Episode 3

WARNING TYPO BERTEBARAN

***

Melisa POV

BRAKKK BRUKK BRAKK BRUKK Suara seseorang terlempar mengenai meja kemudian lantai. Ia terlihat kacau dengan memegangi dadanya ia sesekali batuk darah. Dikeroyok gengnya Elgartara yang terdiri dari Elgartara sebagai ketua, Ananda Rio alias Rio, Terry Setiawan alias Te, dan Jaylaludin alias Jay.

“ Ternyata kau tak punya malu” ucap Elgartara dengan amarah. seketika kantin yang semula ricuh menjadi senyap hanya bunyi sruputan mie ayamku.

Aura Elgartara semakin gelap “ kak senior seharusnya tidak membocorkan rencana kita” kata Rio dengan senyum yang mengerikan. Setelah Rio berkata begituJay langsung menonjok kak senior itu. Sekarang Elgartara mencengkram kak senior tersebut dia hanya diam.

Hingga teriakan seorang wanita menghentikannya. Siapa lagi kalau bukan tokoh protagonis wanita “ Elgar hentikan lihat dia ... kamu dapat membunuhnya” ucapnya dengan nada yang lembut. Elgartara menatap wanita yang menghentikannya.

“Olivia tolong jangan ikut campur” ucap Elgartara lembut kepada wanita itu. Dia mengeleng “ Aku hanya tidak mau kau terlibat masalah” ucap Olivia dengan wajah polos dan nada yang hampir menanggis.

“ Tenanglah Olivia, tidak akan ada masalah” kata Elgartara menengkannya.

Kemudian adegan mesrah berlanjut sedangkan aku menangis hiks hiks kok “makananku habis sih” Jiwa jombloku meronta-ronta  “kalau mau adegan mesrah, jangan disini donk kasihan aku yang jomblo hanya bisa merana tanpa diusapan lembut seorang doi” gumanku yang tentu tidak akan didengar orang lain karena mereka masih sibuk dengan pertunjukan didepan. Tiba- tiba aku mendapatkan ide seperti bolam lampu menyala 'bagaimana kalau Elgartara mendapatkan masalah pasti seru' pikirku dengan senyum kecil menghiasi wajah jahatku.

Kemudian pak Kardi sang guru keamanan yang paling galak datang. Sebenarnya dalam novel pak Kardi tidak datang. Melisa yang melihat adegan didepan akan terbakar amarah dan mulai menyakiti tokoh protagonis cewek.

Flasback

Yah...kenapa dihentikan lagi seru juga. Sekilas aku tahu orang itu ya itu cewek pemeran utama. Kemudian aku ingat adegan ini merupakan pengantar kematian untuk Melisa. Aku harus tetap hidup harus cari solusi. Aku pergi ke kantor guru dengan berlari dengan kecepatan penuh.

Aku mendobrak pintu kantor dengan kekuatan penuh. Mata semua guru menatap kaget “ PAK CEPAT ADA PERKELAHIAN “. Mereka yang mendengar langsung menghampiriku dan membantuku untuk melerai pekelahian. “ tunggu kalian disini, biar saya dan melisa yang pergi” ujar seseorang yang itu Pak Kardi

“ Pak ayo cepat mereka ada dikantin” aku menyeret pak Kardi

“ pergilah duluan, bapak akan menyusul dengan cepat” ujar pak Kardi dengan ngos-ngosan

“ baik pak” aku berlari meningalkan pak Kardi mampir beli gorengan dan es teh.

Flasback off

Dan ini saatnya aku tampil menjadi tokoh antagonis sejati. Aku berjalan mendekat pak Kardi “ mohon maaf pak saya menyela. Menurut sundut pandang kami Elgartara dan temannya sudah membuat keributan. Suasana kantin yang semula menyenangkan berubah menjadi ketakutan” aku menunduk “Saya melihat sendiri bahwa Elgartara yang memulai pertengkaran kalau bapak tidak percaya bisa ditanyakan kepada siswa yang berada disini dan kak senior hanya diam dipukuli”  ucapanku dengan sopan dan lembut. Pak kardi mengangguk dan meminta mereka ikut ke ruangannya termasuk si cewek protagonis.

Saat mata kami bertemu aku melihat tatapan tajam Elgartara. Saat ia berpaling aku tersenyum kecil. Dihukum merupakan hal yang tidak pernah Elgartara bayangkan. Elgartara seorang siswa berkuasa dengan kekayaan, ketampanan dan kekuasaan tidak akan ada yang berani menyentuhnya’ hanya Melisa sang tokoh villian yang bisa. Salah satunya dengan membuat mimpi buruk bagi Elgartara’.

***

Lima hari sejak kejadian itu. Elgantara bersama gengnya dihukum untuk menyapu halaman selama seminggu dan cewek itu tentu mendatanginya tanpa sepengetahuanku. Namun aku mengetahuinya dari seorang informan gratis ' Rini ratu gosip no debat'.

Pada saat itu Rini akan membuat rencana peringatan untuk olivia tapi ku hentikan dengan dalih dia tak akan mampu bersaing denganku. Rini tampaknya tidak suka dengan ideku tapi ia tidak berani membatah. Aku terpaksa membuat rencana menjadi tunangan yang baik bagi Elgartara selama ia dihukum dengan cara yang menyenangkan untuk diriku.

“ Sayang...sampah ini dibuang dimana ya?”  Tanyaku sampil mengoyang-goyangkan sampah supaya jatuh ke area yang bersih.

“ Berhenti mengacaukan ” sambil menunjuk ke tempatku dan ia terlihat kesal sekali.

" Aku tidak mengacaukan ” ucapku dengan wajah polos 'niru ekpresi Olivia'.

“ Pergilah “ perintah Elgartara

“ Tidak mau “ aku sengaja membuang sampah yang sudah kukumpulkan dan menghampirinya memegang tanganya tak kuhiraukan ucapanya. Didalam hati aku tertawa “ Lepaskan” auranya semakin gelap

Aku bersikeras memengang tangan Elgartara “ Tidak mau “  saat ia menyetak tanganku dengan sengaja aku menggulingkan tempat sampah yang letaknya tidak jauh darinya seketika sampah yang sudah susah payah dikumpulkan berhamburan.

“ Kamu..."  Sebelum ia memarahiku pak sopir pasti akan memanggilku “ Nona maaf menganggu kita harus pulang” katanya

Aku membuat espresi kesal “ Maaf tunanganku... aku harus pulang dulu” aku cemberut “ tapi jangan khuwatir besok aku akan membantumu lagi “ Lanjutku sambil berlahan meninggalkan pemuda yang sedang menatapku tajam.

Kemudian aku tersenyum kepada pak supir “ Pak sebelum pulang kita mampir dulu ke toko buku ya”. Sudah jadi kebiasaanku untuk membaca buku, novel, komik saat sedang dalam waktu luang. Lagi pula jadwalku hanya sekolah dan les saja. Di rumah juga hanya aku, bibi, pak satpan dan pak mamat sopir saja. Ayah masih di luar negeri dan ibu Melisa sudah meninggal saat Melisa umur 8 tahun. Melisa benar-benar anak yang kesepian maklum kalau ia begitu mengingginkan kasih sayang sungguh miris hidupmu.

“ Iya non” kata pak mamat patuh.

**

Sampainya rumah, aku disambut oleh sesosok pria paruh baya namun masih tetap tampan. “ Bagaimana sekolahmu?” tanyanya lembut.

“ Seperti biasa ayah” kataku sambil berjalan menghampiri beliau. Memberi salam secara singkat dan memeluknya serta membisikan “aku bahagia ayah datang aku sangat merindukan ayah”. Setelah mengatakan itu beliau memeluku lebih erat. Aku mendokrakkan kepalaku untuk melihat wajahnya. Mata ayah Melisa tampak berkaca-kaca, kasihan sekali dia.

“ Ayah...ayo makan aku sudah lapar” kataku sambil mengusap perutku.

Ayah Melisa tertawa kecil “Baiklah putriku” tangannya yang besar mengandengku ke meja makan. Setelah makan malam bersama ayah. Aku memutuskan ke kamar sedangkan ayah ada panggilan

yang entah dari siapa dan akupun tak peduli.

“Hah... tidak ada yang menarik”. Aku membolak-balikan halaman buku yang baruku beli. Aku melihat-lihat buku yang telah kubaca semuanya rata-rata buku pelajaran dan buku novel 'apa mungkin besok aku beli komik ya?' Pikirku. Rasa ngantuk tiba-tiba datang tanpa diundang. Aku membaringkan tubuhku menarik selimut memejamkan mata “Tuhan semoga besok menjadi hari yang menyenangkan” doaku.

***

Terpopuler

Comments

Sri Rahayu

Sri Rahayu

seruuu.....

2022-08-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!