Aku Benci Padamu!

...14 November...

Kamar mandi itu menjadi saksi, betapa hancur dan sakitnya hati Agnes pagi itu.

Hanya terdengar isak tangis yang diiringi oleh aliran air yang mengalir membasahi tubuhnya. Ia terus menggosok leher, wajah, dan juga dadanya.

Agnes bahkan merasa jijik pada dirinya sendiri. Ia merasa dirinya tidak istimewa lagi, tidak berharga lagi, dan tidak ada hal yang bisa lagi ia banggakan pada dirinya.

Agnes benar-benar sudah seperti orang yang hilang dari jasadnya. Ia tidak perduli lagi, dengan rasa sakit yang ia rasakan pada tubuhnya. Karena terlalu keras menggosok pada beberapa titik tertentu itu.

Agnes menumpahkan semua kesedihannya di dalam kamar mandi. Di saat itu, bayangan sang Ibu pun ikut muncul di dalam pikirannya. Agnes tidak bisa membayangkan, akan seperti apa, hancur hati Ibunya, apabila mengetahui dirinya seperti ini.

Dan di satu sisi, Agnes merasa beruntung, karena ia tidak akan pernah melihat wajah kecewa itu, karena sang Ibu sudah lama pergi meninggalkan dirinya. Meninggal begitu banyak kenangan pahit untuk dia dan juga sang Ayah. Sampai membuat ia harus kehilangan sang Ayah dan harus dibesarkan oleh Paman dan Bibinya.

Agnes menyeret kakinya menjauhi shower, ia meraih sebuah handuk, memililit tubuhnya dengan handuk itu. Ditatapnya pantulan wajahnya di sebuah cermin yang ada di dalam kamar mandi. Air mata kembali mengalir membasahi pipinya. Matanya sudah tidak berbentuk lagi, bahkan sudah sangat bengkak, karena terlalu lama menangisi nasibnya.

Agnes menyentuh sebuah tanda merah yang ada di lehernya. Tangannya bergeser menyentuh tanda yang lainnya, dengan air mata yang masih mengalir begitu saja.

"Nathan... Aku benci padamu...." teriak Agnes. Agnes mematung cukup lama di depan cermin itu. Sampai ia merasa sedikit tenang dan juga lelah, barulah ia berjalan keluar dari kamar mandi dan membaringkan dirinya di atas kasur berukuran sedang.

Suasana yang sunyi itu seketika berubah, saat sebuah benda pipih yang berada di dekat Agnes terus berdering dan berdering. Entah, sudah berapa kali benda itu berdering. Namun, Agnes tak kunjung menyentuh atau melirik ke arahnya.

Karena lelah, Agnes pun tertidur dengan tubuh yang ditutupi selimut dan juga handuk yang masih melilit di tubuhnya.

* * *

Sementara itu, seorang gadis terus memperhatikan motor-motor yang masuk dan terparkir di parkiran kampus. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang. Namun, orang yang ia tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya, atau mengangkat telepon dari gadis itu.

Pretty berlari menghampiri Davin, yang baru saja memarkirkan motornya. Tapi bukan Davina yang ia tunggu!

"Ada apa, Pretty? Kenapa wajahmu terlihat sekesal itu?" tanya Davin. Gadis itu merangkul Pretty, mengajak Pretty menjauh dari parkiran kampus.

"Aku kesal sama Agnes!" jawab Pretty sambil memutar bola matanya.

"Kenapa? Apakah Agnes membuat kesalahan padamu?"

"Aku sudah menunggunya sejak tadi, bahkan hampir lumutan karena berdiri menunggunya di parkiran!" Pretty mendengkus kesal.

"Coba telepon dulu, mungkin dia masih di rumah atau bagaimana." Davin melepas rangkulannya.

"Sudah, aku sudah menghubunginya. Tapi dia tidak menjawab ataupun membalas semua pesan yang kukirim padanya." Pretty kesal sendiri.

"Ya sudah, kita tunggu saja. Dia pasti akan datang nanti," ucap Davina tersenyum.

"Hmmm, semoga dia masuk."

Davin dan Pretty pun melangkahkan kaki mereka menuju kelas. Dan memutuskan untuk menunggu Agnes di sana.

* * *

Siang harinya.

Agnes terbangun karena perutnya yang terus berbunyi, ia memegang perutnya, lalu bangun dan mengambil pakaian ganti di lemari.

Usai memakai semua pakaiannya, ia berjalan mendekati kulkas, mencari makanan apa yang bisa ia makan untuk mengisi perut yang kelaparan.

"Setidaknya, aku masih bisa bertahan dengan semua makanan ini. Aku masih bisa bertahan sampai beberapa hari ke depan," gumam Agnes. Agnes mengambil beberapa lembar roti tawar, lalu mengoleskan selai coklat di atasnya.

Wanita itu kembali ke dalam kamar, saat ia sudah merasa cukup dengan isi perutnya. Agnes meraih Hp-nya, ia termenung, saat melihat begitu banyak panggilan tidak terjawab dari Davina, Pretty dan juga Marshall.

Bahkan, ketiga orang itu juga mengirim pesan padanya, dan menanyakan bagaimana keadaannya dan di mana dirinya sekarang?

Agnes meletakkan benda pipih itu di atas kasur, lalu membaringkan dirinya di sana.

"Aku baik-baik saja, kalian jangan khawatir padaku. Percayalah padaku." Begitulah pesan yang Agnes kirim untuk Davina dan juga dengan Pretty.

Sementara untuk Marshall, Agnes tidak merespons apapun. Ia memilih untuk menyembunyikan semua ini dari Marshall, dan juga dari Bibi dan Pamannya.

Ia tidak ingin menambah beban pikiran semua orang. Cukup, hanya dia yang merasakan kesedihan ini, jangan sampai Bibi dan Pamannya tau!

* * *

Siang itu, Nathan keluar dari kamarnya, ia berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.

"Bagaimana? Sudah lebih baik sekarang?" tanya Keisha pada Nathan yang sudah duduk di hadapannya.

"Lumayan, Ma." Nathan menatap kursi kosong di samping Mamanya.

"Papa mana, Ma?" lanjut Nathan bertanya.

"Ada urusan di rumah Paman Aldy. Nanti sore pulang," jawab Keisha. Keisha menyendokkan nasi dan juga lauk untuk Nathan.

"Terimakasih, Ma."

Nathan tersenyum sakit, ia semakin merasa bersalah pada Agnes sekarang. Nathan berpikir, Mama Agnes pasti akan kecewa atas apa yang sudah terjadi pada anak gadisnya itu. Sebagaimana, Mamanya yang sering kecewa ketika dirinya membuat kesalahan.

"Nathan?"

Nathan mengangkat kepalanya, menatap Keisha yang juga menatap ke arahnya.

"Apa kau punya masalah, Nak?" tanya Keisha. Nathan menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Ayo makan, Ma."

Keisha pun tersenyum lalu memulai makan siangnya bersama Nathan. Keduanya makan dengan hening, tanpa ada yang berbicara atau hanya mengangkat kepala.

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Kasian Agnes

2022-11-13

0

keysha Azzahra

keysha Azzahra

agnes n nathan cuma korban,,yg skah tmen s marshal tuh

2021-04-28

1

Risa Naulita

Risa Naulita

salah sasaran...

2021-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Jebakan (Salah Target)
2 Di Mana Agnes?
3 Aku Benci Padamu!
4 Usaha dan Perubahan
5 Pengakuan - I
6 Agnes Michelle
7 Hampir Bertemu!
8 Keguguran?
9 Pelukan Hangat Seorang Sahabat
10 Penjelasan - I
11 Penjelasan - II (Tidak Tuntas)
12 Hidup Baru - Agnes Michelle ~ I
13 Hidup Baru - Jonathan Putra Candra
14 Hidup Baru - Agnes Michelle ~ II
15 - Momen 4 Januari -
16 Antara Cinta Dan Benci - 1
17 Antara Cinta Dan Benci - 2
18 Antara Cinta Dan Benci - 3
19 Antara Cinta Dan Benci - 4
20 Antara Cinta Dan Benci - 5
21 Antara Cinta Dan Benci - 6
22 Antara Cinta Dan Benci - 7
23 Antara Cinta Dan Benci - 8
24 Antara Cinta Dan Benci - 9
25 Antara Cinta Dan Benci - 10
26 Antara Benci Dan Cinta - 11
27 Antara Cinta Dan Benci - 12
28 Antara Cinta Dan Benci - 13
29 Antara Cinta dan Benci - 14
30 Antara Cinta Dan Benci - 15
31 Antara Cinta Dan Benci - 16
32 Antara Cinta Dan Benci - 17
33 Antara Cinta Dan Benci - 18
34 Antara Cinta Dan Benci - 19
35 Antara Cinta Dan Benci - 20
36 Antara Cinta Dan Benci - 21
37 Antara Cinta Dan Benci - 22
38 Antara Cinta Dan Benci - 23
39 Antara Cinta Dan Benci - 24
40 Antara Cinta Dan Benci - 25
41 Antara Cinta Dan Benci - 26
42 Antara Cinta Dan Benci - 27
43 Antara Cinta Dan Benci - 28
44 Antara Cinta Dan Benci - 29
45 Antara Cinta Dan Benci - 30
46 Nathan & Agnes -- Do'a dan Usaha
47 Nathan & Agnes -- Do'a Dari Mereka.
48 Nathan & Agnes -- "Pelakor Yang Berwibawa."
49 Nathan & Agnes -- Bersama Dalam Suka Dan Duka
50 Nathan & Agnes -- Kebahagiaan Yang Tiada Duanya
51 Nathan & Agnes -- Kebahagian Untuk Semua Orang
52 Nathan & Agnes -- Ngidam Rujak
53 Nathan & Agnes -- Bermain Dengannya
54 Nathan & Agnes -- Senyuman Bahagia Untuk Semua
55 Nathan Dan Agnes -- Amelia Zivan Candra (End)
56 Terimakasih
57 Info Novel Baru
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Jebakan (Salah Target)
2
Di Mana Agnes?
3
Aku Benci Padamu!
4
Usaha dan Perubahan
5
Pengakuan - I
6
Agnes Michelle
7
Hampir Bertemu!
8
Keguguran?
9
Pelukan Hangat Seorang Sahabat
10
Penjelasan - I
11
Penjelasan - II (Tidak Tuntas)
12
Hidup Baru - Agnes Michelle ~ I
13
Hidup Baru - Jonathan Putra Candra
14
Hidup Baru - Agnes Michelle ~ II
15
- Momen 4 Januari -
16
Antara Cinta Dan Benci - 1
17
Antara Cinta Dan Benci - 2
18
Antara Cinta Dan Benci - 3
19
Antara Cinta Dan Benci - 4
20
Antara Cinta Dan Benci - 5
21
Antara Cinta Dan Benci - 6
22
Antara Cinta Dan Benci - 7
23
Antara Cinta Dan Benci - 8
24
Antara Cinta Dan Benci - 9
25
Antara Cinta Dan Benci - 10
26
Antara Benci Dan Cinta - 11
27
Antara Cinta Dan Benci - 12
28
Antara Cinta Dan Benci - 13
29
Antara Cinta dan Benci - 14
30
Antara Cinta Dan Benci - 15
31
Antara Cinta Dan Benci - 16
32
Antara Cinta Dan Benci - 17
33
Antara Cinta Dan Benci - 18
34
Antara Cinta Dan Benci - 19
35
Antara Cinta Dan Benci - 20
36
Antara Cinta Dan Benci - 21
37
Antara Cinta Dan Benci - 22
38
Antara Cinta Dan Benci - 23
39
Antara Cinta Dan Benci - 24
40
Antara Cinta Dan Benci - 25
41
Antara Cinta Dan Benci - 26
42
Antara Cinta Dan Benci - 27
43
Antara Cinta Dan Benci - 28
44
Antara Cinta Dan Benci - 29
45
Antara Cinta Dan Benci - 30
46
Nathan & Agnes -- Do'a dan Usaha
47
Nathan & Agnes -- Do'a Dari Mereka.
48
Nathan & Agnes -- "Pelakor Yang Berwibawa."
49
Nathan & Agnes -- Bersama Dalam Suka Dan Duka
50
Nathan & Agnes -- Kebahagiaan Yang Tiada Duanya
51
Nathan & Agnes -- Kebahagian Untuk Semua Orang
52
Nathan & Agnes -- Ngidam Rujak
53
Nathan & Agnes -- Bermain Dengannya
54
Nathan & Agnes -- Senyuman Bahagia Untuk Semua
55
Nathan Dan Agnes -- Amelia Zivan Candra (End)
56
Terimakasih
57
Info Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!