Pertempuran terakhir kakek

Hong Bai memperhatikan pertempuran itu dengan seksama. kakek terdesak hebat karena sijubah merah menyerang dengan jurus andalannya, tangan malaikat darah.

semua hantaman sijubah merah meski selalu di hindarkan oleh kakek, namun kakek selalu terhuyung huyung.

"hahahaha.….. kakek tua, kamu akan segera menemui Ong Bai".

"malaikat merah kita akan mati bersama, gumam kakek".

kakek langsung menggunakan jurus cermin cahaya. terlihat 4 buah cermin terbentuk mengelilingi malaikat merah. malaikat merah langsung terkejut.

"kakek siapakah sebenarnya dirimu dan apa hubunganmu dengan dewa cahaya dari langit selatan".

"hahahaha.... malaikat merah, akulah dewa cahaya".

" tidak mungkin kamu dewa cahaya. dia sudah meninggal 20 tahun karena racun guruku".

" gurumu sudah pikun, jadi tidak bisa membedakan orang sekarat dan orang mati".

kakek menjentikkan jarinya terlihat satu larik cahaya menyambar dengan kekuatan dahsyat . meskipun malaikat merah berusaha menghindar namun tetap saja pundak kirinya terserempet cahaya tersebut. akibatnya dia terlempar kebelakang dan memhantam Diding es dengan keras. dia muntah darah dan dengan susah paya ia pun terbangun. karena marah di pun melontarkan pukulan andalannya. terlihat cahaya merah darah Dengan kekuatan tenaga dalam penuh meluncur kearah kakek. kakek tersenyum kepada sijubah merah.

melihat senyuman ini sijubah merah menjadi curiga. ia merasa kakek merencanakan sesuatu. tapi karena kakek tetap tidak membuat gerakan apa apa sijubah merah tetap melanjutkan pukulannya. sinar merah itu menghantam telak dada kakek tapi kakek tidak bergeming malah cahaya merah itu membalik dengan cepat dan kekuatannya malah berlipat-lipat menghantam kembali pemiliknya.

jubah merah terlempar seperti layangan putus menghantam dinding es dengan keras dan meregang nyawa. dengan tertatih tatih, kakek menghampirinya.

"mengapa?" gumam sijubah merah.

"seharusnya setelah mengetahui identitas ku kamu harus waspada, aku memang dianggap sudah mati tetapi sesungguhnya dewa cahaya Masi hidup, racun gurumu hanya membuat aku kehilangan sebagian tenaga dalam aku"

sijubah merah mendelik tapi Masi tersenyum dan berkata dengan terbata bata,

" kita akan mati bersama".

"mati bersama adalah rencana aku dari awal. tapi aku mati dengan tenang karena aku bisa memenuhi janjiku pada on Bai dan Mei Lin. kata kakek sambil tersenyum".

akhirnya sijubah merah menghembuskan napas terakhirnya. kakek pun langsung jatuh tersungkur.

Hong Bai langsung berlari kearah kakek dan berusaha membangunkan kakek. namun kakek menolak sehingga Hong Bai hanya meletakan kepala kakek diatas pangkuannya.

Hong Bai menangis melihat kondisi kakeknya.

"jangan menangis cucuku. waktu ku sudah tiba. jadi dengarkanlah pesan kakek.

kamu adalah satu satunya pewaris bejana langit. namun struktur elemen mu unik sehingga aku pun tidak berhasil menemukan jalan keluar terbaik untukmu. namun aku sudah menuliskan semua hal yang harus kamu ketahui dalam kamarku. baca dan pelajari dengan seksama cucuku".

" Kakek jangan tinggalkan aku. siapa yang akan menemani aku disini*. kata Hong Bai sambil terisak Isak.

"cucuku hidupku akan berahir. kamu harus ikhlas kehilangan aku. jalani lah hidupmu dengan mandiri dan janganlah bergantung pada orang lain. janganlah mudah percaya dengan apa yang kamu lihat tapi selidiki lah dengan seksama agar kamu dapat membuat keputusan dengan tepat. berlatihlah dengan giat, setelah kekuatanmu cukup maka selidiki lah tempat ini dengan baik karena aku yakin tempat ini punya rahasia. setelah kamu menemukan rahasia tempat ini pelajarilah dan jangan pernah keluar dari tempat ini sebelum kamu yakin bahwa kamu kuat.

setelah aku mati letakanlah jenasa aku dalam ruang es bersama dengan jenasa malaikat merah". kakekpun menghembuskan napas terakhirnya. Hong Bai menangis dengan kerasnya dan tak lama kemudian di pingsan.