panas seperti ini Ammar ingin minuman segar, Bi. Boleh tolong Bi Iyah buatkan?" jawab Ammar dengan senyum manis melihat Bi Iyah.
"Boleh, Den. Tunggu sebentar ya, Bibi buatkan dulu." jawab Bi Iyah.
"Oke, Bi. Terima kasih Bi." ujar Ammar pada Bi Iyah sebelum melangkah pergi ke dapur dan Bi Iyah menjawabnya dengan anggukan.
Saat menonton Ammar sedang mencari siaran yang menurutnya bermanfaat untuk hari ini, seperti berita. Tidak lama kemudian, Bi Iyah datang dengan membawakan segelas minuman segar permintaan Ammar tadi.
***
Di kamar, Dhina sudah tampak rapih lagi karena ia ingin pergi bersama Ammar untuk membeli es krim yang dijanjikan oleh Ammar. Setelah itu, Dhina keluar dan langsung turun ke bawah mencari Ammar. Tanpa susah payah mencari ke sana ke mari, Dhina akhirnya menemukan Ammar yang sedang menonton TV.
"Mas, ayo pergi! Nanti terlalu sore lagi." ujar Dhina seraya menepuk bahu Ammar.
"Ayo, kita naik mobil saja ya. Di luar lagi mendung soalnya." jawab Ammar seraya mematikan TV dan berjalan ke Dhina lalu merangkul bahu Dhina.
"Kita tidak bilang dulu sama Mas Dhana, Mas? Nanti kalau dia mencari kita bagaimana?" ujar Dhina dan berhenti sejenak.
"Tidak usah, Dek. Sudah ada Bibi sama Ibu di rumah." kawab Ammar dan membuat Dhina melihat ke arah Ammar karena baru tau kalau ibunya sudah pulang.
"Ibu sudah pulang?" tanya Dhina lagi sambil masuk ke mobil.
"Sudah, tadi sama-sama sampai di rumah dengan Mas. Ibu pulang duluan dari Ayah." jawab Ammar seraya menghidupkan dan kemudian menjalankan mobilnya.
Mereka pun pergi ke minimarket yang ada di depan komplek perumahan yang tidak jauh dari rumah mereka. Tidak lama kemudian setelah Ammar dan Dhina pergi, secara bersamaan Pak Aidi dan Sadha tiba di rumah.
"Ayah... kenapa bisa sama-sama pulang? Biasanya ayah pulang dengan Ibu." sapa Sadha pada sang ayah yang baru turun dari mobil.
"Ayah tadi ada rapat di kantor, Nak. Kamu juga tidak biasanya pulang lebih awal. Ini masih jam tiga lewat dan belum juga sore, biasanya pulang jam lima." jawab Pak Aidi yang heran melihat putra tengahnya itu pulang lebih awal.
"Ini hari sabtu, Ayah. Kalau sabtu, Sadha biasanya pulang jam segini karena kantor tutup jam tiga tadi." jelas Sadha seraya berjalan masuk ke dalam rumah.
"Oh, iya. Ayah lupa, Nak. Lebih baik kita masuk sekarang. Ayo, masuk." ujar Pak Aidi dengan nada bercandanya.
Pak Aidi dan Sadha pun masuk dan berpapasan dengan Bu Aini yang baru keluar kamar ingin menuju dapur.
"Assalamualaikum." ucap Pak Aidi dan Sadha bersamaan sambil membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam. Ayah sudah pulang? Anak Ibu juga sudah pulang. Kenapa bisa sama-sama?" jawab Bu Aini sambil menyalami Pak Aidi dan membalas salam Sadha.
"Sama-sama sampai depan rumah, Bu." jawab Sadha sambil menyalami tangan Bu Aini dan tersenyum.
"Oh, sama seperti Ibu dan Ammar tadi. Kalau begitu Ayah sama Sadha istirahat habis itu mandi." ucap Bu Aini sambil mengambil tas Pak Aidi.
Sadha pun mengangguk dan langsung naik ke atas menuju kamarnya.
"Ammar sudah pulang, Bu?" tanya Pak Aidi sambil berjalan menuju kamar bersama Bu Aini.
"Sudah, Yah. Katanya hari ini tidak ada jadwal dinas, hanya jadwal operasi saja. Jadi pulang lebih cepat." jelas Bu Aini pada sang suami dan Pak Aidi membalasnya dengan mengangguk.
"Ayah, besok weekend. Bagaimana kalau kita ajak anak-anak jalan ke puncak? Sudah lama juga kita tidak liburan di luar. Sejak Dhana dan Adek wisuda. Ya... hitung-hitung ini sebagai perayaan wisuda mereka karena kemarin wisuda online dan tidak ada perayaan. Bagaimana menurut Ayah? Setuju tidak?" tutur Bu Aini dan mencoba membujuk suaminya.
"Boleh juga, Bu. Ayah juga bosan di rumah dan kerja terus. Butuh udara segar nih sepertinya." jawab Pak Aidi sambil berjalan ke arah kamar mandi.
"Oke, nanti kita bicarakan sama anak-anak." ujar Bu Aini dari kamar karena Pak Aidi sudah masuk kamar mandi.
"Ibu atur saja, ayah serahkan semua sama Ibu." jawab Pak Aidi dari dalam kamar mandi.
Mendengar hal itu, membuat Bu Aini merasa senang karena sudah mendapat izin dari sang suami.
***
Dhina dan Ammar sedang asyik berbelanja. Tidak hanya es krim yang Dhina beli, tapi ia juga mengambil banyak jajanan yang ia sukai. Sedangkan Ammar yang melihat tingkah adiknya itu hanya bisa tersenyum dan sesekali mengusap kepala adik perempuannya itu.
"Yakin sebanyak ini Dek? Adek mau makan semua ini sendiri?" ujar Ammar yang melihat isi troli belanjaan sang adik.
"Iya, Mas. Anggap saja ini bonus untuk Adek karena Mas lupa sama janji." jawab Dhina yang mengedipkan matanya ke arah Ammar untuk membujuk mas sulungnya itu.
"Ya sudah. Sudah selesai 'kan belanjanya? Kita bayar dulu habis itu kita pulang ya." ujar Ammar sambil mendorong troli dan diikuti oleh Dhina.
Setelah mereka selesai membayar semua belanjaan. Ammar dan Dhina langsung pulang. Dhina sangat senang karena Ammar membelikan banyak makanan ringan favoritnya. Hari sudah semakin sore, akhirnya Ammar dan Dhina sampai di rumah. Ammar membantu Dhina membawa makanan-makanan ringan ke dalam rumah.
"Assalamualaikum." sahut Ammar dan Dhina serentak sambil membuka pintu.
" Wa'alaikumsalam." jawab Pak Aidi, Bu Aini, Sadha dan Dhana serentak yang sedang duduk di ruang tamu lalu menoleh ke arah Ammar dan Dhina.
"Ya ampun... Mas Ammar sama Adek borong minimarket siapa? Banyak sekali belanjanya." ujar Sadha yang berjalan menuju Ammar untuk membantunya membawa barang-barang itu.
"Ini kerjaan Adek. Dari rumah bilang mau beli es krim, sampai di sana ternyata beli segini banyak makanan. Dasar si cantik usil!" jawab Ammar sambil memberikan beberapa barang pada Sadha dan langsung membawanya ke dapur.
Dhina hanya terkekeh melihat ekspresi Ammar yang merasa jengah pada dirinya.
"Sudah, sudah! Lebih baik semuanya siap-siap untuk shalat maghrib. Habis shalat, kita makan malam. Jangan ada yang tidur habis shalat ya. Ada sesuatu yang ingin ibu bicarakan sama kalian." timpal Bu Aini sambil berjalan menuju kamar bersama Pak Aidi.
Ammar, Sadha, dan si kembar (Dhana dan Dhina) yang mendengar perkataan Bu Aini pun mengangguk. Dan mereka semua pun bersiap-siap untuk shalat maghrib berjama'ah di mushallah kecil dalam rumah mereka.
.
.
.
.
.
Happy Reading All ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
Febrina Saragih Garingging
mau dong jd adek ny😑
2021-04-23
0
coni
Aster hadiir kembali kakak 🥰😍
semangat up-nya
salam ANGKASA
2021-04-13
2
Fira Ummu Arfi
masih disini 😂😂😂😂
2021-03-29
1