Gia sangat kagum dengan indahnya air terjun tersebut.
Air terjun yang sangat tinggi dan memiliki air yang jernih dan sangat menyegarkan,serta menyajikan pemandangan yang indah.
Seung menurunkan Gia dekat batu besar, dan Seung langsung membersihkan diri.
"Berrr .. Air nya segar sekali, kau tidak ingin berenang?" tanya Seung mencoba menggoda Gia, Seung yang langsung melepas bajunya dan menceburkan dirinya dengan hanya memakai celana pendek saja.
"Hahahha... Jika kakiku tidak sakit mungkin aku sudah duluan menikmati air terjun ini!" ucap Gia yang sedikit berteriak karena suara percikan air terjun lebih besar dari suaranya.
Gia pun mencoba membersihkan dirinya dengan air yang mengalir didekatnya
Setelah selesai membersihkan diri, Seung melihat ikan yang berenang di aliran air yang sedikit tentang, dengan pengalaman yang dimilikinya Seung berhasil menangkap ikan tersebut.
Dengan bangganya Seung memamerkan hasil tangkapannya Kepada gia.
"Gia yaa.. Malam ini kita tidak akan kelaparan! aku mendapatkan seekor ikan!" teriak Seung yang berada sedikit jauh dari Gia.
Gia pun membalas teriakan Seung dengan senyum bahagianya, sambil melambaikan tangannya ke arah Seung.
"Entah sudah berapa detik aku menghabiskan waktuku denganmu, kau pria dingin yang amat peduli, kau bagaikan dua sisi mata uang yang berada dalam satu bentuk, kadang kau sangat dingin tapi kau pun sangat peduli.Kau tau! ketakutan ku sirna karena keyakinan ku ketika berada di dekatmu! kau seperti sosok malaikat yang berada di dalam kegelapan!" ucap Gia dalam hati sambil tersenyum menatap wajah Seung yang masih basah.
"Hei... Kau melamun?" tanya Seung yang tiba-tiba sudah berada di depan Gia.
"Kau mengagetkan ku saja!" ucap Gia yang tersadar dari lamunannya.
"Ayo kita pindah ke sana, kau akan kedinginan jika terlalu lama dekat dengan air terjun ini!" ucap Seung sambil membantu Gia berdiri dan berjalan menuju Bivak yang sudah di buat Seung ketika Gia membersihkan diri.
"Sepertinya kau seorang Survival ya?" tanya Gia yang kagum dengan kemampuan Seung membuat Bivak dengan alat yang sangat sederhana.
"Aku suka dengan Alam, aku juga pernah belajar bagaimana menjadi Survival ketika berada di alam dengan keadaan yang mendesak seperti ini, dan beruntungnya aku selalu membawa alat alat ku di dalam tas ini!" ucap Seung sambil menunjuk tas kecil yang selalu berada di pinggangnya.
"Kau tunggu disini!, aku akan membuat api agar kau tidak merasa dingin!" ucap Seung perhatian.
"Terima kasih, aku tidak tau keadaanku sekarang jika kau tidak menyusul ku tadi!" ucap Gia tulus.
"Sama sama, sudah kewajiban ku sebagai ketua kelompok melindungi anggotanya!" jawab Seung dan meneruskan pekerjaannya.
Hari semakin gelap, Dosen Gong beserta Mahasiswa yang mencari Gia dan Seung pun sudah kembali, mereka tidak menemukan Gia dan Seung.
"Ya Tuhan, kemana perginya Seung dan Gia, semoga tidak terjadi apa-apa!" ucap Ji dalam hati yang tetap berusaha tenang.
"Lebih baik kita menunggu tim SAR saja, semoga mereka segera mendapatkan petunjuk!" ucap Dosen Gong yang berbicara dengan Dosen Ji ketika mereka keluar hutan.
Ji hanya mengangguk mengikuti Instruksi dari Dosen Gong sebagai Dosen yang bertanggung jawab atas kegiatan Camping bersama.
Sedangkan Iren dan Jennie tak henti menangis karena mereka sangat Khawatir keadaan Gia dan Seung di hutan yang sudah gelap.
"Hei, Jangan menangis! jika kau seperti ini terus kau akan sakit!" ucap Jung perhatian kepada Iren.
"Aku yakin Gia dan Seung pasti kembali, Seung pasti akan menjaga Gia! kau jangan menangis ya!" ucap Haruto yang coba menenangkan Jennie.
"Aku Takut hal buruk terjadi pada mereka berdua!" ucap Iren yang masih sesenggukan.
"Tenanglah Seung bukan orang yang lemah,dia pasti akan melindungi Gia!" ucap Jung meyakinkan Iren.
Tiba tiba.
"Dosen Ji!" Teriak Dosen Gong memanggil Dosen Ji yang sedang duduk sendiri menghadap ke arah hutan,Ji pun menoleh dan berjalan ke arah Dosen Gong.
"Besok pagi saya memerintahkan Dosen Youn membawa Mahasiswa pulang ke Busan, karena keadaan seperti ini saya putuskan menghentikan acara Camping bersama!" ucap Dosen Gong kepada Dosen Ji.
"Tapi bagaimana dengan Gia dan Seung?" tanya Ji bingung dengan keputusan Dosen Gong.
"Tim SAR akan mengambil alih pencarian dan hanya beberapa Dosen yang akan tetap tinggal di sini untuk membantu Tim SAR!" jelas Dosen Gong.
"Saya akan tetap di sini!" ucap Ji spontan.
"Kami juga!" sambung Haruto, Jung, Jennie dan Iren secara bersamaan.
"Lebih baik kalian pulang saja ke Busan!" ucap Dosen Gong.
"Tidak, kami satu kelompok, dan kami tidak ingin pulang tanpa Sahabat dan ketua kelompok kami" jawab Haruto tegas.
"Tidak apa Pak, biarkan saja mereka tetap di sini, mereka akan jadi tanggung jawab saya!" ucap Ji yang membela Haruto dan yang lainnya.
"Baiklah karena Dosen Ji yang meminta saya izinkan kalian tetap di sini!" ucap Dosen Gong yang langsung meninggalkan mereka.
"Saya minta kalian yang masih berada di sini agar tetap di tenda dan Jangan meninggalkan tenda tanpa izin, mengerti!" ucap Ji tegas.
"Mengerti!" jawab mereka kompak.
Malam semakin larut Ji masih berdiri di depan hutan berharap Seung dan Gia kembali ke perkemahan.
"Malam semakin larut, sebaiknya Kakak istirahat dulu di tenda bersama Jennie dan Iren!" ucap Haruto yang mendekati Ji sambil memberikan secangkir kopi.
"Kakak tidak akan bisa istirahat jika adik Kakak masih belum ada kabarnya, dan kakak tidak tau bagaimana keadaannya di hutan sana!" ucap Ji sambil menahan tangisnya.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang masih terjaga, ia mendengar semua pembicaraan Ji dan Haruto, perasaannya bercampur aduk, dia tidak pernah menyangka Ji dan Haruto memiliki ikatan dengan orang yang sedang tersesat di hutan itu.
Tak lama rombongan Tim SAR keluar dari hutan dengan tangan hampa, mereka menghentikan pencarian karena malam semakin larut dan akan melanjutkan pencarian di pagi hari.
Ji yang melihat tim SAR keluar dari hutan langsung berlari menghampiri ketua kelompok tim SAR dengan wajah dengan penuh pengharapan.
"Pak bagaimana, apakah sudah menemukan petunjuk?" tanya Ji kepada ketua kelompok.
"Maaf, sampai sekarang kami belum mendapatkan petunjuk sedikit pun, tapi besok pagi kami akan melakukan pencarian di sekitar aliran air, karena saya mendapatkan kabar di jika ada air terjun yang sangat jauh dari lokasi perkemahan, tapi jika di sumber mata air kita tidak menemukan mereka maka kita akan mencari di dasar jurang!" jelas Ketua kelompok.
Ji yang mendengar penjelasan ketua kelompok sontak langsung terdiam dan merasakan hancur di hatinya, dia tidak ingin kehilangan untuk keduakalinya.
"Lebih baik anda istirahat, dan semoga besok pagi kita mendapatkan titik terangnya!" ucap ketua kelompok yang memberikan dukungan kepada Ji sambil menepuk pundak Ji dan berjalan menuju tenda untuk istirahat.
Ji pun berjalan di samping Haruto sambil menahan air matanya.
"Mi, maafkan Ji yang tidak bisa menjaga adik adik Ji dengan baik!" ucap Ji di dalam hati sambil meneteskan air mata.
Seseorang itu kembali pura pura tidur ketika Ji memasuki tenda dan merebahkan tubuhnya, ia sangat merasakan kesedihan Ji yang tidak pernah Ji tampakkan pada siapapun, karena Ji selalu berusaha tegar dalam menghadapi masalah.
"Ya Tuhan lindungi lah Gia dan Seung, aku mohon tuhan tuntun lah mereka agar mendapatkan jalan untuk pulang!" ucap seseorang itu dalam hati dan kembali berusaha untuk memejamkan matanya.
#Bivak
Bivak adalah tempat berlindung sementara di alam bebas dari aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin. Mendirikan bivak adalah teknik penting yang harus dikuasai jika hendak berkemah. Bivak merupakan salah satu kemampuan wajib survival di alam bebas. Karena pembuatannya yang mudah dengan peralatan yang seadanya.
#SURVIVAL
Survival adalah sebuah seni beradaptasi dengan lingkungan untuk berusaha tetap hidup dalam keterbatasan. Namun, keberhasilan untuk tetap hidup di alam terbuka, dipengaruhi kondisi alam dan pemahaman akan fungsi dan manfaat benda-benda di sekitar kita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments