Selesai solat, mereka langsung duduk di meja makan. Zaenab membantu emak menyiapkan makanan yang akan disantap bersama-sama. Saat mereka hendak makan, tiba-tiba ada tamu yang mengetuk pintu teras rumah Zaenab.
"Permisi...selamat malam,"ucap seorang gadis berambut panjang sebahu.
"Nab...tolong lihat siapa yang ketuk pintu!"perintah Babe
"Iya be"Zaenab segera ke pintu teras rumahnya.
Saat membuka pintu,Zaenab sangat terkesima dengan tamu yang datang. Zaenab tidak mengenal gadis cantik, tinggi, berbadan langsing dan berambut panjang sebahu tersebut sehingga dia langsung bertanya keperluan gadis tersebut.
"Mba, cari siapa?"tanya Zaenab sopan
"Apa betul ini rumah Zaki?"tanya gadis cantik itu
"Betul mba. Mba temannya bang Zaki ya?"
'Mendengar Zaenab menyebut Zaki dengan kata "abang" maka tidak salah lagi kalau yang membuka pintu tersebut adalah adiknya Zaki,'ucap batin gadis cantik itu.
"Saya Tania. Teman kuliahnya Zaki. Kamu pasti adiknya ya?"Tania sembari tersenyum manis
"Iya. Saya adiknya bang Zaki, Zaenab nama saya kakak,"Zaenab mengulurkan tangan ke arah Tania. Mereka pun bersalaman dengan erat.
"Zakinya ada, de Zaenab?"
"Ada di dalam kak. Kita lagi mau makan malam."
"Tolong panggilkan bang Zaki bisa? Bilang Tania mau bertemu."
Karena Zaenab terlalu lama di depan pintu, akhirnya babe berteriak memanggil Zaenab dari ruang makan.
"Siapa tamunya,Nab?" teriak babe
"Temannya bang Zaki be..."teriak Zaenab
"Suruh masuk, Nab. Ajak makan malam sekalian,"perintah babe
"Iya be"jawab Zaenab singkat
Tania yang mendengar teriakan babe dari ruang makan pun tersenyum.
"Kak Tania, ayo masuk. Kita makan malam bareng,"ajak Zaenab
"Tidak usah dek...saya tunggu di teras saja,"jawab Tania
"Gak apa-apa kak, babe juga sudah nyuruh makan bareng kok...ayo masuk!"ajak Zaenab sambil memegang tangan Tania
Zaenab dan Tania segera menuju ruang makan. Disana sudah ada babe, emak dan bang Zaki yang duduk ditempatnya masing-masing.
"Be..mak..ini kak Tania, teman kuliahnya bang Zaki,"ucap Zaenab. Tania yang di perkenalkan oleh Zaenab tertunduk memberi hormat dan mencium tangan kanan babe dan emak bergantian.
Zaki kaget dan langsung mematung di kursi yang dia duduki. Dia tidak menyangka jika Tania datang ke rumahnya. Karena selama ini Zaki tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya kepada Tania.
"Selamat malam Bapak dan Ibu. Maafkan saya bertamu di saat yang tidak tepat."ucap Tania sambil melirik Zaki.
"Gak apa-apa neng...Mari kita makan malam sama-sama. Neng...duduk disebelah Zaki ya..."Emak menunjuk kursi kosong yang berada di sebelah kiri Zaki. Emak menyuruh Zaenab untuk mengambilkan piring makan satu lagi untuk Tania.
"Terima kasih bu..."ucap Tania tersenyum.
Zaki menarik kursi makan yang berada di sebelah kirinya untuk Tania. Tania pun tersenyum kegirangan sedangkan ekspresi Zaki datar dan tidak berucap sepatah kata pun.
Di sela-sela makan, babe bertanya kepada Tania.
"Neng Tania, rumahnya dimana?"tanya babe sembari mengunyah nasi yang ada di mulutnya.
"Rumah saya di Depok pak..."jawab Tania lembut.
"Oh...dekat dengan kampus ya?"
"Iya pak"jawab Tania singkat.
"Kak Tania itu pacarnya bang Zaki, ya?" tanya Zaenab sembari melirik bang Zaki yang sedang menyantap makanan di piringnya.
Zaki yang mendengar pertanyaan dari adiknya ke Tania langsung menatap tajam ke arah adiknya.
"Teman kampus"jawab Zaki sembari menatap Tania.
"Teman biasa atau teman tapi mesra?"ledek Zaenab.
"Kak Tania di tembak donk, bang!"sambung Zaenab.
"Eh...kok Nab nyuruh abang kamu nembak Tania? Kalau abang kamu di tangkap polisi bagaimane?"tanya babe bingung.
"Et deh be...bukan nembak pake senjata be...!"ucap Zaenab sembari menepok jidatnya.
"Maksud lu ape sih, Nab?" babe penasaran.
"Nembak itu menyatakan cinta atau pacaran gitu be...! Huft...babe kayak gak pernah muda aje deh...!"ucap Zaenab.
"Huuuss...anak kecil diam aja!"jawab bang Zaki ketus sembari menatap Zaenab dengan tatapan tajam.
"Aduh...maaf ya neng Tania, kelakuan Zaenab suka ceplas ceplos gitu,"ucap emak lembut.
"Gak apa-apa bu..."ucap Tania sambil tersipu malu.
"Makanannya di habiskan,neng,"ucap emak.
"Iya bu"ucap Tania
Tania dan keluarga Zaki menyelesaikan makan malam mereka sembari mengobrol hal-hal yang ringan. Setelah selesai makan, Tania membantu emak dan Zaenab membereskan piring kotor di dapur.
"Masakan ibu enak sekali"puji Tania kepada emak.
"Alhamdulillah...neng Tania suka makanannya. Emak takut neng Tania gak suka masakan kampung."ucap emak merendah
"Masakan kampung tapi enak banget bu...saya belum pernah makan masakan seperti itu."
"Kak Tania bisa masak?"tanya Zaenab
"Gak bisa,dek...hehehe"Tania tersenyum malu menjawab pertanyaan Zaenab.
"Jangan bilang gak bisa,kak. Kalau kakak mau belajar masak apalagi masakan betawi belajar aja sama emak. Emak aye jagonya masak masakan betawi."Sanjung Zaenab kepada emak.
Emak yang di sanjung oleh Zaenab langsung merah merona pipinya.
"Bisa aje nih anak perempuan emak! Kalau puji-puji begini biasanya ada maunya deh..."sahut emak.
"Emak tau aje! hehehe... ketahuan deh aye...!"ucap Zaenab sembari mengelus tengkuk lehernya.
"Kak Tania udah lama kenal Zaki?"tanya emak.
"Iya...saya dan Zaki satu angkatan dan satu jurusan juga di kampus, bu..."jawab Tania
"Abang aye gak pernah loh ngajak perempuan main ke rumah apalagi pacarnya. Biasanya yang sering main kesini itu mas Bambang dan bang Ucok aja. Kalau kak Tania pacarnya bang Zaki berarti kak Tania pacar pertama bang Zaki yang ke rumah ini."
"Memangnya Zaki belum pernah punya pacar dari masa sekolah?"tanya Tania penasaran.
"Setahu aye dulu abang punya pacar di SMA itu langgeng banget pacarannya. Nama pacarnya kalau gak salah kak Lisa. Karena kak Lisa dapat beasiswa dari salah satu kampus negeri terkenal di Yogyakarta, akhirnya mereka putus. Karena kak Lisa gak suka menjalankan hubungan LDR (Long Distance Relationship)."
"Oohh begitu"jawab Tania singkat.
"Bang Zaki paling suka sama soto betawi, semur jengkol dan gabus pucung buatan emak. Kalau kakak bisa masak itu, pasti bang Zaki langsung klepek klepek deh sama kak Tania."ucap Zaenab
"Eh...kok klepek klepek,Nab? Emangnya abang kamu ikan yang kehabisan oksigen apa?"tanya emak
"Mak...itu hanya kiasan aje. Cape deh...!"Zaenab menepuk jidatnya sendiri.
"Kamu kalau nepuk jidat terus bisa-bisa tambah lebar itu jidat kayak lapangan bola."ucap emak sembari tertawa terbahak-bahak bersama Tania.
"Kalau lapangan bola kelebaran,mak...mending kayak ikan lohan. Biar jidat lebar yang penting harga jualnya tinggi."Zaenab tertawa lepas.
Emak, Zaenab dan Tania tertawa lepas bersama-sama di dapur.Beberapa saat kemudian Zaki muncul di dapur. Dia memanggil Tania untuk mengobrol di teras depan rumahnya. Zaki dan Tania ngobrol berdua tanpa mereka sadari Babe menguping obrolan mereka berdua dari dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
like ❤️
2021-01-31
2