refleks aku menjatuhkan belanjaan ku didekat motor dan lari menghampiri Kevin yang sudah dirubung oleh banyak orang "Kevin vinn bangun vinn!!!" aku panik karena tubuhnya sudah penuh dengan darah, tanpa pikir panjang aku menelfon Yola untuk meminta pertolongan rumah sakit mengirimkan ambulance ke tempat Kevin kecelakaan "halo yol tolongin gue!!! kevin kecelakaan lo bisa kan minta tolong rumah sakit buat kirim ambulance ke daerah xxx" tanganku gemetar saat menelfon Yola.
"Vin tahan ya Vin" aku menempelkan jari dileher Kevin, nadinya sudah melemah aku memeluknya dengan erat supaya pendarahan di kepalanya berhenti "vinn tahan ya vinn" aku memungut semua barang Kevin yang ada disekitar ku. tak lama ambulance datang "cepetan pak tolongin saya!! nadinya sudah melemah harus cepat-cepat dibawa ke rumah sakit" setelah Kevin dimasukan ke dalam mobil ambulance aku memunguti semua barang kevin lalu aku bawa ke motor.
sudah tidak peduli sekitar dan darah yang menempel di bajuku aku langsung melajukan motor ku mengikuti ambulance yang membawa kevin. dijalan aku berusaha untuk ngebut supaya bisa sampai rumah sakit duluan.
sesampainya di rumah sakit ternyata Yola sudah menunggu di ruang UGD "lo kenapa pep?" tanyanya panik karena melihat banyak darah di bajuku. "bukan gue tapi kevin" jawabku dengan suara yang masih panik, belum sempat Yola bertanya lagi ada suara sirine dari luar.
wiuuuww... wiuuuww... wiuuuww...
ambulance yang membawa kevin sudah datang perawat perawat keluar untuk membantu menurunkan kevin "lo yang kuat ya Vin!!" batinku dalam hati "semua perawat sedang menangani kevin didalam, sementara aku sibuk menghubungi keluarga kevin menggunakan HP milik kevin "waduh apa ya nama kontak orang tuanya?" gumamku sambil mondar mandir mencari kontak keluarga kevin.
saat aku mondar mandir mencari kontak keluarga kevin tiba-tiba ponselnya berdering tertulis nama "momy" tanpa pikir panjang aku langsung mengangkat teleponnya "hallo assalamualaikum Tante" bibirku masih bergetar, "loh kok cewek, tapi suara nya bukan kaya Ferly, kamu siapa?" aku bingung mau mulai dari mana untuk memberitahu ibu kevin, walaupun aku sudah biasa menangani pasien tapi aku belum pernah memberitahu keluarga pasien soal bagaimana keadaan pasien sekarang.
"emm iya Tante saya devi temen kevin, saya mau kasih tau kalau sekarang kevin masuk rumah sakit tadi tertabrak truk" aku mengucapkan dengan suara bergetar karena tidak tega bila nanti mendengar tangisan ibu kevin. "haahh apa!!! KEVIN huhuhu..." teriak ibu kevin dari sebrang sana, aku yang mendengar tangisan ibu kevin hanya diam karena tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan "hiks hiks dimana kevin dirawat Dev?" tanya ibu kevin disela sela tangisan nya "di RSU kota Tan" jawabku pelan "tolong jaga kevin dulu ya Dev!! hiks hiks Tante lagi ada di luar negeri mungkin Tante pesan tiket pesawat buat ke xxx bisanya nanti sore hiks hiks" ucapnya masih tersendu sendu.
"iya Tan, Tante nggak usah terlalu memikirkan kevin dia baik baik aja kok Tan, Tante tenang aja aku jagain kevin disini" aku mencoba menenangkan ibu kevin "baiklah Tante percaya kamu, dan tolong tempatkan kevin diruang VVIP!!!" ucapnya "baik Tante" jawabku dan langsung mengakhiri panggilan kami. tubuhku terasa lemas saat ingat bagaimana kevin tertabrak truk tadi karena itu pengalaman pertama ku melihat orang kecelakaan secara langsung, biasanya aku hanya mengobati pasien yang mengalami kecelakaan. tiba-tiba Yola dan perawat yang lain keluar dari UGD dengan mendorong bad pasien yang membawa kevin untuk memindahkannya ke ruang bangsal. aku menunggu dokter yang menangani kevin keluar, tak selang beberapa menit dokter yang menangani kevin keluar dari UGD.
"dokter Andre gimana keadaan teman saya?" tanya ku kepada dokter Andre "oh jadi dia teman kamu pep?" tanyanya balik, aku hanya menganggukkan kepala "jadi gini pep karena dia mengalami benturan keras pada kepalanya mungkin dia akan mengalami koma untuk beberapa bulan ke depan" dokter Andre menghela nafas sesaat lalu melanjutkan penjelasan tentang kevin kepada ku "dia juga butuh pendonor karena banyak darah yang keluar, dan kebetulan stok dirumah sakit sedang kosong" timpalnya lagi.
"kira kira golongan darahnya apa dok?" tanya ku "golongan darahnya A" jawab dokter andre "ahh ambil darah saya aja dok!!, kebetulan golongan darah saya sama dengan kevin" aku sangat senang mendengar jawaban dokter Andre karena aku tidak perlu repot-repot mencari pendonor untuk kevin. "baiklah kamu sudah tahu kan ruangannya mana untuk mendonorkan darah?" tanyanya padaku "tau dok, kalau begitu saya kesana dulu, tapi kevin sudah bisa dijenguk kan dok?"
"silahkan kalau mau ditengok sudah boleh" jawabnya sambil tersenyum, aku hanya menganggukkan kepala "baik dok kalau begitu saya permisi dulu mau ke ruang pendonor darah" aku pamit dengan dokter Andre kemudian dibalas dengan anggukan kepala. "gue nggak tega liat lo kaya gini Vin semoga lo cepetan sadar karena disini banyak yang nunggu lo" gumamku dalam hati sambil jalan menuju ruang pendonor. sesampainya di sana aku langsung mendonorkan darah dan ingin cepat-cepat melihat keadaan kevin.
setelah selesai proses pendonoran darah aku langsung bergegas menuju ruangan kevin, kebetulan tadi aku meminta untuk kevin ditempatkan di ruang VVIP seperti kata ibu kevin. aku membuka pintu dengan pelan, ku pandangi kevin dari balik pintu "kevin cepet bangun ya kasian nyokap lo, gue nggak tega kalo liat dia nangis didepan gue nanti" aku hanya bisa berbicara dalam hati. perlahan aku berjalan mendekati kevin "hai Vin, cepet bangun dong!!! gue masih pengen terusin debat kita yang tadi" aku berbicara sendiri seperti orang gila.
kupandang semua luka ditubuh kevin dan berakhir pada wajahnya yang pucat, tiba-tiba handphone kevin berdering "momy" aku langsung menggeser tombol hijau "hallo Tante" sapaku "bagaimana keadaan kevin Dev?" tanyanya dengan suara sendu "emm jadi gini Tan, kata dokter mungkin kevin akan mengalami koma untuk beberapa bulan ke depan karena benturan yang sangat keras pada kepalanya, dan tadi kevin sempat kekurangan darah, tapi Tante tenang aja kebetulan darah ku dengan kevin sama jadi tidak perlu lagi mencari pendonor untuk kevin karena aku sudah mendonorkan darah ku untuk kevin" aku menjelaskan pada ibu kevin.
"apa kevin koma huhuhuu... kevin bangun nak mama sedih mendengar berita ini hiks hiks" tangisnya pecah setelah mendengar penjelasan ku, aku juga tak bisa lagi menahan air mataku seolah-olah aku juga merasakan apa yang dirasakan ibu kevin "tenang Tante aku akan menjaganya dengan baik" tidak ada jawaban lagi dari ibu kevin aku memilih untuk mengakhiri panggilan.
Happy Reading guyss😉
jangan lupa liknya ya guysss....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
RN
wow keren bisa nulis sebanyak itu👍
semangat kk balas mampir ya
jangan Tanya hati❤💞
2021-01-11
1
Lilis Herliani
tulisan nya kyak kereta
2021-01-08
3