Suasana di rumah itu menjadi sangat hening karena memang tidak ada siapa-siapa selain Alia. Hawa dingin mulai menyelimuti tubuh Alia yang masih terdiam kaku dan belum bisa melangkahkan kakinya karena masih terkejut.
...Di balik mata INDIGO season 2...
...BAB 2 kekhawatiran...
Setelah melihat bangkai cicak itu, Alia langsung berlari masuk ke dalam dan meninggalkan bangkai itu tergeletak di lantai depan pintu kamar mandi tanpa menyingkirkannya.
Tangan dan kaki Alia masih gemetaran, jantungnya juga berdebar dengan sangat cepat, pikirannya masih terngiang-ngiang dengan kondisi cicak tadi.
Perasaannya menjadi tidak enak karena dirinya telah membunuh seekor cicak dalam keadaannya yang sedang hamil.
Menurut kepercayaan Jawa, perempuan yang sedang hamil tidak boleh membunuh binatang apapun karena itu akan berdampak buruk terhadap calon bayinya nanti. Bagi Alia mungkin itu hanyalah mitos belaka, namun bagi Bu Mia yang masih percaya dengan adat kejawen, hal itu sangatlah penting dan harus selalu di perhatikan. Bu Mia bahkan sudah mewanti-wanti Alia dan juga Azam untuk tidak membunuh ataupun menyakiti hewan apapun selama Alia hamil.
"Ya Allah... kok perasaan aku semakin nggak enak yah? tapi aku benar-benar nggak sengaja membunuh cicak itu" ucap Alia dalam hati sembari terus mengelus dadanya yang masih berdebar.
"Semoga saja tidak terjadi apa-apa, sehat-sehat ya nak di dalam perut Mama..." imbuh Alia sembari mengelus perutnya yang masih rata. Alia tidak berani menceritakan kejadian itu kepada siapapun, dan akhirnya dia pun memilih untuk melupakannya.
*****
Sejak hari itu Alia terus saja mengalami mual-mual dan juga muntah. Dia bahkan sama sekali tidak bisa makan apapun, minum air putih saja selalu keluar lagi. Kondisinya menjadi semakin parah ketika penyakit maag yang pernah di deritanya itu kambuh karena telat makan. Menurut bidan yang memeriksa Alia itu adalah hal wajar yang biasa terjadi pada ibu hamil di trimester pertama, apalagi itu adalah kehamilan pertama.
Kurang lebih sudah satu Minggu dia terbaring lemah di tempat tidurnya dan hampir tidak bisa bangun karena lemas, dia bahkan mengambil cuti tidak mengajar untuk waktu satu bulan kedepan.
Mendengar hal itu Azam merasa sangat khawatir dan ingin segera pulang untuk menemani istrinya, namun ia masih terikat dengan pekerjaan dan hanya bisa pulang minimal setelah satu bulan.
"Kamu tenang saja Mas, aku nggak papa kok" ujar Alia mencoba mengurangi kekhawatiran Azam.
"Kamu bilang begitu karena nggak ingin buat aku khawatir kan!" jawab Azam.
"Tapi aku beneran nggak papa, kamu fokus aja sama kerjaan kamu yah".
"Pokoknya begitu genap satu bulan aku akan minta izin untuk pulang!" ucap Azam dengan tegas.
Cukup lama Alia dan Azam menghabiskan waktu untuk mengobrol lewat telepon genggam, mereka selalu melakukan hal itu hampir setiap malam. Setelah selesai sholat Isya Azam selalu menelpon Alia untuk menanyakan kabar dan mengetahui keadaannya, meskipun Azam berada jauh dari Alia, namun hati dan pikirannya tetap selalu berada dekat dengan istrinya itu, dia juga bahkan bisa ikut merasakan sakit saat Alia sedang sakit.
Karena hari sudah semakin malam, Alia pun menutup telfonnya dan berpamitan untuk tidur kepada Azam, Azam pun tidak bisa lagi mencegah karena tidak ingin Alia merasa kurang istirahat, meskipun sebenarnya ia masih ingin mengobrol dan mendengarkan suara Alia hanya untuk sekedar melepas rasa rindunya.
*****
Keesokan harinya Alia mendengar ada pertunjukan kuda lumping di rumah tetangganya. Hari itu tidak seperti biasanya, Alia merasa sangat bersemangat dan badannya juga terlihat sehat.
Sejak pagi ia sudah membayangkan dan ingin sekali melihat pertunjukan kuda lumping itu, karena memang sudah cukup lama ia tidak melihatnya. Sejak kecil Alia memang suka sekali dengan pertunjukan kuda lumping, dulu sewaktu masih di MTs hampir setiap ada pertunjukan di desanya, ia selalu hadir untuk menonton.
Hari itu, acara pertunjukan di mulai sekitar jam 10 pagi, Alia pun sudah siap dan duduk di teras depan rumah tetangganya untuk menonton. Dia bahkan tidak rela untuk melewatkan satu babak saja.
Seperti biasa, di babak terakhir mereka selalu mengadakan babak janturan ( babak di mana para pemain membiarkan diri mereka di rasuki oleh indang peliharaan mereka).
Sesaji pun sudah tertata rapi di atas meja yang di sediakan sebagai makanan untuk para pemain yang melakukan jantur.
Alia sangat menikmati pertunjukan itu, dia bahkan tidak beranjak sedikitpun kecuali untuk melaksanakan sholat Dzuhur lalu kembali lagi. Babak terakhir berlangsung sekitar jam 3 sore, hampir semua pemain kuda lumping itu mengalami jantur/mendem. Satu persatu dari mereka mulai memakan sesaji yang sudah di siapkan, mulai dari kelapa muda, bambu muda, bunga mawar dan masih banyak lagi. Bahkan ada dari mereka yang memakan pecahan beling dengan lahapnya.
Saat sedang asyik melihat aksi itu, tiba-tiba saja pandangan mata Alia tertarik pada sesuatu yang membuatnya merasa sangat menginginkan hal itu.
Itu adalah kelopak bunga mawar merah yang sudah di siapkan sebagai makanan bagi para Indang yang merasuki pemiliknya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali Alia memakan kelopak bunga mawar merah itu, dan sekarang ia begitu sangat menginginkannya. Sebenarnya sejak dulu Alia memang suka memakan bunga mawar merah, namun itu terjadi bukan karena keinginan Alia sendiri, melainkan karena keinginan dari sosok perempuan yang sampai saat ini masih bersemayam di dalam rambut panjang milik Alia.
Dengan cepat Alia mengambil segenggam kelopak bunga mawar merah itu dan bergegas pergi menjauh dari area pertunjukan.
Alia pun segera melahap kelopak bunga mawar itu dan segera menghabiskannya.
Hatinya merasa begitu puas setelah menelan kelopak bunga itu. Dia pun segera pulang dan beristirahat.
Tak lama kemudian Bu Mia pulang dan menghampiri Alia.
"Alia... ini Mama belikan Soto kesukaan kamu, tadi kebetulan tukangnya jualan di dekat area pertunjukan" ucap Bu Mia.
"Wah makasih Mah, aku makan sekarang yah!" ucap Alia dan dengan cepat menuang sebungkus Soto itu ke dalam mangkuk.
Dengan cepat Alia menghabiskan semangkuk Soto itu, Bu Mia bahkan heran melihat Alia yang makan dengan lahap, padahal tadi pagi ia masih saja muntah-muntah saat baru minum seteguk air putih.
"Alhamdulillah... kenyang!" ucap Alia.
"Syukurlah... makanannya bisa masuk dan kamu nggak muntah" ujar Bu Mia.
"Iya Mah Alhamdulillah, mungkin karena kebetulan aku memang lagi ingin makan Soto kali yah" jawab Alia.
Bu Mia hanya tersenyum mendengar pernyataan Alia.
*****
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alia terbangun karena merasakan ketidaknyamanan pada perutnya. Ia merasakan sakit perut yang sangat luar biasa sakit, hampir sama sakitnya seperti saat ia akan mengalami datang bulan. Namun kali ini rasanya lebih sakit lagi.
"Ya Allah, kok perut aku sakit banget yah, kenapa?" ucap Alia pelan.
Alia pun mencoba untuk bangun dan berjalan menuju ke kamar mandi. Dia melihat ada bercak darah yang cukup banyak di celana dalamnya, mungkin itu penyebab dari rasa sakit yang ia rasakan.
"Kok berdarah si? apa aku haid? tapi aku kan..." Alia bergumam pelan, saat ia menyadari keadaan tubuhnya, ia pun langsung berteriak memanggil Mama nya.
"Ma... Mama..." Alia terus berteriak memanggil Bu Mia sampai akhirnya Bu Mia pun menghampirinya.
...*...
...*...
...*...
...Jangan lupa dukung author yah! like komen dan juga kasih vote di karya author ini....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Lii
gak ke guguran kan ???.. 🧐🤔
2020-12-28
3
Dewi safitri
indigo alia mungkin nurun ke anak nya kali🤔
2020-11-01
9