Gadis itu memejamkan matanya sejenak, kemudian tersenyum singkat, "Sedikit pun aku tidak berminat padamu. Lagi pula, kau bukanlah tipeku" Ujarnya menatap Sean dari atas sampai bawah dengan suara dingin.
Sean memicingkan matanya- Tidak pernah dia mendengar kalimat penghinaan terlontar dari gadis mana pun- kecuali perempuan gila ini. "Bagus jika begitu, aku tidak perlu repot-repot untuk sembunyi-sembunyi berkencan" ujarnya sinis.
Deg
Perkataan Sean membuatnya muak, dia menghela nafas dan merilekskan bahunya. Jika saja pria dihadapannya adalah benar manusia seharusnya dia menjaga sedikit saja perasaannya. Cekhh, tapi itu tidak mungkin. Pikir Crystal menatap sendu pantulan dirinya di Sloki.
Sedangkan gadis cantik di samping pria itu sudah dialiri oleh peluh. Malam ini, Sean terlalu banyak bicara. Sulli yang sudah menjalin kasih dengannya selama hampir tiga tahun, belum mampu membuatnya banyak bicara seperti ini.
Apapun yang dilakukannya, mulai dari hal wajar sampai tidak wajar, selalu ditanggapi dengan tenang oleh Sean Sedangkan Crystal? Belum satu hari pun berganti, dia sudah mampu membuat Sean seperti ini. Hatinya berjengit menahan iri.
"Eukh, apakah drama ini akan terus berlanjut? Astaga apa aku harus menjambak rambutnya terlebih dahulu agar dia segera pergi" sindir Crystal tiba-tiba, matanya memandang kedua sejoli itu dengan pandangan tak suka.
"Jangan pernah berani menyakitinya di depanku. Jangan hanya karena kau berstatus sebagai istriku, kau banyak tingkah!" bentak Sean untuk kedua kalinya, kali ini suara beratnya terdengar sangat menakutkan. Mata hitamnya berubah; berkilat-kilat menjadi warna merah.
Tangannya menggenggam erat sloki yang berisi vodka hingga buku-buku jarinya terlihat menguning. Di mata Crystal, Sean terlihat seperti werewolf di malam purnama saja."Kau sangat berlebihan, Tuan Sean," Crystal tersenyum menggoda, "Harusnya kau bersyukur perselingkuhan ini tidak aku beritahu pada Ayahmu." Sahutnya santai- meraih camilan di troli.
Ia ingin tidur, gadis berambut hitam itu lelah. Tapi selingkuhan suaminya ini belum pergi juga. Namun, dibandingkan itu. Sebenarnya Ia takut jika Ayahnya datang dan melihat semua ini. Konsekuensi terburuknya... penyakit jantung Ayahnya kambuh mendadak.
Sean benar-benar geram. Sulli yang menyadarinya segera mencengkram erat lengan Sean, menahannya agar emosinya tidak meluap keluar. "S-sean.." Cicit Sulli- ia menatap Sean memohon agar lebih tenang dengan situasi ini.
Sean memejamkan matanya sejenak, menahan emosi yang membuncah di dadanya.
"Nyonya! To-tolong hentikan se-semua ini!" Ujar Sulli menatap Crystal, suaranya terdengar lemah. Sulli menginterupsi, bermaksud mendinginkan suasana yang kian memanas. Matanya berkaca-kaca. Ia tahu dia yang salah. Datang ke pesta pernikahan ini. Ia terlalu dibutakan oleh cintanya pada Sean.
Pria itu tak pernah memberitahunya jika Crystal-lah yang akan menikah dengannya. Tapi sebelum Ia sempat menjelaskan, Crystal terlebih dahulu menyelanya,
"Kau sudah tahu kesalahanmu tapi kau masih saja berada disini." Ujar Crystal menatap tajam Sulli. "Seharusnya, yang menghentikan semua ini adalah dirimu sendiri. Setidaknya kau tau posisi dirimu berada." Ujarnya sinis.
Hari ini hati Sulli kembali terasa remuk-redam. Seperti sudah diinjak-injak lalu masih dipelintir juga. Tangannya meremas kuat dress merah di bagian dadanya. Perasaannya campur aduk.
Baginya, rangkaian kata yang keluar dari bibir mungil Crystal bagaikan mendengar petir menggelegar di siang bolong. Kalimatnya benar-benar menusuk dirinya. Hatinya benar-benar sakit. Harga dirinya pun terluka.
Ia sudah tidak mampu lagi menahan tangis. Air mata yang menggenangi di kedua pelupuk matanya telah penuh. Dia tidak tahan lagi untuk terus di ruangan ini. Lagipula, sekarang dia hanyalah pengganggu hubungan mereka berdua. Pacarnya sudah menikah.
Mungkin saja Crystal akan menyebarkan berita di infotainment tentang dirinya yang menjadi selingkuhan Sean- Suaminya. Dan Ia tidak ingin citranya menjadi buruk di mata seluruh masyarakat Korea Selatan. Atas dasar itu, ia menyeka matanya yang basah dan bangkit dari sofa.
Namun, Sean sempat menahan lengannya, tapi dengan kasar ia melepaskan tangan Sean. Isakannya makin keras. Sean makin mengeratkan pegangannya pada lengan kekasihnya. Gadis itu mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi yang membuncah.
Dia sudah muak dengan kenyataan! Brengsek! Andai Crystal bukan istri Sean, bukan seorang putri kaya raya yang menguasai perusahaan dunia, Ia berani bertaruh, Crystal sudah habis di tangannya!
Dengan satu kali sentakan, tangan Sean terlepas. Sulli menatapnya sedih dengan wajah bercucuran air mata dan segera pergi dari kamar hotel tersebut tanpa menoleh ke arah Sean atau pun Crystal.
Kenapa bukan dari tadi? pikir Crystal. Gadis itu menaruh slokinya di troli. Yang penting Ayah tidak melihat gadis itu.
"Sulli!" teriak Sean memanggil-manggil namanya "Sulli!" teriakannya lagi terdengar frustasi- dia berniat mengejar tapi sosok mungil itu kini sudah takterlihat dari pandangannya lagi.
Tak menghiraukan teriakan Sean dan tatapan heran orang lain yang melihatnya. Menangis dan terus menangis. Sekarang yang ada dipikirannya hanya satu yaitu pergi.
Sean terdiam. Hatinya mencelos dan terduduk di sofa. Memijit dahinya pelan. Matanya kini beralih pada Gadis yang sedang memakan crepe. Crystal hanya tersenyum menang.
Seperti di sinetron saja. Ayah bilang aku akan bahagia, tapi apa? Aku baru saja menikah Ayah dan... aku kecewa. Ayah salah memilihkan seorang pemuda untukku.
"Kau.. apa mau mu?" geramnya. Sean berdiri dan menghampiri Crystal. Lengan kokohnya mencengkram erat kedua tangan Crystal.
Kedua manik madu itu terbelalak, sangat terkejut dengan cengkraman lengan Sean yang tiba-tiba. Cengkeramannya semakin erat dan Crystal hanya mampu memejamkan matanya.
BRAK!
Sean membenturkan Crystal ke dinding dan menghimpitnya. Sedangkan Crystal hanya menundukkan wajahnya, rasa sakit terasa menjalar di punggung Crystal dengan cepat. Ia meringis. Perlahan, Ia membuka matanya yang sebelumnya terpejam.
Melihat Crystal yang terus menunduk, Sean mengangkat dagu Crystal kasar- "Tatap aku! Katakan apa mau mu?" bentaknya keras, tepat di depan wajah Crystal. Mata lelaki itu menelusuri setiap inchi wajah tanpa cela milik istrinya. Aroma vodka menguar dari mulut Sean menerpa hangat Crystal. Dapat Sean cium- Aroma bunga yang lembut menguar dari tubuh istrinya.
Crystal dapat melihatnya, Sean menatapnya dengan sangat mengerikan. Ia hanya menghela nafas dan mendorong dada Sean- tapi nihil dengan tubuh tegap suaminya ia tidak mudah menghindar.
Pria dingin itu terus menunggu. Dia tidak habis pikir, gadis di depannya ini mampu membuatnya kesal dan kaget hanya di waktu yang bersamaan. Merasa diabaikan, Sean mencengkram dagu Crystal dan langsung menciumnya kasar.
Kedua iris Crystal membola- ia benar-benar terkejut pada situasi ini. Sepersekian detik kemudian ia sadar- saat pasokan oksigen tak bisa ia hirup lagi- memukul dada S jikaean keras, namun nihil dan dengan terpaksa ia menggigit bibir Sean- itu benar-benar efektif.
"Yakkkk," Umpat Sean, ia meringis. Gadis itu benar-benar, ia menggigit bibirnya dengan keras. Sejujurnya, pada situasi ini bukan hanya Crystal- Sean pun merasa terkejut dengan apa yang ia lakukan.
Tak lama kemudian, Crystal buka suara, "Jangan mencoba mencium ku." Ujarnya sedikit gugup. "Aku tidak pernah melarang mu atas perselingkuhan mu. Aku hanya tidak ingin Ayahku mengetahui hal ini." Sambungnya pelan- matanya mencoba menghindari tatapan Sean pada dirinya. Sungguh, saat ini jantungnya berdetak tak normal- wajahnya pun menjadi panas. Ciuman ini berbeda pada saat acara pemberkatan tadi.
Oh, Sean berharap dia tidak tuli atau salah dengar kan? Istrinya sendiri secara tidak langsung memberi kebebasan padanya untuk berselingkuh. Jujur saja, ia tidak merasa senang- entah kenapa. Melihat reaksi Crystal, ia malah tersenyum. Seolah menganggap pernikahan ini hanyalah sebuah permainan.
Tanpa disengaja, kedua mata mereka bersitatap. Mata itu terpaku dengan keindahan iris madu istrinya, ia mengakui jika sepasang mata itu benar-benar indah dan begitu memikat.
Dalam dan menghipnotis.
Detik selanjutnya, lelaki itu tertegun dan membuang muka. Tidak disangka, hanya menatap mata saja mampu membuatnya terpesona.
Tunggu, terpesona? Astaga, bahkan tadi ia dengan bodohnya mencium Crystal- ia mengusap wajahnya kasar. Sepertinya Sean tidak sadar jika dia telah tertarik dengan segala pesona seorang Crystal Kim.
Atau justru Crystal yang terjerat oleh pesona seorang Sean Williams?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Lilis Ilham
semangat thor bahagiakan mereka
2023-01-02
0
hìķàwäþî
br mo gw bilng gt..
2022-09-25
1
Sukeni Warsito
suka banget
2022-09-14
1