Abel masih memandangi wanita yang berdiri di hadapannya ketika ia datang.
"Maaf, Bapak Davin ada?" tanya wanita itu dengan nada lembut.
"Masih ganti baju, kamu siapa dan ada perlu apa ya?" tanya Abel entah kenapa fiarasatnya mendadak kurang mood.
"Saya Floris sekertaris baru untuk Pak Davin, saya hanya ingin melakukan tugas saya sebelum ke kantor."
Jedarr. Tenyata benar firasat Abel ini sekertaris suaminya yang akan bersama suami di kantor seharian. Pikirannya mendadak kacau. Matanya mendadak menjadi mesin scan tubuh mendeteksi adanya ancaman bahaya di dekatnya. Abel memperhatikan lagi wanita yang bernama Floris alias tanaman ini dengan seksama.
Fix. Masih cantik aku dunia akhirat kalau aku dandan, model beginian menang depul doang sekilo, Bang Davin nggak akan lemah apalagi terpengaruh sama model beginian.
"Kamu siapa ya?" tanya Floris.
Abel gedeg mendengar pertanyaan macam apa yang dilontarkan si tanaman, bagaimana ia bisa bertanya dia siapa? Abel memperhatikan penampilannya sangat tidak berkelas dan jauh berbeda dengan wanita pakaian kurang bahan di depannya, ya sekarang memang dirinya tidak seperti nyonya Adiguna.
“Kamu tanya aku siapa? Aku adalah nyonya Davin Adiguna, istri dari Bos kamu!” ungkap Abel kesal pada Floris.
“Maaf Bu, saya tidak tahu. Salam kenal Bu?” jawab Floris langsung mengulurkan tangan mengeluarkan senyum sok manis yang membuat Abel antara eneg sama kesel.
“Pagi ...,” sapa Davin yang mendatangi keduanya. Tangan Abel langsung bergerak cepat merangkul lengan suaminya.
“Pagi Pak," balas Floris.
“Kamu Floris ya, sekertaris untuk saya?” tanya Davin yang memang sudah tahu sebelumnya dari Amar sang Asisten.
“Betul Pak, Pak Amar menyuruh saya menyerahkan jadwal ini untuk Bapak dan menyimpannya di rumah." Floris menyerahkan seperti map pada Davin. Davin menerima mapnya.
“Oke, terima kasih," jawab Davin santai. Abel sudah mengira suaminya tak akan terpengaruh sama mahluk seperti Floris.
“Bang Davin kita sarapan dulu,” ajak Abel.
“Oh ya Floris, kamu sudah sarapan?” tanya Davin.
Dengan wajah yang entah di imut-imutkan atau memang dia bawaan begitu. Floris mengeleng manja, hal itu membuat Abel meradang lagi.
“Saya harus pagi – pagi ketemu bapak,” jawab Floris.
“Ayo, kita sarapan dulu, sambil tunggu Amar datang,” ujar Davin.
Hal itu membuat mata Abel langsung menoleh kearah suaminya. Sedangkan Floris tidak menolak ajakan Davin.
Ketiganya kini sudah berasa di meja makan, sarapan yang manis di pagi hari seperti pancake yang ia masak menjadi berubah menjadi sarapan penuh ketegangan.
Bagaimana tidak, ia tidak berkonsentrasi makan. Abel terus saja memperhatikan Floris yang menatap dengan tatapan lain kearah suaminya. Bibir merahnya yang menyala seperti mengunyah darah terus tersenyum sok genit di depan suaminya membuat Abel semakin gedeg. Padahal Davin bersikap biasa saja.
Abel bukannya cemburu tapi berjaga-jaga dari tatapan Floris yang aneh itu kepada suaminya. Abel kembali menjernihkan pikirannya dan mencoba bersikap positif.
“Pancakenya enak,” puji Floris.
“Tentu enak, istriku yang membuatnya dengan cinta.” Davin ikut memuji dan mengengam tangan Abel.
“Wah Pak, Anda beruntung punya istri yang mau memasak. Menurut pengalaman saya, istri petinggi perusahaan nggak ada yang mau ke dapur,” cerita Floris.
Davin hanya tersenyum menanggapi cerita Floris. Sedangkan Abel tidak mau berkompromi dengan keadaan memilih tetep berseudzon pada sekertaris mulai sok akrab dengan suaminya.
“Aku ke toilet dulu.” Davin mengelap mulutya dan beranjak dari kursi.
Abel dan Floris masih berdua di meja makan menyelesaikan sisa sarapannya.
“Ibu beruntung ya punya suami seperti Pak Davin, sudah ganteng, pinter, karir hebat, dan penyayang lagi dengan keluarga,” puji Floris.
Meskipun itu pujian, kenapa Abel tidak suka dengan ucapan Floris yang terlalu lebay dan tanpa malu memuji suaminya. Bukankah lebih baik dia diam saja.
“Alhamdulillah, kamu sendiri sudah berkeluarga atau pacar,” tanya balik Abel.
“Keluarga, saya masih single Bu, dan kebetulan juga menjomblo Bu,” jawab Floris.
Jleb. Abel seperti di tampar nampan besi mendengar jawaban Floris. Bukannya seudzon dari gelagat dan tingkah makhluk bernama Floris, dia berpotensi menjadi bibit pelakor. Dia sok manis banget di depan suaminya atau memang begitu menjadi salah satu bagian sekertaris.
Apa salahnya Abel waspada seperti pesan Bang Napi. Kejahatan bukan terjadi karena ada niat pelakunya tapi karena adanya kesempatan. Mungkin jargon itu juga berlaku juga untuk kepelakoran.
"Masa cewek secantik kamu jomblo sih?" tanya Abel. Belum sempat menjawab terdengar langkah kaki mendekat.
"Sudah selesai, ayo kita berangkat," seru Davin yang menghampiri Abel dan Floris di meja makan.
Floris dengan langkah cepat bangkit menuruti perintah bosnya. Sedangkan Abel langsung bergelayut di lengan suaminya sambil sesekali merebahkan kepalanya di pundak suaminya. Abel terpaksa pamer kemesraan menunjukkan rumah tangganya yang sangat harmonis dan bahagia pada si Floris.
Asisten suaminya yang selalu menempel kini sudah di depan halaman rumahnya. Abel melirik kesana-kemari, untung saja si sekertaris menaiki mobil sendiri. Bisa-bisa Abel tidak bisa menikmati pagi ini dengan tenang kalau mereka satu mobil.
"Cepat pulang nanti," seru Abel manja yang sekarang mengalungkan tangan di leher suaminya.
Davin mengeryitkan dahinya melihat sikap aneh istrinya yang tidak biasa suka umbar kemesraan di depan orang.
"Ya Sayang. Kenapa sekarang jadi manja sih," seru Davin.
"Ehem ...." Amar berdehem melihat Bosnya yang masih bermesraan, belum ada tanda-tanda masuk mobil.
Kedua suami istri ini pun mengakhiri pamit berpamitan. Suaminya masuk ke dalam mobil. Begitu pula dengan Floris berpamitan kepada Abel dan masuk mobilnya.
Dua mobil sudah berlalu dari hadapannya. Abel harus memenangkan diri sekarang dirumah, menerima kenyataan suaminya akan seharian bersama makhluk seksi itu.
.
.
.
.
.
**Next......
Abel percaya suami coba😔😔😔**
Jangan lupa tinggalkan Jejak like komen dan VOTE 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Rhenii RA
astaga, ngakak
2022-01-31
0
KomaLia
waspada harus tapi jangan terlalu
2021-11-16
0
Kiki Sulandari
Waspada...Jangan sampai Floris mengganggu 😊😊😊
2021-06-13
0