BAB 15

Di sepanjang perjalanan pulang, di dalam mobil, Rindu terus saja menangis. Air mata tak berhenti mengalir dari kedua netranya. Ingatannya melayang kembali ke kejadian barusan di rumah mertuanya. Dia tak habis pikir, sampai hati ibu mertuanya mempermalukan dirinya di depan Reno dan anaknya. Bukan inginnya kalau dia ternoda sebelum waktunya. Dan bukan inginnya juga, kalau Reno bersedia bertanggung jawab atas apa yang tidak di lakukannya. Tak sekalipun dia meminta Reno untuk menikahinya. Untuk perkataan ibu mertuanya tentang pengeretan, tak pernah Rindu meminta apa-apa pada suaminya. Jangankan untuk keperluan pribadinya, seperti tas bermerek atau perhiasan yang mahal, untuk belanja kebutuhan sehari-hari pun, Rindu selalu sungkan untuk memintanya. Rindu rela menahan laparnya, kalau Reno lupa memberikannya uang. Ya, segala pengeluaran keuangan, Rindu serahkan pada Reno. Walau pun sudah berkali-kali Reno tegaskan, bahwa uangnya, uang Rindu juga, tapi Rindu selalu tak mau untuk mengelola keuangan suaminya. Baginya, Reno sudah menikahinya dan menganggap Anggun sebagai anaknya juga, sudah lebih dari cukup. Jadi omong kosong, kalau ibunya Reno, menganggap dia sebagai wanita pengeretan.

Hal itu membuat tangis Rindu semakin menyayat hati siapa pun yang mendengarnya. Rindu menangis pilu meratapi nasibnya. Sampai Anggun yang duduk di pangkuannya sedikit bingung melihat mamanya menangis tidak berhenti.

Reno memberhentikan mobilnya, untuk menenangkan istrinya. Dia menggenggam tangan Rindu. Berusaha mengalirkan perasaan kasih sayangnya dan aura positifnya. Akan tetapi yang di tenangkannya tetap saja terisak-isak.

“Sayang, dengarkan perkataan mas, jangan semakin terlarut dalam kesedihanmu. Mas ngerti, kamu sakit hati dengan perkataan ibu Mas. Jangankan kamu, mas juga sebagai suamimu merasa terluka dan tidak terima kamu di cap jelek oleh orang lain. Sekali pun itu ibu kandung mas sendiri. Tapi, semakin kamu sedih, semakin orang lain merasa menang, telah menjatuhkanmu. Mas selalu di sampingmu sayang, apa pun yang terjadi. Mas selalu menjadi tamengmu, di saat orang lain menghinamu. Mas selalu menyayangimu dan Anggun.” Ucap Reno, sembari memeluk dan menciumi Rindu.

“Mas, terima kasih sudah selalu membelaku. Tapi untuk sekarang, aku beri pilihan untuk mas, mending mas ceraikan saja aku mas, aku sudah tak tahan menjadi hinaan ibumu terus Mas! Aku gak mau, gara-gara aku, hubungan mas dengan ibu mas menjadi renggang. Biarkan aku yang mengalah Mas. Demi kebahagiaan mas dan keluargamu. Mas sudah cukup berkorban untukku. Biarlah untuk saat ini aku yang berkorban mas.” Rindu tersedu-sedu mengutarakan isi hatinya. Walau pun sangat berat bagi Rindu, berpisah dengan orang yang sangat di cintainya itu. Tapi apa pun Rindu pasrah dengan keputusan Reno. Dia tak ingin menjadi duri dalam daging di tengah hubungan antara ibu dan anak itu.

“Apa sih yang kamu omongkan Rin? Sampai kapan pun mas gak akan menceraikanmu. Itu bukan suatu jalan keluar, dengan kita berpisah, tak akan menjadi jaminan hubunganku dengan ibuku akan membaik. Bisa saja sekarang mas menceraikanmu. Tapi kamu tega gak, melihat mas merana sepanjang hidup mas? Janganlah kamu menyiksa mas seperti ini Rin. Mas sangat mencintaimu. Hu hu hu ... “ Reno menangis.

“Mas yakin, ibu mas hanya cemburu mas terlalu memperhatikanmu dan selalu takut kehilanganmu. Nanti suatu saat pasti ibu sadar telah melakukan kesalahan. Dan sadar kalau telah berbuat dzolim pada anak dan menantunya. Kita doakan saja ya, semoga suatu saat ibu akan menerima kamu sebagai menantunya.” Kata Reno lagi.

“Ya sudah mas, kita doakan saja semoga ibu mau menerimaku seutuhnya. Mari kita lanjutkan lagi perjalanannya,” ajak Rindu. Emosi nya sudah mulai reda. Mendengar suaminya masih membelanya.

Mobil pun berjalan kembali. Tak ada percakapan apa-apa lagi. Semua terlarut dalam pikiran masing-masing. Rindu hanya melihat ke depannya, dan Reno pun fokus menyetir. Hening meliputi mereka. Sebenarnya keadaan ini sangat menyiksa mereka berdua. Tapi semuanya bungkam tak ada yang berani memulai obrolan. Pun Anggun, seakan mengerti akan kegundahan orang tuanya. Dia tak sekali pun merengek atau meminta sesuatu pada mama atau papanya.

Waktu terasa berjalan lambat. Tanpa celotehan mereka. Perjalanan seperti terhambat.

Mereka sampai ke rumahnya. Reno menurunkan semua barang bawaannya, dan Rindu langsung menuju kamarnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia langsung merebahkan badannya di kasur yang empuk. Anggun sudah tidur. Rindu merasakan badannya letih, tapi untuk memejamkan matanya, susah sekali. Dia hanya memandang ke arah langit-langit kamarnya. Tak terasa air matanya jatuh kembali.

‘Umi, Abi, tolonglah anakmu ini. Kenapa ya, dunia seperti kejam padaku? Tak di biarkannya kebahagiaan menghampiriku. Apakah aku terlalu kotor Umi, sampai ibu Lastri pun menolakku? Apakah aku sangat menjijikkan, sehingga Abi dan Umi meninggalkanku? Aku tak punya siapa-siapa di dunia ini Ya Allah. Orang-orang yang dulu menyayangiku, satu per satu meninggalkanku. Pada siapa lagi aku mengadu ya Tuhan? Tak ada lagi tempat ku bersandar. Sekarang satu-satunya orang yang menyayangiku adalah suamiku sendiri. Tapi ujian telah datang lagi padaku. Aku tak mau menjadi durhaka, karena aku tahu, suamiku masih menjadi hak ibunya. Aku tak mau menjadi jurang pemisah antara Ibu Lastri dan mas Reno ya Allah. Tapi di sisi lain, aku gak rela kalau harus kehilangan suamiku.

Ya Allah, berikan lah kemudahan hamba-Mu ini menerima ujian-Mu. Lembutkanlah hati ibu mertuaku ya Allah. Sesungguhnya Engkau Maha pembolak balik hati manusia. Aku pasrahkan semuanya kembali lagi pada-Mu ya Allah.’ Doa Rindu dalam hati. Di sini, dia sudah mendapatkan ketenangan hatinya lagi. Dia hanya bisa bercerita dan berkeluh kesah hanya pada Tuhannya. Tak berani dia bercerita pada orang lain, semua kecacatan rumah tangganya. Biarlah, orang lain menganggap rumah tangganya baik-baik saja.

Mungkin karena kecapaian atau mungkin karena hatinya sudah tenang kembali. Akhirnya dia tertidur di samping anak semata wayangnya. Ketika Reno memasuki kamar, di lihatnya Rindu sudah terlelap. Dia tak berani membangunkan tidur Rindu. Mungkin Rindu butuh ruang pribadi untuk sekarang. Dia mengerti saat ini, beban berat tengah menggelayuti istrinya. Reno berjanji, tak akan meninggalkan Rindu selamanya, kecuali maut yang memisahkan.

Akhirnya dia keluar kamar, untuk menyegarkan kembali pikirannya yang stress dan untuk menghilangkan kesuntukkannya. Tak habis pikir, ibu kandungnya mampu menyakiti hati istrinya yang selama ini dia jaga seperti menjaga kuning telur, agar tidak pecah berantakan. Reno membuat teh hangat tambah gula untuk menemani kesepian jiwanya.

‘Aku memang tahu, kalau ibuku sampai saat ini masih mempunyai hak atas diriku. Tapi apakah benar cara dia ingin mendapatkan haknya, dengan cara merebut kebahagiaan anaknya? Apakah hal ini di perbolehkan dalam ajaran agama? Ah ... ibu sudah sangat jauh tersesat dari tiang agamanya. Bukannya aku tak mau membahagiakan ibuku, tapi dengan cara mengorbankan perasaan aku dan Rindu? Ya Tuhan ... aku tak mengerti dengan jalan pikiran ibuku.’ Reno merenungi sendiri perasaannya.

Duduk terdiam dalam kesendiriannya. Dia berpikir, akan seperti apa apabila dia meluluskan permintaan ibunya untuk berpisah dari Rindu? Bisakah ibunya menjamin kebahagiaan anak lelakinya? Atau dia hanya berusaha memporak porandakan benteng pertahanan rumah tangga anaknya?

Seperti tak mendapat jawaban atas semua pertanyaannya, Reno merasa kelelahan. Dan tanpa dia sadari, dia tertidur di sofa ruang tamunya.

jangan lupa untuk selalu dukung ceritaku dengan cara vote, like koment dan share sebanyak-banyaknya ya. Karena dukungan kalian sangat berharga buatku.

Happy reading good people..

Terpopuler

Comments

Khaliqa Iyar

Khaliqa Iyar

lagi dan lagi.. rumah tangga rindy dan reno di guncang prahara. akankah semuanya berakhir happy ending? ikuti terus lanjutan ceritanya yaa

2020-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!