Disebuah rumah kecil yang agak sedikit jauh dari pemukiman penduduk. Tepatnya di kaki bukit kecil, lurus dengan jalan utama desa.
Plang bertuliskan 'rumah pengobatan' sudah menjadi tidak asing lagi bagi para penduduk disekitar. Rumah yang sangat sederhana dengan ramuan obat yang ditanam disekitar rumah dengan sengaja oleh pemiliknya.
Didalamnya terdapat meja bundar setinggi pusar berukir bunga yang rumit. beserta dinding yang beraksen kayu-kayu kecil dengan tirai jendela yang dilukis corak bunga sakura. Menambah kesan ketenangan dalam rumah tersebut.
Dan untuk kali ini berbeda . Ruang tersebut tidak dapat menenangkan kedua pria yang terlihat begitu cemas satu sama lain.
Raut serius yang ditampakkan oleh keduanya seperti tak mendapat hasil dalam pemikiran masing masing.
"Bagaimana kabar tetua desa saat ini?" Tanya seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam. Sambil membawa beberapa minuman untuk memecahkan ketegangan diantara kedua pria tersebut.
"Baik, sangat baik nyonya Hana" seru tetua desa kepada Hana-wanita yang masih nampak cantik meskipun usianya telah memasuki angka Kepala tiga .Ia menyuguhkan tetua desa teh hijau agar pembicaraan lebih tenang.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi tetua desa?" Tanya hana secara langsung kepada tetua desa. Ia sangat paham akan masalah tetua desa yang selalu dihadapi .
Pasalnya tetua desa akan selalu meminta saran akan masalah desa yang tidak bisa ia pecahkan kepada ia dan Han-adik iparnya.
Seperti bagaimana caranya ia meminta pajak desa dari warga yang tidak berkecukupan tanpa melukai hati mereka, membagi saluran irigasi secara adil kepada warga, memberi hukuman bagi warganya yang berbuat jahat dan lain-lain. Tetua pasti akan datang padanya.
"Tetua desa datang kesini untuk memberitahu bahwa kerajaan telah mengeluarkan dekritnya. Mereka menyuruh seluruh desa dibawah wilayah Kerajaan untuk mengirim segera seorang gadis berusia 17 tahun ke istana". Terang han yang terdiam sejak tadi.
"Lalu apa masalahnya Han? Bukankah desa selama ini selalu menyanggupinya dan tepat waktu?" Tanya hana bingung. Pasalnya desa nil selalu tidak pernah absen untuk mengirim seorang gadis setiap 3 tahun sekali untuk dijadikan seorang pelayan di kerajaan.
"Nyonya Hana benar. desa nil selalu menyanggupinya. Namun berbeda dengan tahun ini" tetua desa mengerutkan dahinya . Menambah lipatan wajah tuanya semakin dalam.
"Ada apa dengan tahun ini?"bingung hana.
"Kakak ipar , gadis didesa nil untuk tahun ini tidak ada yang memenuhi syarat. Umur mereka tidak ada yang berusia 17 tahun . Jika kita mengirim mereka yang tidak memenuhi syarat. Aku takut suatu saat kita dihukum karena melanggar persyaratan". Terang han membuat hana ikut gelisah.
Aturan kerajaan Tin beberapa tahun belakang ini berubah. semenjak pengangkatan Kaisar mereka yang baru. Membuat dekrit bahwa setiap 3 tahun sekali. dari berbagai desa dibawah wilayah kekuasaan kerajaan Tin harus mengirim seorang gadis kekerajaan untuk mengabdi dikerajaan sebagai pelayan. jika aturan dilanggar maka mereka setidaknya harus membayar umpeti kekerajaan sebagai gantinya sebesar 10.000 koin mas. Jika tidak, maka desa tersebut sama saja tidak akan mendapatkan perlindungan dan keamanan kerajaan dari musuh atau pun hal lainnya.
...'***************...
Tanpa mereka sadari seseorang telah mendengar pembicaraan mereka dari balik ruangan tersebut. Ia sangat mengerti akan keadaan tetua desa saat ini.
Desa nil tidak akan sanggup membayar umpetinya karena itu tidak memungkinkan. Mengingat bahwa warga didesa nil tergolong orang yang serba kekurangan. Dan begitu pun dari golongan tengah seperti pedagang, ataupun saudagar kaya bisa dihitung dengan jari . 'Apa ini saatnya aku membantu meringankan beban desa ini?' Batinnya.
"Ryeon apakah kau disana ? Masuklah!" Seru Han - paman Ryeon sekaligus adik ipar hana - ibu Ryeon. Ia sangat peka dengan kehadiran seseorang.
Ryeon terlihat gugup karena sudah tertangkap basah menguping pembicaraan orang lain. Akhirnya ia memasuki ruangan tersebut Memberi hormat pada tetua desa, ibu dan pamannya.
Tetua desa membalasnya dengan senyuman.
"senang Bisa bertemu dengan Tetua desa" dengan canggungnya Ryeon menyapa.
"Kau Begitu baik dan tampan Ryeon. Cucuku tidak salah memilih mu" Balas sang tetua Desa tanpa tau mimik Paman Han dan nyonya Han telah menegang ditempatnya.
" Baiklah, tetua desa ini pamit pulang. Aku harap nyonya hana dan tabib han bisa membantuku segera menyelesaikan masalah ini". Tetua desa bangkit dari duduknya dan langsung membungkukkan badan-tanda salam hormat undur diri. Begitu juga dengan hana, han dan Ryeon ia segera membungkuk membalas hormat tetua desa.
Tidak berselang lama dari kepergian desa.
Hana tersenyum mendekati ryeon anaknya, Harapan satu satunya untuk ia terus hidup.
"Apa yang kau bawa? Dan mengapa bajumu kotor sekali ryeon? Ibu sudah mengatakan nya berulang kali agar Jangan keluar terlalu jauh dari desa".
Niat Hana ingin memperingati ryeon dengan benar tetapi ryeon menanggapi nya dengan perkataan lain diluar perkiraan nya.
"Ibu izinkan aku menggantikan gadis desa untuk dekrit kerajaan" tukas ryeon menatap ibunya dengan raut bersalah.
Uhuk
Paman Han tersedak mendengar penuturan ryeon sedangkan nyonya Hana langsung menatap ryeon meminta penjelasan.
" Ap-apa maksudmu ryeon?" Nyonya Hana cemas menunggu perkataan ryeon selanjutnya. Ia ingin perkataan Ryeon hanya halusi semata.
"Ibu izinkan aku menjadi utusan Desa Nil"
Ryeon telah memantapkan niatnya . Hanya ini satu satunya cara untuk menyelamatkan Desa dari tagihan umpeti yang nilainya selangit. Dan agar Desa Nil tetap aman terlindung dibawah Wilayah Kerajaan kekaisaranTin.
"Ryeon" lirih nyonya Hana menyebut nama anaknya. Tanpa tau air matanya telah mengalir ntah sejak kapan. Luka itu kembali lagi ketika orang tercinta nya mengucapkan ingin meninggalkan nya Kembali.
Ryeon merasa bersalah Tanpa tau apa sebab ibunya menangis tiba tiba.
"ibu maafkan ryeon" lirih ryeon meminta maaf.
tetapi ibunya semakin bertambah sedih. Nyonya Hana segera berlalu menuju kamarnya karna Jawaban ryeon yang tetap sama.
melihat kepergian ibunya, ryeon terlihat bersalah . ia ingin sekali mengejar ibunya. namun paman Han menghentikan tindakannya.
" Ibumu butuh waktu, kemarilah. mari duduk dan kita bicarakan secara baik-baik" perintah paman Han kearah ryeon.
untuk beberapa saat ruangan itu berada dalam keheningan. sampai sang paman menanyakan sesuatu bukan dalam perkiraan Ryeon.
" Kau baru saja bertarung dengan siapa ryeon?" Ucap Paman Han tegas . melihat ryeon dengan mata menelisik mencari kebenaran.
" em. Ak- aku hanya membantu seorang pemburu menangkap Hewan Buruannya paman. itu - hewan buruan nya sangat liar sehingga aku sedikit bertarung dengan hewan itu, ya seperti itu" Ryeon tertawa Canggung.
" Lalu, Darah manusia yang sedang apa hingga memuncratkan darahnya ke bajumu?"
Mata ryeon langsung terbelalak dengan lebar.
pamannya sangat Pandai untuk meneliti sesuatu sekecil apapun. walaupun itu hanya setitik darah yang telah bercampur dengan warna bajunya yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Oi Min
apa ini Ryeon palsu?? bukankah klo Ryeon itu dulu sdah 8 taon tbh sekarang 17 taon kan Ryeon pasti sdah jdi pemuda tampan kan?? umurnya 25 taon. jd kmb Ryeon yg gedhe??
2025-02-06
0
Murni Murniati
bknnya ryeon itu putra jendral,n yg cwe adknya, apa dia nyamar jd kakaknya
2024-09-06
0
Iluhwid Ajha
ini si cewek kayaknya nyamar pake nama kakaknya,, secara kalo ngak salah,ryeon itu cowok ,anak pertamA panglima han😅
2023-08-24
1