Sempurna

Keesokan paginya, Abel bersiap melakukan pagi baru di rumah baru dan tempat yang baru. Ia melirik ke arah suaminya yang masih terlelap. Kebiasaan suaminya dari awal mereka menikah suka tidur lagi setelah sholat shubuh. Abel selalu berpikir coba dimanfaatkan membaca Al-Quran pasti lebih berkah waktunya. Setiap orang punya cara sendiri menikmati waktu paginya menjelang aktifitas.

Abel menyomot saja daster panjang dengan lengan pendek ala istri sungguhan lah bukan ratu di rumah keluarga mertuanya. Ia juga mengenakan kerudung rumahan. Jaga-jaga siapa tahu saja ada lelaki nyasar masuk rumahnya, contohnya asisten suaminya. Di dapur sudah ada Bi Ningsih, wanita paruh bayah berasal dari kampung yang tinggal dengannya di rumah ini. Ya, beliau salah satu dari dua Asisten rumah tangga Abel.

"Pagi Bu ...." Sapa Bi Ningsih melihat Abel di dapur.

"Ih panggil aja Abel Bi," jawab Abel.

"Nggak sopan sama majikan panggil nama, saya panggil Mbak Abel saja."

"Ya, ya terserah Bi Ningsih saja. Abel mau masak sarapan untuk Bang Davin. Bibi lakukan kerjaan lain aja dulu," ujar Abel. Bi Ningsih menurut dan memilih menyapu sekitaran dapur.

Abel siap membuat menu sarapan untuk suaminya. Suaminya yang terbiasa sarapan dengan menu kebarat-baratan mengikuti kebiasaan di rumah Adiguna. Abel berinisiatif membuat pancake buah dengan saus madu. Di tambah susu almond hangat kesukaan suaminya.

Abel begitu menikmati pagi pertama masuk dapur setelah sekian masa. Ketika di rumah keluarga Adiguna setiap pagi ia hanya bergelut saja di atas kasur dengan suaminya. Enak memang jadi ratu di rumah mertua, lebih enak lagi jadi istri yang melayani suami seperti yang dilakukan sekarang.

Sementara di kamar Davin terus meraba-raba samping tempatnya berbaring. Ia masih belum mendapati istrinya di dekatnya. Benar saja Abel sudah tidak ada di tempat tidur seperti biasanya. Davin dengan malas bangun dari tempat tidur mencari istrinya. Ia menuruni tangga mencari keberadaan istrinya. Tercium aroma fanila begitu mengoda ketika ia mendekati dapur.

Davin menemukan Abel sekarang sedang berkutat dengan pan dan spatula. Senyuman terus mengembang di bibir istrinya. Davin melihat sosok istri yang berbeda sekarang. Ia melihat bukan Abelia pemilik perusahaan kelapa sawit ribuan hektar atau menantu keluarga besar Adiguna, melainkan istri tercintanya yang memasak dengan tulus untuk suaminya.

Davin memeluk dari belakang istrinya yang memasak.

"Auh ...," pekik Abel tersontak kaget, tapi menyadari kalau ini kelakuan suaminya.

Bukannya apa, Abel merasa malu karena masih ada Bi Ningsih yang cegar -cegir melihat dirinya dipeluk suaminya di dapur. Tapi biarkan sajalah, memang dirinya suami istri pasti dia maklum.

"Baunya enak Sayang, masak apa?" tanya Davin.

"Pancake buah sama saus madu. Abel makan nasi goreng aja," seru Abel.

"Udah selesai belum, Abang mau mandi persiapan ke kantor."

"Sebentar lagi, Bang Davin ke atas dulu nanti Abel nyusul," ucap Abel.

Davin mencium pipi istrinya dan berjalan menaiki tangga terlebih dahulu. Abel sudah tahu apa yang harus dilakukan. Menyiapkan baju suaminya, menyisir rambut suaminya, dan kadang-kadang memandikan seperti bayi besar kalau lagi manja.

Tugas menyiapkan makanan di meja makan Abel serahkan pada Bi Ningsih. Ia segera menyusul suaminya ke lantai atas.

Suaminya sudah keluar dari kamar mandi, wajah selalu tampan dan nampak segar dengan rambutnya yang masih basah. Abel segera meraih handuk kecil dan membantu suaminya mengeringkannya.

Tok ... tok ... tok ...

Seseorang mengetuk pintu dari luar kamarnya. Abel menyerahkan handuk kecil kepada suaminya agar menyelesaikan masalah rambutnya sendiri.

"Maaf Mbak, ada yang nyari Bapak ...." Bi Ningsih muncul dari balik pintu.

"Ya udah, sebentar Abel turun. Bapak masih ganti baju."

Bi Ningsih pun pergi meninggalkan kamar Keduanya.

"Mungkin itu sekertaris yang di pilih untuk Abang, kamu temui dulu Sayang," ucap Davin.

Abel pun menurut meninggalkan suaminya di dalam kamar menuruni tangga.

Mata Abel langsung terbelalak melihat tamu pertama di rumahnya pagi ini. Perempuan dengan rok hitam ketat hingga lutut, tak lupa blouse warna merah dengan kain menjuntai di bagian kancing. Rambutnya warna coklat tua dengan make up lengkap seperti tutorial para selebgram. Sepatunya yang entah berapa centi itu tingginya membuat tampilannya semakin tertunjang terlihat jangkung. Hanya satu kata yang mampu Abel katakakan dalam hati. Wanita ini .... Sempurna.

.

.

.

.

.

.

NEXT.....

Malam lanjut lagi 😘😘😘

jangan lupa tinggalkan like komen vote tolong bantu rate bintang 5 ya ...

Terpopuler

Comments

KomaLia

KomaLia

waduuh

2021-11-16

0

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Siapakah dia?....

2021-06-13

0

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

semoga sja sekertarisx ga kecentilan,,,,

2020-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!