Sore itu di sebuah rumah besar yang seperti tidak berpenghuni tampak seseorang yag sedang meluapkan kekesalannya pada beberapa orang wanita dan pria berseragam yang tak lain adalah asisten rumah pria itu sendiri.
"Hei kau! Ya,kau apa sebenarnya pekerjaanmu di rumah ini? Bukankah aku telah menggajimu tapi kenapa kamar dan rumah ini masih sangat berantakan? Hah?! Dan kau mengapa selalu saja tidak pernah menyiapkan makanan kesukaanku? Mulai besok semua harus seperti yang aku inginkan! Tidak ada alasan ataupun apapun! Ingatlah jika tidak aku akan sesegera mungkin memecat kalian dan tidak ada yg akan menerima kalian bekerja! Kalian Paham?!" ancamnya pada para asisten rumahnya.
Slaven Adeva Rafandi ya itulah nama pria tersebut atau lebih dikenal dengan panggilan Deva. Dia adalah seorang pengusaha sukses yang terbilang masih sangat muda di usianya yang baru menginjak 29 tahun. Dia terkenal dengan kecerdasannya sehingga banyak orang yang mengaguminya apalagi kalangan wanita begitu banyak yang tergila-gila padanya bahkan sampai ada yg rela ingin menjual harga dirinya demi bertemu Deva. Akan tetapi Deva sendiri tidak tersentuh sedikitpun,dia adalah pria yang dingin kepada wanita tak terkecuali ibu dan saudari-saudarinya sendiri.
Setelah puas memarahi semua asisten rumahnya deva pun berlalu ke lantai atas dimana itu adalah letak ruang kerjanya diapun duduk di kursi kerjanya dengan menyenderkan kepalanya ke kursinya tersebut sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tak lama Deva pun duduk tegak dan berdiri lalu berjalan ke arah jendela ruang kerjanya dan menatap keluar jendela tersebut dengan tatapan dingin.
Tak lama kemudian dia merasakan ponselnya bergetar dan berdering menandakan ada telepon,iapun segera mengangkatnya "Hallo,bagus! Baiklah. terus awasi dia dan cari tau semua tentang dia!" Singkatnya. Telepon pun terputus dan wajah yg semula datar pun tersenyum dengan senyuman yang menyiratkan sebuah kelicikan.
tak lama ponselnya bergetar kembali dengan getaran pendek yang menandakan sebuah pesan masuk
Aisha satiya hasan
25 tahun
keluarganya keluarga yg lumayan terpandang tapi tetap sederhana
nomor ponsel 087xxxxxxxxxx
Setelah menerima pesan tersebut Deva kembali tersenyum akan tetapi dengan senyuman yg berbeda yang menyiratkan bahagia. Tanpa sadar ia pun bergumam sendiri,"Akhirnya aku menemukannya juga semoga kamu bisa membantuku dengan tulus"
Tak lama pintu ruang kerjanyapun diketuk seseorang. tok tok tok. "Siapa?" tanya Deva.
Orang di balik pintu tersebut pun menjawab"tuan muda ini bi Asih. Pak Aryan menunggu anda dibawah dia bilang ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan anda! apakah anda sibuk? jika anda sibuk saya akan menyuruhnya untuk pulang dulu?"
"Tidak usah bi! Sayaa akan segera turun untuk menemuinya. Tolong bi asih siapkan minum untuk tamu itu!" Perintahnya dengan nada lembut karena bi asih adalah asisten kepercayaannya yang sudah ada bersamanya sejak ia masih kecil.
"Baiklah" Patuh bi Asih.
Deva pun segera memperbaiki penampilannya dan turun ke bawah untuk menemui tamunya tersebut. tanpa berlama-lama Deva pun menanyakan maksud kedatangan tamunya yang bernama Aryan tersebut.
"Oh pak Aryan ada kepentingan apa anda datang kemari? Mari kita berbicara di ruangan kerjaku saja!" Ajak deva pada Aryan.
"Tidak,pak,aku hanya ingin bicara sebentar saja mengenai kerja sama kita" Jawab Aryan.
"Baiklah" sahut Deva. Sebelum mereka memulai pembicaraan bi Asih pun datang membawa minum untuk Aryan dan Deva setelah bi Asih pergi pembicaraan pun dimulai. Mereka berbicara dengan raut wajah yang sangat serius namun tak berapa lama pembicaraanpun berakhir dan keduanya saling menjabat tangan. Aryan pun berlalu pulang.
Deva sendiri kembali berlalu ke lantai atas namun kali ini tujuannya adalah ke kamarnya. Sebelum ke kamarnya Deva pergi ke dapur dimana disana ada bi Asih yang sedang sibuk memotong sayuran untuk dimasak makan malam nanti. Deva pun mulai berbicara "Bi tolong makanan saya nanti di antar ke kamar saja! saya akan makan di kamar!"
"Baik tuan" patuh bi Asih.
Di kamar Deva sedang sibuk melihat layar laptop kerjanya sambil sesekali wajahnya menyiratkan raut wajah yg tidak suka. Dia pun bergumam sendiri"bagaimana bisa aku tidak fokus hanya karena seorang wanita mungil yang telah merusak jam tangan mahal kesukaanku? Bagaimana bisa aku merusak pekerjaanku hanya karena dia? Ah sudahlah lebih baik tidak usah dipikirkan"
Tak lama kemudian suara pintu diketuk dan masuklah bi Asih membawa nampan berisi makanan untuk Deva.
"Silahkan tuan muda makanannya." Kata bi Asih sambil menundukkan kepalanya dan menyajikan makanan yang dibawanya.
"Baik bi terima kasih banyak" kata deva.
Deva pun mulai makan makanan yang di bawa bi Asih dengan lahap. Setelah selesai makan Deva kembali memanggil asisten rumahnya yang lain untuk mengambil nampan bekas makanannya sambil berkata,"Hei kau bilang pada semua asisten rumah disini untuk tidak mempersilahkan siapapun masuk jika tanpa izin dariku dan ya aku ingin beristirahat jadi jangan ada satupun yang mengetuk pintu kamarku!"
Pelayan itupun hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya sambil berlalu. Setelah pelayan itu pergi Deva mengunci pintu kamarnya dan mencoba merebahkan diri lalu perlahan-lahan mulai menutup matanya.
Akhirnya diapun tertidur lelap. beberapa lama kemudian tidurnya nampak gelisah dan mengigau seperti mengingat sesuatu yang sudah lama terlupakan. "Jangan! Jangan pergi Sha! Aku sendirian disini! Kau jangan pergi, jika kau pergi aku tidak punya teman lagi! Aku mencintaimu! Sha aku yakin kita pasti suatu saat bertemu lagi dan kita pasti akan bersama selamanya! Shaaaaaa......" Teriaknya.
Deva terbangun dengan wajah sedih dan murung lalu membuka laci mejanya dan mengambil sebuah foto anak perempuan lalu deva mengelus-elus foto itu sambil bergumam "Sha sudah 17 tahun kita berpisah tapi kenapa pada saat kita bertemu kembali kau malah tidak mengingatku? apa yang terjadi padamu? Sha aku selalu merindukanmu dan mencintaimu sampai saat ini! Aku yakin kita akan bersama! Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkanmu!"
Tanpa Deva sadari air matanya menetes. Ia pun memasukan lagi foto itu kedalam laci mejanya.
Ya,gadis kecil di foto itulah yang telah membuat Deva menjadi dingin kepada para wanita. Bahkan bukan hanya wanita tapi diapun tidak pernah bergaul selayaknya laki-laki di luar sana.
Dia hanya terfokus pada pekerjaannya dan perusahaannya saja sampai perusahaannya menjadi sebesar dan seterkenal itu. Bagi Deva gadis kecil itulah yang hanya akan mendapatkannya dan ia rela berkorban apapun demi gadis itu sekalipun hidupnya yang harus ia korbankan.
Deva pun kembali membuka laci dan mengeluarkan secari kertas dan pulpen lalu menulis sebuah nama di kertas itu. Nama gadis kecil yang begitu dicintainya. Cinta di masa kecilnya. Aisha Satiya Hasan.
Bantu vote ya biar bisa daftarin novel kontrak nih!🤚🏻👌🏻**😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
yutantia 10
like
2021-01-16
0
pinnacullata pinna
haduh aku baca sampe hampir gosong goreng bawang 🤣
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang Indah 🙏
2021-01-04
1
Rafi Junior
like
2020-11-02
1