Sejak kepergian Sean beberapa menit yang lalu, Crystal masih berbaring di lantai dengan tubuh yang menggigil kedinginan. Wajahnya yang pucat semakin pucat kala angin malam menerobos masuk dengan bebasnya lewat pintu rumah yang terbuka lebar.
Peluh bercampur champag membuat terusan putih yang dikenakannya lusuh tak berbentuk. Aroma alkohol memenuhi hidungnya, membuatnya pusing. Rambut panjangnya terasa lengket dan kusut. Ia memejamkan matanya, meratapi keadaannya yang benar memperhatikan.
Yah, gadis itu adalah Crystal- Istri dari seorang Sean Williams yang tega menyakiti istrinya dan meninggalkannya begitu saja.
Gadis itu tengah menahan rasa sakit yang mendera di pelipisnya. Bahu mungil itu berguncang. Bibir pucat nya menghembuskan nafas patah-patah dan sesekali terbatuk. Tangisnya tak bisa ia tahan lagi, semuanya keluar lepas begitu saja.
Hatinya meyakinkan jika Sean bukanlah manusia, melainkan monster jahat. Rasa benci sekaligus sedih meledak-ledak dalam hati gadis mungil itu. Matanya menyiratkan ekspresi yang tidak tergambarkan.
Tiba-tiba saja, entah kebetulan dari mana. Telepon rumahnya berdering. Dengan menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya, Crystal mencoba bangkit meski itu terasa tidak memungkinkan. Dengan tertatih ia menyeret langkahnya yang berat, mengambil gagang telepon rumah. Mengabari siapa saja yang mampu menolongnya.
"Hallo.." Ujar seseorang di sebrang panggilan.
"Tolong aku, aku mohon" ujar Crystal lirih kemudian langsung tak sadarkan diri.
...*****Dipaksa Menikah*****...
Setelah ia menelpon rumah adiknya dan ada seorang wanita yang meminta tolong padanya- Kai segera menancapkan gas mobilnya. Tak menghiraukan teriakan ataupun sumpah serapah yang mereka layangkan padanya.
Saat seorang wanita meminta tolong padanya saat itu, ia hanya memikirkan kemungkinan besar itu adik iparnya istri dari Sean adiknya.
Setelah hampir setengah jam perjalanan, Ia sampai tepat di depan rumah adiknya yang ia ketahui alamat rumah itu dari Eomma nya. Dengan rasa khawatir, ia berlari dengan cepat memasuki rumah adiknya.
Kai dibuat terkejut dengan penampakan yang ada di depannya. Semuanya terlihat kacau dari luar, apakah rumah ini terkena rampok pikir kai tak mengerti. Ia mencoba masuk lebih dalam lagi dan ternyata penampakan ruang makan lebih kacau di banding sebelumnya. Dilantai berserakan pecahan vas bunga dan tanah yang berhamburan.
"Sean" Laki-laki berperawakan tinggi itu mencoba memanggil nama adiknya. "Sean, kau di mana?." Ia mencoba memanggil lagi, namun tak ada respon yang ia terima. Hatinya semakin was-was, sebab ia tak merasakan kehadiran seseorang.
Kai mencoba melangkahkan kedua kakinya tak hingga Ia tak sengaja menginjakkan genangan air di lantai. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah dan Ia tidak bisa menyembunyikan ekspresi keterkejutannya kali ini. Saat Retina matanya menangkap pemandangan yang begitu menyedihkan.
Astaga!
Gadis itu- tengah terkapar di lantai. Dahi gadis itu meneteskan cairan kental berbau amis-darah. Tangannya yang semula menggenggam erat telepon yang ia yakini sesaat gadis itu mengangkat panggilan darinya. Belum cukup sampai di situ, Ia pun sempat merasa mual melihat makanan yang sudah hancur menjadi satu disekitarnya.
Pecahan piring yang begitu banyak membuat langkahnya semakin berhati-hati. Ia tidak peduli. Lengan kekarnya meraih tubuh gadis malang yang ada dihadapannya dan menggendongnya ala bridal style.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Apakah benar ada aksi perampokan?
Lalu di mana Sean?
Apa yang sebenarnya tengah menimpamu? pikirnya bertanya-tanya.
...*****Dipaksa Menikah*****...
-Sulli's Apartemen | at 07:00 AM~
Walaupun Sulli berniat konsisten terhadap tekadnya sendiri- bahwa Sean sudah milik orang lain- tetap saja gadis itu merasa khawatir dengan mantan kekasihnya yang satu ini. Dia... terlihat menyedihkan. "Oppa, tidak sarapan dulu?" Tanyanya Khawatir. Namun, ia harus menelan pahit semuanya. Karena yang ia dapatkan hanya satu gelengan kepala dari Sean.
Sangat jelas terlihat kantung mata kekasihnya semakin hitam, pandangannya terlihat kosong. Rambutnya acak-acakan, tak seperti Sean-nya yang ia kenal selama ini. Sebenarnya apa yang menjadi permasalahan dia, apa karena dirinya yang memutuskan hubungan secara sepihak atau hal lainnya?
Dapat di lihat raut wajahnya yang sayu itu, seperti ada yang mengganjal. Seperti menanggung beban berat. Sungguh, ia ingin sekali mengubah ekspresi wajah itu menjadi cerah dan tersenyum kembali.
"Aku pergi," pamit Sean yang pergi begitu saja keluar dari apartemen Sulli.
Sulli tercengang, lengannya hampir saja menahannya. Jika dirinya tidak ingat dengan janjinya sendiri.
"Oppa..." Gumamnya lirih sambil menggigit bibirnya, cemas. Ia hanya bisa memandangi punggung belakang orang yang ia kasihi yang semakin menjauhi dirinya.
...************...
Sean melangkah masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol lantai 1 menuju Basemen. Tubuhnya Ia sandarkan pada dinding lift yang melaju perlahan, menarik nafasnya kasar. Ia terdiam, tenggelam dalam pikirannya yang terasa bimbang. Dia mencoba mengurai permasalahan yang menimpanya dari awal; dimulai dari pernikahannya dengan Crystal yang... kebetulan? Sean tidak peduli.
Lalu raut wajah Crystal yang berubah begitu juga dengan sikapnya. Hingga kejadian tadi malam... yang mungkin semakin membuat gadis itu membencinya.
Baiklah, Sean beralasan pada dirinya sendiri. Crystal secara tidak langsung menghina Sulli- gadis yang ia cintai. Lelaki itu tidak terima, jika gadisnya dihina. Ia juga merasa kasihan, jika Sulli harus menerima kesedihannya sendiri. Ia tidak ingin Sulli menanggungnya sendiri, ia tak rela. Tiga tahun lamanya ia pacaran dengan Sulli, berbagi kasih sayang dan cinta. Lalu tiba-tiba datang seseorang yang menghina gadis yang ia cintai, bagaimana reaksi mu? Kesal bukan? Emosi meluap bukan?
Rasanya ingin melenyapkan tak peduli siapapun orangnya. Begitu juga dengan Sean. Meski yang semalam terlalu berlebihan, namun ia juga tak bisa mengontrol semua emosinya dan ia pun merasa bersalah saat ini di mana ia meninggalkan wanita itu seorang diri. Bagaimana kondisi nya saat ini?
Tapi, apakah hanya ia yang bersalah disini? rasanya benar-benar tidak adil untuknya. Ia sangat tidak terima dengan semua yang terjadi padanya- emosinya tak terkontrol begitu saja.
Drtt.. Drttt... Drttt...
Lamunannya terhenti saat tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar. Dia masih berada di lantai sepuluh. Lift terus bergerak turun. Pesan singkat dari nomor yang tak ia kenal.
Kau dimana? Apa kau gila, membiarkan istrimu di rumah dengan keadaan yang kacau seorang diri. Sebaiknya kau pulang, Sean-ssi. Dari Hyungmu
Hyung?
Mata itu membola, sejak kapan ia kembali ke korea? Dan tiba-tiba mengiriminya pesan seperti ini. Apakah wanita itu menelpon Eomma nya dan mengadu pada keluarganya?
Rasa iba yang awalnya muncul, kini terganti dengan emosi yang kembali meluap. Ditambah rahangnya semakin mengeras saat memikirkan jika memang benar itu terjadi, Sean menarik kerahnya yang terasa semakin sesak. Jika semua keluarganya tahu akan hal ini? pasti ia akan langsung di coret dari kartu keluarga. Pria stoik ini diliputi rasa panik, ia segera saja berlari menuju mobilnya, saat pintu lift baru saja terbuka.
Jika Benar Wanita itu melaporkan semua kepada keluarganya, ia sungguh tak akan segan-segan akan menghabisinya. Batin Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Hikmah Araffah
waow baru jadi pcr udh di kasih apart,gmn klo udh nikah mngkn di bangunin istana😂
2022-08-05
1
JayaPn
lanjutkan
2022-07-16
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
ini mah suami Durzana
2022-01-23
0