"Apa kau jichen?" tanya Albert saat berada di tempat latihan.
Jichen yang melihat wajah mereka begitu asing hanya mengerutkan keningnya "Apa aku mengenal mu?"
"Cihh. Apa kau adik angkatnya junjungan kami?"
"Mmm ya benar, aku jichen adik angkatnya jiejie Zhu" ucap jichen sambil menundukkan kepalanya.
"Hhhh... Kami tangan kanannya yang mulia zhu," ucap Maxi
"Kami juga kesayangan nya yang mulia" tambah Momo
"Kami di sini untuk melatih mu "
Jichen yang mendengar itu terbelalak kaget, segitu sayang nya kah Zhu kepadanya? sampai sampai dia harus di latih pribadi oleh tangan kanannya sendiri.
"Apa tak apa?" tanya jichen hati hati.
"Tidak. Kami akan melakukan apapun jika itu titah dari yang mulia termasuk mengajari mu secara pribadi" tegas Maxi dengan nada yang datar.
Bukannya tidak mau jichen di latih oleh mereka, tetapi jichen sedikit takut dengan tatapan mereka bertiga "Baiklah, bagaimana cara aku memanggil kalian?"
"Kau bisa menyebutku Momo, dia Albert dan itu Maxi" terang Momo.
"Baiklah"
An Ming sedari tadi hanya diam melihat obrolan mereka yang mulia memang baik! sampai sampai untuk melatih nya pun harus orang orang khusus. apalah aku ini yang hanya biji kentang T_T
***
"Apa kau senang berada disini?" tanya tianzy kepada Zhu.
Zhu yang sedang asik melihat lihat pun menatap tianzy yang tengah memandang nya "Ya aku begitu senang, terimakasih banyak"
"Syukurlah kalo kamu senang"
Mereka berkeliling untuk melihat lihat suasana istana ini, luas nya 10 X lipat di bandingkan dengan istana nya Zhu. Aku kira istana ku yang paling besar:( ternyata benar, di atas langit masih ada langit.
Mereka berhenti di tepi danau yang sangat indah, Zhu berbinar melihat nya. ini sangat sangat indah, andaikan saja di dunia ku dulu terdapat danau seperti ini mungkin aku bisa menjadikan tempat spesial.
"Tian, aku pergi sebentar untuk mengambil sesuatu, kamu jangan kemana-mana tetap disini" ucap Zhu sambil menghilang.
Tianzy hanya bisa menggelengkan kepalanya baru beberapa detik Zhu sudah kembali lagi dengan alat yang begitu aneh menurut tianzy.
"Apakah itu makanan?" tanya tianzy dengan polos. Zhu yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak makanan palamu!
"Ini namanya kamera, alat ini untuk menangkap gambar dengan jelas. ayo kita coba" ucap Zhu antusias.
Zhu menarik tianzy agar berada di dekatnya, Zhu meletakkan kamera di atas angin dengan kekuatan nya agar dapat mengambil gambar dengan bagus.
Pose mereka sangat lah romantis, tianzy hanya bisa menuruti tingkah laku Zhu saat ini.
"apakah sudah selesai?"
"Sudah, ayo kita lihat hasilnya" Dengan cepat Zhu mengambil kamera nya dan melihat lihat hasilnya.
"Wawww ini sangat indah" ucap Zhu berbinar saat hasil gambar keluar. Tianzy pun penasaran dengan alat aneh itu yang mengeluarkan kertas.
Tianzy terbelalak kaget melihat hasilnya "Ini? apakah ini semacam sihir?" tanya tianzy penasaran.
"Hahaa bukan, ini alat dari jaman ku dulu"
"Apakah kita bisa mengambil gambar lagi zhu'er?" tanya tianzy dengan maksud tertentu.
"Ayo kita lakukan lagi" ucap Zhu semangat tanpa tahu maksud tianzy.
Saat Zhu hendak berpose, Tianzy menarik cadar Zhu hingga lepas dan mencium nya dengan lembut. Zhu hanya terdiam untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
Akhirnya Zhu sadar dan melingkarkan tangannya di leher tianzy agar lebih nyaman. Setelah beberapa saat mereka pun melepaskan ciumannya dan menatap satu sama lain.
"Kau sungguh cantik sayang, Aku akan secepatnya mengikat mu di sangkar emas ku nanti"
Zhu yang tadinya diam pun melotot menatap tianzy dengan sorot mata yang jengkel. "Kau... dasar mesum!"
***
"Ibu Zhu harus pergi sekarang, masih banyak hal yang harus Zhu urus"
"Apakah kamu tidak mau menginap nak?" tanya raja ley.
"Benar, apa kau tidak menyukai berada di sini sayang?"
"Ahh tidak ayah ibu, Zhu sangat lah senang berada di sini. tapi untuk saat ini Zhu masih ada urusan yang harus Zhu selesaikan"
"Benar ayah ibu, nanti zy'er akan mengajak Zhu kembali"
"Baiklah, kami sangat menyayangi mu zhu'er. cepatlah kembali"
"Baik ibu"
Akhirnya Zhu dan tianzy kembali ke istana neraka, Zhu ingin melihat pelatihan yang di lakukan ketika hewannya terhadap jichen.
Zhu dan tianzy muncul di samping mereka, Zhu bisa melihat wajah lelah jichen. "Cukup"
Mereka yang tengah asik berlatih langsung menunduk hormat. "Hormat kami yang mulia"
"Hormat kami yang mulia lord" Saat Albert Momo dan Maxi menyapa tianzy, jichen diam saja karena dia tidak tahu siapa laki laki yang berada di dekat jiejie nya itu. Jichen berkedip beberapa kali untuk memastikan kesadaran nya, yang mulia lord? bukankah dia....
Zhu Hanya mengangguk "Apa kau lelah chen'er?" tanya Zhu lembut. Jichen yang mendapat perhatian khusus dari Zhu pun tak ingin mengecewakan nya.
"Tidak jiejie, Chen sangat senang" ucap nya dengan mata yang penuh binar.
"Tak usah menutupi nya dari jiejie, kalau sudah tak sanggup berlatih beristirahat lah jangan terlalu lelah"
"Baik lah jiejie, Chen sebenarnya lelah tapi Chen tidak mau mengecewakan jiejie"
"Bagus, apakah mereka melatih mu dengan baik?" tanya Zhu memastikan.
Momo Albert dan Maxi yang mendengar itu mendadak pucat, apakah ini akhir hidupnya?
"Ahh tidak jiejie, mereka sangat lah baik melatih ku" perkataan jichen membuat ketiga hewan itu menghela nafas berat.
"Benarkah?" Ucap Zhu tersenyum smirk, Zhu tahu bagaimana watak mereka bertiga jadi perkataan jichen hanyalah omong kosong.
"Ya..Ng..mu..Lia...ka..."
"Lakukan hukuman kalian! sekarang!" ucap Zhu dingin.
Mereka ingin rasanya menangis darah, kenapa tuannya begitu kejamT_T.
"Baik yang mulia" Akhirnya mereka bertiga menjalankan hukuman di dalam dimensi.
"Apa kau lapar jichen?" tanya Zhu
Jichen hanya mengangguk dengan cepat "Chen laparr jiejie"
"Baiklah mari kita makan" sebelum mereka melangkah, jichen menarik tangan Zhu untuk membisikan sesuatu.
"Jiejie, apakah dia suami jiejie?" bisik jichen tapi masih terdengar oleh tianzy. Zhu merasa geli dengan tingkah laku jichen ini.
"Menurut mu?" balik tanya Zhu.
"Ya, dia sangat tampan dan terlihat kuat. sangat cocok dengan jiejie, tapi jika dia jahat maka itu tidak cocok untuk menjadi suami jiejie" bisik jichen lagi.
"Kenapa tidak cocok?"
"Karena jiejie sangat lah cantik dan baik maka suami jiejie pun harus baik" ucap jichen polos.
"Apakah aku terlihat jahat adik kecil?" Tanya tianzy tiba tiba.
"Ya, kau terlihat jahat." ucap jichen tanpa sadar.
"APA?" ucap tianzy tak terima. jichen yang mendengar itu sontak bersembunyi di belakang Zhu.
"Hahahaha, kau benar chen'er. dia sangatlah jahat! hahahaha" tawa Zhu menggema di ruang latihan.
Tianzy yang mendengar tawa Zhu pun cemberut, Zhu yang melihat ekspresi wajah tianzy pun tawa nya semakin menjadi jadi, baginya tianzy adalah sumber kebahagiaan nya.
"Berhentilah tertawa zhu'er" ucap tianzy masih dalam mode merajuk.
"Hahaa baik lah baik lah... kau begitu menggemaskan sayang" ucap Zhu tanpa sadar mengucapkan kata sayang.
Tianzy merasa berbunga bunga saat Zhu memanggil nya sayang, dengan cepat dia menarik Zhu kedalam pelukannya.
"Kau adik kecil! silahkan pergi makan terlebih dahulu jiejie mu ada urusan dengan ku" ucap tianzy memerintah.
jichen yang mendengar itu pun langsung lari terbirit-birit meninggalkan mereka berdua.
Tianzy membawa Zhu ke dalam kamar nya, dan langsung memeluk nya.
"Kau menggoda ku eohh?" tanya tianzy sambil mencium pipi Zhu dengan gemas.
"Hahaa tidak siapa yang menggoda mu hahaa" tawa Zhu masih menggelegar. Tianzy semakin gemas dengan Zhu dengan segera dia melepaskan cadar Zhu dan melemparkannya di ranjang.
Zhu pun terdiam sejenak, belum sempat dia berontak tianzy sudah berada di atas nya dengan senyuman yang aneh!
Zhu hanya menelan ludah kasar, apakah dia membuat kesalahan? "Apa.. yang kau lakukan. cepatlah menyingkir."
"Menyingkir? tak semudah itu sayang" ucap tianzy sambil menggigit telinga Zhu.
Zhu yang merasakan itu menjadi gugup dan berkeringat dingin "Tian..."
"Panggil aku sayang mulai sekarang. jika tidak aku akan melakukan sesuatu yang mungkin dapat membuat mu terbang ke surga"dengan sengaja tianzy menjilati kuping Zhu.
"Ahhhh baiklah sayang... tolong lepaskan aku" ucap Zhu manja. Tianzy yang mendengar itu tersenyum lebar dan mengecup kening Zhu dengan cepat.
Di satu sisi, terlihat tiga hewan yang berbentuk manusia tengah meratapi nasibnya yang sial ini.
"Kenapa aku harus melakukan hal bodoh ini! lihat lah alat apa ini? memiliki rambut dan gagang!"
"Kau masih mending, coba lihat ini? kain apa ini? kenapa juga harus sering di celupkan ke dalam wadah seperti gelas besar itu?"
"Hey apa kalian lihat alat ini? ini bisa bergerak sendiri" ucap Momo heboh.
"Cepat lah jangan banyak bicara! kita harus segera membersihkan ruangan ini" bentak Albert yang melihat kedua temannya sedang bergosip tidak jelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Kiss me💋
👍
2022-08-21
0
alvyn
sabar ya ming
2022-05-10
0
yudi
❤️🌹❤️🌹❤️🌹
2022-05-01
0