Cinta Suci Raina
Raina Pov
Namaku Aisyah Raina Abdullah. Putri bungsu dari dua bersaudara. Aku adalah seorang gadis yang memiliki kepribadian tertutup. Aku lebih suka menghabiskan waktu untuk membaca ataupun mengahafal dan bermuraja’ah di kamar pribadiku.
Sejak kecil, Abi dan Umi selalu mengajarkanku untuk lebih mengutamakan akhirat ketimbang duniawi.
Abi selalu bilang padaku, “Kamu boleh bekerja keras di dunia, hanya jika tujuanmu akhirat. Dan jangan pernah letakkan dunia di hatimu, tapi letakkanlah dunia dalam genggamanmu.”
Dari perkataan Abi, aku selalu belajar untuk tidak terlalu memperdulikan apapun itu. Misalnya, banyak orang yang menghina proses perbaikan diri kita, namun kita tidak boleh berlarut akan hal itu.
Kita tidak boleh galau, menangis dan lebih ekstrimnya putus asa karena manusia. Yang jelas-jelas, mereka hanya ingin kita terpuruk dan gagal dalam proses yang kita tempuh.
Toh yang tahu tentang kita dan perubahan kita adalah diri kita sendiri dan juga Allah. Maka dari itu, aku memutuskan menjadi wanita yang teguh memegang prinsip dan tidak perduli dengan suara bising orang-orang yang tak menyukai diriku, penampilanku dan juga prisip-prinsip hidupku.
Sedangkan Umi, ia selalu mengajarkanku akan pentingnya menjaga marwah pribadiku dan juga keluargaku.
Umi juga merupakan inspirasiku dalam segala hal, Umi selalu mengatakan, “Suatu hari nanti kamu harus berjuang sendiri, tanpa Abi, Umi juga mas Arkan. Dan kamu juga harus menjaga dirimu sendiri. Maka dari itu, kamu harus menjaga dirimu dari penampilanmu agar tak menarik perhatian kaum adam. Tahu tidak? Kaum adam itu adalah makhluk sempurna yang Allah siapkan untuk menjaga kita. Jadi, jika kita ingin mendapatkan seseorang yang terjaga, maka kita harus menjaga, sampai nanti Allah pertemukan kita dengan kekasih yang siap menjaga kita.”
Dengan perkataan Umi aku jadi sadar, bahwa kita sebagai wanita juga tidak boleh lemah, kita harus tangguh.
Dan sejak kecil, Abi juga selalu melatihku dan mas Arkan untuk bela diri serta memanah. Karena sebagai wanita juga menjaga diri itu harus, terlebih jika nanti ada seseorang yang berniat buruk pada kita.
Selanjutnya ada Masku, namanya Muhammad Arkan Abdullah, ia akrab disapa Arkan. Sifat dan sikap tegas serta penyayang Abi agaknya sangat dominan dalam diri masku ini.
Aku bahkan selama ini tak pernah berpisah darinya, ia adalah sosok heroku dalam menghadapi setiap pandangan miring orang tentang diriku. Namun, sejak empat tahun terakhir ini mas Arkan belum pernah pulang, karena ia sedang menempuh pendidikan di Kairo, Mesir.
Nah.. mereka adalah alasanku untuk tetap berdiri tegap dan tetap tegar. Serta, mereka adalah orang pertama yang tak pernah menanyakan padaku apa alasanku mengenakan ini ‘cadar’.
Ya.. sejak aku tahu batasan-batasan dalam kehidupan dan juga apa yang boleh dan tidak boleh kulakukan. Aku memutuskan untuk mengenakan cadar sebagai tameng dalam hidupku. Setidaknya ini akan membantuku dalam menjaga prinsip-prinsip hidupku.
Saat ini, aku baru saja menyelesaikan studyku di tingkat SMA. Alhamdulillah, walaupun Abi adalah seorang Ustadz pemilik pesantren, Abi membolehkanku untuk menempuh jenjang pendidikan di luar pesantren. Aku berhasil menempuh pendidikan di salah satu SMAN di daerah kami.
Kini, aku sedang dan akan memulai perjuangan baruku, tentu dengan lingkungan dan orang-orang yang baru. Ya.. aku memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu kampus di Jakarta.
...*****...
Pagi ini pukul 07.30 WIB, aku berjalan sedikit cepat dan aku harus segera tiba di lapangan, karena acara untuk mahasiswa/mahasiswi baru akan dimulai pukul 09.00 WIB nanti. Namun, ada kejadian kecil yang aku alami di hari pertamaku ini.
“Astaghfirullah..” kataku terkejut karena tak sengaja ada sosok tinggi yang menabrak tasku, yang membuatku terjatuh serta lututku juga sempat terpentuk sebuah batu.
Namun, respon yang pria itu berikan sedikit membuatku heran. Karena dengan mata tajam setajam elang, ia melihatku dengan penuh keangkuhan.
Tidak ada kata maaf sedikitpun yang terucap dari pria itu, ia malah langsung beranjak pergi, dan seolah-olah ia tidak menabrak seseorang.
Tapi aku juga paham, mengapa ia melakukan hal itu. Mungkin ia heran dengan penampilanku yang tidak seperti kebanyakan mahasiswi disini.
Aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya atau memintanya untuk meminta maaf karena telah menabrakku.
Kemudian Sindi sahabatku yang melihatku terjatuh, segera ia membantuku, karena insiden tabrakanku tadi.
“Kamu nggak papa Raina?” tanyanya sedikit khawatir padaku.
Sindi adalah sahabat serta saudara perempuan bagi ku. Selama tiga tahun ini, dialah yang selalu mendukungku ketika menghadapi pandangan aneh orang mengenai penampilanku di SMA dulu.
Dia bagaikan panglima yang siap menjaga, dan membelaku dalam menghadapi semua tantangan itu. Aku beruntung memilikinya sebagai sahabatku, dan dia lah pengganti selama mas Arkan tidak berada di sampingku selama ini.
“Nggak.. nggak papa kok. Lututku sedikit lecet kayaknya,” kataku sambil meringis kesakitan di balik niqab yang ku kenakan.
“Ya udah.. aku bantu jalan ya,” ucap Sindi sambil merangkul pundakku untuk membantuku berjalan, yang ku jawab dengan anggukan pelan.
...*****...
Aku yang berjalan sedikit pincang, kemudian terhenti karena melihat sosok yang menabrakku tadi, sedang duduk manis diatas motor gede miliknya.
Mata dan senyumannya tampak penuh luka dan kesedihan bukan bahagia. Aku mampu membacanya hanya dari sorotan mata yang ia tampakkan.
“Kamu nggak usah berurusan sama dia deh ya," kata Sindi memperingatkanku. Sindi agaknya cukup paham apa yang sedang ada didalam pikiranku.
“Kenapa?” tanyaku singkat.
“Namanya Fajar. Bisa dibilang dia itu es berjalan. Arrogant dan sedikit kasar. Memang sih, banyak cewek yang mengagumi sosoknya. Tapi, dia itu gak layak dikagumi, karena sifat dan sikapnya. Tampangnya aja yang keren, moralnya nol. Dia itu kapten di salah satu kumpulan moge gitu. Dia juga playboy, kata temenku, dia itu banyak pacarnya. Mungkin setiap semester atau maba pasti kecantol sama dia,” jelas Sindi padaku, yang kujawab dengan ber-oh ria dan anggukan.
Aku tak ingin memperdulikan ataupun memikirkan apapun tentang pria itu. Kemudian aku dan Sindi melanjutkan perjalanan kami menuju lapangan.
Bersambung...
...-----♡●♡-----...
Alhamdulillah, ini adalah cerita pertama ana..
semoga teman-teman semakin penasaran ya😁
yuk support author dengan like, komen, rate dan juga votenya🤗
Jazakumullah Khairan 💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dandelion
wah, penasaran😍
2023-08-14
0
Mega
siap ikuti mu author...
coba ku hayati kisahnya...
2020-12-27
1
𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊
mulai baca
ngebut maraton semoga selesai hari ini
2020-12-24
1