BAB 19

"A...Aku,maksud aku tidak begitu.."Jawab Amara terbata.

"Kau sangat jelek jika cemas.."Ledek Anrez pada Amara.

"Aku bukan sombong ya,jujur baru pertama kalinya ada yang bilang begitu padaku..Huh!."Timpal Amara kesal tak terima.

"Dari mana gak sombongnya..Jika pun saya punya istri 10 saya gak akan bilang.."

"Apa... Jadi bapak punya niat untuk memiliki banyak istri ?"Tanya Amara syok.

"Jika,aku hanya bilang jika nona Amaraaaaa..."

"Menyebalkan sekali kau!"Timpalnya.

Anrez tak peduli ia langsung menancap mobilnya untuk pulang..

"Kak ?"Tanya Amara.

"Hmmm.."Jawab Anrez singkat.

"Bisa kah jangan terlalu dingin kepada semua orang?"Pinta Amara yang sedikit ragu dengan pertanyaannya.

Anrez diam sejenak.

"Harusnya kamu bersyukur,karna aku tidak cuek padamu.."Balas Anrez.

"Kenapa padahal aku gak minta?"

"Karna kamu calon istriku."Jawab Anrez.

Deg!

Nyaman,ya sangat nyaman ketika Amara mendengar pengakuan dari Anrez.

"Padahal kakak bisa bersikap biasa saja,sama seperti kepada orang lain.."Timpal Amara.

"Aku menghargai keputusan keluarga kita,dan berusaha menerimamu Amara."Jawab Anrez dengan nada sedikit lembut.

"Kak jika kau punya pacar,kau sudahi saja hubungan ini.Aku tidak mau menjadi perebut."

"Apa-apaan kamu! saya tidak pernah pacaran.."Tegas Anrez.

"Benarkah?"

"Hmmm.."Jawab singkat Anrez.

"Beberapa hari lagi kita akan jadi suami istri,apa kita akan bisa menjalaninya?"Tanya Amara lagi.

"Jalani saja sebisanya.."

Amara kembali diam.

"Tenang saja kamu bisa kuliah dimana pun asalkan patuhi aturanku."

"Baiklah terimakasih.."Sungkan Amara.

Karna supermarketnya tidak jauh,mereka akhirnya sampai di rumah.

"Apa kau takut jika sendirian?"Tanya Anrez.

"Tidak,aku sudah terbiasa."Jawab Amara.

"Ngomong-ngomong kau memanggilku sangat tidak menentu,ada pak,ada kak,ada kamu..."

Amara engeh,faktanya toh dia juga belum terbiasa.

"Saya belum terbiasa pak.."

"Baiklah setelah jadi istriku kau harus membiasakan memanggilku sesuai perintah!"

"Ya ya ya,tuan pengatur."Balas Amara malas.

"Apa kamu bilang?"

"Tidak tidak,mulutku hanya lelah mengucapkan yang lain pak."

"Apa maksudmu?"Anrez mengerutkan dahi.

"Gak ada..Saya masuk ya pak,terimakasih sudah mau mengantar.."Ucap Amara masuk tanpa menunggu Anrez bicara.

"Kunci pintu!"Teriak Anrez dari luar.

'Ya.'Balas Amara dari dalam.

Setelah memastikan Amara masuk,Anrez juga kembali ke rumahnya..

Ketika membuka pintu,betapa kagetnya Anrez melihat Andy sudah berdiri di hadapannya dengan sinar senter yang sengaja disorotkan dari bawah dagu.

"Hayo dari mana lo sama Amara?"Tanya Andy.

Anrez diam sambil mengunci pintu.

"Kok lo tau?"Balik tanya Anrez.

"Taulah,tidur gue gak jadi gara-gara mati lampu.Ketika mau manggil lo,lo udah nyelonong aja keluar,ya gue ikutin lah kirain mau ambil lilin,eh malah keluar menemui Amara.."Sewot Andy.

"Huuh...Digi-digi dang dang..."

Bukannya bicara Anrez malah bersenandung gak jelas.

"Habis ngapain lo Nrez sama Amara?"Tanya Andy lagi.

"Gak ngapa-ngapain..Cuma mengantarnya ke supermarket beli lilin."Jawab Anrez.

"Yakin cuma beli lilin...?"

"Lo tuh napa sih? itu penyakit kepo akut kok dipelihara?"

"Udah jadi bagian dari hidup gue Nrez.."Jawab Andy dengan gaya lebay.

"Bodo amat,!!"

Anrez langsung menuju kamar meninggalkan Andy.

"Tunggu lo guru modus!"Ledek Andy menyusul.

~

Malam itu Amara belum bisa tidur,ia hanya bengong melihat langit-langit kamarnya.

"Ah sebentar lagi aku bakal jadi seorang istri.."Gumamnya.

"Calon suamiku sangat menyebalkan,dingin dan cuek lagi,aaah apa aku bisa tahan nanti? percuma muka bak pangeran tapi dalemnya sunyi.."Gumamnya lagi.

Tak terasa karna ngantuk akhirnya Amara pun tidur.

KLIK,TAP,SENTUH JEMPOLNYA READERSS !

👇

👇

👇

👇

👇

👇

COMENT DAN VOTENYA JUGA AUTHOR TUNGGU !...

😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***