Matahari mulai menampakkan diri dengan malu malu, menyibak kabut dingin bersama kicauan burung yang hantarkan pagi dengan keindahan alam yang terbentang luas.
Perlahan Gia membukakan matanya menyambut pagi pertama ia di Alam bebas, Gia pun keluar dari tenda dan merenggangkan otot badannya sambil menghirup udara pagi yang sejuk dan segar.
Tampaknya semua orang belum terbangun dari tidurnya, Gia memanfaatkan waktu pagi yang cerah dengan sedikit berolahraga dan membersihkan diri.
Ketika Gia ingin menyalakan api untuk memasak air, ia melihat kayu bakar yang Jennie dan Haruto ambil kemarin siang sudah habis, ia pun berinisiatif mencari kayu bakar sendiri.
"Hemmm.. Lebih baik aku mencari sedikit kayu bakar saja!" ucap Gia dalam hati sambil berjalan menuju hutan.
Di dalam tenda satunya ada sepasang mata yang telah terjaga karena mendengar suara diluar tenda, setelah suara itu menghilang orang itu keluar dari tenda dan melihat sekitar yang tidak ada siapapun.
Orang itu segera membulatkan matanya ketika menyadari si pemilik sua udah berjalan menghilang di dalam hutan, ia langsung menuju hutan ketika melihat punggung Gia mulai menghilang dari pandangannya.
Saat Gia sedang asik mengumpulkan kayu bakar tiba-tiba ada seekor anak Elk sedang melompat riang seperti sedang menggoda Gia, Gia yang sangat menyukai binatang tertarik untuk mendekati anak Elk itu, tapi anak Elk itupun terus menggoda Gia dengan berlari kecil sambil berbalik menatap Gia.
Gia terus mengejar anak Elk tersebut dan meninggalkan tumpukan kayu bakar yang sudah ia kumpulkan, Gia terus berlari sambil tersenyum melihat tingkah anak Elk tersebut.
Setelah anak Elk hilang dari pandangannya Gia tersadar jika ia sudah sangat jauh dari perkemahan dan buruk nya lagi ia tidak tau jalan menuju perkemahannya.
Gia mulai panik, ia pun mencoba mencari jalan ke perkemahan tapi hasil nya nihil, karena ia semakin jauh dari perkemahan.
Gia terduduk lemas karena perutnya terasa lapar dan energinya sudah habis terkuras, Gia menangis pasrah dengan keadaannya sekarang, ia hanya mampu berdoa agar datang keajaiban untuknya saat ini.
Keadaan Gia semakin menurun, matanya berat dan kepalanya terasa amat sangat sakit.
Di tempat lain ada seseorang yang dari tadi mencoba mencari Gia ketika dia menyadari Gia memasuki kawasan hutan. Semakin lama orang itu semakin kelelahan, sesekali ia memanggil nama Gia tapi sia sia karena ia tak mendengar tanda tanda Gia berada di sekitarnya.
Gia merasa ada seseorang memanggil dirinya tapi entah siapa! matanya tidak mampu terbuka, mulutnya pun seakan tak mampu lagi mengeluarkan suara! semakin lama semakin sangat jelas sekali suara itu.
Tak lama kemudian Gia tersadar dari pingsannya, ia melihat seseorang yang duduk membelakanginya, seorang laki-laki yang sedang menyalakan api untuk memasak makanan kaleng yang tersimpan di tas kecil yang selalu melekat di pinggangnya.
Gia berusaha duduk dengan menyandarkan tubuhnya di pohon karena ia merasa masih tidak memiliki tenaga.
"Kau sudah sadar?" tanya pria yang duduk membelakanginya.
"kau siapa?" Gia tidak menjawab pertanyaan pria tersebut,ia malah balik bertanya kepada pria tersebut dengan sedikit rasa takut karena dia tidak bisa melihat wajah pria itu.
"Kau ini bodoh atau kau memang tidak memiliki otak!" Teriak pria itu yang sangat kesal dengan tindakan Gia, sambil menatap Gia dengan tatapan marah.
"Hei.. Kau jangan berteriak teriak kepada ku, kau sendiri mengapa ada di sini!" teriak Gia yang tidak suka dengan ucapan pria itu.
"Sepertinya kau ini memang orang yang tidak tau berterima kasih!" ucap Seung sangat kesal.
"Aku tidak butuh pertolonganmu!" ucap Gia pergi meninggalkan Seung yang masih duduk di tempatnya.
"Dasar gadis aneh!" Seung yang tidak ingin berdebat dengan Gia.
Gia yang sangat kesal langsung berdiri dan ingin meninggalkan Seung, tiba-tiba kakinya tersangkut akar pohon dan Gia pun jatuh tersungkur.
Ya, pria yang mengikuti Gia dari perkemahan tadi adalah Seung, Seung yang mengetahui jika Gia akan mencari kayu bakar di hutan sendirian, ia pun langsung menyusul Gia, Seung sangat khawatir jika terjadi hal yang buruk kepada Gia.
Flashback
"Ya... Kayu bakar nya habis! bagaimana aku bisa memasak air dan membuat makanan untuk mereka? sebaiknya aku mencari kayu bakar di hutan saja!" ucap Gia sambil menuju hutan.
"Apa dia mau masuk hutan sendiri? sebaiknya aku menemani nya! tapi biarkan saja! dia juga tidak akan berani memasuki hutan sendirian!" ucap Seung dalam hati yang sedang berperang karena ia terlalu gugup menawarkan diri untuk menemaninya.
Tapi karena suara langkah kaki Gia semakin jauh, Seung memberanikan diri keluar tenda untuk melihat sekitar, Seung sangat terkejut karena ia melihat punggung Gia menghilang memasuki hutan.
Karena terlalu gugup Seung hanya mampu mengikuti Gia dari kejauhan dan Seung sangat panik karena Seung sempat kehilangan jejak Gia.
Seung terus berjalan tanpa memperdulikan lagi bajunya yang sobek karena tersangkut ranting pohon, karena terlalu panik Seung yang sudah kehilangan jejak Gia, Seung pun lupa memasang Marka sebagai tanda jalan menuju ke perkemahan.
*****
DI PERKEMAHAN.
Semua orang sudah bangun dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang memasak, ada yang membersihkan diri dan ada yang sudah menikmati secangkir kopi.
"Wah... Ini kopi untuk ku ya?" tanya Haruto kepada Jennie yang sedang membuat kopi.
Jennie yang tidak menjawab pertanyaan Haruto hanya tersenyum dan menyodorkan secangkir kopi kepada Haruto.
"Terima kasih ya!" ucap Haruto ketika mengambil kopi yang diberikan Jennie.
"Iren yaa! apakah kau melihat Gia?" tanya Haruto Kepada Iren.
"Dari bangun tidur tadi aku tidak melihat Gia! aku pikir Gia pergi mencari kayu bakar bersama Seung!" jawab Iren santai, dan Jennie pun mengangguk setuju dengan ucapan Iren karena memang dari pagi mereka tidak melihat Gia.
"Ya, Seung pun tidak ada di tenda!, mungkin mereka sedang mencari kayu bakar!" ucap Jung yang mengambil kopi yang telah Jennie siapkan di depan tenda mereka.
"Baiklah kalau begitu, kita tunggu saja mereka kembali!" ucap Haruto sambil kembali menyeruput kopinya.
DI HUTAN.
"Apakah sudah merasa baikan?" tanya Seung yang berusaha tidak gugup di depan Gia, ketika Seung membalut kaki Gia yang terkilir.
"Masih sedikit sakit!" jawab Gia singkat.
Keadaan kembali hening, mereka hanya diam dengan pemikiran masing-masing.
"Maafkan aku!" ucap Gia yang merasa bersalah kepada Seung.
"Sudahlah, jangan di pikirkan, harusnya aku yang minta maaf karena sudah berteriak kepadamu!" ucap Seung menyesal yang sudah kasar kepada Gia.
"Makanlah ini, kau belum makan!" Seung mencoba memberikan Gia makan yang dimasaknya tadi.
"Aku tidak ingin makan sendiri, kau juga harus makan!" ucap Gia yang tau jika Seung pun belum makan.
"Makanlah kau saja, aku sudah makan beberapa roti yang ada di dalam tas ku ketika di perjalanan tadi!" ucap Seung berbohong.
Gia pun memakan makanan yang di berikan Seung karena perutnya sudah sangat lapar.
"Setelah selesai makan,
apakah kita bisa mencoba berjalan untuk mencari jalan menuju perkemahan?" tanya Seung Kepada Gia.
Gia tak menjawab ia hanya mengangguk mengerti sambil mengunyah makanan yang tersisa di mulutnya.
Setelah Gia menyelesaikan makan nya dia mencoba berdiri, tapi tiba-tiba Krakk..
ELK.
Elk (Cervus canadensis) adalah salah satu dari spesies terbesar dari Cervidae atau famili rusa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments